Anda di halaman 1dari 6

Tugas Hukum Pajak

Efektifitas Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Nama : I Nyoman Satria Wibawa


NIM : 1416051172
Kelas :C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
1.1 Latar Belakang

Masalah kepatuhan pajak merupakan masalah penting diseluruh dunia baik


bagi negara maju maupun di negara berkembang. Kepatuhan pajak (tax
compliance) adalah melaporkan penghasilan sesuai dengan peraturan pajak,
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan tepat waktu dan membayar
pajaknya dengan tepat waktu. Saat ini sistem pemungutan pajak yang berlaku di
Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan menggunakan
Self Assessment System dimana pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan oleh
wajib pajak sendiri, dimana kondisi tersebut menuntun peran aktif dan kepatuhan
wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Peran serta
masyarakat wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan
ketentuan perpajakan sangat diharapkan, sehingga kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak merupakan strategi dalam peningkatan penerimaan pajak. Untuk
mengukur perilaku wajib pajak, yaitu seberapa besar tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) secara benar dan tepat semakin tinggi pula tingkat
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajibannya.
Menurut Chaizi Nasuha dalam, kepatuhan wajib pajak merupakan kewajiban
dalam mendaftarkan diri, menyetorkan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran
pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Kepatuhan berarti
patuh pada aturan. Kepatuhan perpajakan merupakan tindakan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia dalam membayar pajak
dan melaporkan surat pemberitahuan pajak (SPT) masih tergolong rendah belum
sesuai dengan yang ditargetkan, serta masih banyak wajib pajak yang telah
menyetorkan pajak terutangnya namun tidak tepat pada waktunya. Sanksi
perpajakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila
diberikan sanksi yang tegas. Dari latar belakang ini maka saya ingin mengulas
tentang Efektifitas Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak dalam


memenuhi kewajibannya?

2.1 Pembahasan

Bila setiap wajib pajak sadar akan kewajibannya untuk membayar pajak,
tentunya penerimaan negara atas pajak akan terus meningkat, bukan berkurang,
sebab jumlah wajib pajak potensial cenderung semakin bertambah setiap tahun.
Wajib pajak dimana dalam Undang-Undang yang baru wajib pajak tidak dianggap
sebagai objek, tetapi merupakan subjek yang harus dibina dan diarahkan agar mau
dan sadar memenuhi kewajiban kenegaraan.1 Kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan perpajakan, pelayan fiskus yang berkualitas, dan
persepsi wajib pajak atas efektivitas sistem perpajakan. Sebagian wajib pajak
tidak mengerti tentang peraturan perpajakan yang ada. Masih ada wajib pajak
yang menunggu ditagih baru membayar pajak, seperti peraturan pajak pada
periode lama. Hal ini dapat menurunkan jumlah penerimaan pajak negara. Sejak
terbitnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983, yang kemudian diubah dengan
UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP) dikenal istilah Self Assessment System yang memberikan kepercayaan
kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak
terutangnya. Dengan dianutnya sistem Self Assessment System, maka selain
bergantung pada kesadaran dan kejujuran wajib pajak, pengetahuan teknis
perpajakan yang memadai juga memegang peran penting, agar wajib pajak dapat
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Karena melalui
sistem ini, setiap wajib pajak di wajibkan mengisi sendiri dan menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan benar, lengkap, dan jelas.
Menjelaskan bahwa penilaian efektifitas pemungutan pajak menyangkut semua
tahap administrasi, mulai dari menentukan wajib pajak, menetapkan nilai kena
pajak, memungut pajak, menegakkan sistem dan pembukuan. Efektifitas
1
H. Bohari, Pengantar Hukum Pajak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2012 hlm 8
pemungutan pajak juga bergantung pada kemampuan organisasi pengelola pajak
dalam hal ini pemerintah daerah dalam administrasi pajak dan pelayanan kepada
wajib pajak.

Sanksi perpajakan merupakan sanksi yang digunakan untuk memaksakan


wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya dan merupakan jaminan bahwa
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi.2 Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan
alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu Sanksi


Administrasi dan Sanksi Pidana. Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma
perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam
dengan sanksi pidana saja, dan ada pula yang diancam dengan sanksi administrasi
dan sanksi pidana.

1. Sanksi administrasi

Merupakan pembayaran kerugian kepada Negara, khususnya yang berupa


bunga dan kenaikan. Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3
macam sanksi administrasi, yaitu berupa denda, bunga, dan kenaikan.

2. Sanksi pidana

Merupakan siksaan atau penderitaan. Yang digunakan sebagai alat terakhir


atau banteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.
Menurut ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi pidana,
yaitu: denda pidana, kurungan, dan penjara.

a. Denda Pidana

Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya diancam


dikenakan kepada Wajib Pajak yang melanggar ketentuan peraturan perpajakan
sanksi berupa denda pidana selain dikenakan kepada Wajib Pajak ada juga yang

2
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta,2011,hlm 59
diancam kepada pejabat pajak atau kepada pihak ketiga yang melanggar norma. 3
Denda pidana dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun
bersifat kejahatan.

b. Pidana kurungan

Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat


pelanggaran. Dapat ditujukan kepada Wajib Pajak, dan pihak ketiga. Karena
pidana kurungan diancamkan kepada si pelanggar norma itu ketentuannya sama
dengan yang diancamkan dengan denda pidana, maka masalahnya hanya
ketentuan mengenai denda pidana sekian itu diganti dengan pidana kurungan
selama-lamanya mungkin.

c. Pidana penjara

Pidana penjara seperti halnya pidana kurungan, merupakan hukuman


perampasan kemerdekaan. Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan.
Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada pihak ketiga, adanya
kepada pejabat dan kepada Wajib Pajak.

3.1 Kesimpulan

Bahwa sanksi perpajakan belum efektif untuk membuat wajib pajak


membayar kewajibannya, mengingat dari penerimaan pajak pada tahun 2015 ini

3
Ibid. hlm 60
belum mencapai target sepenuhnya dan dari penerapan sanksi tersebut belum
dapat membangun kesadaran wajib pajak sepenuhnya. Selain itu banyaknya juga
faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak, meliputi faktor internal
ataupun faktor eksternal yang ada.

3.2 Saran

Kantor Pelayanan Pajak diharapkan dapat melaksanakan


penegakan sanksi pajak sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku
agar wajib pajak patuh dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.
Selain itu hendaknya dilakukan upaya-upaya untuk dapat
meningkatkan kesadaran wajib pajak, wajib pajak yang sadar akan
fungsi pajak akan memiliki kepatuhan dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.

Daftar Pustaka

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta,2011

H. Bohari, Pengantar Hukum Pajak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2012

Anda mungkin juga menyukai