Anis Karomah Fkik
Anis Karomah Fkik
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh
Anis Karomah
NIM: 109101000078
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Lebih pada Anak Pra
Sekolah di TK Salman ITB Ciputat Tahun 2013
xviii + (77) halaman, (17) tabel, (2) bagan, (2) gambar, (4) lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang. Status gizi lebih menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum
pada anak. Karakteristik anak, orang tua dan lingkungan mempunyai andil yang
cukup besar pada kejadian gizi lebih anak pra sekolah. Ditemukan 21,4% anak pra
sekolah di TK Salman ITB yang mengalami gizi lebih. Jumlah ini melebihi batasan
minimal masalah kesehatan masyarakat tentang gizi lebih yaitu 15%.
Hasil. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa anak pra sekolah yang
mengalami gizi lebih di TK Salman sebesar 16,1%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya 1 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi
lebih yaitu variabel persen asupan lemak. Sedangkan variabel lain seperti jenis
kelamin, lama menonton televisi, status gizi lebih orang tua, dan riwayat penyakit
jantung orang tua tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi lebih
anak pra sekolah.
Saran. TK Salman ITB Ciputat perlu mengadakan permainan, cerita, maupun cara
edukatif lainnya yang berhubungan dengan pola makan yang baik agar secara tidak
langsung anak-anak mengenal dan mulai terbiasa dengan pola makan yang baik
terutama sayur dan buah guna membantu metabolisme lemak dan energi dalam tubuh
ii
mengingat konsumsi anak di TK Salman adalah tinggi lemak, tinggi energi dan
rendah serat. Hendaknya sekolah memberikan program olahraga bagi siswanya secara
rutin satu minggu sekali minimal 30 menit agar energi dalam tubuh dapat digunakan
dan tidak tersimpan sebagai lemak. Perlu juga mengadakan kerjasama dengan instansi
kesehatan misalnya Puskesmas untuk membantu mengecek status gizi anak dan
melakukan usaha preventif dan promotif tentang pentingnya menerapkan pola makan
yang baik khususnya edukasi mengenai perlunya asupan sayur buah dan sayur di
setiap harinya.
Kata Kunci : pra sekolah, status gizi lebih, persen asupan lemak.
iii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH
CONCENTRATION HEALTH PUBLIC NUTRITION
The Factors in which Related with Overweight Status of Pre School Children at
TK Salman ITB Ciputat in 2013.
ABSTRAK
Methode. This research is quantitative research methode using cross sectional study
design. In collecting data used interview methode by questioner and measuring
directly toward respondence and mother's respondence. The study population was all
students besides play group at TK Salman ITB Ciputat in school year 2013/2014.
Sample of this research is 56 respondence. data analysis is using univariat and
bivariat analysis.
Result. Based on the result, known that pre school children who gets the overweight
at TK Salman amount 16,1 %. the result shown that only 1 variable which has related
significant with the overweight status , it is variable percent fat intake. Where as the
other variable such sex, spent time to watching tv, the better parental nutritional
status, and parental history of heart disease do not have significant relation with
overweight status of pre school children.
Suggestion. TK Salman ITB Ciputat needs hold game playing, telling story, or the
another education way in which related with good consumption so that inditectly
children know and getting usual with good consumption especially vegetables and
fruits to help fat metabolism and energy in the body remembering consumption of
children at TK salman are high fat, high energy and low fiber. The schools should
iv
provide sports programs for their students on a regular basis once a week for at least
30 minutes so that the energy in the body can be used and it is not stored as fat. The
schools also need hold cooperation with health instance such community health
center to help in checking nutritional status of children and doing preventing and
promoting about the importance of applying good consumption especially education
in demanding of vegetables and fruits everyday.
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Anis Karomah
TTL :Magelang, 10 Oktober 1990
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat :Pluberan, Sucen , Salam, Magelang, 56484
Agama :Islam
Kebangsaan :Indonesia
Telp/Hp :085780845059
Email : dxaniez.maniez@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1997-2003 : Sekolah Dasar (SD) Salam
2003-2006 : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yajri Payaman Magelang
2006-2009 : Madrasah Aliyah (MA) Yajri Payaman Magelang
2003-2009 : Pondok pesantren Sirojul Mukhlasin II Payaman
2009-sekarang : Mahasiswi Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta
RIWAYAT ORGANISASI
2007-2009 : Koordinator bag kemahasiswaan Badan Eksekutif Siswa dan
Santri (BESS) MA Yajri Payaman Magelang
2009- 2010 : Anggota Muda Pecinta Alam ARKADIA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,
2010-2011 : Staff Kesenian dan Olahraga Pergerakan Mahasiswa Indonesia
(PMII),
2011-sekarang: Staff Kesenian dan Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah, Solois Paduan Suara LAMYUZARD, dan aktif
dalam kegiatan marawis KESMAS.
viii
KATA PENGANTAR
Rahmat dan Kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah atas baginda Nabi
Muhammad SAW berkat kasih sayangnya, membawa kita dari jaman kegelapan dan
kebodohan menuju jaman yang terang benderang dan kaya akan ilmu pengetahuan.
Lebih pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Ciputat Tahun 2013 telah diuji
pada tanggal 12 November 2013 ini merupakan tugas akhir untuk mendapatkan gelar
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
bantuan, dukungan, motivasi dan inspirasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
dan dukungan penuh baik secara moril maupun materil serta doa yang
Love U so much.
ix
3. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
5. Bapak Drs. M. Farid Hamzeins, Msi dan bapak dr Yuli Prapanca Satar,
masukan dan inspirasi serta terimakasih atas ilmu yang telah diberikan.
6. Ibu Narila Mutia Nasir Ph.D, ibu Yuli Amran, MKM, dan ibu dr
10. Seluruh orang tua dan siswa TK Salman ITB Ciputat yang telah
11. Ka Nia Pratiwi 2007, ka Ami 2007 dan ka Septi, terimakasih atas
ini.
x
12. Teman-teman gidza holic, terimakasih atas kebersamaan yang telah kita
jalani hingga tahun ini. Semoga persahabatan ini akan kekal selamanya.
13. Temen-temen CSS MORA 2009, terimakasih atas dukungan dan doanya
15. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Dan atas semua kekhilafam dan
kekurangan yang penulis lakukan, dengan segenap hati penulis memohon maaf yang
Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran semua pihak atas skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Pertanyaan Penelitian 5
1.4 Tujuan Penelitian 6
1.4.1 Tujuan Umum 6
1.4.2 Tujuan Khusus 6
1.5 Manfaat Penelitian 8
1.5.1 Bagi Peneliti 8
1.5.2 Bagi Pengelola Yayasan 8
1.5.3 Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat 8
1.5.4 Bagi Peneliti Lain 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi 10
2.1.1 Pengertian 10
2.1.2 Penilaian Status Gizi 10
2.1.2.1 Indeks Antropometri 11
2.1.2.2 Figure Rating Scale 18
2.1.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi 20
2.2 Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah 22
2.2.1 Anak Pra Sekolah 22
2.2.2 Kecukupan Gizi Anak Pra Sekolah 23
2.2.3 Batasan Normal Konsumsi Lemak 23
2.2.4 Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah 24
2.3 Patofisiologi dan Dampak Gizi Lebih 24
2.3.1 Patofisiologi Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah 24
2.3.2 Dampak Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah 26
2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi lebih 28
2.4.1 Karakteristik Anak 28
2.4.1.1 Umur 28
2.4.1.2 Jenis Kelamin 29
2.4.2 Ketidak Seimbangan Energi 30
2.4.3 Asupan Makanan 31
2.4.3.1 Persen Asupan Lemak 31
2.4.4 Kerentanan Terhadap Kenaikan Berat Badan 32
2.4.5 Perilaku Menetap 34
2.4.6 Aktivitas Fisik 35
2.4.6.1 Kebiasaan Olahraga 35
2.4.7 Gaya Pengasuhan dan karakteristik Keluarga 35
2.4.8 Karakteristik Masyarakat, Demografi dan Sosial 36
xii
2.5 Kerangka teori 38
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep 39
3.2 Definisi Operasional 42
3.3 Hipotesis 44
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian 45
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 45
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 45
4.3.1 Populasi Penelitian 45
4.3.2 Sampel Penelitian 45
4.3.3 Penentuan Jumlah Sampel 46
4.4 Instrumen Penelitian 46
4.5 Pengumpulan Data 47
4.6 Pengolahan Data 47
4.7 Analisis Data 48
4.7.1 Univariat 48
4.7.2 Bivariat 49
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum TK Salman ITB Ciputat 50
5.2 Analisis Univariat 51
5.2.1 Gambaran Responden berdasarkan Status Gizi Lebih 51
5.2.2 Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin 52
5.2.3 Gambaran Responden berdasarkan Persen Asupan Lemak 53
5.2.4 Gambaran Responden berdasarkan Perilaku Menetap (Menonton Televisi)
53
5.2.5 Gambaran Responden berdasarkan Kerentanan Familial terhadap Kenaikan
Berat Badan (Status Gizi Lebih Orang Tua dan Riwayat Penyakit Jantung)
54
5.3 Analisis Bivariat 55
5.3.1 Hubungan antara Jenis Kelamin degan Status Gizi Lebih 55
5.3.2 Hubungan antara Persen Asupan Lemak dengan Status Gizi Lebih 56
5.3.3 Hubungan antara Perilaku Menetap (Menonton Televisi) dengan Status
Gizi Lebih 57
5.3.4 Hubungan antara Kerentanan Familial terhadap Kenaikan Berat Badan
dengan Status Gizi Lebih 58
5.3.4.1 Hubungan antara Status Gizi Lebih Orang Tua dengan Status Gizi
Lebih 58
5.3.4.2 Hubungan antara Riwayat Penyakit Jantung Orang Tua dengan
Status Gizi Lebih 58
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian 60
6.2 Gambaran Status Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun
2013 60
6.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Lebih 62
xiii
6.3.1 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Lebih 62
6.3.2 Hubungan antara Persen Asupan Lemak dengan Status Gizi Lebih 64
6.3.3 Hubungan Antara Perilaku Menetap (Menonton Televisi) dengan Status
Gizi Lebih 68
6.3.4 Hubungan Antara Keterntanan Familial terhadap Kenaikan Berat Badan
dengan Status Gizi Lebih 70
6.3.4.1 Hubungan Antara Status Gizi Orang Tua dengan Status Gizi Lebih
70
6.3.4.2 Hubungan Antara Riwayat Penyakit Jantung Orang Tua dengan
Status Gizi Lebih 72
BAB VII PENUTUP
7.1 Simpulan 75
7.2 Saran 76
7.2.1 Bagi TK Salman ITB 76
7.2.2 Bagi Peneliti Lain 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Lampiran
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Pengukuran Antropometri
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Output Analisis Univariat dan Bivariat
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa balita hingga masa pra sekolah merupakan masa yang penting bagi
anak. Pada masa ini, terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sehingga
Salah satu sisi kesehatan yang perlu dilihat adalah kecukupan gizi anak.
(Biechler dan Snowman (1993) dalam Patmonodewo (2000)). Pada usia ini dengan
baru, terus menerus mempraktekkan hal yang baru didapat, diperlukan perhatian
lebih agar kesehatan anak tetap optimal salah satunya dengan memperhatikan pola
makan anak. Tingkat aktifitas yang cukup tinggi, maka diperlukan asupan yang
tinggi juga agar tercapai keseimbangan antara jumlah asupan dengan kalori yang
dikeluarkan. Hal ini dapat dicapai dengan pemenuhan nutrisi sesuai umur anak
Realitanya, beberapa masalah pola makan dan gizi yang kerap terjadi di
rentang 3-5 tahun antara lain adalah tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan
cenderung menyukai junk food (Kurniasih dkk, 2010). Menurut Badjeber, dkk
mengkonsumsi fast food minimal 3 kali per minggu mempunyai risiko 3,28 kali
menjadi gizi lebih. Apalagi anak usia pra sekolah merupakan usia yang rentan
1
2
terhadap segala macam penyakit. Oleh karena itu perlu diusahakan untuk
meningkatkan dan mempertahankan status gizi anak agar tetap berada pada status
Status gizi adalah keadaan fisiologis tubuh yang merupakan akibat dari
konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Status gizi dapat
dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Almatsier, 2009).
Sedangkan untuk pengukuran status gizi khususnya untuk anak dan remaja
status gizi ganda antara lain gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi ini tidak
dialami oleh siapa saja. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
gizi kurang pada anak yang sampai saat ini belum tuntas dapat diatasi, muncul
tinggi, diabetes, jantung dan stroke dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
Fisiologis anak yang mengalami gizi lebih, hal ini akan menyebabkan depresi pada
3
anak karena bentuk tubuh yang tidak ideal, merusak liver (hati), penyakit jantung
dengan berat badan melebihi 20% dari berat badan ideal. Pada tahun 2010
2010). Angka ini lebih rendah dibandingkan hasil dari WNPG tahun 2004 yang
menemukan kasus gizi lebih pada orang dewasa sudah mencapai 21% bahkan
Kasus gizi lebih tidak hanya terjadi pada orang dewasa (> 18 tahun) saja
tetapi juga terjadi pada remaja hingga anak-anak. Prevalensi gizi lebih pada balita
Penelitian untuk mendapatkan gambaran status gizi lebih dan mencari faktor-
Status gizi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lingkungan,
sosial ekonomi, gaya hidup, kognitif, perilaku, biologis dan kesehatan (Brown
(2005) dan Shills (2004) dalam Mardayanti (2009)). Sedangkan menurut Jellieffe
status gizi antara lain pola konsumsi makanan sehari-hari, aktifitas fisik, keadaan
Seorang anak dikatakan gemuk atau obesitas apabila Indeks Masa Tubuh
(IMT) per umur di atas normal. Anak akan kelebihan berat badan jika asupan
energi yang masuk tidak seimbang dengan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas
4
Anak yang orang tuanya gemuk cenderung untuk mengalami kegemukan (Devi,
2012).
TK Salman merupakan salah satu TK yang bisa disebut favorit yang terletak
di daerah Ciputat Tangerang Selatan. Banyak orang tua dari berbagai tempat
membawa anaknya untuk disekolahkan di sini. Sekitar 60% dari siswa yang berada
Kasus gizi lebih dan obesitas banyak terjadi pada keluarga yang mempunyai
perlombaan yang diadakan antar TK. Oleh karena itu tidak heran kalau TK ini
menjadi salah satu TK yang banyak diminati orang tua untuk mendaftarkan
ditemukan sebanyak 28,57% anak mempunyai masalah gizi berupa gizi kurang
sebesar 7,1%, dan gizi lebih 21,4%. Masalah gizi lebih di TK Salman sebesar
Gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi faktor
tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit lainnya bila tidak segera diatasi.
Beberapa faktor yang diduga menyebabkan gizi lebih antara lain umur, jenis
5
mempunyai masalah gizi berupa gizi kurang sebesar 7,1%, dan gizi lebih 21,4%.
Dengan adanya masalah gizi lebih sebesar 21,4%, maka masalah gizi lebih sudah
Dengan adanya masalah gizi lebih yang mempunyai persentasi lebih dari
15% pada anak pra sekolah di TK Salman, peneliti tertarik untuk meneliti
hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih pada anak pra
1. Bagaimana gambaran status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman
(status gizi orang tua, dan riwayat penyakit jantung) dengan status gizi lebih
6. Apakah ada hubungan antara faktor jenis kelamin dengan status gizi lebih
7. Apakah ada hubungan antara faktor persen asupan lemak dengan status gizi
lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013?
dengan status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat
tahun 2013?
berat badan (status gizi orang tua, dan riwayat penyakit jantung) dengan
status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun
2013?
badan (status gizi orang tua, dan riwayat penyakit jantung) dengan status
gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013
lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013?
status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun
2013?
televisi) dengan status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman
kenaikan berat badan (status gizi orang tua, dan riwayat penyakit
jantung) dengan status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman
bidang penelitian
didiknya sehingga dapat dipantau status gizi secara lebih teratur lagi demi
Sebagai informasi dan dokumentasi yang dapat digunakan untuk data dalam
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai status gizi lebih pada anak pra
sekolah.
desain penelitian cross sectional yang menggunakan data primer berupa data yang
Status gizi adalah keadaan fisiologis tubuh yang merupakan akibat dari
konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Status gizi dapat
dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier,
tertentu baik secara langsung maupun tidak. Pengukuran status gizi secara
dalam tiga cara penilaian yaitu dengan survei konsumsi makanan, statistik
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak di bawah kulit (Anggraeni, 2012). Menurut standar
10
11
bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.
dan mineral pada tulang. Parameter tinggi badan penting untuk mengetahui
gizi masa lalu dan sekarang jika umur tidak diketahui secara tepat. Lingkar
lengan atas dapat digunakan sebagai salah satu pilihan untuk menilai status
gizi. Namun, parameter ini tidak bisa menjadi pilihan tunggal untuk menilai
status gizi karena tidak dapat mewakili perubahan status gizi seseorang
dewasa. Pengukuran pada berat badan pada anak, remaja ataupun dewasa
disesuaikan dengan alat dan cara masing-masing. Berat badan bayi diukur
2012).
ini sangat labil dan hanya bisa akurat jika tubuh dalam keadaan
(Anggraeni, 2012)
Indeks ini dapat digunakan untuk menilai status gizi akut atau
2001).
gizi pada balita memerlukan data umur yang akurat, selain itu
2. TB/U
untuk menilai gizi masa lampau, dan untuk ukuran panjang dapat
antara lain tinggi badan tidak cepat naik dan turun, diperlukan
3. BB/TB
Indeks ini merupakan indeks yang baik untuk menilai status gizi
4. LLA/U
berat, alat yang digunakan pun murah, sangat ringan dan dapat
2001).
5. IMT
Tabel 2.1
Kategori Ambang Batas IMT
Kategori IMT
Kekurangan BB tingkat berat <17,0
Kurus
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
Kelebihan BB tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk
Kelebihan BB tingkat berat >27,0
Sumber:Depkes 1994
anak dan remaja. Oleh karena itu untuk mengukur status gizi
Tabel 2.2
Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak menurut Indeks
IMT/U
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
(Z-Score)
Indeks Massa Tubuh Sangat kurus <-3 SD
menurut Umur Kurus -3 SD sampai <-2 SD
(IMT/U) Anak Umur Normal -2 SD sampai 2 SD
0-60 Bulan Gemuk >2 SD
Indeks Massa Tubuh Sangat kurus <-3 SD
menurut Umur Kurus -3 SD sampai <-2 SD
(IMT/U) Anak Umur Normal -2 SD sampai 1 SD
5-18 tahun Gemuk >1 SD sampai 2 SD
Obesitas >2 SD
Sumber: Kepmenkes, 2010
17
tubuh total. Secara umum jumlah lemak tubuh untuk pria 3,1 kg
Gambar 2.1
Instrumen Figure Rating Scale untuk Perempuan
Gambar 2.2
Instrumen Figure Rating Scale untuk laki-laki
20
digunakan sebagai salah satu intrumen untuk menentukan status gizi tanpa
faktor yaitu faktor secara langsung dan tidak langsung. Faktor yang
gizi adalah:
2. Kebiasaan makan
utama dan makanan selingan serta memperhatikan porsi yang pas akan
menjadi salah satu cara seseorang mencapai status gizi yang optimal.
Karena dengan hal tersebut, metabolisme akan lancar dan badan akan
3. Sosial budaya
besar.
Makanan yang baik adalah yang mengandung zat-zat gizi bagi tubuh.
yang bergizi diharapkan kesehatan akan terjaga dan status gizi baik.
5. Pemeliharaan kesehatan
6. Kebersihan lingkungan
usia pra sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan
tergantung kepada dasar pembatasan yang digunakan dan atau teori yang
maju, istilah anak usia dini (early childhood) adalah anak yang berumur
Anak dalam usia pra sekolah sudah berani untuk menolak ataupun
menerima ajakan. Anak kadang memprotes setiap ajakan, hal ini disebut
dengan negativistik. Oleh karena itu orang tua hendaknya lebih sabar
terhadap anak dan tidak memaksakan jika anak memang sedang tidak ingin
makan. Karena dengan cara memaksa, anak malah tidak akan menyukai
Gizi yang seimbang perlu menjadi perhatian bagi setiap orang tua
karena jika gizi yang masuk dalam tubuh anak tidak seimbang akan
membutuhkan segala macam zat gizi mulai dari gizi makro yaitu
Kecukupan energi bagi anak umur 1-3 tahun adalah 1000 Kkal energi
dan 25 gram protein. Sedangkan untuk anak umur 4-6 tahun kebutuhan
energinya sebesar 1550 kkal dan 39 gram protein (AKG, 2004 dalam
Depkes, 2004). Kecukupan gizi anak umur 1-3 dan 4-6 tahun menurut AKG
Tabel 2.3
Angka Kecukupan Gizi Anak
BB TB Energi Protein
Umur
(kg) (cm) (kkal) (g)
1-3
12 90 1000 25
tahun
4-6
17 110 1550 39
tahun
Sumber: AKG 2004
menyediakan lebih dari dua kali energi yang dimiliki oleh karbohidrat dan
protein (4 kalori per gram), sehingga pada saat sumber energi kita menipis
(glikogen dalam level rendah), tubuh akan mengambil energi dari lemak.
Lemak dalam makanan mengangkut vitamin larut lemak menuju usus. Hal
dan K. Jika kekurangan lemak, maka kita akan berisiko kekurangan vitamin-
30% dari kebutuhan total energi dengan proporsi lemak tak jenuh lebih lebih
dominan daripada lemak jenuh. Untuk asupan lemak tak jenuh, dapat
seperti alpukat, zaitun, ikan laut dalam seperti salmon dan makarel.
aktifitas dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan berpengaruh terhadap
daya tahan tubuh anak dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan begitu,
Batasan gizi lebih sehingga bisa disebut dengan masalah gizi adalah
lebih memiliki struktur otot dan rangka yang besar (Uripi, 2004).
berat badan disebabkan oleh asupan energi yang tinggi dan penggunaan
Hal serupa juga dikatakan oleh Supariasa (2001), gizi lebih disebabkan
1. Pemasukan kalori yang tinggi pada tubuh. Kalori yang tinggi dalam tubuh
akan menyebabkan:
yang tinggi di dalam darah, maka insulin akan ikut naik yang
a. Sel lemak pada gluteal, sehingga lipolisis basal akan tinggi. Hal in
besar terhadap berbagai penyakit. Gizi lebih dalam jangka waktu yang lama
berupa timbunan lemak akibat dari kelebihan asupan yang tidak seimbang
Orang tua merasa bahwa anak dengan kondisi gemuk malah merasa
menurunkan usia harapan hidup. Menurut Devi (2012), jika anak mengalami
1. Memicu depresi
Anak akan depresi dengan bentuk badannya yang tidak ideal, apalagi
lamban.
pada liver. Hal berikut akan mengundang penyakit hati lainnya mudah
menyerang lever.
27
kelebihan berat badan harus segera diatasi agar tidak terjadi masalah
4. Diabetes
Tingginya kadar glukosa dalam darah jangka waktu yang lama akan
menyebabkan diabetes
5. Stroke
darah. Menurut WHO, stroke adalah gejala defisit fungsi susunan saraf
6. Osteoartritis
terutama sendi lutut karena sendi ini terbebani oleh berat badan yang
lebih, dengan begini tulang rawan akan semakin menipis dan menjadi
osteoartritis.
28
seseorang dengan berat badan melebihi 20% dari berat badan ideal. Pada
manfaat yang berbeda pada pemeliharaan status berat badan yang sehat.
Penelitian mengatakan, anak laki-laki lebih aktif dan lebih sehat daripada
tersendiri dalam bermain sebagai cara untuk mengenal dunia sekitar dan
jadwal makan anak, bisa jadi setelah anak kelelahan karena bermain seharian
baru minta makan. Padahal masa- masa balita cukup rawan karena
dan mental anak di usia remaja dan ketika dewasa (Kurniasih dkk, 2010).
2.4.1.1 Umur
gizi lebih besar (44%) dibandingkan dengan anak yang berusia dua
dan sosial. Hal ini lah yang pada akhirnya mendukung terjadinya
laki-laki terutama pada anak yang salah satu atau lebih orangtuanya
lebih besar.
30
banyak waktu untuk santai pada saat akhir minggu atau waktu
senggang.
makanan dan pengeluaran energi melalui aktivitas fisik. Jika energi melebihi
kebutuhan tubuh, maka energi akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga
adalah 30% dan didominasi oleh lemak tidak jenuh. Asupan persen
total kita kurang dari 10%), cukup (10-25%) dan lebih ( > 25%).
Anak yang salah satu atau lebih orang tuanya mengalami obesitas,
mengikuti pola diet orang tua mereka yang mulai mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung banyak lipid. Pada dasarnya, anak dari salah
satu atau lebih orang tua obesitas akan lebih rentan bertambah berat
badannya saat mengkonsumsi lemak dibandingkan anak yang salah satu atau
WHO (2000) mengatakan bahwa orang tua yang salah satu / keduanya
50-60%.
IMT nya > 25, dan jika IMT nya >30, maka disebut dengan obesitas. Berikut
Tabel 2.4
Klasifikasi Status Gizi Orang Dewasa menurut IMT
IMT STATUS
<18,5 Underweight
18,5-24,9 Healthyweight
25-29,9 Overweight
>30 Obese
Sumber: Supariasa, 2001
0,05 yang berarti adanya hubungan yang signifikan antara status gizi orang
tua terhadap kasus obesitas pada anak dengan risiko masing-masing OR=1,1
Obesity Task Force (IOTF) yaitu bagian dari WHO yang mengurusi masalah
2008).
34
bergerak aktif. Ini bermanfaat untuk menghasilkan tenaga dari asupan kalori
anak, tapi tidak untuk perilaku menetap seperti menonton televisi atau video.
dan penggunaan televisi sebagai baby sitter bagi anak-anak (Davidson dan
Birch, 2001).
dengan kejadian obesitas. Anak yang menonton televisi 4 sampai 8 jam per
menjadi obes (odds ratio) pada usia 7 tahun. Secara keseluruhan anak yang
menjadi obes 1,55 kali lebih besar dibandingkan anak yang menonton
dibelikan makanan yang akhirnya akan berpegaruh pada pola diet anak-anak.
Selain itu, menonton televisi lebih dari satu jam per hari telah terkait dengan
35
tingginya konsumsi makanan cepat saji, permen, keripik, dan pizza serta
sehingga tubuh akan tetap sehat. Survey terbaru menemukan bahwa hanya
36% dari anak-anak yang mempunyai aktivitas lebih berat sehingga peluang
anak-anak untuk kelebihan berat badan masih sangat tinggi (Davidson dan
Birch, 2001).
anak. Olahraga seperti lari pagi dengan kaki berjinjit, bola basket,
apalagi jika dilakukan pada pukul 6-7 pagi. Ada baiknya mencoba
olahraga rutin yaitu olahraga di atas 30-60 menit dan dilakukan 3-5
sadar, orang tua adalah sosial model bagi anaknya. Partisipasi orang tua
dalam pola diet dan aktivitas akan sangat berpengaruh pada perilaku anak.
36
Orang tua yang aktif lebih mungkin untuk menikmati aktivitas dan percaya
anak mereka pada acara olahraga ataupun kegiatan lainnya (Davidson dan
Birch, 2001).
Orang tua khususnya ibu memiliki peran yang cukup besar bagi anak.
perilaku ibu dalam pemenuham nutrisi sangat berkaitan dengan indeks masa
Etnis dan pengaruh sosial ekonomi juga merupakan faktor risiko yang
aktivitas yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan sosial
manfaat olahraga bagi kesehatan, dan kurangnya waktu luang (Davidson dan
Birch, 2001).
lingkungan dengan sanitasi yang kurang baik. Kebiasaan dan pola hidup
yang tidak sehat ini akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Gaya hidup
37
yang tidak sehat, pola asuh yang tidak baik bisa muncul dari lingkungan
Ini didukung pula oleh rendahnya pengetahuan dan pendidikan yang ada di
Bagan 2.5
Kerangka Teori
Status gizi lebih dipengaruhi oleh karakteristik anak dan faktor risiko
anak, karakteristik orang tua dan gaya hidup orang tua, dan karakteristik
lingkungan, demografi dan sosial. Karakteristik anak dan faktor risiko anak
karakteristik anak dan faktor risiko anak kecuali variabel umur dan aktifitas
fisik.
Variabel umur tidak diteliti karena sampelnya berupa anak pra sekolah
adalah yang usianya antara 3-6 tahun. Pada umur sekian, mereka
memang berat badan dan tinggi badan tumbuh searah dengan bertambahnya
umur seseorang. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa variabel umur
adalah homogen.
39
40
telah dilakukan, tidak terdapat hubungan yang signifikan pada aktifitas fisik
dengan obesitas. Hasil yang didapat dari penelitian Sallis dan kawan-kawan
yang tidak tentu antara aktivitas fisik dengan status gizi lebih pada anak.
menurunkan kelebihan berat badan pada anak. Aktivitas fisik anak terbentuk
dengan adanya kombinasi dari pola aktivitas orang tua, aktivitas dengan
teman sebaya dan karakteristik dari anak. Oleh karena itulah peneliti tidak
Adapun kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan
3.1 yaitu:
41
Bagan 3.1
Kerangka konsep
Jenis Kelamin
Perilaku menetap:
GIZI LEBIH
Waktu PADA ANAK
menonton
PRA SEKOLAH
Televisi / video
Kerentanan familial
terhadap kenaikan
berat badan :
Status gizi
lebih orang tua
Riwayat
penyakit
jantung orang
tua
42
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Referensi
Variabel dependen
1 Gizi lebih Suatu keadaan Pengukuran Timbangan, Indeks IMT/U Ordinal Kepmenkes, 2010
kelebihan berat badan antropometri microtoise 1. Gizi lebih: >2SD
yang diukur berat (u/ umur 3-5
badan dan tinggi tahun) dan >1 SD
badannya serta sampai 2 SD (u/
diketahui umurnya umur >5 tahun)
menggunakan indeks 2. Gizi tidak lebih:
IMT/U menurut 2 SD (u/ umur
Kepmenkes 2010 3-5 tahun), 1
SD dan > 2 SD
(u/ umur >5
tahun)
Variabel independen
2 Jenis Kelamin Golongan tipe individu Wawancara Kuesioner 1. Perempuan Ordinal Davidson dan
yang dibedakan 2. Laki-laki Birch (2001)
menurut kondisi
biologis yang ada
3 Persen Jumlah asupan lemak Wawancara Food 1. Lebih : > 25% Ordinal Almatsier (2001)
Asupan dalam persen dari total Recall 2 asupan energi
Lemak asupan energi kali 24 total
jam 2. Cukup: 10-25%
asupan energi
total
3. Kurang: <10%
43
asupan energi
total
4 Lama Waktu yang dihabiskan Wawancara Kuesioner 1. Lebih (>1 Ordinal Davidson dan
menonton tv / untuk melakukan jam/hari) Birch (2001)
video kegiatan santai seperti 2. Cukup (1 jam
menonton televisi / sehari)
video
5 Status gizi Suatu kelebihan berat Pengukuran Timbangan 1. Ayah dan / ibu Ordinal Depkes (1994),
lebih orang badan yang merupakan antropomet dan overweight: IMT Harris et al
tua hasil dari berat badan ri (Ibu) microtoise antara 25-29,9 / > (2008)
dibagi dengan tinggi Figure Instrumen gambar C
badan dikuadratkan Rating FRS 2. Ayah dan / ibu
(dalam meter) Score tidak overweight:
(Ayah) IMT tidak di
antara 25-29,9 /
gambar C
6 Riwayat Adanya salah satu Wawancara Kuesioner 1. Tidak Ordinal Davidson dan
penyakit orang tua responden 2. Ya Birch (2001)
jantung orang yang memiliki riwayat
tua penyakit jantung
44
3.3 Hipotesis
1. Ada hubungan antara faktor jenis kelamin dengan status gizi lebih
2. Ada hubungan antara faktor persen asupan lemak dengan status gizi
lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013
4. Ada hubungan antara faktor status gizi lebih orang tua dengan status
gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun
2013
dengan status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB
risiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang
2013/2014.
Kriteria inklusi:
45
46
n = {Z1-/2 + Z1- }2
(P1-P2)2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
P : P1+P2 /2 (0,293)
sebanyak 56 sampel.
1. Kuesioner.
47
3. Alat pengukur tinggi badan yaitu microtoise yang memiliki ketelitian 0,1
cm
4. Form pengukuran berat badan dan tinggi badan anak pra sekolah TK
Data yang dikumpulkan antara lain data profil TK Salman ITB Ciputat, data
antropometri anak, data karakteristik sampel dan orang tua sampel. Data profil TK
Salman diambil melalui data sekunder, data antropometri anak dan orang tua
didapatkan melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan. Data karakteristik
sampel, orangtua sampel dan variabel lainnya diperoleh dengan cara wawancara
kepada ibu menggunakan alat bantu kuesioner. Data Asupan makanan ditanyakan
kepada yang mengurusi dan mengatur makan anak, baik ibu maupun pengasuh
anak.
1. Data Coding
2. Data Editing
3. Data Structur
variabel, dan jumlah digit. Data structure ini tergantung pada perkembangan
4. Data Entry
5. Data Cleaning
frekuensinya.
(Amran,2012).
nilai yang dapat diinformasikan dengan metode ini adalah ukuran tengah dan
2012).
49
4.7.2 Bivariat
95%). Jika diperoleh P value 0.05, maka uji statistik bermakna, artinya
ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dan jika
hasil uji menunjukkan P value sebesar >0,05, maka uji tidak bermakna
dependen.
BAB V
HASIL PENELITIAN
bawah Yayasan Pembina Pendidikan Keluarga Sakinah Salman ITB dan telah
pra sekolah yang memberikan ruzang bagi siswa untuk mendapatkan hak nya
pembentukan kepribadian yang mantap, bertanggung jawab dan cinta pada diri
serta islami. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
(habit forming).
TK Salman ITB membuka pendidikan bagi anak yang berumur 2,5 tahun
sampai maksimal 5,5 tahun untuk dapat masuk ke dalam 7 kelas yang telah
dibagi sesuai umur anak. Namun karena peneliti hanya meneliti anak pra
sekolah yaitu anak yang berumur 3 sampai 6 tahun, maka yang menjadi
50
51
populasi penelitian ini adalah semua kelas selain kelas play group. Jumlah
siswa TK Salman selain play group tahun ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada
tabel 5.1.
Tabel 5.1
Jumlah Siswa di TK Salman ITB Ciputat
Tahun Ajaran 2013/2014
dependen yaitu status gizi lebih anak pra sekolah dan variabel independen
antara lain jenis kelamin, persen asupan lemak, menonton televisi, status gizi
mengalami status gizi lebih apabila IMT/U anak pada umur 3-5 tahun
umur >5 tahun. Distribusi responden berdasarkan status gizi dapat dilihat
Tabel 5.2
Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi pada
Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
16,1%.
salah satu variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Distribusi jenis
Tabel 5.3
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin pada Anak Pra
Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
bahwa anak pra sekolah yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak
menjadi 3: kurang jika kurang dari 10%, cukup jika antara 10-25% dan
lebih jika lebih dari 25%. Distribusi persen asupan lemak responden dapat
Tabel 5.4
Distribusi Responden berdasarkan Persen Asupan Lemak pada
Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
Persen Asupan
Frekuensi (n) Persentase (%)
Lemak
Lebih 48 85,7
Cukup 7 12,5
Kurang 1 1,8
Jumlah 56 100
televisi pada responden dibagi ke dalam 2 kategori yaitu lebih dari satu
jam dan kurang dari satu jam (Davidson dan Birch, 2001). Distribusi
Tabel 5.5
Distribusi Responden berdasarkan Lama Menonton Televisi pada
Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
bahwa responden yang menonton televisi lebih dari satu jam lebih banyak
tubuh atau BB/TB2 pada salah satu atau kedua orang tua responden antara
responden berdasarkan status gizi lebih orang tua dapat dilihat di tabel
5.6.
Tabel 5.6
Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi Lebih Orang Tua
pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
bahwa salah satu dan atau kedua orang tua dari responden yang
55
berdasarkan riwayat penyakit jantung salah satu dan atau kedua orang tua
Tabel 5.7
Distribusi Responden berdasarkan Riwayat Penyakit Jantung Orang
Tua pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
bahwa orang tua responden yang salah satu dan atau keduanya
Hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan status gizi lebih
pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013 dapat dilihat
Tabel 5.8
Distribusi Status Gizi Lebih menurut Jenis Kelamin pada Anak Pra
Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
signifikan antara jenis kelamin dengan status gizi lebih pada anak pra
sekolah.
5.3.2 Hubungan antara Persen Asupan Lemak dengan Status Gizi Lebih
Hasil analisis bivariat antara persen asupan lemak dengan status gizi
lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013 dapat
Tabel 5.9
Distribusi Status Gizi Lebih menurut Persen Asupan Lemak pada
Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
bermakna antara persen asupan lemak dengan status gizi lebih pada anak
pra sekolah.
Hasil analisis bivariat antara persen asupan lemak dengan status gizi
lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013 dapat
Tabel 5.10
Distribusi Status Gizi Lebih menurut Lama Menonton Televisi pada
Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB Tahun 2013
signifikan antara lama menonton televisi dengan status gizi lebih pada
Tabel 5.11
Distribusi Status Gizi Lebih menurut Status Gizi Lebih
Orang Tua pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB
Tahun 2013
orang tua dengan status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK
Salman ITB Ciputat tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.12.
59
Tabel 5.12
Distribusi Status Gizi Lebih menurut Riwayat Penyakit
Jantung Orang Tua pada Anak Pra Sekolah di TK Salman
ITB Tahun 2013
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik yang murni dari peneliti maupun
dari metode yang digunakan dan keadaan di luar kemampuan peneliti. Adapun
dilakukan pada saat ini dengan pengambilan data dependen dan independen
dalam waktu yang bersamaan. Metode ini tidak dapat digunakan untuk melihat
masalah kausalitas terjadinya gizi lebih pada anak pra sekolah. Tidak diketahui
faktor-faktor yang mana yang lebih dulu atau yang paling utama menyebabkan
6.2 Gambaran Status Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB
Tahun 2013
Anak merupakan aset bangsa yang akan menentukan masa suatu negara
pada masa yang akan datang. Pertumbuhan anak dimulai dari bayi, balita, remaja
hingga dewasa. Dalam tingkatan itu perlu bagi orang tua untuk selalu
Gizi pada masa ini akan mempengaruhi gizi saat dewasa. Kebiasaan pola makan
yang baik dari orang tua akan diikuti oleh anak. Kebutuhan gizi anak harusnya
lebih diperhatikan juga saat anak mulai memasuki dunia pendidikan, play group
dan TK. Anak-anak dengan usia 3-6 tahun yang masuk dalam taman kanak-
60
61
kanak disebut dengan anak pra sekolah. Salah satu masalah gizi yang mengenai
Status gizi lebih atau kegemukan pada anak memang cukup tinggi. Status
gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB sebanyak 16,1%. Persentase
ini sudah masuk ke dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu minimal 15%
(WHO, 2000). Persentase yang ditemukan pada penelitian ini lebih rendah dari
pada saat dilakukannya studi pendahuluan (21,4%). Hal ini terjadi karena
responden pada saat ini berbeda dengan responden saat dilakukannya studi
ajaran 2012/2013.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa orang tua responden dengan status
gizi lebih sebesar 35,7%. Ditemukan juga besarnya persen asupan lemak yang
sebanyak 85,7% responden memiliki persen asupan lemak yang berlebih (>25%
dari energi total). Perilaku mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang berlebih ini
penyakit jantung, diabetes mellitus tipe dua dan masalah kesehatan lainnya
(Devi, 2012).
Oleh karena itu perilaku ini perlu dihentikan agar masalah kesehatan yang
terjadi akibat dari konsumsi lemak berlebih dapat diatasi. Cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi perilaku ini adalah dengan mengubah pola konsumsi
dengan menambahkan buah dan sayur pada menu makan anak sehingga lemak
62
dapat dimetabolisme menjadi energi dan tidak langsung disimpan dalam bentuk
lemak.
Welfare (AIHW) (2003) dalam News South Wales (NSW) Centre (2005)
perempuan.
Dari hasil uji yang dilakukan peneliti diperoleh hasil yang berbeda
artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara gizi lebih anak pra
Hasil penelitian ini kembali didukung oleh penelitian Wati (2006) yang
untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk santai pada saat akhir
badan. Oleh karena itu, pada masa pra sekolah wajar jika tidak ditemukan
64
adanya hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi lebih karena
sebenarnya sama. Oleh karena itu dimungkin juga tidak adanya perbedaan
kejadian status gizi lebih ini antara jenis kelamin anak pra sekolah
(Almatsier, 2001).
Pada dasarnya gizi lebih terjadi akibat tingginya asupan lemak yang
menyebutkan bahwa gizi lebih cenderung kepada salah satu dari jenis
terhadap terjadinya gizi lebih. Oleh karena itu penting perlunya untuk
dalam tubuh.
6.3.2 Hubungan antara Persen Asupan Lemak dengan Status Gizi Lebih
jika asupan lemak dalam tubuh sudah lebih dari yang dibutuhkan tubuh
lemak dibagi ke dalam 3 kategori kurang (persen lemak dari asupan total
kita kurang dari 10%), cukup (10-25%) dan lebih ( > 25%). Almatsier
protein.
(Anggraini, 2008).
1.7 kali dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak (OR 1.7).
al 2006).
dengan persen asupan lebih dari 25% sebanyak 16,7%. Berdasarkan uji
lemak dengan status gizi lebih pada anak. Penelitian ini selaras dengan
adalah; IMT ayah, lama menonton TV, kurangnya waktu bermain di luar
anak (P= 0.040) dengan OR = 3.840. Konsumsi energi (OR = 7.266) dan
adalah 30% dan didominasi oleh lemak tidak jenuh. Asupan persen lemak
67
yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan yang lebih besar
pada ketebalam lipatan kulit anak-anak dan peningkatan BMI pada anak
padat terutama lemak jenuh akan lebih cepat meningkatkan berat badan
waktu yang lama akan tertimbun di dalam tubuh dan berisiko tinggi
merusak hati, penyakit jantung koroner, diabetes tipe II, stroke, dan
teratur untuk membakar kalori sehingga lemak dapat dibakar dan tidak
hiburan dan informasi. Namun bagi anak, perlu bagi orang tua untuk
bagi anak / memberikan ruang anak untuk mengemil makanan. Hal ini lah
yang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya gizi lebih pada anak.
satu faktor risiko anak menjadi gizi lebih (Davidson dan Birch, 2001).
kali untuk menjadi obes (odds ratio) pada usia 7 tahun. Secara
antara lamanya menonton televisi dengan status gizi lebih. Anak yang
mengalami gizi lebih berdasarkan lama menonton televisi lebih dari 1 jam
sebanyak 16,7%.
produk makanan cepat saji sehingga anak yang sudah bisa menangkap
pesan dari iklan tersebut (biasanya bermula dari umur 3-4 tahun) akan
meminta orang tua untuk membelikannya suatu saat (Crowle dan Turner,
2010).
untuk anak pra sekolah tidak bisa dikatakan adanya perilaku menetap
yang lama saat menonton televisi. Anak cenderung untuk aktif bergerak,
karena itu penting untuk memperhatikan asupan lemak dalam pola makan
dan buah.
tuanya.
(Magdalena, 2013).
2001).
(IMT).
Pada dasarnya, anak dari salah satu atau lebih orang tua
pada anak.
7.1 Simpulan
berikut:
1. Status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun
12,5% dan lebih sebanyak 85,7%, lama menonton televisi lebih dari 1 jam
sebanyak 75%, status gizi lebih orang tua sebanyak 35,7%, mempunyai
2. Hanya satu variabel yang berhubungan dengan status gizi lebih anak pra
sekolah di TK Salman ITB Ciputat tahun 2013 yaitu variabel persen asupan
3. Variabel-variabel yang tidak berhubungan dengan status gizi lebih anak pra
1,00), status gizi lebih orang tua (p = 0,256), dan riwayat penyakit jantung
75
76
7.2 Saran
7.2.1 Bagi TK Salman ITB
Salman adalah tinggi lemak tinggi energi dan rendah serat sehingga
metabolisme lemak menjadi lebih cepat dan status gizi lebih dapat
dihindarkan.
mengenal manfaat sayur dan buah serta mulai terbiasa dengan pola
siswanya secara rutin satu minggu sekali minimal 30 menit agar energi
perlunya asupan sayur buah dan sayur di setiap harinya agar tidak ada
lagi siswa dengan perilaku makan tinggi energi, tinggi lemak dan
rendah serat.
asupan lemak yang berhubungan dengan status gizi lebih. Oleh karena itu
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Utama
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SYARIF
HIDAYATULLAH
Anggraeni, A.C. 2012. Asuhan Gizi; Nutritional Care Proses. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Anggraini, dan Suciaty. 2008. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak Taman Kanak-
Kanak Di Kota Bogor. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat Dan
Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB
Badjeber,F, Kapantouw, N.H dan Punuh,M. 2009. Konsumsi Fast Food Sebagai
Faktor Risiko Terjadinya Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri 11 Manado.
Manado: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Denny. 2013. Berapa Banyak Lemak Yang harus Dikonsumsi Setiap Hari?. Diakses
pada 14 Juli 2013 dari : http://duniafitnes.com/nutrition/berapa-banyak-lemak-
yang-harus-dikonsumsi-tiap-hari.html
Departemen Kesehatan. 2004. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 Bagi Orang
Indonesia.Jakarta: Diakses pada 18 Juli 2013 dari:
http://gizi.depkes.go.id/download/AKG2004.pdf
Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Second Edition
Oxford University Press
Handayani, M.H. 2002. Hubungan Konsumsi Lemak dengan Pengetahuan Gizi serta
Status Gizi Anak Usia Sekolah di Kota dan Desa Bogor. Skripsi. Jurusan Gizi
Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Harris, C.V, Bradlyn, A.S, Coffman, J, Gunel, E and Cottrell, L. 2008. BMI-based
body size guides for women and men:development and validation of a novel
pictorialmethod to assess weight-related concepts. International Journal of
Obesity (2008) 32, 336-342.
Harsono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit ed, 2. Jakarta: EGC
Hidayati, S.N, Irawan, R, dan Hidayat, B. 2006. Obesitas pada Anak. Diakses pada
13 Juli 2013 dari http://old.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf
Hilma, Irma. 2004. Hubungan Antara Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik dengan
Kejadian Obesitas pada Anak Pra Sekolah di TK Don Bosco II Pulo Mas
Jakarta Timur Tahun 2004. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok:
Universitas Indonesia.
Kaur, Harsohena, Choi, W.S, Mayo, M.S, Harris, K.J. 2003. Duration of Television
Watching is Associated with Increased Body mass Indeks. Journal Pediatric
2003, vol.143,no. 506:11
Kurniasih, Dedeh, Hilmansyah, H, Astuti M.P, Imam, Saiful. 2010. Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia
Nelson, J.A, Chiasson, M.A, dan Ford,V. 2002. Childhood Obesity in a NEW YORK
City Wic Population. New York: Journal of Medical and Health Research
Association (MHRA) 2002, vol.1, no. 3
News South Wales Centre. 2005. A Literature Review of the Evidence for
Interventions to Address Overweight and Obesity in Adults and Older
Australians. NSW CENTRE FOR OVERWEIGHT AND OBESITY
UNIVERSITY OF SYDNEY
Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Prakoso, I.B, Yamin, A dan Susanti, R.D. 2012. Hubungan Perilaku Ibu dalam
Memenuhi Kebutuhan Gizi dan Tingkat Konsumsi Energi dengan Status Gizi
Balita di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Jurnal.
Fakultas Ilmu Keperawatan. Bandung: Universitas Padjajaran
Reilly, J.J et.al. 2005. The Avon Longitudinal Study of Parents and Children Study
Team. Early life risk factors for obesity in childhood: cohort study. British
Medical Journal 2005; 330: 1357
Rinjani, Citra.2006.Perilaku Makan dan Aktifitas Fisik Anak TK Berstatus Gizi Lebih
dan Gizi Baik di Kota Bogor tahun 2006.Skripsi. Jurusan GMSK Fakultas
Pertanian.Bogor: Institur Pertanian Bogor
Uripi, Vera. 2004. Menu Sehat untuk Balita. Jakarta: Puspa Swara
Wati, E. 2006. Gambaran Gizi Lebih dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada
Anak Pra Sekolah di TK Al Azhar Kemang Jakarta Selatan Tahun 2006.
Skripsi.Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Depok: Universitas Indonesia
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.2004.Ketahanan Pangan dan Gizi di Era
Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI Press
World Health Organization. 2000.Obesity: Preventing and Managing. Geneva: WHO
Tehnical Report Series
Yulni, Hadju, V, Virani, D. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dengan Status
Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013.
Jurnal. Makassar: UNHAS
Lampiran 3
No. Responden:
Kuesioner Penelitian
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Lebih pada
Anak Pra Sekolah di RA Salman ITB Ciputat Tahun 2013
Assalamualaikum wr,wb.
Perkenalkan, saya, Anis Karomah adalah mahasiswi tingkat akhir Peminatan Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian untuk
penyusunan tugas akhir skripsi.
Oleh karena itu, saya mohon kerjasama dari ibu/bapak selaku wali murid siswa RA
Salman, untuk bekerjasama demi kelancaran penelitian ini. Peneliti sangat
menghargai privasi dari setiap orang, oleh karena itu informasi yang bapak/ibu
berikan saya jamin kerahasiaannya.
( )
No. Responden:
(Petunjuk: Isilah titik-titik yang tersedia berikut dengan jawaban yang benar
mengenai karakteristik anak)
A. Karakteristik Anak
1. Nama Anak:...........................................................................................
2. Berat badan:........................................................................(diisi peneliti)
3. Tinggi badan:......................................................................(diisi peneliti)
4. Kelas :...................................................................................................
5. Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan
6. Tanggal lahir :...... / ...... / ............ (tanggal/bulan/tahun)
7. Anak ke: ............ dari ............ bersaudara
8. Alamat Lengkap:............................................................................................
.........................................................................................................................
........................................................................................................................
9. No. Telepon (penting diisi):..........................................................................
(Petunjuk : Isilah titik-titik yang tersedia berikut ini dan pilihlah jawaban yang
sesuai dengan melingkari salah satu huruf yang ada mengenai karakteristik orang tua)
1. Nama: ..........................................................
2. Umur: ........................ tahun
3. Berat Badan: .................. kg
4. Tinggi badan: .................. cm
No. Responden:
C. Asupan Makanan
C1. Persen Asupan Lemak
Pagi
Siang
No. Responden:
Malam
Keterangan:
URT: Ukuran Rumah Tangga, misalnya: piring, mangkok, sendok, potong, gelas,
dan lain-lain
Apakah anak anda selalu menghabiskan makanannya?
1. Ya 2. Tidak
D. Perilaku Menetap
D1. Waktu Menonton Televisi dan Video
1. Apakah anak Ibu sering menonton televisi atau VCD di rumah?
1. Ya 2. Tidak
Berapa kali dalam satu minggu, anak Ibu menonton televisi atau VCD
Jawab:,,,,,,,,,,,,,,,, (dalam hari, contoh: 3 hari )
2. Berapa jam dalam setiap kali anak Ibu menonton dalam sehari (misal, 2
jam, dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB)
1. ........jam.,dari pukul ..............WIB sampai pukul ..............WIB
2. ........jam.,dari pukul ..............WIB sampai pukul ..............WIB
3. ........jam.,dari pukul ..............WIB sampai pukul ..............WIB
3. Apakah anak ibu melakukan aktifitas fisik selama menonton televisi atau
VCD?
1. Tidak 2. Ya
Jika ya, sebutkan aktifitas fisik yang dilakukan:
...............................................................................................................
...............................................................................................................
No. Responden:
...............................................................................................................
..............................................................................................................
Lampiran 1
BB 1 BB 2 TB
No Nama Tgl lahir
(kg) (kg) (cm)
Lampiran 4
stsgizianak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
*jenis kelamin
jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
*persen lemak
persenlemak1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
nontontv
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stsgiziortu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
rwytjtgortu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
stsgizianak
laki-laki Count 3 23 26
Total Count 9 47 56
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,18.
stsgizianak
persenlemak1 1 Count 8 40 48
2 Count 0 7 7
3 Count 1 0 1
Total Count 9 47 56
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 56
stsgizianak
<=1jam Count 2 12 14
Total Count 9 47 56
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,25.
stsgizianak
Total Count 9 47 56
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,21.
stsgizianak
ya Count 0 3 3
Total Count 9 47 56
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,48.