Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS xxx

NOMOR : /RSU-IM/ /20..


TENTANG
ICN (INFECTION CONTROL NURSE)/IPCN (INFECTION PREVENTION AND
CONTROL NURSE),

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL SUMBA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk mewujudkan Visi dan Misi RSU Imanuel
Sumba dan upaya menghadapi tuntutan akan pelayanan RS yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, maka diperlukan
satu atau lebih individu mengawasi seluruh kegiatan PPI. Individu
tersebut kompeten dalam praktek PPI yang diperolehnya melalui
pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi;
b. Sehubungan dengan itu perlu ditetapkan dalam suatu Keputusan Direktur
Utama Rumah Sakit Umum Imanuel Sumba.

Mengingat : 1. Undang - Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang - Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara nomor 42 tahun 1999);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 986 / Menkes / Per / XI / 1992
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS;
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSU IMANUEL SUMBA TENTANG


PENETAPAN ICN (INFECTION CONTROL NURSE)/IPCN
(INFECTION PREVENTION AND CONTROL NURSE),

Kesatu : Menugaskan nama terlampir sebagai ICN/IPCN

Kedua : Kriteria petugas yang dimaksud diatas adalah :


Perawat dng pendidikan min D 3 & memiliki sertifikasi pelatihan
PPI/IPCN
Memiliki komitmen di bidang PPI
Memiliki pengalaman sebagai Ka ruangan atau setara
Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan confident
Bekerja purna waktu

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Waingapu
PadaTanggal :
RSU Imanuel Sumba
Direktur Utama

Dr. Danny Christian


Lampiran :
Keputusan Direktur Utama Nomor :
Tentang : Kebijakan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL SUMBA

I. PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN KOORDINASI


1. Tim PPI mengawasi seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Setiap individu berkompeten dalam praktek pencegahan dan pengendalian infeksi yang
diperolehnya melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman dan sertifikasi.
3. Tim pencegahan dan pengendalian infeksi melaksanakan mekanisme koordinasi untuk
seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang melibatkan dokter, perawat
dan tenaga lainya.
4. Tim PPI menyusun kriteria tentang defenisi infeksi terkait pelayanan kesehatan, membuat
metode pengumpulan data (surveilance),
5. Tim PPI menetapkan strategi untuk mengatur pencegahan infeksi dan pengendalian risiko,
dan proses pelaporan.
6. Koordinasi termasuk komunikasi dengan seluruh bagian/unit dari rumah sakit yang
menjamin bahwa program berkelanjutan dan proaktif.
7. Menyusun program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktek yang akseptabel sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku,dan standar sanitasi dan kebersihan.
8. Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
9. Ada sistem manajemen informasi untuk mendukung program pencegahan dan
pengendalian infeksi.

II. FOKUS DARI PROGRAM


1. Rumah sakit menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk mengurangi
risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan tenaga pelayanan
kesehatan.
2. Seluruh area pasien, staf dan pengunjung Rumah sakit dimasukan dalam program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dalam menentukan fokus dari
program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah pencegahan,
pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.
4. Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data tempat infeksi yang relevan sebagai
berikut :
a. Saluran pernafasan, seperti : prosedur dan peralatan terkait dengan intubasi,
dukungan ventilasi mekanis, trakeostomy dan lain sebagainya
b. Saluran kencing, seperti : Prosedur invasif dan peralatan terkait dengan indwelling
urinary kateter, sistem drainase urin dan lain sebagainya.
c. Peralatan intravaskuler invasif, seperti insersi dan pelayanan kateter vena sentral,
saluran vena verifer dan lain sebagainya
d. Lokasi operasi, seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan prosedur aseptik
terkait.
e. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologi, multi drug resistent
organism, Virulensi infeksi yang tinggi
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging) infeksi dimasyarakat.
5. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit setiap tahun dan hasil
asesmen didokumentasikan
6. Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko terkait dan
mengimplementasikan strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
7. Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan peralatan dan
sterilisasi yang memadai serta menajemen laundry dan linen yang benar.
8. Rumah sakit membuat program Pencegahan dan Pengendalian infeksi untuk
mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa
dan pengunjung.
9. Adanya pengawasan yang menjamin bahwa semua metode pembersihan, disinfeksi dan
sterilisasi sama di seluruh Rumah Sakit
10. Ditetapkan prosedur untuk mengidentifikasi proses pengolahan perbekalan yang
kadaluarsa dan menetapkan kondisi untuk penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali
pakai (single-use) bila peraturan dan perundangan mengijinkan.
11. Bila alat single-use direuse harus dilaksanakan konsisten dengan peraturan dan
perundangan nasional dan standar profesi termasuk identifikasi terhadap :
a. Peralatan dan bahan/material yang tidak pernah bisa direuse
b. Jumlah maksimum reuse khususnya untuk setiap peralatan dan bahan/material yang
direuse.
c. Tipe pemakaian dan keretakan, antara lain yang mengidentifikasikan bahwa peralatan
tidak bisa di reuse.
d. Proses pembersihan untuk setiap peralatan yang dimulai segera sesudah digunakan
dan diikuti dengan protokol yang jelas.
e. Proses untuk pengumpulan, analisis dan penggunaan dari data pencegahan dan
pengendalian infeksi yang terkait dengan peralatan dan material yang direuse.
12. Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan sampah yang tepat
13. Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam dan jarum
14. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi difasilitas yang terkait dengan kegiatan pelayanan
makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan
15. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi difasilitas selama demolisi/pembongkaran,
pembangunan dan renovasi, dengan menggunakan kriteria yang mengatur dampak dari
renovasi atau pembangunan baru terhadap persyaratan kualitas udara, pencegahan dan
pengendalian infeksi, persyaratan utilisasi, kebisingan, getaran, dan prosedur emergensi
(kedaruratan )

III. PROSEDUR ISOLASI


1. Rumah sakit menyediakan penghalang untuk mencegah (Barrier Precaution) dan prosedur
isolasi yang melindungi pasien, pengunjung dan staf terhadap penyakit menular dan
melindungi dari infeksi pasien yang immunosuppresed, sehingga rentan terhadap infeksi
nosokomial.
2. Staf dididik tentang pengelolaan pasien infeksius

IV. TEHNIK PENGAMANAN (BARRIER) DAN HAND HYGIENE


1. Sarung tangan, masker, proteksi mata dan peralatan proteksi lainnya, sabun dan
desinfektan tersedia dan digunakan secara benar bila diperlukan.
2. Hand hygiene, tehnik barier dan bahan-bahan desinfeksi merupakan instrumen
mendasar bagi pencegahan dan pengendalian infeksi yang benar.
3. Rumah sakit mengidentifikasi situasi dimana masker, perlindungan mata, gaun atau
sarung tangan diperlukan dan melakukan pelatihan dan penggunaanya secara tepat dan
benar.
4. Sabun, desinfektan dan handuk atau pengering lainnya tersedia dilokasi dimana
prosedur cuci tangan, desinfeksi tangan atau desinfeksi permukaan.
V. INTEGRASI PROGRAM DENGAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN
1. Pengendalian dan pencegahan infeksi diintegrasikan dengan keseluruhan program rumah
sakit dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, infeksi dan kecenderungan infeksi terkait
pelayanan kesehatan.
3. Peningkatan mutu termasuk penggunaan indikator/pengukuran yang berhubungan dengan
masalah infeksi yang secara epidemiologi penting bagi rumah sakit
4. Rumah sakit menggunakan informasi resiko, angka dan kecenderungan untuk
menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan ke level yang serendah mungkin.
5. Rumah Sakit membandingkan angka kejadian infeksi rumah sakit, dengan rumah sakit
lain melalui perbandingan data dasar/data base.
6. Hasil monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, secara berkala
disampaikan kepada pimpinan dan staf.
7. Rumah sakit melaporkan informasi tentang infeksi kepihak luar, kementrian kesehatan
atau dinas kesehatan.

VI. PENDIDIKAN STAF TENTANG PROGRAM


1. Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktek pencegahan dan pengendalian
infeksi kepada staf dokter, pasien dan keluarga serta pemberi layanan lainnya ketika ada
indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan
2. Edukasi diberikan sebagai bagian dari orientasi semua staf baru dan dilakukan penyegaran
secara berkala, atau sekurang-kurangnya pada saat perubahan dalam kebijakan, prosedur
dan praktek- praktek pengendalian infeksi.
3. Edukasi juga meliputi temuan dan kecenderungan yang didapat dari kegiatan pengukuran.

Direktur Utama,

Dr. Danny Christian

Anda mungkin juga menyukai