Anda di halaman 1dari 4

Desain Eksperimen : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Assesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika


Ditinjau dari Keterampilan Berprikir Kritis

PENGARUH
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN ASESMEN
OTENTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Gede Beny Kurniawan

Setelah reviewer menganalisis artikel ini maka, artikel ini membahas


pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti
model pembelajaran dan asesmen konvesional
2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan keterampilan
kritis terhadap prestasi belajar matematika
3) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti
pembelajaran yang berbasis masalah dan asesmen otentik dengan
siswa yang mengikutimodel pembelajaran dan asesmen konvensional
pada siswa yang memiliki berpikir kritis tinggi.
4) Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa
yang mengikuti model pembelajaran dan asesmen konvensional pada
siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah.

A. Variabel Kriterion (kriteria)


Berdasarkan analisis jurnal maka yang menjadi variabel kriteria
adalah Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Keterampilan
Berpikir Kritis
Matematika merupakan ilmu dasar dalam pengembangan sains dan
teknologi yang tidak terpisahkan lagi dari kehidupan manusia.
Permasalahanyang terjadi adalah penguasaan matematika terjadi
diberbagai jenjang pendidikan.

Andaricha Setiomaulides_7816120452
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 1
Desain Eksperimen : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Assesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau dari Keterampilan Berprikir Kritis

Salah satu model pembelajaran inovatif yang mampu mengeliminir


permasalahan tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah yang
disertai asesmen otentik. Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa
diharapkan akan lebih termotivasi dalam memecahkan persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan duia nyata.

B. Perlakuan
Adapun perlakuan yang diberikan adalah Pembelajaran Berbasis
Masalah dan Asesmen Otentik.
Berdasarkan analisis jurnal yang dimaksud dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Asesmen Otentik telah memperoleh tinjauan yang
beragam pada efektivitasnya. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis masalah dan
asesmen otentik dalam pelajaran matematika.

C. Monitoring dan kontrol


Kelompok kontrol adalah mereka yang menjalani pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional dan mereka
yang tidak menggunakan pembelajaran menggunakan pembelajaran
berbasis masalah dan asesmen otentik.
Alasan penggunaan assesmen otentik dalam pembelajaran yaitu :
(1) mendukung pengembangan kurikulum yang sedang berlaku saat ini
(2) memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam melakukan aktivitas
pemecahan masalah melalui eksperimen, demonstrasi maupun kegiatan
lapangan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan
berbagai kemampuannya, baik dalam bentuk pengetahuan, kinerja,
maupun sikapnya dalam pemebelajaran matematika (4) berupaya untuk
memandirikan siswa dalam bekerja sama, serta menilai dirinya sendiri
(self evaluation).

D. Desain/ rancangan

Andaricha Setiomaulides_7816120452
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 2
Desain Eksperimen : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Assesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau dari Keterampilan Berprikir Kritis

Rancangan eksperimen yang digunakan adalah Posttest Only


Control Group Design. Dalam rancangan ini subyek yang diambil
dari populasi dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara acak.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X program studi
keahlian akuntansi terdiri dari 4 kelas selanjutnya secara random
dibagi menjadi dua kelompok Kelas A & D sebagai kelas eksperimen
yang akan dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah
sedangkan Kelas B & C sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran dan asesmen konvensional.
Untuk rancangan analisis data yang digunakan dalam penilitian ini
adalah rancangan faktorial 2x2 dengan keterampilan berpikir kritis
sebagai faktor pemilah (variable moderator)

Adapun desain dalam penelitian ini adalah Faktorial 2x2.

Sampe A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2


l
Statisti
k

HASIL PENELITIAN
Rata-rata
Sumber Jumlah Derajat Keterangan
Jumlah FHitung FTabel
Varian Kuadrat Kebebasan
Kuadrat
A 632,9091 1 632,9091 17,2342 3,96 Signifikan
B 43,6818 1 43,6881 1,1894 3,96 Non Signifikan
AB 780,0455 1 780,0455 21,2407 3,96 signifikan
Dalam 3084,818 84 36,7240
Total 4541,455 87

1. Hipotesis pertama dengan rincian H0 : A1 = A2 dan H1 : A1


A2. Dari hasil perhitungan ANAVA dua jalur ditunjukkan bahwa
nilai Fhitung = 17,2342 dan nilai Ftabel = 3,96 pada taraf
signifikansi 5%. Karena Fhitung > Ftabel berarti H0 ditolak dan H1

Andaricha Setiomaulides_7816120452
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 3
Desain Eksperimen : Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Assesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau dari Keterampilan Berprikir Kritis

diterima. Ini berarti bahwa ada perbedaan prestasi belajar


matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran
berbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran dan asesmen konvensional.

2. Hipotesis kedua dengan rincian H0 : INT A x B = 0 dan H1 : INT A x B


0. Dari hasil perhitungan ANAVA dua jalur ditunjukkan bahwa nilai
Fhitung = 21,2407 dan nilai Ftabel = 3,96 pada taraf signifikansi
5%. Karena Fhitung > Ftabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
berarti bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
keterampilan berpikir kritis terhadapprestasi belajar matematika
siswa.

3. Hipotesis ketiga dengan rincian H0 : A1B1 = A2B1 dan H1 :


A1B1 A2B1. Dari hasil perhitungan uji Tukey diperoleh Qhitung
sebesar 8,7602, sedangkan harga Qtabel sebesar 2,83. Jadi Qhitung
> Qtabel. Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar
antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan
asesmen otentik dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran
dan asesmen konvensional pada siswa yang memiliki keterampilan
berpikir kritis tinggi.

4. Hipotesis keempat dengan rincian H0 : A1B2 = A2 B2 dan H1 :


A1 B2 A2 B2. Dari hasil perhitungan uji Tukey diperoleh Qhitung
sebesar 0,6468, sedangkan harga Qtabel sebesar 2,83 Jadi Qhitung
< Qtabel. Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar
antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan
asesmen otentik dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran
dan asesmen konvensional pada siswa yang memiliki keterampilan
berpikir kritis rendah.
Andaricha Setiomaulides_7816120452
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 4

Anda mungkin juga menyukai