Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Qadha dan Qadar

Dari sudut bahasa, Qada bermakna hukum, ketetapan, kehendak,


pemberitahuan dan penciptaan. Mengikut syarak, Qada adalah ketetapan Allah SWT
tentang sesuatu. Manakala Qadar dari segi bahasa membawa maksud undang-undang
dan kepastian. Dari sudut syarak pula, Qadar membawa pengertian ketetapan
terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu. Firman Allah SWT,
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia tidak mempunyai anak dan
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan saiz dengan rapi.(Surah Al-Furqan, ayat: 2)
Ayat di atas menerangkan tentang penciptaan Allah SWT terhadap makhluk-
makhluk-Nya. Dia akan menetapkan keadaan fizikal segala sesuatu dalam penciptaan
manusia secara fizikal tetapi Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk
memilih kejayaan dan kegagalan hancuran. Orang-orang yang memilih untuk
berkejayaan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kejayaan
tersebut. Demikian juga orang-orang yang memilih kegagalan tidak akan berusaha
sungguh2 untuk berjaya tetapi hancuran leka untuk akan memuaskan nafsu semata-
mata.

1. Kewajipan beriman kepada Qada dan Qadar


Beriman kepada Qada dan Qadar bererti yakin bahawa segala sesuatu yang
berlaku adalah ketetapan Allah SWT. Umat Islam akan menerima setiap ketetapan
Allah SWT dengan keredaan selepas berusaha dengan bersungguh-sungguh. Dalam
sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman,
Sesiapa yang tidak reda dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku serta tidak tabah
terhadap ujian yang aku berikan, maka carilah Tuhan selain Aku. (Dilaporkan
daripada Tabrani

B. Tingkatan Takdir Allah

Page
1
Berdasarkan pendapat ulama kalam, takdir atau qadar mempunyai empat tingkatan
yaitu :

1. Al-ilm : Allah Maha mengetahui segala sesuatu secara global maupun


terperinci, azali dan baik yang abadi, baik yang berkaitan dengan perbuatan-
Nya maupun perbuatan para hamba-Nya.
2. Al-Kitabah : Allah Yang Maha Mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di
al-Lauh al-Mahfudh, dan tulisan itu tetap ada padanya sampai hari kiamat.
3. Al-Masyiah : Allah SWT mempunyai kehendak terhadap segala sesuatu yang
ada di langit dan di bumi.
4. Al-Khalq : Allah SWT menciptakan egala sesuatu, dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah mencakup adalah makhluk.

Dengan demikian iman kepada takdir Allah mencakup ke empat tingkatan,


artinya segala perbuatan, perkataan termasuk segala hal yang tidak dilakukan
manusia, telah diketahui, dituliskan, dikehendaki, dan diciptakan oleh Allah SWT.

C. Macam-Macam Takdir Allah


Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh
Allah sejak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang
mengikutsertakan peran makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua,
yaitu takdir mubram dan takdir muallaq :

1. Takdir Mubram

Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan.
Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku
atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada
campur tangan atau rekayasa dari manusia.

Contoh takdir mubram antara lain :


1. Waktu ajal seseorang tiba
2. Usia seseorang
3. Jenis kelamin seseorang
4. Warna darah yang merah

Page
2
5. Bumi mengelilingi matahari
6. Bulan mengelilingi bumi

Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di
suatutempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan
tempat yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari
malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat
kokoh. Allah SWT. berfirman :
Artinya : Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (QS. an-Nisa : 78)

2. Takdir Muallaq
Dalam Bahasa Arab, muallaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir
muallaq berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui
usaha atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin
dari Allah SWT. Allah SWT. berfirman :
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. ar-Rad : 11)
Beberapa contoh takdir muallaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan
kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya
duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran
dan berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita
harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga
kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka
membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup
boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka
apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud.
Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang
yang meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena
Allah SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Allah SWT juga memberikan tubuh dalam bentuk sebaik-baiknya untuk
digunakan sarana berusaha.

Page
3
Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan
berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah;
melainkan juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya
bekerja dengan keras mencapai apa yang kita citacitakan
D. Hubungan antara Qada dan Qadar dengan Usaha

Beriman kepada Qada dan Qadar bermakna menyakini bahawa Allah SWT
telah menetapkan segala sesuatu bagi hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda.
Sesungguhnya seseorang diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam
bentuk nutfah, 40 hari menjadi seketul darah, 40 hari menjadi seketul daging,
kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan
menuliskan empat perkara iaitu rezeki, ajal, amalan dan jalan hidupnya iaitu
sengsara atau bahagia.
(Dilaporkan daripada Sahih Bukhari dan Muslim)

Allah SWT telah menetapkan nasib setiap manusia tetapi manusia tidak
mengetahui nasibnya. Oleh itu, manusia wajib berusaha untuk mencapai kejayaan
dengan bersungguh-sungguh. Jika usaha yang dilakukan adalah bersungguh-
sungguh, maka keputusan yang diperolehi akan memuaskan dan jika usaha kurang,
maka keputusan yang diperolehi juga akan kurang memuaskan.

Firman Allah SWT :


Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib sesuatu kaum melainkan mereka
mengubah nasib mereka.
(Surah al-Ra'ad, ayat: 11)

Manusia yang tidak mencapai kejayaan walaupun jika sudah telah berusaha
dengan sempurna , maka manusia tersebut tidak akan menyesal kerana telah
berusaha dengan sempurna. Setiap usaha mereka mempunyai dua peluang iaitu

Page
4
berjaya atau gagal manakala orang yang tidak berusaha hanya mempunyai satu
peluang iaitu gagal.

Contohnya jika anda ingin berjaya dalam peperiksaan, maka anda perlu belajar
dengan bersungguh-sungguh. Allah mengetahui keputusan peperiksaan anda tetapi
anda ataupun cikgu tidak mengetahui selagi anda belum menjawab soalan tersebut.
Anda hanya tahu keputusan selepas cikgu memaklumkan keputusan tersebut kepada
anda. Allah mengetahui nasib setiap manusia tetapi manusia tidak mengetahuinya.
Oleh itu, manusia wajib berusaha untuk mencapai kejayaan tersebut.

E. Hidayah Allah SWT

Kata Al-Hidayah di dalam Al-Quran mempunyai dua pengertian :

1. Adalah dilalah wal irsyad (menunjuki dan membimbing) seperti dalam surah
Fulshilat ayat 7.
2. Idkhalul imam ila qalb (memasukkan iman kedalam hati, atau menjadikan
seseorang beriman) seperti dalam surah Al-Qashash ayat 56.

Orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk medapatkan hidayah


adalah mereka yang mau membuka hatinya kepada hidayah, yang membuka akalnya
kepada kebenaran, yang mencari dan menerima manhaj Allah dengan ikhlas dan
jujur, dan tunduk kepada agama-Nya dengan penuh ketaatan dan penyerahan.

Sedangkan orang-orang yang akan dikehendaki untuk mendapatkan kesesatan,


adalah mereka yang lari dari kebenaran, berpaling dari petunjuk dan menutup semua
pintu yang ada di dalam dirinya sehingga hidayah tidak bisa masuk. Mereka tuli,
bisu, dan buta. Dengan demikian mereka tidak lagi berfikir

Ada beberapa alasan kenapa Allah SWT memberikan azab kelak di akhirat
kepada orang-orang yang menolak hidayah Allah SWT :

Page
5
1. Mereka dibekali dengan fitrah suci yang berpotensi untuk menerima hidayah dari
Allah SWT.
2. Mereka diberi alat indera untuk mencari kebenaran. Allah akan meminta
pertanggung jawaban penggunaan alat indera tersebut.
3. Mereka diberi akal untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara
yang haq dan bathil, antara hidayah dan dhalalah.
4. Mereka diberi hak ikhtiar untuk menolak atau menerima hidayah Allah SWT.
5. Kepada mereka sudah diutus Rasul, diturunkan kitab suci, disampaikan dakwah
islam untuk membimbing mereka mencari hidayah Allah SWT.
6. Mereka hanya dibebani hal-hal yang sanggup mereka memikulnya.
F. Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan


hidup yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan
terkadang negatif, seperti :
1. Ada yang memuaskan ada yang tidak.
2. Ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan.
3. Ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.

Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan
peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya,
bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang
diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.

Contoh :
Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan
kesabaran dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif yang
dinilai Allah SWt dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah, selama itu pula
pahalanya terus mengalir.
Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan
merasa bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi kepada
orang lain dengan menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut.
Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya
tidak berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan

Page
6
berbagai macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok,
mengkonsumsi narkoba, bahkan ada yang bunuh diri.
Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang
berlimpah malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang
didapatnya itu semata-mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak
dan bebas menggunakan sesuka hatinya.
Ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar :

1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan.

Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi
untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis
ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah
SWT. Firman Allah SWT :
Artinya : Katakanlah: Siapakah yang dapat melindungi kamu dari
(takdir) Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat
untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka
pelindung dan penolong selain Allah. (QS. al-Ahzab : 17)

2. Senantiasa bersikap sabar.

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima
segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah
dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang
beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
Artinya : Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang
mereka tidak diuji lagi ?. (QS. al-Ankabut : 2)

Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang
lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya.
Perhatikan firman Allah berikut :

Page
7
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. al-Baqarah : 155)

Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita


gembira kepada orangorang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan
diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses.

3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.

Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha
manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah :
Artinya : Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (QS
an-Najm : 39-42)

4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis.

Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang


optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat
akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT:
Artinya : dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf :
87)

5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal.

Tawakal (berserah diri0 kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang
jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha
bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin

Page
8
menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah
menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan
Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang
ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. (QS. Hud : 56).

G. Makna Beriman Kepada Takdir Allah


Makna beriman kepada qadar Allah adalah membenarkan dengan
sesungguhnya bahwa sgala baik dan buruk itu atas qadha dan qadar Allah SWT.
Semua yang telah ditakdirkan Allah adalah untuk sebuah hikmah yang diketahui-
Nya. Allah SWT tidak perna menciptakan kejelekan yang murni, yang tidak
melahirkan suatu kemaslahatan. Maka kejelekan dan keburukan tidak di nisbat-kan
kepada-Nya dari sudut pandang sebagai keburukan yang murni, akan tetapi ia
termasuk dalam rentetan perbuatan makhluk-Nya.
Segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah.
Sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan karena dosa dan
kemaksiatannya. Tidak ada yang terjadi di dalam kerajaan alam semesta ini
melainkan apa yang Dia kehendaki, dan Allah meridhai kekufuran untuk hamba-
Nya. Allah telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih
dan berikhtiar, maka segala perbuatannya adalah terjadi atas pilihan dan
kemampuannya, yang kelak harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah.

H. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan
akhirat. Hikmah tersebut antara lain:

1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan,
maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus

Page
9
disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut
merupakan ujian

Firman Allah:

Artinya:dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),
dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan. ( QS. An-Nahl ayat 53).

2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia
mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu
sebenarnya adalah ketentuan Allah.

Firman Allah SWT:

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

Sabda Rasulullah: yang artinya Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.( HR. Muslim)

3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman

Page
10
kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu.

Firman Allah:

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)

4.Menenangkan jiwa

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami


ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.

Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

Page
11

Anda mungkin juga menyukai