50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
270 tayangan4 halaman
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas definisi dan dampak operasi plastik serta pandangan Alkitab dan etika Kristen terkait operasi plastik.
2. Pandangan Alkitab menyatakan bahwa tubuh manusia adalah milik Allah dan tidak boleh dirusak semata-mata untuk kepuasan pribadi.
3. Operasi plastik hanya dibenarkan jika bertujuan mengobati bagian tubuh yang cacat, namun tidak unt
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas definisi dan dampak operasi plastik serta pandangan Alkitab dan etika Kristen terkait operasi plastik.
2. Pandangan Alkitab menyatakan bahwa tubuh manusia adalah milik Allah dan tidak boleh dirusak semata-mata untuk kepuasan pribadi.
3. Operasi plastik hanya dibenarkan jika bertujuan mengobati bagian tubuh yang cacat, namun tidak unt
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas definisi dan dampak operasi plastik serta pandangan Alkitab dan etika Kristen terkait operasi plastik.
2. Pandangan Alkitab menyatakan bahwa tubuh manusia adalah milik Allah dan tidak boleh dirusak semata-mata untuk kepuasan pribadi.
3. Operasi plastik hanya dibenarkan jika bertujuan mengobati bagian tubuh yang cacat, namun tidak unt
Kata plasik berasal dari bahasa Yunani plasso, yang berarti membentuk atau member bentuk.[1] Dari kata tersebut operasi plastik dapat diartikan sebagai usaha untuk membentuk dan memperbaiki cacat dan cidera pada jaringan tubuh, di mana kulit merupakan jaringan utama yang terlibat.[2] Pengertian tersebut jelas bahwa operasi plastik hanya dilakukan bagi mereka yang mengalami cacat dibagian kulit yang memang harus diperbaiki. Seperti, luka bakar, bibir sumbing dan cacat-cacat lainnya Dampak Negatif Operasi Plastik Adapun dampak-dampak negatif yang ditimbulkan operasi kosmetik , yaitu: [44] Pertama, terjadinya pembengkakan otot, persendian atau kelenjar. Kedua, luka memar dan infeksi. Ketiga, alat protetis seperti bantal dagu, pipi dan payudara dapt berpindah tempat atau bergeser. Keempat, dapat mengakibatkan mati rasa. Kelima, menyebabkan rambut rontok, bekas parut, lumpuh permanen Keenam, blepharoplasti atau operasi kelopak mata dapat merusak kelenjar air mata dan sindrom mata kering. Ketujuh, operasi hidung mungkin mengakibatkan pendarahan. Kedelapan, operasi payudara dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan sehingga tampak seperti bola tenis. Kesembilan, terjadi rasa nyeri pada otot dan persendian. Kesepuluh, kulit menjadi merah atau ruam, juga kulit akan terasa tebal. Kesebelas, daerah disekitar jaringan yang ditanam terasa mengeras dan juga biasanya akan terasa lembek. Kedua belas, rasa lelah terus menerus yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Ketiga belas, edema atau cairan tubuh tak dapat mengalir, biasanya akan tampak pada tangan, kaki, dan pergelangan kaki. PANDANGAN ALKITAB DAN ETIKA KRISTEN Pandangan Alkitab Tentang Manusia Manusia adalah ciptaan Tuhan yang termulia, berbeda denga ciptaan yang lainnya karena penciptaan manusia didahului oleh keputusan yang tegas serta tindakan nyata pada pihak Allah. [1] Manusia berbeda dengan ciptaan yang lainnya karena pada waktu menciptakan manusia Allah berkata, Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Kej 1:26) dimana perkataan Allah itu tidak pernah dikatakan pada waktu Ia menciptakan ciptaan yang lainnya.[2] Pernyataan ini mengangkat manusia sebagai karya ciptaan Allah yang terbesar, di mana manusia dalah satu-satunya ciptaan di antara ciptaan-ciptaan yang lainnya yang dapat memasuki hubungan persekutuan dengan Allah Pencipta.[3] Selanjutnya manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah mempunyai kewajiban untuk memuliakan Tuhan (Filipi 1:20, 1 Kor 10:31). Manusia yang mempunyai kewajiban untuk memuliakan Tuhan juga telah ditebus dari perbuatan-perbuatan dosa (1 Korintus 6:19-20) Beberapa Pendapat Mengenai Manusia Menurut Harun Hadiwijono, manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, maksudnya adalah gambar itu benar-benar serupa dengan memiliki gambar itu. Jadi arti ungkapan tersebut adalah bahwa gambar yang baik, gambar yang cocok dengan yang digambarkan, bukan karikatur, bukan gambar ejekan.[4] Menurut Willian Dyrness, gambar Allah menunjuk kepada keberadaan manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab di hadapan Allah, yang pantas untuk mencerminkan Pencipta mereka dalam pekerjaan yang mereka lakukan, serta mengenal dan mengasihi Dia dalam segala perbuatan mereka. [5] Menurut Ruth F. Selan, harga diri adalah kebutuhan dasar manusia sebagai seorang pribadi yang berintelek, berperasaan dan berkehendak.[6]Namun, banyak orang meletakkan dasar harga diri pada kesuksesan/kedudukan, penampilan (kecantikan), kekayaan, dan lain-lain untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Pengertian Etika Etimologi Menurut Verkuyl, kata etika berasal dari bahasa Yunani yang hampir sama bunyinya, yaitu ethos dan thos. Kata ethos artinya kebiasaan, adat sedangkan kata thos berarti kesusilaan, perasaan batin, tau kecendrungan hati dengan mana seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan.[7] Menurut K. Bertens istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos,yang dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berfikir. Dan dalam bentuk jamak berarti adat kebiasaan.[8] Terminologi Etika berkaitan dengan apa yang secara moral benar dan salah.[9] Etika adalah suatu ilmu tentang norma-norma. Ilmu ini mencari dasar-dasar utama yang menentukan hal-hal yang wajib atau yang merupakan keharusan, terutama menyangkut perintah dan berbagai alasan filosofi yang mendasari perintah-perintah itu.[10] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).[11] Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan tidak, sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut oleh masyarakat luas, ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum (antar) masyarakat.[12] Jadi, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk, sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur tingkah lakunya, menyangkut penyebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Namun, perlu diingat di dalam etika bukan saja perbuatan lahir yang dipentingkan, tetapi juga motif-motif yaitu apa yang menggerakkan atau menyebabkan seseorang melakukan perbuatan itu.[13] Memperbaiki Bagian Tubuh Yang Cacat/Sakit Pelaksanaan operasi plastik haruslah bergantung kepada apa yang menjadi tujuan dilakukannya operasi tersebut. Apakah operasi plastik tersebut dilakukan untuk memperbaiki bagian tubuh yang cacat/sakit akibat-akibat kejadian/kecelakaan yang tidak diinginkan atau apakah hanya untuk mengubah bagian tubuh yang tidak disukai supaya mendapat sanjungan dari orang lain, mendapat pujian dari orang lain, atau untuk persaingan dalam hal kecantikan. Melakukan operasi plastik terhadap bagian tubuh yang cacat atau sakit seperti, operasi bibir sumbing, luka bakar sama dengan mengobati atau mengurangi penderitaan sang penderita. Dalam Markus 5:25-34 merupakan kegiatan Tuhan Yesus untuk mengobati, menyembuhkan dan mengeluarkan orang-orang dari penderitaan sakit penyakitnya. Jadi, operasi plastik dengan tujuan untuk mengobati dan mengurangi penderitaan orang lain adalah hal yang sah untuk dilakukan berdasarkan firman Tuhan, karena Tuhan Yesus sendiri yang memerintahkannya (Mat 10:8) dan hal tersebut tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Motivasi yang salah pasti menghasilkan sesuatu yang tidak baik, demikian pun halnya dengan motivasi dalam melakukan operasi plastik. Dan tugas para medis seharusnya adalah untuk meningkatkan hidup manusia, bukan menciptakan hidup manusia. Mengubah Bagian Tubuh Diri manusia bukanlah miliknya sendiri tetapi milik Allah, karena Dia telah menjadikan manusia dan manusia adalah kepunyaan-nya. Jadi manusia tidak mempunyai hak untuk berlaku sesuka hati atas hidupnya. Mengubah bagian tubuh dengan alasan untuk dihargai dan mencari pengakuan dari orang lain tidak dapat diterima. Karena itu sama saja tidak menghargai Allah yang telah menganggap manusia berharga di mata-Nya (Yes 43:4) Atau dengan kata lain, manusia lebih mengutamakan penghargaan dari manusia daripada penghargaan dari Allah.[15] Merusak tubuh demi menyenangkan diri sendiri tidak dikehendaki oleh Allah karena tubuh ini bukan milik sendiri lagi dan bukan untuk dirusak, tetapi harus dipersembahkan untuk memuliakan Tuhan ( 1 Kor 6:13b,19,20). Kecantikan fisik hanya bersifat sementara dan sangatlah berlebihan jika manusia terlalu mengagungkan kecantikan fisik itu. Firman Tuhan dalam 1 Pet 3:3-4 berkata, Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, , tetapi perhiasanmu adalah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tentram, yang sangat berharga di mata Allah. Manusia hanya memandang rupa, tetapi Tuhan melihat kecantikan batiniah yang mungkin diabaikan oleh banyak orang. Kecantikan batiniah itu tidak akan pudar, atau rusak melainkan kecantikan itu abadi dan tak ternilai. Allah menghargainya dan Dia menjaga dan melindungi apa yang mulian dan berharga bagi-Nya.[16]