Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRACT
The developing of interactive student worksheet for rate of reaction has been conducted and tried in SMA N
8 Palembang. This developing used is Alessi and Trollip model with planning phase, design phase, and
development phase. In alpha test, it showed that the everage was 3,73 with valid category and in bheta test, it
showed that the everage was 3,73 with practice category. The efectiveness of this teaching material appear
from the learning result that which was done in product validation test phase. According to this test, 93,55%
students got score more than 75. This showed that interactive students worksheet has fulfilled the valid
category, practice category, and effective category to be used in rate of reaction learning. Researcher hopes
teacher and students can use the interactive student worksheet as one of teaching materials. For other
researcher can develop interactive student worksheet in other interesting material lessons.
ABSTRAK
Pengembangan LKPD interaktif untuk Laju Reaksi telah dilakukan dan diujicoba di SMA Negeri 8
Palembang. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan model Alessi dan Trollip dengan tahap
perencanaan, desain, dan pengembangan. Pada uji alfa diperoleh rata-rata sebesar 3,73 dengan kategori valid
dan uji beta diperoleh rata-rata sebesar 3,73 dengan kategori praktis. Keefektifan bahan ajar ini tampak dari
hasil belajar yang dilakukan pada tahap uji validasi produk. Berdasarkan uji ini, 93,55% peserta didik
memeroleh nilai lebih besar dari 75. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD interaktif telah memenuhi kriteria
valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Laju Reaksi. Bagi guru dan peserta didik agar
dapat memanfaatkan LKPD interaktif sebagai salah satu bahan ajar. Bagi peneliti lain agar dapat
mengembangkan LKPD interaktif pada materi atau mata pelajaran lain yang lebih menarik.
PENDAHULUAN
Pembelajaran kurikulum 2013 dituntut untuk berkontribusi dalam pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran yang berlangsung dapat melalui dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Pada pembelajaran langsung, peserta didik dididik untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan psikomotorik, sedangkan pada pembelajaran tidak langsung para peserta didik
dididik untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap (Katriani, 2014). Dari hal
tersebut, maka peserta didik dituntut aktif dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang dimiliki.
Ilmu kimia merupakan bagian dari sains yang mempelajari berbagai fenomena dan hukum alam.
Dalam mempelajari kimia, peserta didik diharapkan dapat memahami konsep-konsep yang ada sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan atau soal-soal yang diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
atau yang mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan angket yang diberikan kepada
peserta didik, 54,84% dari peserta didik menyatakan bahwa mata pelajaran kimia tidak mudah dipelajari.
Hasil angket yang didapatkan dikuatkan dengan wawancara yang dilakukan dengan guru yang menyatakan
bahwa para peserta didik masih terpaksa dalam mempelajari kimia dan penggunaan bahan ajar cetak selama
proses pembelajaran berlangsung belum membuat peserta didik lebih tertarik untuk belajar.
Sebanyak 61,29% dari peserta didik menyatakan bahwa belum memahami konsep dari soal-soal yang
terdapat dalam bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar yang berkualitas dapat
digunakan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan kimia (Septiani dkk, 2013). Pengadaan bahan
ajar yang tepat dapat membantu peserta didik dalam mengoptimalkan sikap, keterampilan dan
pengetahuannya. Salah satu bahan ajar yang digunakan adalah lembar kerja peserta didik (LKPD). 67,74%
peserta didik menyatakan LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang disukai. LKPD merupakan kumpulan
dari lembaran yang berisikan kegiatan yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan aktivitas nyata
dengan objek dan persoalan yang dipelajari (Katriani, 2014). LKPD berfungsi sebagai panduan belajar
peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut
Prastowo (Katriani, 2014) LKPD juga dapat didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai. LKPD disajikan semenarik mungkin agar
semua peserta didik dapat terlibat di dalamnya dan dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi kegiatan yang dapat dihadapi.
Sebagian besar peserta didik di SMA Negeri 8 Palembang telah memanfaatkan teknologi seperti
komputer. Sebanyak 74,19% peserta didik suka belajar dengan menggunakan media komputer. Tetapi
pemanfaatan dalam proses pembelajaran masih belum maksimal, hal ini dikarenakan peserta didik hanya
menggunakan komputer sebagai media pencari informasi untuk tugas-tugas harian. Komputer dapat
digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran, misalnya dalam menampilkan video atau animasi
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Menurut Wilson (Zulkardi, 2002) pengelompokan suasana pembelajaran atau tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dalam tiga jenis, yaitu berbasis komputer, berbasis kelas, dan internet. Alternatif
kegiatan pembelajaran manapun yang dipilih guru dan peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian.
Karena ketiga kegiatan penyajian materi pembelajaran mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama.
Jika peserta didik dapat menyelesaikan program pembelajarannya dan lulus melalui kegiatan pembelajaran
berbasis komputer, berbasis kelas atau internet, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan
pengakuan yang sama. Keadaan yang fleksibel sangat membantu peserta didik untuk mempercepat
penyelesaian pembelajarannya (Yusuf, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan LKPD berbasis komputer dengan judul penelitian Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif untuk Materi Laju Reaksi di SMA.
LKPD ditampilkan secara interaktif dengan menggunakan bantuan software yang ada pada komputer.
LKPD interaktif selain menampilkan materi pembelajaran, juga akan menampilkan video atau animasi
penunjang agar dapat menarik minat peserta didik untuk memahami materi tersebut. LKPD interaktif dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk keberlangsungan proses belajar mengajar. Menurut Yusuf (2010)
penggunaan LKPD interaktif dapat membantu kegiatan pembelajaran lebih bervariatif dan inovatif sehingga
dapat meningkatkan keterampilan proses, keaktifan, motivasi dan hasil belajar peserta didik. Penggunaan
LKPD interaktif yang juga media interaktif dapat dikatakan sebagai pemanfaatan teknologi dalam kegiatan
pembelajaran, ini merupakan salah satu saran pembelajaran bagi peserta didik, mempunyai kekuatan dasar,
seperti yang dikemukakan oleh Philips (Hasrul, 2010) sebagai berikut; a) mixed media yang dapat
mengintegrasikan berbagai media konvensional yang ada ke dalam satu jenis media interaktif, seperti media
teks, audio, video, dan lain sebagainya, b) user control, teknologi IMMI, memungkinkan pengguna
menelusuri materi ajar sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pengetahuan yang dimilikinya,
disamping itu menjadikan pengguna lebih nyaman dalam mempelajari isi media, secara berulang-ulang, c)
simulasi dan visualisasi merupakan fungsi khusus yang dimiliki oleh multimedia interaktif, sehingga dengan
teknologi animasi, simulasi dan visualisasi komputer, pengguna akan mendapatkan informasi yang lebih
nyata dari informasi yang bersifat abstrak. Dalam beberapa kurikulum dibutuhkan pemahaman yang
kompleks, abstrak, proses dinamis dan mikroskopis, sehingga dengan simulasi dan visualisasi peserta didik
akan dapat mengembangkan mental model dalam aspek kognitifnya, dan d) Gaya belajar yang berbeda.
Multimedia interaktif mempunyai potensi untuk mengakomodasi pengguna dengan gaya belajar yang
berbeda-beda.
Dikatakan LKPD interaktif karena lembar kerja dikemas dengan bentuk flash. Pembuatan LKPD
interaktif menggunakan aplikasi powerpoint yang selanjutnya diubah kedalam bentuk flash dengan bantuan
aplikasi ispring. Ispring merupakan program edukasi yang berfungsi untuk mengembangkan e-learning
professional yang bekerja sebagai add-ins power-point dengan menambahkan aplikasi quiz, survey dan
interaksi. Beberapa bentuk media yang dapat dikembangkan ispring yaitu merekam dan sinkronisasi video
presenter, menambahkan flash dan video youtube, mengimpor atau merekam audio, menambahkan informasi
membuat presentasi dan logo perusahaan, serta membuat navigasi dan desain yang unik (Hernawati, 2010).
Dipilihnya LKPD interaktif diharapkan dapat membatu peserta didik dalam pemahamannya terhadap
pelajaran kimia khususnya pada materi Laju Reaksi.
Pengembangan bahan ajar interaktif telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Dapat dilihat dari
penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2014) dalam pengembangan bahan ajar interaktif berbasis IT
pada pembelajaran IPA yang memenuhi kriteria valid, respon positif dari peserta didik, dan rata-rata hasil
belajar peserta didik mencapai 88,02%. Pada pembelajaran kimia juga telah dilakukan pengembangan bahan
ajar multimedia interaktif pada materi asam basa yang mendapatkan respon baik dari peserta didik (Oktiarmi
dkk, 2014). Keberhasilan LKPD interaktif dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari penggunaan LKPD
interaktif pada materi Hidrokarbon dengan ketuntasan belajar 92,31% (Dewi, 2012). Penggunaan LKPD
interaktif dalam pembelajaran materi Laju reaksi juga telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif
(Yanti, 2014).
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) interaktif untuk
materi Laju Reaksi yang valid, praktis dan efektif di SMA. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini
bermanfaat bagi peserta didik sebagai bahan ajar yang membantu dalam memahami materi laju reaksi,
mengetahui penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan membuat peserta didik aktif dalam
pembelajaran. Bagi guru, sebagai bahan ajar untuk materi laju reaksi yang membantu guru menyampaikan
materi dalam kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam peningkatan kualitas
pembelajaran. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang relevan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan Alessi
dan Trollip (2001). Model pengembangan ini memiliki tiga tahapan yaitu perencanaan, desain, dan
pengembangan. Objek penelitian ini adalah lembar kerja peserta didik (LKPD) interaktif dan subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 5 SMA Negeri 8 Palembang.
Prosedur yang dilakukan dalam pengembangan LKPD interaktif dengan menggunakan model
pengembangan Alessi dan Trollip (2001) adalah sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan yang terdiri dari; a)
identifikasi karakteristik peserta didik yang dilakukan dengan penyebaran dan pengisian angket untuk
peserta didik kelas XI MIA 5 dan melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran kimia di SMA N 8
Palembang; b) penentuan tujuan pembelajaran ditentukan sesuai kompetensi dasar dan indikator. 2) Tahap
desain yang terdiri dari; a) analisis materi ajar, analisis ini dilakukan terhadap materi laju reaksi dan
selanjutnya dikembangkan sesuai kurikulum yang berlaku; b) pembuatan flowchart dan story board LKPD
interaktif untuk materi laju reaksi; c) pembuatan instrumen uji validitas dan uji kepraktisan dengan
menyusun aspek-aspek yang dapat menghasilkan valid dan praktisnya LKPD interaktif. 3) Tahap
Pengembangan yang terdiri dari; a) penyiapan teks yaitu menyiapkan materi tentang laju laju reaksi
disiapkan sesuai kebutuhan yang meliputi pengertian laju reaksi, faktor-faktor yang mempangaruhi laju
reaksi, persamaan laju reaksi, dan teori tumbukan. b) penggabungan bagian, materi yang disiapkan
digabungkan di dalam aplikasi yang digunakan untuk membuat produk berdasarkan gambaran yang telah
dibuat di storyboard. c) penyiapan materi pendukung, dilakukan dengan menyiapkan materi pendukung
seperti video peletusan kembang api, video luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis yang
mempengaruhi laju reaksi, animasi praktikum luas permukaan, konsentrasi, dan suhu yang mempengaruhi
laju reaksi, dan gambar yang berkaitan dengan laju reaksi. d) pembuatan produk, dilakukan dengan
mengubah produk yang dibuat pada powerpoint ke bentuk flash dengan bantuan ispring. e) uji alfa, dengan
melakukan uji validitas oleh tiga dosen ahli yaitu ahli materi, ahli pedagogik, dan ahli desain untuk
mengetahui validitas LKPD interaktif yang telah dikembangkan. f) revisi, dilakukan berdasarkan hasil
penilaian dari uji alfa dengan mempertimbangkan komentar dan saran untuk perbaikan LKPD interaktif yang
telah dikembangkan. g) uji beta, dilakukan dengan menyebarkan angket kepada tiga peserta didik kelas XI
SMA N 8 Palembang untuk mengetahui kepraktisan LKPD interaktif yang telah dikembangkan. h) revisi
akhir, dilakukan berdasarkan hasil penilaian, komentar dan saran dari uji beta. i) uji validasi produk,
dilakukan dengan cara menguji LKPD interaktif kepada peserta didik untuk melihat peningkatan hasil belajar
peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan LKPD interaktif.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket dan tes. Pengumpulan data
menggunakan angket dan tes dilakukan pada langkah di tahap pengembangan model Alessi dan Trollip.
Angket digunakan pada saat langkah uji alfa dan uji beta. Setelah didapatkan hasil dari uji alfa dan uji beta
dilakukan perhitungan skor untuk mengetahui kriteria interpretasi dari skor validasi dan skor kepraktisan.
Kriteria skor validasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan skor kepraktisan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
(Widoyoko, 2012).
Pengumpulan data dengan menggunakan tes dilakukan pada langkah uji validasi produk di tahap
pengembangan Alessi dan Trollip. Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan hasil belajar
peserta didik dengan menganalisisnya menggunakan gain yang dinormalisasikan dilihat dari peningkatan
yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung (Hake, 2000). Kriteria n-gain dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut.
Pengembangan ini menggunakan model pengembangan Alessi dan Trollip yang terdiri dari tiga tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap desain, dan tahap pengembangan.
Tahap pertama pada penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan
dan perumusan tujuan pembelajaran. Dalam analisis kebutuhan, peneliti melakukan wawancara dengan guru
mata pelajaran Kimia SMA Negeri 8 Palembang. Selain mewawancarai guru mata pelajaran Kimia, juga
dilakukan pengisian angket oleh peserta didik kelas XI MIA 5 dengan yang berjumlah 31 peserta didik.
Selanjutnya dilakukan perumusan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD). Dalam penulisan tujuan pembelajaran, formatnya mengikuti format ABCD yaitu
audience, behavior, conditions, dan degree. Singkatan ABCD tersebut merupakan rumusan tujuan
pembelajaran yang sejak dulu telah diterapkan (Prawiradilaga, 2012).
Tahap kedua yaitu desain. Pada tahap desain, ada tiga langkah yaitu analisis topik, membuat flowchart
dan story board, serta membuat Instrumen uji validitas dan uji kepraktisan. Analisis topik mengacu pada
tujuan pembelajaran yang telah dibuat untuk menentukan kegiatan belajar pada LKPD interaktif yang akan
dibuat. Lalu disajikan dalam bentuk flowchart yang berisi tentang topik laju reaksi dan story board yang
berisi tentang gambaran desain LKPD baik berupa tulisan, gambar, animasi, dan video yang mendukung.
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan. Pada tahap desain, ada 9 langkah yaitu menyiapkan teks,
menggabungkan teks, menyiapkan materi pendukung, membuat produk, melakukan uji alfa, melakukan
revisi, uji beta, membuat revisi akhir, dan melakukan uji validasi produk. Menyiapkan teks yang dilakukan
adalah menyiapkan materi sesuai dengan kebutuhan. Materi laju reaksi yang disiapkan meliputi pengertian
laju reaksi, persamaan laju reaksi, faktor-faktor yang mempangaruhi laju reaksi, dan teori tumbukan. Materi
yang disiapkan digabungkan di dalam power-point dan diletakkan berdasarkan gambaran yang telah dibuat
di storyboard. Setelah menggabungkan materi ke dalam power-point, materi pendukung seperti gambar,
video, dan animasi tentang laju reaksi disiapkan lalu dimasukkan ke dalam power-point berdasarkan
keterkaitannya pada tiap subbab. Rancangan LKPD interaktif yang dibuat dengan bantuan power-point
diubah ke bentuk flash dengan bantuan ispring.
Gambar 1. Tampilan Awal LKPD interaktif Gambar 2. Tampilan Materi LKPD Interaktif
Gambar 3. Tampilan Animasi Praktikum LKPD Gambar 4. Tampilan Evaluasi LKPD Interaktif
Pada tahap uji alfa dilakukan penilaian produk oleh diri sendiri dan uji validasi oleh dosen ahli yang
terdiri dari dosen ahli pedagogik, ahli desain, dan ahli materi. Pada penilaian produk oleh diri sendiri
didapakan beberapa kesalahan dalam penulisan. Pada uji validasi yang dilakukan oleh tiga dosen ahli ini
bertujuan untuk mengetahui kevalidan LKPD yang telah dibuat. Validasi pedagogik yang telah dilakukan
oleh dosen ahli didapakan nilai tiap indikator sebagai berikut; 1) kejelasan kompetensi sebesar 3,6; 2)
kesesuaian dengan perkembangan peserta didik sebesar 3,75; 3) ketepatan dengan kaidah bahasa Indonesia
yang benar sebesar 3,5; 4) penggunaan bahasa yang komunikatif sebesar 3,5 ; 5) kemampuan peserta didik
untuk merespon pembelajaran 3,67; 6) mengamati sebesar 3,4; 7) menanya sebesar 3,75; 8) mengumpulkan
informasi sebesar 4; 9) mengasosiasi sebesar 4; 10) menyimpulkan sebesar 3.75; dan 11) pendekatan
kontekstual sebesar 4. Selanjutnya validasi desain yang telah dilakukan oleh dosen ahli didapatkan nilai tiap
indikator sebagai berikut; 1) komposisi halaman sampul sebesar 3,75; 2) komposisi halaman isi sebesar 4; 3)
kualitas tampilan sebesar 3,5; dan 4) rekayasa perangkat lunak sebesar 4. Sedangkan validasi materi yang
telah dilakukan oleh dosen ahli didapakan nilai tiap indikator sebagai berikut; 1) cakupan materi sebesar 3,8;
2) keakuratan materi sebesar 3,33; dan 3) pendukung penyajian materi 3,6. Berdasarkan hasil penilaian yang
di peroleh dari uji validasi di atas, maka didapatlah rata-rata nilai validasi keseluruhan sebesar 3,73 dengan
kriteria valid. Kriteria valid didapatkan karena ada beberapa bagian dari LKPD interaktif yang harus
diperbaiki, hingga tidak mencapai nilai maksimal.
SIMPULAN
Pengembangan LKPD interaktif untuk Laju Reaksi telah dilakukan dan diujicoba di SMA Negeri 8
Palembang. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan model Alessi dan Trollip (2001) dengan tahap
perencanaan, desain, dan pengembangan. Tahap perencanaan dilakukan identifikasi karakteristik peserta
didik dan penentuan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pada tahap desain dilakukan analisis topik, pembuatan
flowchart dan storyboard, serta pembuatan instrumen uji validasi dan uji kepraktisan. Tahap selanjutnya
adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini dilakukan peneliti menyiapkan teks, menggabungkan teks,
menyiapkan materi pendukung, membuat produk, melakukan uji alfa dengan skor yang didapat sebesar 3,73
dengan kriteria valid,melakukan revisi, melakukan uji beta dengan skor yang didapat sebesar 3,88 dengan
kriteria praktis, melakukan revisi akhir, dan melakukan uji validasi produk LKPD interaktif didapatkan rata-
rata posttest sebesar 80,32 dengan gain score sebesar 0,47 dan dinyatakan efektif. Berdasarkan hasil yang
dilakukan pada tahap-tahap tersebut, LKPD interaktif untuk materi Laju Reaksi dinyatakan layak digunakan
pada kegiatan belajar mengajar untuk kelas XI.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap guru dan peserta didik dapat
menggunakan LKPD interaktif sebagai bahan ajar dalam mempelajari materi laju reaksi. Bagi sekolah,
sebagai bahan masukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Bagi peneliti lain, sebagai acuan dalam
melakukan penelitian yang relevan dan perbaikan dalam mengembangkan LKPD interaktif dengan tampilan
yang lebih menarik dengan kriteria sangat valid, praktis, dan efektif serta perbaikan dalam lembar kerja dan
tugas yang dapat dilakukan berulang kali.
DAFTAR PUSTAKA
Alessi, S. M. Dan Trollip, S. R. 2001. Multimedia for Learning: Methods and Development. Boston: Allyn
and Bacon
Dewi, P. F. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Interaktif Pada Pelajaran Kimia Pokok
Bahasan Hidrokarbon di SMA Negeri 5 Palembang. Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Hake, R. R. 2000. Is it Finally Time to Implement Curriculum S?. Bloomington: Indiana University.
Hasrul. 2010. Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif. Jurnal MEDTEK, 2(1).
Hernawati, K. 2010. Modul Pelatihan Ispring Presenter. Yogyakarta: Pendidikan Matematika PMIPA UNY.
Katriani, L. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik. Disajikan dalam PPM Pelatihan Pembuatan
Perencanaan Pembelajaran IPA untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kelas Sebagai
Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru SMP Se-Kecamatan Danurejan, tanggal 24 Oktober 2014,
Yogyakarta.
Kurniawati, S., Lesmono, A. D., dan Wahyuni, S. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis IT
Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang Pada Pembelajaran IPA di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika,
3 (3): 301 -- 305
Oktiarmi, P., Rusdi, M., dan Asrial. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Interaktif pada Praktikum
Titrasi Asam Basa. Edu-Sains 3 (1): 6 12
Prawiradilaga, D. S. 2012. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles). Jakarta: Kencana
Septiani, A., Syakbaniah, dan Mufit, F. 2013. Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Materi Suhu dan
Kalor Berbentuk Powerpoint Materi Suhu dan Kalor untuk Pembelajaran Fisika Kelas X SMA.
Pillar of Physics Education, 2: 49 56
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Yanti, Melia L. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Interaktif untuk Pembelajaran Laju Reaksi di
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Raja. Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Yusuf, M. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Interaktif
Berbasis Komputer di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2): 34--
44.
Zulkardi. 2002. Development a Learning Environment on Realistic Mathematics Education (RME) for
Indonesian Student Teacher. Dissertation. Netherlands: University of Twentee.