A. Fungsi-fungsi Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan efektif dan efisien jika dikelola dengan cara yang
tepat. Para pengelola perusahaan, yaitu dewan komisaris, dewan direktur,dan para manajer,
tergabung ke dalam suatu kelompok yang disebut manajemen perusahaan. Manajemen inilah
yang bertanggungjawab untuk menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:
1. Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta
mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan,
termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk membagi berbagai
tanggungjawab,tugas dan wewenang pada masing-masing bagian.
3. Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan
aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas organisasi,
antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian masalah rutin,
penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
4. Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan tercapainya
tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi suatu rencana dan
melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian biasanya dicapai dengan
menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan rencana.
pengguna
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu:
sistem akuntansi manajeman dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi
tersebut berbeda dalam tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan
untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi
pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan
memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Tujuan sistem informasi
akuntansi keuangan adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi
investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi yang
dihasilkan digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran
aktivitas, dan ketentuan peraturan.
Sistem informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna
internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajemen
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi
yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat
keputusan.
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu:
1. Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen sebagai
wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional
perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan
dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen
berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan
pertanggungjawaban yang lebih terinci.
2. Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu sistem
akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena penyelenggaraan
dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal tersebut juga akan
sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan buku-buku akuntansi, waktu
dan tenaga ekstra.
2. Batasan input dan Tidak terikat aturan tertentu Pelaporan akuntansi keuangan
proses harus mengikuti prosedur
akuntansi yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (Bapepam
& IAI di Indonesia)
3. Jenis informasi Informasi keuangan & non Informasi keuangan yang bersifat
keuangan, dimungkinkan juga objektif
informasi yang bersifat
subjektif
2. Tahun 1925
Akuntansi manajemen menggunakan pendekatan perhitungan biaya persediaan,
mengalokasikan biaya manufaktur ke produk agar biaya persediaan dapat dilaporkan kepada
pengguna eksternal laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi kekuatan yang
membentuk desain sistem biaya.
Manajer dan perusahaan dapat menerima informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap
produk, dari pada informasi biaya yang lebih terinci dan akurat setiap produk. Meskipun
keanekaragaman jenis produk meningkat, kebutuhan informasi biaya yang lebih akurat kalah
dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut.
3. Tahun 1950-an sampai 1960-an
Akuntansi manajemen melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki sistem biaya konvensional
guna meningkatkan manfaat informasi akuntansi keuangan bagi penggunanya.
4. Tahun 1980-an sampai 1990-an
Banyak ditemukan bahwa praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional sudah tidak
mampu melayani kebutuhan manajerial. Perhitungan biaya produk yang lebih akurat, yang
menjelaskan secara rinci penggunaan input dibutuhkan untuk memungkinkan manajer
meningkatkan perhitungan, produktivitas, dan mengurangi biaya.
(realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan
oleh pelanggan). Apa yang pelanggan terima disebut sebagai produk total (total product).
Produk total adalah seluruh manfaat bai berwujud (tangible) maupun tidak berwujud
(intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli. Produk total meliputi fitur
umum dan khusus suatu produk/jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merek
dagang, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Pengorbanan
pelanggan meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usasha yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk, dan biaya-biaya pasca
pembelian yang meliputi biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk
tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi bagi
pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.
a. Penetapan Posisi Strategis (Strategic Positioning). Meningkatkan nilai bagi
pelanggan untuk menciptkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dapat dicapai
melalui pemilihan berbagai strategi secara bijaksana. Umumnya, perusahaan memilih
suatu posisi strategis yang sesuai dari dua strategi umum berikut ini:
(1)kepemimpinan biaya (cost leadership); dan (2)produk superior melalui diferensiasi
produk. Tujuan dari strategi kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai
yang sama atau lebih baik bagi pelanggan, dengan biaya yang lebih rendah dari
pesaing. Sebagai contoh, menurunkan biaya pembuatan suatu produk dengan
memperbaiki proses, akan memungkinkan perusahaan untuk menurunkan harga jual,
yang kemudian akan menurunkan pengorbanan pelanggan. Tujuan dari strategi
diferensiasi adalah untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan meningkatakan
realisasi. Menyediakan sesuatu untuk pelanggan yang tidak disediakan oleh pesaing,
akan menciptakan keunggulan kompetitif. Sebagi contoh, salah satu toko komputer
dapat memberikan penawaran pelayanan perbaikan di tempat, sesuatu yang tidak
ditawarkan oleh pesaing di pasar setempat. Agar strategi diferensiasi dapat berjalan,
nilai yang ditambahkan bagi pelanggan dengan diferensiasi harus melebihi biaya
perusahaan untuk melakukan diferensiasi.
b. Kerangka Kerja Rantai Nilai. Aplikasi atas strategi kepemimpinan biaya dan/atau
strategi diferensiasi, membutuhkan suatu pemahaman atas rantai nilai tingkat internal
dan tingkat industri perusahaan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang
dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan
mengirimkan produk serta jasa ke pelanggan. Sebagai contoh, pengiriman suatu
produk atau jasa yang tepat waktu adalah bagian dari total produk, dan bernilai bagi
(defect-free) bagi para tamu. Perusahaan menerapkan sistem bagan untuk mengukur proses dalam
menghilangkan masalah tamu. Setiap karyawan disediakan salinan kecil Standar Emas (Gold Standard)
seukuran saku. Standar-standar ini adalah kinerja yang diharapkan dan protokol untuk berinteraksi
dengan tamu dan merespons kebutuhan tamu. Standar-standar ini ditekankan pada setiap pengarahan lima
sampai sepuluh menit di awak setiap jadwal pergantian. Survei independen menghasilkan 99 persen tamu
puas dengan pengalaman mereka, lebih dari 80 persen menyatakan sangat puas. Keuntungan (earning),
kembalian investasi (return on investment), dan pendapatan (revenue) per kamar telah meningkat dengan
dramatis.
4. Waktu sebagai Unsur Kompetitif
Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mecapai pasar dengn
cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan tersebut
mengirim produk atau jasa dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai-
tambah (waktu yang tidak bermanfaat). Waktu yang tidak bermanfaat bagi pelanggan
misalnya, waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal. Pengurangan waktu
yang tidak bernilai-tambah semakan besar seiring dengan meningkatnya kualitas.
5. Efisiensi
Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan efisiensi adalah hal
yang juga vital. Baik pengukuran efisiensi finansial maupun non-finansial diperlukan.
Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai,
biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan dengan tepat; produk jadi harus
berhubungan dengan input yang dibutuhkan, dan pengaruh karena perubahan
produktivitas harus dihitung.
6. Bisnis secara Elektronik (e-business)
Bisnis secara elektronik (e-business) adalah semua transaksi bisnis atau pertukaran
informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Perdagangan secara elektronik (e-commerce) adalah jual beli produk dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Manajer lini adalah orang yang membuat kebijakan dan membuat keputusan yang
berpengaruh terhadap produksi. Melalui penyediaan dan penginterpretasian informasi
akuntansi, akuntan manajemen dapat memiliki masukan penting dalam berbagai kebijakan
dan keputusan.
Controller, kepala bagian akuntansi, mengawasi semua departemen akuntansi. Karena
perannya yang penting dalam operasi suatu organisasi, controller sering dipandang sebagai
anggota dari tim manajemen puncak dan diikutsertakan dalam perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Sebagai kepala bagian akuntansi, controller bertanggung jawab
terhadap kebutuhan akuntansi baik secara internal maupun eksternal. Tanggung jawab
tersebut dapat mencakup pertanggungjawaban langsung kepada pemeriksaan internal,
akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi sistem, dan perpajakan.
2. Kerahasiaan
a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh, kecuali
diharuskan secara hukum
b. Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang
berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga
kerahasiaan tersebut
c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan
hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga
3. Integritas
a. Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkans emua pihak tentang
potensi konflik
b. Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan akan
kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis
c. Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat mempengaruhi
tindakan
d. Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi organisasi,
baik secara aktif maupun pasif
e. Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional
f. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun buruk dan penilaian atau opini
profesional
g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat merugikan profesi
4. Objektifitas
a. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif
b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh manajemen
IMA juga memberikan panduan tentang penyelesaian konflik yang berkaitan dengan
masalah etis, yaitu sebagai berikut:
1. Mengikuti kebijakan yang telah ditentukan
2. Untuk konflik etis yang tidak terselesaikan:
a. Mendiskusikan konflik dengan atasan langsung atau manajer tertinggi lainnya yang
tidak terlibat konflik
b. Mengacu pada Sarbanes Oxley Act (SOA)2002 untuk memberikan perlindungan hukum
terhadap tuduhan kesalahan manajemen perusahaan