Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PSIKOLOGI

Oleh :

ASIH PUSPITA PUTRI

1411212040

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2014/2015


PENERAPAN ILMU PSIKOLOGI DALAM
UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT
A. Ilmu Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology
yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche
berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi
diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit
didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak,
sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri
keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah
jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13
(1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang
tidak dapat dilihat secara langsung.
Dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa atau mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa atau
mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi
psikologi membatasi pada menifestasi dan ekspresi dari jiwa atau
mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau
kegiatannya, sehingga psikologi dapat di definisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang memperlajari tingkah laku manusia, baik
sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang
tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun
yang tidak di sadari.

B. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Definisi ilmu kesehatan masyarakat (bahasa Inggris: public
health) menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and
Clark, 1958) dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental,
dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat,
pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa
dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang
akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai
standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi
dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.

C. Peranan Ilmu Psikologi dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan


Masyarakat
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan
manusia. Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan
individu dan kesehatan masyarakat. Kesehatan individu tercermin
dari kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang. Sehat secara
fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan dapat dibuktikan
secara klinis ketika organ-organ didalam tubuh berfungsi normal.
Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pada pikiran,
emosional dan spiritual. Untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-
tingginya, diperlukan suatu upaya yang dikenal dengan istilah
kesehatan masyarakat. Menurut Winslow, Kesehatan Masyarakat
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk:
a. Perbaikan sanitasi lingkungan;
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular;
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan;
d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
untuk diagnosis dini dan
pengobatan;
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Kesehatan masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan
mempelajari cara-cara pencegahan penyakit dengan mengenali
faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sejalan dengan kesehatan masyarakat yang
lebih menekankan usaha preventif dan promotif, aspek utama yang
menjadi sasaran adalah aspek perilaku. Untuk memasyarakatkan
pemeliharaan kesehatan melalui pola hidup sehat, maka pendekatan
ilmu perilaku sangat penting.
Menurut L. Green, perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor
yakni faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors) dan
faktor penguat (reinforcing factors). Faktor predisposisi meliputi
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan
dan tingkat sosial-ekonomi, dan sebagainya. Faktor pemungkin
mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, misalnya ketersediaan air bersih, tempat
pembuangan sampah dan tinja, ketersediaan makanan bergizi,
termasuk keterjangkauan pada sarana pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas, Posyandu, Polindes, dan sebagainya.
Sedangkan faktor penguat mencakup faktor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, perilaku petugas kesehatan, serta peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan mulai dari undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan teknis dibidang kesehatan.
Untuk mempengaruhi perilaku masyarakat agar menerapkan pola
hidup sehat, pendekatan penyuluhan kesehatan mutlak dilakukan.
Karena pada dasarnya, penyuluhan adalah sebuah proses sosialisasi
ilmu dan nilai untuk mempengaruhi orang lain secara individu atau
kelompok agar mau mengikuti ilmu dan nilai yang diajarkan seorang
penyuluh kesehatan. Unsur-unsur dalam penyuluhan kesehatan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang adalah unsur input dan
unsur output. Unsur input seperti sarana penyuluhan dan tenaga
penyuluh sedang unsur output yakni proses penyuluhan yang
dilakukan sebagai upaya untuk mempengaruhi orang lain agar
melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyuluh.
Dalam hal ini, Psikologi dibutuhkan untuk membantu
mempelajari dan memahami perilaku individu sehingga pendekatan
yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan kesehatan
masyarakat melalui penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan
tepat sasaran.
Sebagai contoh, dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) pada anak. Sebelum memberikan intervensi, harus
dipahami terlebih dahulu bagaimana cara penyampaian yang baik
kepada anak supaya anak bisa mengerti apa pentingnya menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Tentu saja penyampaian materi
terkait PHBS pada anak tidak bisa disamakan dengan penyampaian
materi PHBS terhadap Ibu Rumah Tangga karena secara umur,
kedua kelompok tersebut jauh berbeda dan ini berarti pola pikir
keduanya pun berbeda. Dengan ilmu psikologi, dapat diketahui
bagaimana pola pikir individu yang menjadi sasaran program
kesehatan masyarakat. Pengetahuan tentang karakteristik pola pikir
individu bisa didapatkan melalui penjelasan mengenai Human
Development yang menjelaskan tentang perkembangan kognitif pada
anak, remaja, dewasa muda, dewasa madya, dan lansia.
Human Development :
1. Anak
Teori Perkembangan Kognitif Piaget :
a. stadium sensory motorik (0-18 bulan)
intelegensi anak tampak dalam bentuk aktivitas
motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Hal yg
konkrit yg dapat diterima.
b. stadium pra-operasional (18 bulan-7 thn)
dimulai dengan penguasaan bahasa yg sistematis,
imitasi dsbnya. Bersifat egosentris, belum mampu utk
mengambil perspektif orang lain.
c. stadium pra operasional konkrit (7-11 thn)
mampu menghubungkan dimensi-dimensi satu sama
lain namun masih bersifat konkrit.
d. stadium operasional formal (mulai 11 thn)
mulai mampu berpikir analitis & kombinatoris
2. Remaja
Tahap Formal Operations dari Piaget :
Merupakan tahapan tertinggi dari perkembangan kognitif,
dimana remaja dapat mengembangkan kapasitas berpikir
abstrak.
Pada periode ini remaja juga sudah mampu untuk
menerapkan hypothetical-deductive reasoning, dimana
remaja dapat mengembangkan, memperhatikan, dan
menguji hipotesa. Kemampuan ini membuat remaja dapat
memecahkan masalah, mulai dari yang sederhana hingga
yang kompleks.
3. Dewasa Muda
Neo-Piagetian :
Meskipun Piaget menyatakan bahwa tahap berpikir formal
operations sebagai
tahapan yang terakhir, namun beberapa ilmuwan
menyatakan bahwa perkembangan
kognitif terus berlanjut diluar tahapan tersebut. Beberapa
teori yang
menyempurnakan pandangan Piaget ini adalah :
a. Reflective Thinking, merupakan jenis berpikir logis yang terjadi pada
masa dewasa, dimana terjadi proses informasi dan keyakinan yang
berkelanjutan, evaluasi aktif berdasarkan bukti dan implikasi.
Pertama kali dikemukakan oleh John Dewey.
b. Postformal thought, tahap kognisi orang dewasa yang tertinggi.
Ditandai dengan kemampuan untuk menghadapi ketidakpstian, tidak
konsistensi, kontradiksi, ketidaksempurnaan, dan kompromi.
Beberapa kriteria dari postformal thought ini, yaitu :
Shifting gears : mampu mengalihkan antara
penalaran abstrak dan praktis.
Problem definition : mampu mendefinisikan
masalah.
Process-product shift : mampu menyelesaikan
masalah baik melalui proses umum lewat
permasalahan yang hampir sama maupun melalui
solusi kongkrit.
Pragmatism : mampu memilih yang terbaik dari
antara solusi logis.
Multiple solution : kesadaran bahwa masalah
memiliki lebih dari 1 penyebab
Awareness of paradox : mengenali bahwa masalah
atau solusi merupakan konflik yang tidak tuntas.
Self-referential thought : kesadaran untuk
melakukan penilaian terhadap solusi mana yang
logis. Dapat dikatakan orang
tersebut menggunakan postformal thought.
4. Dewasa Madya
Perbedaan tahap pemikiran pada usia dewasa:
a. Tahap mencari prestasi
Terjadi pada masa dewasa awal
Berkaitan dengan perencanaan masa depan (karir
dan perolehan pengetahuan)
b. Tahap tanggung jawab
Dimulai sejak masa dewasa awal
Terjadi ketika keluarga sudah terbentuk
c. Tahap eksekutif
Terjadi pada masa dewasa madya
Individu bertanggung jawab terhadao sistem di
lingkungannya terutama yang berkaitan dengan
keorganisasian
d. Tahap reintegratif
Terjadi pada masa dewasa akhir
Individu memfokuskan pada kegiatan yang
bermakna bagi dirinya
5. Lansia
a. Inteligensi/Kecerdasan
Menurun atau tidaknya kecerdasan lansia
tergantung pada kemampuan yang diukur. Bisa saja
ketika pengukuran tidak memahami instruksi karena
keterbatasan pendengaran dan penglihatan.
Sehingga tes kecerdasan dengan batasan waktu sulit
untuk dilakukan pada lansia.
b. Memory/Ingatan
Gagalnya mengingat sesuatu seringkali
menjadi tanda penuaan. Seperti halnya fungsi
kognitif lainnya, sebenarnya ingatan
mengalami penurunan yang perlahan dan
sangat beragam kondisinya.
Ingatan Jangka Pendek (STM) : mengalami
sedikit penurunan pada sensory memory
sedangkan working memory mengalami
penurunan yang besar.
Ingatan Jangka Panjang (LTM) : episodic
memory mengalami kemunduran, semantic
memory mengalami penurunan yang kecil, dan
procedural memory tidak dipengaruhi oleh
bertambahnya usia.
c. Wisdom/Kearifan
Penelitian wisdom terfokus pada :
social judgments/penilaian sosial : prototipe
orang arif dan mencari kesamaan diantara
mereka.
personality/kepribadian : Jung dan Erikson
memandang wisdom sebagai puncak dari
pertumbuhan dan perkembangan ego
sepanjang hidup.
Setelah diketahui karakteristik pola pikir individu, barulah
dapat dikembangkan pendekatan yang tepat untuk sasaran program
kesehatan masyarakat.
Selain mempelajari karakteristik individu, psikologi juga
mempelajari proses belajar manusia. Dari berbagai macam proses
belajar, dapat dipilih salah satu alternatif pembelajaran yang dinilai
cukup efektif dalam penerapan program kesehatan masyarakat.
Misalnya dalam membiasakan anak menggosok gigi sebelum tidur,
orang tua menerapkan proses belajar yang dikembangkan oleh
Skinner. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar
adalah adanya penguatan (reinforcement) yang berarti memperkuat,
penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Penguatan positif
adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang
mendukung (rewarding).
Bentuk- bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah
(permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1
dsb).
Penguatan negatif
adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi
respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan
stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-
bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan
perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).
Jadi, agar anak mau menggosok gigi setiap hari, orang tua
menjanjikan hadiah kepada anaknya apabila anaknya mau
menggosok gigi sebelum tidur.
Intinya adalah psikologi dan kesehatan masyarakat sama-sama
mempelajari aspek perilaku dan dalam hal ini, psikologi memberikan
andil dalam membantu memahami karakteristik pola pikir individu
yang menjadi sasaran program kesehatan masyarakat, sehingga
dapat direncanakan pendekatan yang sesuai agar program yang
dijalankan dapat diterima oleh sasaran yang dituju sehingga upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai