Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PRE EKLAMSI

DAN EKLAMSI
Disahkan oleh
No. Kode :
Kepala Puskesmas

SOP No. Revisi :


UPT
Puskesmas
Tgl. Terbit :
Tanggul
dr. BAMBANG WITARNO
Halaman : 1 NIP. 19571110 198510 1 001

1. Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi dalam


kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi kehamilan
setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya salah satu
dari: oedema, protein urine atau kedua duanya.
2. Tujuan Semua pasien hipertensi dalam kehamilan ditatalaksana untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut sehingga tidak menimbulkan kematian ibu dan
janin
3. Kebijakan Deteksi dini pada pasien hamil trimester pertama dengan riwayat
hipertensi atau trias hipertensi dalam kehamilan (oedema, protein urine,
dan atau kejang)
4. Referensi
5. Prosedur A. Hipertensi dalam kehamilan

1. Diagnostik hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolic lebih dari


90 atau kenaikan 15mmhg pada 2 kali pengukuran berjarak 1 jam
atau lebih tanpa disertai protein urine.

2. Pantau tekanan darah, urine, dan kondisi janin setiap minggu

3. Jika tekanan darah meningkat tangani dengan preeklamsia


ringan

4. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin


terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin

5. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal

B. Preeklamsi ringan

1. Preeklamsi ringan pada kehamilan <35 minggu

a. Jika tidak terdapat tanda perbaikan perlu dilakukan penilaian


2 kali dalam seminggu dengan rawat jalan antara lain; bed
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PRE EKLAMSI
DAN EKLAMSI
Disahkan oleh
No. Kode :
Kepala Puskesmas

SOP No. Revisi :


UPT
Puskesmas
Tgl. Terbit :
Tanggul
dr. BAMBANG WITARNO
Halaman : 1 NIP. 19571110 198510 1 001

rest, diet, pantau tensi, protein urine, reflek patella dan


kondisi janin.

b. Jika tidak memungkinkan rawat jalan, maka dilakukan rawat


inap. (diet, pemantauan tekanan darah, protein urine, reflek
patella, dan kondisi janin)

c. Jika tekanan diastolic turun sampai normal maka pasien


dipulangkan

d. Jika terdapat tanda gawat janin pertimbangkan terminasi


(rujuk)

e. Jika protein urine meningkat kelola sebagai preeklamsi berat

2. Preeklamsi ringan pada kehamilan >35 minggu

a. Dipertimbangkan terminasi kehamilan (rujuk)

C. Preeklamsi Berat / Eklamsi

1. Segera dilakukan rawat inap.

2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30


menit, dan refleks patella setiap jam.

3. berikan Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan


infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc.

4. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

5. Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).

a) Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama


1 gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam
3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di
pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN, PRE EKLAMSI
DAN EKLAMSI
Disahkan oleh
No. Kode :
Kepala Puskesmas

SOP No. Revisi :


UPT
Puskesmas
Tgl. Terbit :
Tanggul
dr. BAMBANG WITARNO
Halaman : 1 NIP. 19571110 198510 1 001

3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2%


yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.

b) Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian


dosis awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam
dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
6. Unit Terkait Ruang bersalin

Anda mungkin juga menyukai