Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut definisi World
Health Organization (WHO), kematian ibu adalah kematian

seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari setelah persalinan.

Sekitar 99 % dari seluruh kematian ibu terjadi di negara

berkembang.Sekitar 80 % kematian maternal merupakan akibat

meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah

persalinan (WHO, 2012). Menurut WHO penyebab utama kematian ibu

adalah perdarahan berat (25%), infeksi (13%), aborsi yang tidak aman

(13%), eklampsi (13%), partus (8%) dan penyebnab tidak langsung (20%)

(WHO,2012).

AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)

merupakan salah satu tolak ukur status kesehatan masyarakat. AKI di

negara maju jauh lebih rendah (5 -10 per 100.000 kelahiran hidup),

dibandingkan negara berkembang (750 100 per 100.000 kelahiran

hidup). Di negara maju risiko kematian disebabkan oleh kehamilan dan

persalinan adalah 1 per 14 50 persalinan (Wiknjosastro, 2008 : 26 ).


AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)

merupakan salah satu tolak ukur status kesehatan masyarakat. Berdasarkan

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI diketahui AKI tahun


2007 AKI di Indonesia sebesar 228/100.000 KH.sedangkan pada tahun

2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup(SDKI,2012). Terdapat

kenaikan AKI yang signifikan, seharusnya AKI dapat diturunkan tetapi

pada kenyataanya kematian ibu justru naik. Kematian ibu dapat

disebabkan pada masa kehamilan, persalinan maupun nifas (SDKI, 2012).


AKI di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 berdasarkan

laporan dari kabupaten atau kota sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran

hidup.Angka ini mengalami peningkatan yang signifikan bila

dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97 per 100.000

kelahiran hidup,dan semakin meningkat pada tahun tahun 2012 didapatkan

jumlah AKI tahun 2012 sebesar 116,34/100.000 KH atau 675 kasus

(Dinkes Jateng ,2012). Yang menyebabkan AKI tinggi ada dua faktor

penyebab yaitu medis ( tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, dan lain

lain ) dan akses ke pelayanan kesehatan ( Prawirohardjo, 2006).

AKI di Kabupaten Banyumas pada tahun 2011 sebanyak 129,39

per 100.000 KH, yang artinya terdapat 39 kasus kematian yang terjadi

pada ibu.Mengalami penurunan dibandingkan pada bulan Juli 2013 yang

mencapai 21 kasus sedangkan pada tahun 2012 terjadi 32 kasus kematian

ibu dan bayi (DinKes Kabupaten Banyumas,2013).

Saat ini Kementrian Kesehatan Indonesia telah mencanangkan

program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival ) khususnya

pada daerah-daerah tertentu yang menyumbang AKI cukup tinggi

termasuk Provinsi Jawa Tengah,Banyumas.Program ini bertujuan untuk


mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten

Banyumas(DKK Banyumas, 2012).

Penyabab tingginya AKI di Indonesia pada umumnya sama yaitu

dikarenakan faktor penyebab langsung dan tidak langsung.Faktor

penyebab langsung dikarenakan perdarahan obstetri, persalinan lama atau

persalinan macet, sepsis postpartum (infeksi nifas yang berat), komplikasi

abortus, pre eklamsia berat dan eklamsia, kehamilan ektopik (kehamilan di

luar kandungan), ruptur uteri (robeknya rahim), serta yang lainnya

(Wiknjosastro, 2006).

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu nomor dua di

Indonesia.Perdarahan di bagi menjadi dua yaitu perdarahan antepartum

dan perdarahan postpartum.Perdarahan antepartum adalah perdarahan

jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan postpartum adalah

perdarahan yang terjadi sesudah sesaat proses persalinan yang yang

melebihi 500ml dan masih berasal dari tempat implantasi plasenta,robekan

pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu

penyebab kematian ibu di samping perdarahan karena hamil ektopik dan

abortus(Sarwono,2009).

Perdarahan pada ibu setelah persalinan dapat disebabkan oleh

retensio plasenta.Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum

lahir setengah jam setelah jani lahir.Apabila plasenta belum lepas sama

sekali tidak alan terjadi perdarahan,tetapi bila sebagian plasenta sudah


lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera

dilakukan penanganan obstetri(Wiknjosastro,2005).

Penyebab terjadinya retensio plasenta yaitu plasenta belum lepas

dari dinding rahim karena tempat melekatnya plasenta lebih dalam dan

plasenta sudah lepas akan tetapi belum keluar karena disebabkan gangguan

kontraksi uterus (Mochtar,2008).Retensio plasenta pada ibu bersalin juga

dapat dipengaruhi oleh riwayat kehamilan dan persalinan bekas Seksio

Sesaria dan Kuretase berulang(Sarwono,2009)

Riwayat kehamilan dan persalinan yang dialami oleh seorang ibu

juga merupakan risiko tinggi dalam terjadinya perdarahan. Di Indonesia

komplikasi pada masa nifas yang paling banyak adalah perdarahan dan

infeksi, tetapi kematian ibu yang diakibatkan Seksio Cesaria 10 kali lebih

besar dibandingkan dengan persalinan pervaginam. (Wiknjosastro,2008 ).

Ibu hamil multi paritas dengan riwayat persalinan bekas Sectio Cesaria

dapat meningkatkan resiko kejadian Retensio Plasenta. Cidera dalam alat

kandungan atau jalan lahir dapat ditimbulkan oleh proses kehamilan

terdahulu dan berakibat buruk pada kehamilan yang sedang di

alami(Hardardottir.2004).

Kuretase adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari

dalam rahim.Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor,selaput rahim,atau

janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal.

( Dr.H.Taufik Jamaan,SpOG.2007) .Hingga tahun 2013 di temukan

semakin banyaknya ibu yang diperlukan tindakan kuretase.Di RSUD


Margono didapatkan bertambahnya jumlah ibu yang dilakukan kuretase

dikarenakan berbagai penyebab.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mayang Notika Ratu tahun

2012 di RSUD.Raden Mattaher Jambi tahun 2012 didapatkan kesimpulan

bahwa ada hubungan antara umur ,paritas dan riwayat kehamilan dan

persalinan Secsio Caesar dan Kuretase pada ibu multi gravida dengan

kejadian retensio plasenta. Sedangkan pendidikan dan pekerjaan tidak ada

hubungan dengan kejadian retensio plaenta.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mayang Notika Ratu tahun

2012 di RSUD.Raden Mattaher Jambi tahun 2012 didapatkan kesimpulan

bahwa ada hubungan antara umur ,paritas dan riwayat kehamilan dan

persalinan Secsio Caesar dan Kuretase pada ibu multi gravida dengan

kejadian retensio plasenta. Sedangkan pendidikan dan pekerjaan tidak ada

hungan dengan kejadian retensio plaenta.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis selama

bulan November 2013 di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto

didapatkan jumlah kasus retensio plasenta pada tahun 2011 sebanyak 190

jumlah persalinan sebesar --,yang mengalami retensio plasenta 168 ,pada

tahun 2012 sebanyak 219 yang mengalami retensio plasenta dan tahun

2011 sebanyak 190 yang mengalami retensio plasenta.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

apakah ada hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan seksio


caesaria dan kuretase dengan kejadian retensio plasenta di RSUD

Prof.Dr.Margono Soekarjo pada tahun 2014.

B. Rumusan Masalah
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab terbesar

perdarahan yang menyebabkan kematian ibu.Kejadian retensio plaesenta

pada ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

umur,paritas dan riwayat persalinan dan kehamilan yang lalu.Sedangkan

riwayat kehamilan dan persalinan yang dimaksud adalah riwayat

pembedahan uterus(Seksio Caesaria)dan riwayat kuretase (Sarwono,2009).


Kejadian retensio plasenta di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo

pada tahun 2011 sebanyak 190 kasus ,pada tahun 2012 sebanyak 219 dan

tahun 2013 168 kasus.Banyaknya jumlah pasien retensio plasenta yang

ibu multigravida yang mempunyai riwayat kehamilan dan persalinan

dengan seksio caesar dan kuretase,belum pernah dilakukan evaluasi

deteksi sesudah seksio sesaria dan kuretase untuk kehamilan yang

selanjutnya pada ibu multigravida.Hal ini sangat disayangkan

berhubungan dengan meningkatnya pasien ibu multigravida yang

mengalami retensio plasenta di RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo dengan

riwayat kehamilan dan persalinan seksio caesaria dan kuretase.Melihat

uraian diatas ,maka dapat dirumuskan permasalahan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.Apakah ada hubungan antara riwayat

kehamilan dan persalinan seksio caesar dan kuretase dengan kejadian

retensio plasenta di RSUD Prof.Dr Margono Soekarjo pada tahun 2014?

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dari rumusan masalah diatas maka

pertanyaan dari penelitiam ini adalahApakah ada hubungan riwayat

persaslinan caesar dan kuretase dengan retensio plasenta di RSUD

Prof.Dr.Margono Soekarjo tahun 2014?.


D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat kehamilan
dan persalinan dengan cesaria dan kuretase dengan kejadian retensio
plasenta di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo pada tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apakah riwayat kehamilan dan persalinan dengan cesaria dan
kuretase dapat meningkatkan terjadinya retensio plasenta di RSUD
Prof.Dr.Margono Soekarjo pada tahun 2014.
b. Menganalisis hubungan riwayat kehamilan dan persalinan bedah section
caesaria dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin di RSUD
Prof.Dr.Margono Soekarjo pada tahun 2014
c. Menganalisis hubungan riwayat kehamilan dan persalinan kuretase
dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo
pada tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi dan acuan bagi

peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh tentang retensio

plasenta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi mengenai

pentingnya penyuluhan tentang riwayat kehamilan danpersalinan

ibu yang mengalami pembedahan sectio caesar dan kuretase

dengan kejadian retensio plasenta.


b. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

RSUD.Prof.Dr.Margono Sekarjo untuk meningkatkan

penatalaksanaan asuhan kebidanan bagi ibu bersalin dengan

retensio plasenta.

c. Bagi ibu
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi ibu

tentang riwayat kehamilan dan persalian dengan Caesaria dan

Kuretase dengan resiko retensio plasenta.


d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto dan sebagai

sarana latihan dan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan

tentang penatalaksanaan ibu bersalin yang mengalami kejadian

retensio plasenta.
e. Bagi Intitusi Pendidikan
Sebagai tambahan bacaan dan tambahan informasi tentang

penatalaksanaan ibu bersalin yang mengalami kejadian retensio

plasenta.

F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan penyusunan proposal yaitu

pada Desember 2013 sampai dengan pengumpulan hasil penelitian.


2. Ruang Lingkup Materi
Materi penelitian ini meliputi tentang riwayat kehamilan dan

persalinan dengan sectio cesaria dan kuretase terhadap kejadian


retensio plasenta di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo pada tahun

2013 - 2014.
3. Ruang Lingkup Responden
Sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin multigravida

dengan riwayat kehamilan dan persalinan sectio cesaria dan kuretase

yang dirawat di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo tahun 2013 - 2014.


4. Ruang Lingkup Tempat

Tempat yang menjadi penelitian ini yaitu di RSUD Prof.Dr.Margono

Soekarjo

G. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama Judul Jenis dan Popula Tujuan Hasil


peneliti Penelitia variabel si dan
dan n penelitian sampel
tahun
1 Fitria, Gambara Variable Populas Mengetah Berdasar
2010 n bebas: i ibu ui kan
karkterist Karakteristi Bersali Gambaran umur
ik ibu k Ibu n karakterist mayorita
Ibu Bersalin. Dengan ik Ibu s pada
Bersalin Variable Retensi bersalin umur
Denagn terikat: o dengan >35tahu
Retensio Plasent Retensio
Retensio n yaitu
Plasenta. a Plasenta
Plasenta 24 orang
Desain: Sebany
Di di Rumah (80%)
Deskriptif ak 30
Rumah Sakit yang
orang Umum minorita
Sakit
diambil Mitra s
Umum
seluruh Medika pada
Mitra
nya Medan umur
Medika
menjadi Periode >20
Medan
sampel Januaru tahun
Periode
Peneliti 2008- yaitu 6
Januari
an. Desember orang
2008
Desembe 2009 (20%)
r 2009 Gambara
n
karakteri
stik ibu
Bersalin
yang
mengala
mi
Retensio
Plasenta
2. Khotija Hubunga Variable Ibu Menganali Ada
h, 2012 n Antara bebas: bersalin sis hubunga
Usia dan Usia dan di hubungan n antara
Paritas Paritas RSUD antara usia usia
Dengan Vriable Banjarn dan paritas dengan
Kejadian Terikat : egara dengan kejadian
Kejadian
Retensio Kabupa kejadian Retensio
Retensio
Plasenta ten Retensio Plasenta
Plasenta
Pada Ibu Banjarn Plasenta pada ibu
Design :
Bersalin Retrospektif egara pada ibu bersalin
di RSUD dengan tahun bersalin di
Banjarne pendekatan 2011. RSUD RSUD
gara Polpula Banjarneg Banjarne
case control
Kabupat si ar gara
en peneliti Kabupaten Tahun
Banjarne an Banjarneg 2011(p=
gara. sebanya ara 0,028).
k 1.160 Ada
orang. hubunga
Sampel n antara
diambil paritas
sebanya dengan
k 92 kejadian
orang Retensio
Plasenta
pada ibu
Bersalin
di
RSUD
Banjarne
gara
Tahun
2011(p=
0,017)
3. Yuniart Hubunga Survey Populas Mengetah
o, 2014 n antara analitik i ui apakah
riwayat dengan seluruh terdapat
kehamila pendekatan ibu hubungan
n dan cross bersalin antara
persalina sectional. . riwayat
n dengan Variabel Sampel kehamilan
seksio bebas kasus dan
caesar hubungan ibu persalinan
dan antara bersalin dengan
kuretase riwayat yang seksio
di RSUD kehamilan mengal caesar dan
Prof. Dr. dan ami kuretase
Margono persalinan retensio dengan
Soekarjo dengan plasent kejadian
Purwoke seksio a retensio
rto tahun caesar dan sebanya plasenta di
2014 kuretase. k 100 RSUD
Variabel orang. Prof. Dr.
terikat Margono
retensio Soekarjo
plasenta. Purwokert
o tahun
2014.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

DENGAN SEKSIO CAESAR DAN KURETASE DENGAN KEJADIAN

RETENSIO PLASENTA DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

TAHUN 2014

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Disusun Oleh:

HITA RATIH YUNIARTO

NIM 111210

AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO

2014

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/viewFile/778/591 30-12

2013

Anda mungkin juga menyukai