Anda di halaman 1dari 17

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/306051024

Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi Dan Refleksi


Hakikat

Article April 2016


DOI: 10.18202/jamal.2016.04.7001

CITATIONS READS

0 30

1 author:

Ari Kamayanti
Peneleh Research Institute
10 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ari Kamayanti on 17 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
FOBI(A)KUNTANSI: PUISISASI DAN REFLEKSI HAKIKAT

Ari Kamayanti

Peneleh Research Institute, Jalan Warung Buncit Raya 405, Jakarta Selatan.
Surel: kamayanti.ari@gmail.com

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.7001

Abstrak: Fobi(a)kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat. Ketaku-


tan untuk menerima akuntansi lain atau disebut di artikel ini seba-
gai fobi(a)kuntansi, di luar akuntansi umum, menimbulkan pengaruh
keperilakuan yang beragam. Pada ekstrim tertentu, serangan atas akun-
tansi lain diekspresikan dalam gerakan takfiri; akuntansi sesat atau
kafir. Reaksi yang lebih lembut mengambil bentuk diam atau kepura-
puraan. Puisisasi atas reaksi ini mampu memberikan potret terbaik atas
ketakutan-ketakutan yang ada. Sebuah pandangan reflektif dari Prole-
gomena Al Attas ditawarkan untuk menghentikan fobi(a)kuntansi; seka-
ligus mengafirmasi bahwa akuntansi tidak akan dapat dipisahkan dari
konsep tauhid.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL Abstract: Phobi(a)ccounting: Poemization and Reflection of Essence.
Volume 7
Nomor 1
The fear of accepting other accounting or phobi(a)ccounting, besides the
Halaman 1-155 mainstream accounting science, results in various behavioural effects. At
Malang, April 2016 the utmost active reaction, the assault on alternative accounting was ex-
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
pressed in takfiri; a claim that accounting has gone astray or become infi-
del. Subtler reaction takes the form of silence or pretense. Poem-ization of
Tanggal Masuk: these reactions best portrays the state of phobic minds. A reflective view of
01 Maret 2016 accounting through the lens of Al Attas Prolegomena is offered to halt the
Tanggal Revisi: plague of phobi(a)ccounting; and to affirm that the essence of accounting
05 April 2016 can not be separated from the concept of tawhid.
Tanggal Diterima:
25 April 2016
Kata kunci: fobi(a)kuntansi, takfiri, puisi, emosi, perilaku, New Age
Movement

Sedang tesis ya? Chua (1986) khusus untuk bidang ilmu


Benar, Prof. akuntansi, memperluas diskursus ontologi
akuntansi. Dialektika jawaban atas perta-
Ambil tema apa?
nyaan-pertanyaan berikut memenuhi ruang
Akuntabilitas masjid, Prof. diskusi. Apakah akuntansi sains alam atau
Ooo ya ya yang bukan akun- sains sosial (Stamp 1981; Sterling 1975)?
tansi itu ya. Apakah akuntansi sekadar alat (Amernic
dan Craig 2009)? Apakah akuntansi men-
Sebenarnya perdebatan apa sih akun- ciptakan atau diciptakan realita (Hines et
tansi? bukan suatu hal yang baru. Gerakan al. 2001; Morgan 1988)? Hingga apakah
saling menyalahkan tentang mana akun- akuntansi menggambarkan realita sebenar-
tansi dan mana yang bukan, sudah menjadi nya atau hanya simulakra (Macintosh et al.
pertarungan antar akademisi di perguruan 2000; Mattessich, 2003)?
tinggi seperti Rochester, Berkeley, Stanford, Di Indonesia, khususnya, sejak para-
Illinois, Texas, UCLA, NYU di Amerika Seri- digma non mainstream diperkenalkan me-
kat (Tinker and Puxty 1979). Kemunculan lalui pendidikan tinggi (Suyunus 2011),
tulisan Burrell dan Morgan (1979) yang ke- perdebatan tentang hakikat akuntansi men-
mudian dikritisi dan dikembangkan oleh jadi semakin menjadi-jadi. Menariknya, hal

1
2 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

ini memicu gerakan takfiri1 atas akuntansi logis kesatuan sains dan agama dalam pers-
non mainstream, yang dalam artikel ini dise- pektif Prolegomena (Al Attas 2001).
but sebagai akuntansi lain atau vice versa.
Penghakiman kekafiran akuntansi lain, METODE
khususnya, kian banyak didapati dalam ru- Marks (1969) menjelaskan bahwa
ang-ruang diskusi akademik, sebagaimana saat seseorang mengalami ketakutan, ada
percakapan nyata antara seorang profesor dua bentuk perilaku yang muncul. Perta-
dan mahasiswanya pada pembukaan artikel ma, perilaku diam atau pasif, yang kedua
ini. perilaku reaktif yang bisa mewujud pada
Ada sebagian yang mempercayai bah- penarikan diri, hingga vokalisasi (melakukan
wa penelitian di bidang akuntansi keuang- aksi). Melalui sebuah interaksi langsung
an dan audit adalah penelitian sejati yang dengan mahasiswa dan pendidik dalam ber-
merupakan penelitian akuntansi, sedangkan bagai situasi: perkuliahan, seminar, rapat,
di luar itu bukan. Pandangan ini cenderung dan pertemuan organisasi, saya mendapat-
mengafirkan akuntansi non keuangan, kan indeks ungkapan bentuk ketakutan
seperti akuntansi manajemen, akuntansi akan keberadaan akuntansi lain baik pa-
perpajakan, apalagi akuntansi dan relasinya sif maupun reaktif sebagaimana diperlihat-
dengan budaya. Sebagian lain mengambil kan di Tabel 1. Ungkapan reaktif cenderung
posisi yang lebih fleksibel. Akuntansi mana- melakukan penyerangan terhadap akun-
jemen, akuntansi sektor publik, atau akun- tansi yang tidak sesuai dengan kebenaran
tansi perpajakan masih dilabeli akuntansi, pribadi, sedangkan ungkapan pasif cen-
sedangkan kajian sistem informasi akuntan- derung menghindari atau menerima dengan
si atau pendidikan akuntansi tidak dianggap apatis keberadaan akuntansi lain.
sebagai akuntansi. Indeks ini adalah ungkapan emosi atau
Gejala penolakan atas akuntansi lain rasa yang berkali-kali terucap dalam ber-
ini, dalam pandangan saya, adalah bentuk bagai situasi. Kompilasi indeks ini kemudian
ketakutan berlebihan atas definisi akun- didiskusikan dengan mahasiswa magister
tansi yang tidak sesuai dengan harapan akuntansi pada sebuah sesi perkuliahan
atau persepsi. Dalam ilmu psikologi, gejala yang pada saat tersebut membicarakan per-
ini disebut fobia yaitu suatu kondisi akan bedaan cara pandang atas akuntansi. Se-
ketakutan yang abnormal. Fobi(a)kuntansi banyak 16 mahasiswa turut mengonfirmasi
adalah sebuah metafora yang saya rasa te- serta memberikan masukan, dan mereka
pat untuk menggambarkan penolakan atas turut menambahkan beberapa ungkapan
keberadaan akuntansi lain. curahan hati (bertanda *). Dua mahasiswa
Sayangnya, gejala ini memiliki dampak program doktor ilmu akuntansi turut meng-
bukan hanya pada individu, namun juga akui keberadaaan indeks ini. Ungkapan-
pada kelompok. Dalam ranah akademik, ungkapan ini selanjutnya digunakan untuk
penularan fobi(a)kuntansi, terjadi di ruang merangkai fobi(a)kuntansi sebagai ekspresi
kelas dan ranah publik saat akademisi ber- state of minds dari para akademisi yang ha-
interaksi. Mahasiswa adalah pihak yang pa- rus berhadapan dengan sang lain di akun-
ling terdampak fobi(a)kuntansi karena kua- tansi. Penggunaan puisi dalam artikel ini
sa pendidik yang lebih kuat daripada kuasa dilandasi pernyataan bahwa:
mahasiswa. Artikel ini bertujuan mengeks- The most effective means of express-
plorasi keberadaan ketakutan-ketakutan ing feelings, thoughts and dreams is poetry.
atau fobi(a)kuntansi dari dua sisi, baik dari Poems are the reflections of life and they
sisi pendidik maupun mahasiswa, kemudian deal with various feelings in an effective and
mengembangkannya ke sebuah puisi sebagai smooth way. Poetry is a magical world em-
alat terbaik dalam mengekspresikan rasa bracing the feeling and dreams of people.
(Onkas 2012), termasuk rasa takut akan ke- (Onkas 2012)
beradaan akuntansi lain. Terakhir, sebuah Tulisan ini tidak hanya merefleksi-
usulan reflektif tentang lingkup dan realitas kan fenomena yang ada dengan puisi, na-
akuntansi diajukan melalui diskursus onto- mun juga menggunakan puisi/syair Molisa

1 Takfiri adalah gerakan mengkafirkan atau mengang-


gap apa yang dilakukan orang lain sebagai suatu ke-
sesatan.
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 3

Tabel 1. Kompilasi Indeks Perilaku

Indeks Perilaku Pengungkap

Pasif:
Jadi bunglon aja Mahasiswa
Cari aman Mahasiswa
Yang penting lulus Mahasiswa
Tekanan batin Mahasiswa
Bingung Mahasiswa
Kita ini munafik Mahasiswa
Bermuka dua Mahasiswa
Pasrah* Mahasiswa
Untukmu agamamu, untukku agamaku Pendidik dan Mahasiswa
Reaktif:
Tidak berguna Pendidik
Tidak perlu dipelajari Pendidik
Tidak ilmiah Pendidik
Sesat; tersesat Pendidik
Kembalikan akuntansi ke khittahnya* Pendidik
Ngawur Pendidik
Subjektif, tidak netral Pendidik
NAM (New Age Movement) itu! Pendidik
Kehilangan arah* Pendidik
Aneh-aneh aja* Pendidik
Trus buat apa?* Pendidik
Dukun* Pendidik
Jujur aja* Mahasiswa
Minta ganti dosen* Mahasiswa
Otak atik gathuk Pendidik dan Mahasiswa
Akuntansinya mana? Pendidik dan Mahasiswa

(2010) dan juga syair termasyhur almarhum melalui perspektif Al Attas (1981, 2001) yang
Gus Dur untuk menggugah kesadaran akan dapat menunjukkan realitas yang utuh an-
keesaan Tuhan. tara Tuhan dan pengetahuan. karena in-
Suatu ketakutan muncul karena keti- deed, all natureproclaims the sacred to
daktahuan atau ketidakpastian, demikian those who see the reality behind the appear-
pula dengan fobi(a)kuntansi. Ketidaktahuan, ance [akuntansi] (Al Attas 2001).
atau apa yang disebut Ibnu Khaldun sebagai Melalui pendedahan tingkatan reali-
kebodohan atau ignorance adalah hal ter- tas, reklasifikasi akuntansi disusun mulai
kuat yang mampu menghalangi manusia dari akuntansi yang bersifat praktis, hingga
dalam melihat totalitas (Khaldun 1672:7). teoretis. Argumentasi tingkatan realitas ini
Dalam rangka mengatasi ketidaktahuan dilakukan menggunakan silogisme rasional
atau ketidakpastian akan akuntansi lain dengan menjabarkan berbagai preposisi se-
maka perlu dijabarkan hakikat akuntansi hingga suatu simpulan dapat diambil. Silo-
4 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

gisme adalah sebuah tradisi yang berangkat Akuntansinya mana?


dari penalaran deduktif atau normatif yang Mungkin tersebar di sisa serpih egoku?
diturunkan dari scientific methodology posi- Biarlah pada akhirnya
tivisme (Ghozali 2004). Teori himpunan, Untukmu agamamu, untukku agamaku
yang juga menggunakan pendekatan ra-
sional, digunakan untuk memperkuat letak Fobi(a)kuntansi Pendidik:
akuntansi lain dalam realitas. Pendekatan
ini sengaja digunakan untuk mempertegas Kalau yang diajarkan
argumentasi atas penyerangan pihak positi- Tidak diajarkan di tempat lain
vis sendiri tentang kekafiran akuntani lain. Itu ilmu tiada guna karna salah kaprah
Hal ini dilakukan untuk semakin mengu- kreatif
kuhkan bahwa fobi(a)kuntansi adalah Tidak perlu dipelajari hal yang tersirat
fenomena yang muncul karena ketakutan
yang justru tidak logis atau tidak rasional, Celoteh ngawur diteruskan
yang muncul karena keterjebakan seseorang Otak atik gathuk kau bermain
dalam satu tingkatan realitas saja. Ilmu tak seharusnya objektif, tak subjektif
Kau sesat, menyesatkan, dan tersesat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fobi(a)kuntansi Mahasiswa: Satu semester ini
Harus segera kusadarkan
Aku cuma bisa pasrah dan jemu Sebelum mereka lulus
Lebih baik sepi dalam bingung
Terkadang manggut-manggut setuju New Age Movement itu!
Aneh-aneh saja!
Tak apa Toh kau hanya bisu
Toh cuma satu semester ini Saat kutanya terus buat apa?!
Segera lulus
Satu semester ini
Jarum detik jam mengapa lambat benar Harus segera kuhancurkan
berlalu? Sebelum mereka lulus
Lagi-lagi akuntansi disalahkan dan aku
terkurung Kita tinggalkan yang tidak ilmiah
Tekanan batin menyesaki hingga beku kelu Belajar ilmu dukun membuat jengah
Kita kembalikan akuntansi ke khittahnya
Sabar Angka, uang, laporan keuangan, itu harus-
Toh cuma satu semester ini nya mudah!
Segera lulus
Satu semester ini
Ah.. percuma berdebat pula Harus segera kuluruskan
Jadi puing tak bersisa Sebelum mereka lulus
Baiknya cari aman saja
jadi bunglon berubah warna Untukmu agamamu, untukku agamaku?
Ya! Tapi agamaku yang benar jua
Inginnya jujur saja Karena kau tak lihat beda api dan abu
Tetapi kejujuran menakutkan Tak mampu jawab: Akuntansinya mana?
Inginnya ganti dosen saja
Tetapi kuasa milikku bukan Jawaban atas: Akuntansinya mana?
Siapakah Anda?. Apakah Anda adalah
Peduli apa?! apa yang Anda lihat saat bercermin? Apakah
Toh cuma satu semester ini Anda adalah apa yang Anda rasakan atau
Segera lulus pikirkan? Atau apakah Anda adalah ruh
yang bahkan tidak pernah Anda lihat? Apa-
Mungkin aku perlu jadi munafik kah Anda adalah semua realitas dari yang
Agar hidup tak lagi pelik tampak (tersurat), hingga yang tak tampak
Bermuka dua hindari delik (tersirat)? Atau bahkan mungkin apakah
Apatis saja tuk bungkam pekik Anda bukan Anda? Ini semua adalah per-
tanyaan tentang hakikat, yang dapat pula
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 5

dipertanyakan pula pada akuntansi: Apa- Rather than cling an outdated con-
kah akuntansi adalah laporan keuangan? cept of objectivity, they should con-
Apakah akuntansi adalah perilaku yang front the basic subjectivity of their
ditimbulkan praktik akuntansi? Apakah craft and develop means of coping
akuntansi adalah pemikiran yang men- with these limitations (Morgan
dasari praktik akuntansi? Pertanyaan yang 1988:484)
tidak terjawab akan menyebabkan ketidak-
tahuan, sedangkan ketidaktahuan akan Oleh karena itu, pada artikelnya, Mor-
menyebabkan ketakutan untuk menerima gan (1988) menawarkan sebuah pendeka-
akuntansi lain atau fobi(a)kuntansi. Per- tan interpretif menggunakan metafora agar
tanyaan-pertanyaan ini sejatinya adalah subjektivitas dapat menanggulangi apa yang
pertanyaan mengenai hakikat. Orang Yu- tidak dapat ditangkap oleh angka semata.
nani mengistilahkannya dengan pertanyaan Ia menyebutnya sebagai accounting as an
ontologis tentang keberadaan atau realitas. interpretive art. Dengan demikian, Morgan
Diskusi tentang akuntansi dan reali- (1988) mengajukan beberapa tema seperti
taspun bukanlah sesuatu yang baru sejak akuntansi dan budaya organisasi, akuntan-
Morgan menulis artikel di Accounting, Or- si dan perubahan teknologi, dan akuntansi
ganisation, and Society dengan judul Ac- dan kebijakan ekonomi-politik.
counting as Reality Construction: Towards Hines (1988) juga tidak jauh berbeda.
a New Epistemology for Accounting Practice Seperti Morgan (1988), ia menggunakan ide
di tahun 1988, dan Hines di jurnal dan ta- tentang objektivitas realitas dan membawa-
hun yang sama yaitu Financial Accounting: nya ke diskusi yang lebih dalam dengan me-
In Communicating Reality, We Construct nyampaikan bahwa justru karena realitas
Reality. Baik Morgan (1988) maupun Hines itu subjektif (pada akuntan) maka sebenar-
(1988) masih mendiskusikan praktik nya, akuntanlah yang memiliki kekuasaan
akuntansi pada dua tingkatan realitas yang besar dalam menciptakan realitas.
sama, dan menyerang satu isu utama yaitu It seems to me, the power, be-
keberadaan objektivitas. cause people only think of you as
Menurut Morgan (1988) objektivitas communicating reality, but in com-
adalah sebuah konsep yang kadaluwarsa,
municating reality, you construct
oleh karena itu akuntan perlu menengok
reality. (Hines 1988:257)
subjektivitas untuk mengatasi mitos ob-
jektivitas. Ya. Objektivitas pada akhirnya Keduanya sudah bisa melihat bahwa
hanya menjadi sebuah mitos karena dalam realitas akuntansi tidak hanya pada tataran
praktiknya, penentuan standar akuntansi realitas fisik semata, namun juga realitas
yang digunakan sangat tergantung pada non-fisik (ide). Tulisan ini ingin mengeks-
kepentingan tertentu. Akuntan dan peng- tensi lebih jauh tingkatan realitas akuntansi
guna laporan keuangan menjadi mudah dan juga memberikan pandangan alternatif
terjebak menganggap akuntansi objektif bagaimana realitas dapat dipandang secara
dikarenakan angka akuntansi yang dipan- lebih holistik, bukan parsial.
dang mewakili netralitas. Angka-angka ini Realitas menjadi parsial atau tidak
mendistraksi fakta yang lebih besar di balik utuh bagi manusia apabila ia tidak mam-
angka, bahwa mereka muncul karena kebi- pu melihat pusat eksistensi yang bersifat
jakan tertentu digunakan, sedangkan kebi- metafisika (melewati realitas fisik). Pada
jakan ditetapkan dalam rangka meraih tu- tingkat pandangan ini, maka realitas hanya
juan tertentu (yang tidak netral). Misalnya, dianggap sebuah realitas apabila ia memi-
mahasiswa yang telah lulus kelas Akuntansi liki eksistensi fisik. Ketidakmampuan ini
Keuangan I akan tahu bahwa perusahaan bahkan sudah pernah diangkat jauh sebe-
dapat menampakkan laba yang semakin lum Morgan (1988) dan Hines (1988), yaitu
meningkat, apabila ia menggunakan metode oleh Christenson (1983) sebagai awareness
depresiasi menurun berganda (double de- atau self-consciousness yang mewujud pada
clining balance), daripada metode garis lurus pemilihan metodologi tertentu dalam mem-
(straight line depreciation) dengan catatan bangun akuntansi. Sayangnya, pembahasan
semua faktor ceteris paribus. Angka akhir keberadaan ketidaksadaran ini hanya ber-
laba, karena sifat kuantitatifnya, dianggap henti pada kegalauan yang meninggalkan
objektif, walaupun proses menuju akhir lebih banyak pertanyaan daripada jawaban,
tersebut sebenarnya subjektif. walau sebenarnya manusia memahami ada-
6 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

nya sesuatu di balik realitas yang tampak, Saya meletakkan tiga proposisi dari Islam
sebagaimana yang terefleksikan dalam puisi and the Philosophy of Science Al Attas (2001)
Molisa (2010). Sesuatu di balik yang tam- di Prolegomena sebagai berikut:
pak ini oleh Molisa (2010) sudah melampaui
tataran fisik, bahkan tidak lagi berada pada Proposisi 1
tataran ide saja, namun pada tataran the Nature can still be regarded as a manifesta-
One Life (atau Tuhan?): tion form of the sacred (Al Attas 2001) yang
artinya alam masih dapat dilihat sebagai
As academics manifestasi dari yang sakral.
We deal in thoughts
But can our thoughts touch the One Life be- Proposisi 2
neath it? Nature is not a divine entity, but a symbolic
We are constantly calling for form which manifest the Divine (Al Attas
The need to develop social movements 2001) yang artinya alam (fisik) bukan entitas
But what if the moving is much less impor- murni (Ilahiyah) namun merupakan simbol
tant than the Being? di mana ada manifestasi Illah.
We seem
To always want change Proposisi 3
But what if the eternal is where true liberation He is Reality itself (Al Attas 2001) yang arti-
lies? nya hanya Tuhan yang merupakan realitas
We seem to love naming
I am critical accounting Tiga proposisi ini memunculkan analo-
I am social accounting gi deduktif melalui ketauhidan yaitu afirmasi
But what if keberadaan Tuhan dengan menegasikan hal
It is enough selain Tuhan (Laa illa ha illAllah)*.
To just say I am?
What if a) Alam adalah manifestasi Tuhan/ Nature
It is enough is a manifestation of the sacred
To simply Be? b) Tuhan termanifestasi di semua realitas/
(Molisa 2010:533534) The sacred manifests in everything
c) Tuhan adalah REALITAS/ He is REALITY
Kegundahan Molisa (2010) atas seka- itself
dar naming atau penamaan merupakan
bentuk kesadaran bahwa ada realitas lain Bagaimana jika proposisi ini kita sub-
daripada realitas fisik. Puisi di atas meref- stitusikan dengan akuntansi? Jika akuntan-
leksikan realitas substantif. Puisi ini meng- si adalah realitas dan Tuhan termanifestasi
gelitik kesadaran pembacanya bahwa subs- di semua realitas, maka Tuhan termani-
tansi akuntansi tidak terletak pada nama festasi di akuntansi. Semua praktik akun-
critical accounting atau social accounting, tansi adalah manifestasi Tuhan, namun
namun eternal atau sesuatu yang abadi. bukan Tuhan. Dengan menggunakan proses
Bagi mereka yang berTuhan, hanya Tu- deduktif maka proposisi selanjutnyapun ter-
hanlah yang abadi, hanya Tuhanlah yang bentuk untuk menjelaskan letak akuntansi
memiliki esensi. Molisa (2010) sepertinya dan relasinya dengan Tuhan.
mengajak kita memahami ini, namun sekali
lagi ia tidak memberikan jawaban justru a) Selain Tuhan bukan REALITAS/ Other
mengakhirinya dengan pertanyaan what if than Him is not REALITY*
it is enough to simply be?. b) Akuntansi bukan REALITAS/ Accounting
Jadi, mau tidak mau, jawaban atas is not REALITY
akuntansinya mana harus dimulai dengan c) Akuntansi adalah simbol manifestasi Tu-
pembahasan tentang realitas, sedangkan han/ Accounting is a symbol that mani-
realitas yang dibahas tidak mungkin hanya fests the Divine.
berada pada tataran fisik, apabila kita meya-
kini keberadaan Tuhan. Realitas, menurut Proposisi-proposisi ini, khususnya
Al Attas (2001:117), adalah coherent meta- yang menyatakan akuntansi bukan reali-
physical system yang tidak hanya merupa- tas, mungkin menjadi sesuatu yang menge-
kan realitas fisik atau eksternal, namun juga jutkan. Ini tentu sebuah pemikiran yang
meliputi realitas melampaui realitas fisik. berbeda dengan pemikiran Hines (1988) dan
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 7

Morgan (1998) yang mengamini keberadaan tidak semakin mendekatkan kita pada reali-
akuntansi sebagai konstruksi realitas. tas absolut:
Bagi para rasionalis, proposisi-proposisi
the truth is at once objective and
ini dapat dipertajam pula melalui teori him-
subjective, like religion and be-
punan sebagai representasi logika matema-
lief, are inseparable aspects of
tis. Katakan saja, akuntansi disimbolisasi
one reality. True religion is then
dengan A sedangkan Tuhan disimbolisasi
not something that can succumb
dengan B. Berbasis proposisi di atas, maka:
to the confusion arising from ob-
jective-subjective dichotomy of the
a) Tuhan termanifestasi di akuntansi meng-
Greek philosophical traditionthat
arah pada pemikiran bahwa akuntansi
emerges out of the secularizing pro-
adalah subset dari realitas absolut.
cess (Al Attas 2001)
AB
b) Namun, pada saat yang sama, akuntansi Ketidakmampuan manusia dalam me-
bukanlah realitas absolut. lihat realitas absolutlah yang menyebabkan
AB terjadinya pengotak-kotakkan ilmu, terma-
c) Dengan menggunakan perkembangan suk ilmu akuntansi. Muncullah kemudian
berikut, di mana tauhid dijadikan lan- akuntansi objektif/kuantitatif dengan akun-
dasan berpikir, maka tidak ada realitas tansi subjektif/kualitatif. Kecintaan manusia
selain realitas Tuhan. A adalah himpu- terhadap materi serta pengarusutamaannya
nan kosong tanpa realitas, sehingga me- semakin meneguhkan keobjektifan akun-
nyisakan B sebagai satu-satunya realitas tansi. Inilah berhala yang telah dicoba
absolut. untuk diruntuhkan oleh Morgan (1988) dan
{} B atau B Hines (1988). Namun baik Morgan (1988)
dan Hines (1988) masih menempatkan ke-
Jadi, dengan berbasis ketauhidan yaitu beradaan akuntansi pada tingkatan realitas
mengakui tiada Tuhan selain Allah artinya fisik yang tidak absolut. Jadi, tulisan ini me-
meniadakan akuntansi sebagai REALITAS. nyatakan bahwa jika realitas absolut; atau
Akuntansi tidak REAL; akuntansi adalah the sesungguh-sungguhnya realitas adalah Tu-
(un)real. Ini seharusnya menjadi kesadaran han, maka akuntansi bukan realitas. Ini
tertinggi yang dimiliki setiap manusia yang bukan mengatakan bahwa akuntansi tidak
mengakui keberadaan Tuhan. Mungkin di ada; ini hanya mengatakan bahwa akun-
sini kita perlu berhenti sejenak untuk men- tansi bukan keadaan yang sesungguhnya.
jawab pertanyaan pragmatis yang muncul Jika konsep ini sulit untuk dipahami, maka
dari sebagian besar kita. mungkin pertanyaan metaforis berikut bisa
menjawab keraguan tentang realitas absolut:
Akuntansi dinyatakan tidak
nyata atau (UN)REAL, padahal a) Apakah bayangan Anda nyata? Ya.
bukankah akuntansi ada dan di- b) Apakah bayangan Anda adalah Anda
praktikkan? Jika benar bahwa yang sebenarnya? Tidak.
akuntansi tidak nyata, lalu untuk Berbasis hasil analogi reflektif tersebut,
apa perlu ada riset akuntansi? maka realitas akuntansi, yang sebenarnya
tidak riil, dapat dipetakan dengan memper-
Di sinilah sebuah pemahaman lebih
lihatkan specific difference dan essential
mendalam tentang realitas dibutuhkan dan
relation (Al Attas 2001) antara akuntansi
kini saatnya pemikiran Al Attas (2001) ten-
sebagai simbol manifestasi Tuhan dengan
tang realitas digunakan.
sang Realitas sendiri (lihat Gambar 1). Al
Manusia yang memegang teguh secular
Attas (2001) menjelaskan bahwa realitas
rationalism (Al Attas 2001), memahami eksis-
dibagi menjadi tiga tingkatan: realitas fisik
tensi fisik akuntansi, yaitu praktik dan hasil
(huwwiyah), realitas akal/ide (nutq), dan
dari praktik akuntansi (laporan keuangan),
realitas hakikat/absout (haqiqah). Adalah
sebagai sebuah hal yang paling nyata; yang
tugas manusia yang memiliki kesadaran un-
paling riil, dan yang paling akuntansi.
tuk mengaitkan huwiyyah dengan haqiqah.
Bahkan perdebatan berlanjut pada ranah
Realitas manifestasi Tuhan dalam akuntansi
subjektivitas-objektivitas dengan meletak-
(atau akuntansi pada tingkat realitas fisik),
kan argumentasi asumsi keilmuan berbasis
disebut realitas huwiyyah karena perbe-
pemikiran Burrell dan Morgan (1979), pa-
daannya dengan realitas fisik lain.
dahal dikotomi subjektif dan objektif justru
8 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

Poin yang perlu ditekankan kembali tan adalah manusia yang memiliki kemam-
adalah manusia yang memiliki kesadaranlah puan untuk merelasikan akuntansi dengan
yang memiliki tanggung jawab melakukan Tuhan.
essensial relation. Siapa manusia-manusia Mungkin pada poin ini kita akan diha-
itu? Sebenarnya tugas tersebut bukanlah dapkan pada pertanyaan lain: jika akuntansi
tugas yang dibebankan hanya pada satu- adalah representasi Tuhan, mengapa masih
dua orang saja, namun pada semua manu- ada akuntansi yang masih mengakomodasi
sia. Dalam setiap detik napas, manusia ha- perhitungan bunga (riba) yang dilarang Tu-
rus selalu mengingat Tuhannya. han? Bukankah jika demikian, akuntansi
yang ribawipun juga manifestasi dari Tu-

han? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan







kembali pada kapasitas manusia itu sendiri.







Sebelum memberikan jawaban yang ilmiah


dengan pendekatan Al Attas (2001), saya
akan mencoba memberikan jawaban meta-
Maka apabila kamu telah menye-
foris dari sebuah cerita yang saya dengar
lesaikan shalat(mu), ingatlah Al-
beberapa waktu silam.
lah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Alkisah terdapat dua orang sa-
Kemudian apabila kamu telah habat. Sahabat pertama adalah
merasa aman, maka dirikanlah seorang tukang cukur, dan sa-
shalat itu (sebagaimana biasa). habat yang kedua sedang berada
Sesungguhnya shalat itu adalah di toko pangkas rambut saha-
fardhu yang ditentukan waktunya bat pertama, mencukur rambut-
atas orang-orang yang beriman nya. Terlibatlah keduanya dalam
(Q.S. An-Nisa ayat 103). perbincangan hangat. Sahabat
pertama mengatakan;
Manusia yang mengingat Tuhan, akan
selalu merelasikan apapun yang ia lihat,
Saya tidak percaya ada Tuhan.
rasa, dengar, sentuh hitung dengan Tuhan.
Saat ia melihat daun yang gugur ia merelasi-
Mengapa? Tanya sahabat kedua.
kan fenomena itu dengan Tuhan.
Kalau Tuhan ada, mengapa ma-











sih ada kejahatan, kemiskinan,









dan hal-hal buruk lain di dunia




ini? Untuk itulah saya menolak
keberadaan Tuhan.
Dan pada sisi Allah-lah kunci-
kunci semua yang gaib; tak ada Sahabat kedua diam. Setelah
yang mengetahuinya kecuali Dia rambutnya dicukur dan ia mem-
sendiri, dan Dia mengetahui apa bayar jasa sahabat pertama, ia
yang di daratan dan di lautan, mengucapkan selamat tinggal dan
dan tiada sehelai daun pun yang meninggalkan toko tersebut. Ses-
gugur melainkan Dia mengeta- aat kemudian ia kembali masuk
huinya (pula), dan tidak jatuh ke toko cukur sahabat pertama
sebutir biji pun dalam kegelapan sambil menggandeng seseorang
bumi dan tidak sesuatu yang ba- berambut gondrong.
sah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata Saya juga tidak percaya kalau tu-
(Lauhul Mahfudz). (Q.S. Al Anam kang cukur itu ada di dunia ini,
ayat 59) kata sahabat pertama, Jika tu-
kang cukur ada, mengapa masih
Manusia-manusia yang selalu meng-
banyak orang di luar sana yang
ingat keberadaan Tuhan kapanpun dan di
berambut gondrong?
manapunlah yang mampu melakukan es-
sential relation. Dalam hal ini, demikian pula Giliran sahabat pertama terdiam
akuntan. Akuntansi akan dipandang seba- mencerna.
gai representasi dari Tuhan apabila akun-
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 9

Moral dari cerita ini adalah bahwa ke- gala turunannya. Baginya itu semua hanya
sadaran mengakui dan merelasikan Tuhan praktik, dan tidak menyangkut masalah
dengan apapun berbeda dari satu manusia ketuhanan sama sekali.
dengan manusia lain. Kapasitas ini disebut Gambar 1 menjelaskan bahwa ma-
Al Attas (2001) sebagai mafhum (yang di In- nusia akan semakin memahami realitas
donesia dicerap sebagai kata paham) dan absolut apabila ia mampu menggerakkan
mahiyah. kesadarannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Idealnya, jika kita mengakui ke- Apabila ia sadar bahwa dalam praktik ada
beradaan Sang Hakikat dan mampu melihat keberadaan ide/konsep/notion, maka ia
bagaimana imanensi Hakikat ada di setiap sudah mendapatkan kesadaran untuk me-
huwiyyah, simbol akan benar-benar menjadi mahami atau mafhum. Pada tingkatan yang
representasi Hakikat. Namun bagi yang tidak lebih jauh, jika manusia, melalui kapasitas-
mampu merelasikan Hakikat dan simbol, ia nya untuk melakukan rasionalisasi (sound
akan terus berputar di tataran realitas fisik. reason) dan mengaktifkan indera dan intu-
Manifestasi Tuhan dalam simbol tetap ada, isinya (sound senses), mampu melihat bah-
namun bagi manusia yang tidak sadar, tidak wa ide/konsep terkait dengan Tuhan maka
ada manifestasi Tuhan di sana. ia telah mendapatkan mahiyah. Dapat di-
Katakan saja, praktik perhitungan riba sintesiskan bahwa tingkat kesadaran/pema-
adalah realitas fisik atau huwiyyah. Hal ini haman manusialah yang mengarahkannya
mungkin menimbulkan pertanyaan: jika mendapatkan pengetahuan, apakah itu par-
semua simbol fisik adalah manifestasi Tu- sial atau utuh (mafhum/mahiyah). Artinya,
han, apakah mungkin Tuhan termanifestasi jika seorang peneliti meneliti simbol akun-
dalam praktik yang dilarangNya? Bagi saya, tansi, yaitu akuntansi yang harus terpisah
jawabannya adalah ya. Tuhan yang ter- dari aspek selain akuntansi (specific diffe-
manifestasi dalam praktik riba adalah sifat- rence) atau realitas fisik semata (huwiyyah)
Nya yang membenci riba. Manusia yang sa- maka sebenarnya ia meneliti sesuatu yang
dar akan relasi fisik dan hakikat akan segera jauh dari realitas absolut (haqiqah).
melakukan pensucian terhadap praktik riba Pada akhirnya, setelah penelitian se-
karena membaca kebencian Allah yang ter- lesai, ia harus menyampaikan kebenaran
manifestasi pada riba. Di sisi lain, manusia hasil dari sound reason dan sound senses-
yang tidak sadar dan tidak bisa membaca nya. Manusia memiliki kapasitas ekspresi
kebencian Tuhan akan praktik riba akan linguistik (Al Attas 2001) untuk menerjemah-
tetap mengembangkan ilmu riba dan se- kan dan menyampaikan apa yang ia dapat-

Gambar 1. Realitas Akuntansi


10 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

kan. Kapasitas ini sangat tergantung pula posisi pragmatis, tentu saja kita bisa me-
pada tingkat kesadaran yang dimilikinya. ngatakan suka-suka mereka atau apa uru-
Nasr (1988) menjelaskan kondisi kesadaran sannya dengan saya? Ya. Setiap orang be-
manusia tertinggi adalah saat ia mampu me- bas memilih realitas mana yang paling disu-
lihat pusat eksistensi, yaitu saat ia menjadi kainya. Masalahnya, pilihan untuk meyakini
ulul albab. hanya keberadaan realitas fisik, atau meng-
Jika pemahaman akan realitas ini akui realitas fisik dan hakikat namun tidak
dibawa ke akuntansi, bentuk fisik akuntansi bisa melihat relasi di antara keduanya, me-
yang tampak dan berwujud akan menjadi miliki implikasi yang tidak ringan. Implikasi
realitas fisik/huwiyyah. Pada realitas fisik peradaban! Mengapa demikian?
terdapat bidang kajian pengakuan, pengu- Pemisahan dua realitas ekstrem: hu-
kuran, penyajian, pengungkapan laporan wiyyah dan haqiqah, adalah sekularisme.
dan pelaporan baik dari akuntansi keuang- Sekularisme yang merasuki cara memban-
an, akuntansi biaya, akuntansi manaje- gun ilmu (Al Attas 1981), termasuk akun-
men, dan lain-lain. Praktik nyata tersebut, tansi, adalah modus untuk menjauhkan
jika dipahami dasar-dasar pemikiran atau kesadaran akan keberadaan realitas fisik
perkembangan pemikiran, akan mengarah yang sebenarnya tidak nyata dengan ke-
pada kajian ide, realitas aql, seperti pemiki- beradaan realitas hakikat. Jikapun sese-
ran akuntansi, kesejarahan akuntansi, dan orang menyadari keberadaan realitas fisik
akuntansi serta budaya. Semakin bergeser dan keberadaan realitas hakikat, namun
ke kanan (ke realitas hakikat), maka akun- gagal mendapatkan essential relation antara
tansi fisik semakin tidak tampak, namun keduanya, maka sekularisme telah dapat
semua masih akuntansi hingga akhirnya dikatakan berhasil. Era modernitas telah
akuntansi meniada saat mencapai kesada- memisahkan keduanya dalam rangka men-
ran puncak. capai puncak keilmiahan dengan menjauh-
Peta realitas akuntansi ini mem- kan pemikiran kekanak-kanakan karena
berikan suatu usulan lingkup dan makna mempercayai Tuhan yang imajiner:
akuntansi berbasis tauhid sebagai dasar
The origin is always the same;
argumentasi fundamental untuk menjawab
and it is connected with that in-
mana akuntansinya. Walau demikian, jika
quisition into the essence of things
setelah segala daya upaya dilakukan untuk
which characterize the infancy of
menjelaskan realitas akuntansi tetap ada
the human mind, occasioning, first,
saja yang mempertanyakan mana akuntan-
the conception of God,which be-
sinya?, hal ini bisa saja jadi karena dua
came in time imaginary fluids
skenario berikut:
(Comte 1896:228).
Ia belum berhasil menampilkan essen-
tial relation antara apa yang ia teliti dengan Kepada siapa kita harus berterima-
realitas fisik akuntansi (huwiyyah). Misal- kasih (?) atas sebagian besar parsialitas
nya saja, apabila seseorang mengambil cara pandang? Untuk menjawab pertanyaan
tema akuntabilitas berbasis budaya dengan ini, saya harus mengajak Anda berkelana ke
mengeksplorasi nilai-nilai budaya, digu- masa lalu, ke tahun 1637 dan 1848; tahun
gat karena belum menampilkan akuntansi, di mana filosofi rasionalisme dan positivisme
maka peneliti tersebut bisa jadi belum me- lahir.
nampilkan keterkaitan antara ide atau ni- Adalah seorang filsuf Prancis, Ren
lai budaya dengan implikasi praktis pada Descartes, penulis buku Discours de la
akuntansi. methode, yang melahirkan konsep pemusat-
Penanya belum mencapai tingkat ke- an kebenaran pada manusia melalui Cogito
sadaran akan realitas di luar realitas fisik Ergo Sum/Je pense donc je suis; yang arti-
atau terlampau takut untuk menerima reali- nya kata Aku ada karena Aku berpikir.
tas lain di luar realitas yang ia yakini benar. Penekanan pada Aku dan pikiran ini me-
Pada kondisi ini, jika skenario pertama telah nasbihkan cara pandang Descartes sebagai
dipenuhi, maka tidak ada yang dapat dilaku- flosofi Rasionalisme, dan para pengikutnya
kan kecuali memahami ketakutan atau keti- disebut dengan para Cartesian. Dalam hal
daksadaran penanya. ini, banyak pemikir yang melakukan pemba-
Lalu apa masalahnya jika seseorang caan yang salah atas kepercayaan Descartes
tidak berkenan melihat realitas lain? Pada tentang Tuhan.
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 11

Part of the answer is that Des- percayaan pada Tuhan yang fictitious (fik-
cartes believedand there is no tif) (Comte 1896:7) dan konsep Tuhan yang
good reason to doubt his sincer- hanya merupakan imaginary fluids (karan-
itythat there was another source gan imajiner) (Comte, 1896:228). Dunia ideal
of clarity and transparency besides bagi Comte adalah dunia yang memusatkan
the natural lighthe articulates kebenaran pada rasionalitas manusia. Comte
the idea of a double source of clar- tidak menolak moralitas universal, namun
ity or transparency (duplex claritas ia menolak moralitas yang bersandar pada
sive perspicuitas), one coming from agama. Moralitas Positivisme harus bersan-
the natural light, the other from dar pada kebermanfaatan sosial, dan inilah
divine grace[however] someone yang menjadikannya agama baru yaitu The
taking the Cartesian line seems to Religion of Humanity (Comte, 1848:340).
face the challenge of showing how
"Positive morality differs therefore
submitting oneself to the super-
from that of theological as well as
natural light in the first place can
of metaphysical systems. Its prima-
be rationally defensible, given that
ry principle is the preponderance
the objects of faith are, ex hypothe-
of Social Sympathy... The intuitive
si, not susceptible of confirmation
methods of metaphysics could nev-
by the light of reason (Cottingham
er advance with any consistency
2008:228-229).
beyond the sphere of the individ-
Sebenarnya, Descartes sendiri tidak ual. Theology, especially Christian
pernah menegasikan Tuhan dalam penca- theology, could only rise to social
rian ilmu pengetahuan. Konsep kebenaran conceptions by an indirect process,
atau kejelasan (clarity), dalam mensahih- forced upon it, not by its principles,
kan ilmu harus melewati apa yang disam- but by its practical functions It
paikan Descartes sebagai Duplex Claritas is true that the first training of our
Sive Perspicuitas. Duplex mengisyaratkan higher feelings is due to theologi-
dua kebenaran: yaitu kebenaran natural cal systems; but their moral value
light atau kebenaran empiris dan kebena- depended mainly on the wisdom of
ran Ilahiyah atau kebenaran divine grace. the priesthood The moral value
Walaupun demikian, kesalahan mendasar of Positivism, on the contrary, is in-
yang disadari akibat penekanan yang ter- herent in its doctrine, and can be
lalu besar pada akal, pada akhirnya men- largely developed, independently
ciptakan ambiguitas bagi para pengikutnya. of any spiritual discipline, though
Pertanyaan mulai bermunculan, bagaima- not so far as to dispense with the
na mungkin seseorang yang rasional bisa necessity for such discipline. Thus,
meyakini Tuhan apabila Tuhan sendiri tidak while Morality as a science is made
bisa dirasionalisasi? Bagaimana iman yang far more consistent by being placed
not susceptible of confirmation by the light of in its true connection with the rest
reason (tidak bisa dikonfirmasi melalui ra- of our knowledge, the sphere of
sionalisasi) diyakini sebagai sumber kebena- natural morality is widened by
ran bagi orang-orang yang mementingkan bringing human life, individually
rasionalisme? and collectively, under the direct
Terlepas dari ambiguitas tersebut, and continuous influence of Social
Cogito Ergo Sum menjadi filosofi rasiona- Feeling" (Comte, 1848:99).
lisme yang akhirnya merajai pembangunan
Tuhan digantikan oleh zat yang diang-
ilmu pengetahuan. Kegamangan akan ke-
gap Comte lebih tinggi. Hal ini terbukti dari
beradaan Tuhan dan posisiNya dalam sains
penggunaan huruf kapital untuk mene-
akhirnya terselesaikan saat Positivisme lahir
gaskan Social Sympathy dan Social Feel-
di tahun 1848.
ing. Melalui sains positiflah, manusia dapat
Positivisme adalah aliran kepercayaan
bermanfaat lebih banyak bagi orang lain,
yang dibawa oleh nabi positivisme yaitu
akhirnya menjadi agama yang menuntun
Auguste Comte. Pada tahun 1848, Comte
manusia kepada fungsi kemanusiaannya
menegaskan bahwa untuk mencapai tingkat
(humanisme). Dalam penegasan ini, bah-
intelektual yang tertinggi, manusia harus
kan Comte meletakkan teologi Kristen infe-
membebaskan dirinya dari agama atau ke-
rior dari moralitas positivisme. Bagi Comte,
12 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

agama hanya melatih rasa subjektif indi- Oleh karena itu, dalam rangka meng-
vidual keberadaan tentang Tuhan, namun utuhkan pendidikan (akuntansi) untuk
akhirnya nilai moral hanya dapat tergantung membentuk manusia yang mampu mema-
pada kebijakan para pendetanya. Jika pen- hami Realitas Absolut, sebuah upaya yang
deta mengatakan sesuatu dianggap baik, ba- kreatif dan tidak meletakkan Barat sebagai
rulah kemudian sesuatu tersebut dipraktik- benchmarking pendidikan perlu disegerakan.
kan. Atas dasar argumentasi inilah, Comte Konsep pendidikan utuh tidak hanya me-
menyatakan bahwa agama (Katolik dan Kris- letakkan akal sebagai sound reason, namun
ten) tidak bisa digunakan lagi karena tidak mengembalikan sound senses dalam ranah
bisa memuaskan keinginan intelektual dan pencarian dan pemahaman akuntansi.
sosial. Sound senses atau kekuatan indra
dalam memahami ilmu serta menemukan
In the ancient world Catholic edu-
hakikat bukan tidak bisa dilatih. Metode
cation would have been too revolu-
pembelajaran non-mainstream yang me-
tionary; at the present time it would
ngolah rasa, batin, serta intuisi sebenarnya
be servile and inadequate. Its func-
memicu senses yang akan membangun daya
tion was that of directing the long aql yang utuh untuk masuk ke tingkat kesa-
and difficult transition from the so- daran yang lebih tinggi. Beberapa bentuk
cial life of Antiquity to that of Mo- alternatif pendidikan akuntansi telah di-
dern times. Personal emancipation tawarkan dan dijalankan di tingkat pergu-
once obtained, the working classes ruan tinggi seperti pensucian pendidikan
began to develop their powers akuntansi melalui cinta kepada Tuhan (Mu-
they soon became conscious of in- lawarman 2008); pengaktifan intuisi atau
tellectual and social wants which mata ketiga (Triyuwono 2010), dan pemba-
Catholicism was wholly incapable ngunan kesadaran spiritual, kritis, selain
of satisfying. (Comte 1848:182) rasional (Kamayanti et al. 2012). Hal ini
Jadi, inilah kesuksesan positivisme menegaskan kembali apa yang disampaikan
sebagai pemicu perpisahan antara manusia Al Attas (2001:124) bahwa al fikr is the soul
dan Tuhan yang menjadi fase awal pem- movement towards meaningneeds imagina-
bentukan manusia-manusia mesin. Se- tion (al-khayal), or in the sense of illuminative
bagaimana yang dijelaskan Comte di atas, experience (al-wijdan). Manusia selayaknya
positivisme menjadi gerbang masuk ke cara menggunakan seluruh kapasitas diri, tak
pandang modernisme; sebuah transisi dari hanya otak semata.
kelawasan antiquity menuju modernitas Usaha ini semua bukanlah usaha un-
Pendidikan akuntansi sebagai pem- tuk memperkenalkan New Age Movement
bebas fobi(a)kuntansi. Perlu dipahami, (NAM), sebagaimana dikritisi sebagian prak-
bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi tisi pendidikan, yang merupakan pratik-
ketakutan, ketidaksadaran, atau menurut praktik pembangkitan kesadaran melalui:
Khaldun (1672), kebodohan, adalah melalui meditation techniques, and me-
pendidikan. Pendidikan Barat yang menjun- diumship as tools to assist per-
jung tinggi modernism dan positivisme tidak sonal transformation. Transper-
akan mampu menyelesaikan permasalahan sonal psychology (an approach
peradaban namun justru akan menimbul- combining Eastern mysticism and
kan krisis: Western rationalism to understand
psychological health and spiritual
Much has been written in the West
well-being) and other new aca-
itself, ... the basis of these teach-
demic disciplines that study states
ings many have come to under-
of consciousness encouraged the
stand the deeper reasons for the belief that consciousness-altering
crises of modernism, [it] has re- practices (Melton 2014).
sulted in unprecedented conflicts
on so many levels, in the rise of in- NAM meletakkan Tuhan pada sebuah
dividualism resulting in the weak- model baru, dan oleh karena itu agama baru.
ening of the social order, in the Universalitas moral dan relativitas diang-
spread of psychological imbalance gap menghancurkan dogma-dogma agama
among so many members (Nasr karena mereka digantikan spiritualitas yang
2013:11). bisa dilakukan tanpa Tuhan. Sayangnya,
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 13

penghakiman kesesatan NAM diarahkan Kembali pada ide di awal tulisan ini
pula ke akuntansi karena terkungkungnya tentang gerakan takfiri, yaitu gerakan yang
mereka dalam penandingan realitas fisik dengan mudah mengafirkan akuntansi lain,
(huwiyyah), bukan realitas ide atau bahkan maka sebenarnya secara logis dan rasional,
realitas absolut (haqiqah). Ironisnya, justru justru akuntansi positiflah yang kafir.
akuntansi positif yang jelas-jelas berakar pa- Bagaimana bila akuntansi positif masuk
da positivisme August Comte yang menolak didedah dengan pendekatan yang sama?
Tuhan, dianggap menjadi akuntansi yang Perhatikan Silogisme Hipotetik III:
paling benar. a) Premis mayor:
Fobi(a)kuntansi lain, termasuk pendi- Segala sesuatu yang menolak keberadaan
dikan akuntansi lain, terjadi karena tidak Tuhan adalah kafir
bisa dipungkiri keutuhan Islam mengarah b) Premis minor:
pada seluruh reason dan senses (rasionali- Akuntansi positif menolak keberadaan
tas dan pengindraan/rasa) untuk mendapat- Tuhan
kan pemahaman yang utuh pula. Namun c) Konklusi:
menjadi sungguh naf, jika hanya karena Akuntansi positif adalah kafir
akuntansi serta pendidikan akuntansi yang
mentransfer nilai akuntansi lain diarahkan Bersama ini pula, saya ingin mengutip
ke spiritualitas dan toleransi, maka pendidi- syair yang digubah almarhum Abdurrahman
kan semacam ini dicap sesat atas dasar si- Wahid (Gus Dur) agar tidak dengan mudah
logisme hipotetik. Manusia yang melakukan mengafirkan hal-hal yang tidak sama de-
gerakan takfiri atas akuntansi lain adalah ngan apa yang diyakini benar:
mereka yang tidak mampu beranjak dari
sound reason realitas fisik menuju sound Astagfirullah robbal baroya
senses realitas hakikat. Ketakutan terjadi Astagfirulloh minal khootooya
karena mereka meyakini logika deduktif Robbi zidni `ilmannaafiia
yang kuat, yang justru menghalangi mereka Wawaffikni `amalan sholiha
dari kebenaran. Mungkin cara yang paling
sederhana menjelaskan penjara logika ini Yaa rosulallah salammunalaik
adalah melalui analisis Silogisme Hipotetik I: Yaa rofiasaaniwaddaaroji
a) Premis mayor: `atfatayaji rotall `aalami
NAM sesat karena menggunakan Yauhailaljuu diwaalkaromi
pendekatan spiritual
b) Premis minor: Ngawiti ingsun nglarasa syiiran
Pendidikan akuntansi lain menggu- Kelawan muji maring pingeran
nakan pendekatan spiritual Kang paring rohmat lan kenikmatan
c) Konklusi: Pendidikan akuntansi lain Rino wengine tanpo petungan
sesat
Duh bolo konco priyo wanito
Bandingkan dengan Silogisme Hipo- Ojo mung ngaji syareat bloko
tetik II berbasis realitas notion/aql: nutq Gur pinter ndongeng nulis lan moco
berikut: Tembe mburine bakal sangsoro
a) Premis mayor:
NAM merelatifkan tuhan dengan semua Akeh kang apal Quran haditse
bentuk kebenaran Seneng ngafirke marang liyane
b) Premis minor: Kafire dewe dak digatekke
Akuntansi lain merelatifkan semua ke- Yen isih kotor ati akale
benaran kecuali Tuhan
c) Konklusi: Akuntansi lain tidak sama Gampang kabujuk nafsu angkoro
dengan NAM Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Silogisme di atas dapat memberikan Mulo atine peteng lan nistho
gambaran bahwa penalaran rasional tidak
selalu dapat memberikan kebenaran, apa- Ayo sedulur jo nglaleake
lagi jika penalaran hanya dilakukan pada Wajibe ngaji sak pranatane
tataran realitas fisik saja. Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine
14 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

Kang aran soleh bagus atine wahai para teman pria dan wanita
Kerono mapan seri ngelmune jangan hanya belajar syariat saja
Laku thoriqot lan marifate hanya pandai bicara, menulis dan membaca
Ugo hakekot manjing rasane esok hari bakal sengsara

Alquran qodim wahyu minulyo Banyak yang hapal Quran dan Haditsnya
Tanpo dinulis biso diwoco senang mengkafirkan kepada orang lain
Iku wejangan guru waskito kafirnya sendiri tak dihiraukan
Den tancepake ing jero dodo jika masih kotor hati dan akalnya
Gampang terbujuk nafsu angkara
Kumantil ati lan pikiran dalam hiasan gemerlapnya dunia
Mrasuk ing badan kabeh jeroan iri dan dengki kekayaan tetangga
Mujizat rosul dadi pedoman maka hatinya gelap dan nista
Minongko dalan manjing iman
ayo saudara jangan melupakan
Kelawan Alloh kang moho suci wajibnya mengkaji lengkap dengan
Kudu rangkulan rino lan wengi aturannya
Ditirakati diriyadhohi untuk mempertebal iman tauhidnya
Dzikir lan suluk jo nganti lali bagusnya bekal mulia matinya

Uripe ayem rumongso aman Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya
Dununge roso tondo yen iman karena mapan sari ilmunya
Sabar narimo najan pas pasan menjalankan tarekat dan marifatnya
Kabeh tinakdir saking pengeran juga hakikat meresap rasanya

Kelawan konco dulur lan tonggo Al Quran qodim wahyu yang mulia
Kang podho rukun podho trapsilo tanpa ditulis bisa dibaca
Iku sunnahe, Rasul kang mulyo itulah nasihat guru mumpuni
Nabi Muhammad, Panutan Kito Ditancapkan di dalam dada

Ayo nglakoni sakabehane Menempel di hati dan pikiran


Allah kang bakal ngangkat drajate merasuk dalam badan dan seluruh hati
Senajan ashor toto dhohire mukjizat Rosul(Al-Quran) jadi pedoman
Ananging mulyo maqom drajate sebagai sarana jalan masuknya iman
Lamun palarasto ing pungkasane Kepada Allah Yang Maha Suci
Ora kesasar roh lan sukmane harus mendekatkan diri siang dan malam
Den gadang Allah swargo manggone diusahakan dengan sungguh - sungguh se-
Utuh mayite ugo ulese cara ikhlas
dzikir dan suluk jangan sampai lupa
Artinya:
Astagfirullah robbal baroya
Hidupnya tentram merasa aman
Astagfirulloh minal khootooya
mantabnya rasa tandanya iman
Robbi zidni `ilmannaafiia
sabar menerima meski hidupnya pas-pasan
Wawaffikni `amalansholiha
semua adalah takdir dari Tuhan
Yarosulalloh salammunalaik
Terhadap teman, saudara dan tetangga
Yaarofiasaaniwaddaaroji
yang rukun jangan bertengkar
`atfatayaji rotall `aalami
itu sunnahnya Rosul yang mulia
Yauhailaljuu diwaalkaromi
Nabi Muhammad tauladan kita
Aku memulai menembangkan syiir
dengan memuji kepada Tuhan Ayo jalani semuanya
yang memberi rohmat dan kenikmatan Allah yang akan mengangkat derajatnya
siang dan malamnya tanpa terhitung Walaupun rendah tampilan dhohirnya
namun mulia maqam derajatnya disisi Allah
Kamayanti, Fobi(A)Kuntansi: Puisisasi dan Refleksi Hakikat 15

Ketika ajal telah datang di akhir hayatnya perlu bertuhan (NAM) dengan silogis hipote-
tidak tersesat ruh dan sukmanya tik pada tataran realitas fisik.
dirindukan Allah surga tempatnya Akhirnya, peletakan tauhid sebagai
utuh jasadnya juga kain kafannya landasan berpikir tentang realitas sudah
seharusnya membuka mata kita bahwa apa
Artinya, akuntansi yang paling akun- yang kita sebut dengan akuntansi serta apa
tansi perlu dipertanyakan kembali maksud- yang kita banggakan sebagai akuntansi,
nya. Jika akuntansi yang dimaksud adalah sejatinya merupakan ketiadaan yang telah
simbol fisik terluar, maka ia adalah reali- dengan begitu bodohnya kita banggakan
tas fisik yang semakin jauh dari kebenaran serta perdebatkan. Keputusan untuk meya-
hakiki. Objektivikasi abstrak hakikat adalah kini apa yang saya sampaikan di artikel ini,
reifikasi yang sudah semakin sarat dengan juga sepenuhnya hak Anda. Bukankah apa
kepentingan dominasi (Bourguignon 2005). yang saya tulis adalah simbol fisik mani-
Namun jika yang dimaksud adalah akun- festasi Tuhan yang sebenarnya tidak ada
tansi yang nyata/riil, maka sebenarnya hal saat Tuhan ada?
semacam itu juga tidak pernah ada, karena
semakin kita memahami keberadaan Tu- Billahi fi sabilil haq
han, dan meletakkan tauhid sebagai cara
keilmuan kita, maka akuntansi yang nyata DAFTAR RUJUKAN
tidaklah ada, yang ada adalah Allah dan il- Amernic, J. and R. Craig. 2009. Under-
muNya. Laa illa ha illallah. standing Accounting through Concep-
tual Metaphor: ACCOUNTING IS AN
SIMPULAN INSTRUMENT? Critical Perspectives on
Accounting, Vol. 20, No. 8, hlm 87583.
Phobias are persistent fears in ab-
Al Attas, SMN. 1981. Islam Dan Sekularisme.
normal context The more primi-
Penerbit Pustaka. Bandung.
tive the species, the less is its
Al Attas, SMN. 2001. Prolegomena: To The
capacity of learning (Marks 1969).
Metaphysics of Islam: An Exposition of
Kutipan dari Marks (1969), seorang ah- the Fundamental Elements of the World-
li psikologi, di atas akan bisa membuat ba- view of Islam. International Institute of
nyak orang marah karena mengklaim hanya Islamic Thought and Civilization. Ma-
spesies primitiflah yang tidak mampu me- laysia.
miliki kapasitas belajar dan meningkatkan Bourguignon, A. 2005. Management Ac-
kesadaran. Kesadaran, khususnya yang di- counting and Value Creation: The Profit
maksud dalam artikel ini, di sini adalah ke- and Loss of Reification. Diunduh July 7,
mampuan mengaitkan keberadaan berbagai 2013 <http://linkinghub.elsevier.com/
bentuk realitas dengan Tuhannya. retrieve/pii/S104523540300128X>.
Mana akuntansinya? Pertanyaan para Burrell, G. and G. Morgan. 1979. Socio-
penderita fobi(a)akuntansi ini telah terjawab logical Paradigms and Organisational
di pemetaan realitas akuntansi. Realitas fisik Analysis: Elements of the Sociology of
akuntansi mengada saat Tuhan berimanensi Corporate Life. Great Britain: Arena.
dan memanifestasikan dirinya pada simbol- Christenson, C. 1983. The Methodology of
simbol fisik, sedang realitas fisik akuntansi Positive Accounting. The Accounting
akan meniada sehingga yang ada hanya reali- Review, Vol. LVIII, No. 1, hlm 122.
tas hakikat saat essential relation terungkap. Chua, WF. 1986. Radical Developments in
Kesadaran atau pengetahuan menjadi kata Accounting Thought. The Accounting
kunci penyelesaian fobi(a)kuntansi. Review, Vol. 6, No. 4, hlm 60132.
Perubahan kesadaran hanya akan ter- Comte, A. 1896. The Positive Philosophy of
capai apabila pendidikan yang memicu ter- Auguste Comte. George Bells & Sons.
asahnya sound senses maupun sound reason London.
secara bersamaan dilaksanakan. Penderita Ghozali, I. 2004. Pergeseran Paradigma
fobi(a)kuntansi, yang karena terjebaknya Akuntansi Dari Positivisme Ke Perspe-
ia di realitas huwiyyah, tidak mampu pula ktif Sosiologis Dan Implikasinya Terha-
melihat koneksitas, dan secara tergesa-gesa dap Pendidikan Akuntansi Indonesia.
melabeli akuntansi lain sebagai sebuah Pidato Guru Besar.
kesesatan, saat mereka merelasikannya Hines, RD. 1988. Financial Accounting: In
dengan gerakan universal kebaikan tanpa Communicating Reality, We Construct
16 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 1, April 2016, Hlm. 1-16

Reality. Accounting, Organizations and counting, Organizations and Society,


Society, Vol. 13, No. 3, hlm 25161. Vol. 13, No. 5, hlm 47785.
Hines, T., K. Mcbride, S. Fearnley, and R. Mulawarman, AD. 2008. Pendidikan Akun-
Brandt. 2001. We Re off to See the tansi Berbasis Cinta: Lepas Dari He-
Wizard. Accounting, Auditing & Ac- gemoni Korporasi Menuju Pendidikan
countability Journal, Vol. 14, No. 1, hlm Yang Memberdayakan Dan Konsepsi
5384. Pembelajaran Yang Melampaui. Ekui-
Kamayanti, A., I. Triyuwono, G. Irianto, and tas, Vol. 12, No. 2, hlm 14258.
AD. Mulawarman. 2012. Philosophi- Nasr, SH. 1988. Man and Nature. Iranian
cal Reconstruction of Accounting Edu- Academy Studies. Washington
cation : Liberation through Beauty. Nasr, SH. 2013. Harmony of Heaven, Earth
World Journal of Social Science, Vol. 2, and ManHarmony of Civilizations.
No. 7, hlm 22233. Procedia - Social and Behavioral Scienc-
Khaldun, AAM. 1672. The Muqaddimah. es, Vol. 77, hlm1014.
Macintosh, NB., T. Shearer, DB. Thornton, Onkas, NA. 2012. The Phonetics and Se-
and M. Welker. 2000. Accounting as mantics Relationship in Poems. Pro-
Simulacrum and Hyperreality: Perspec- cedia - Social and Behavioral Sciences,
tives on Income and Capital. Account- Vol. 46, No. 47, hlm 1830.
ing, Organizations and Society, Vol. 25, Stamp, E. 1981. Why Can Accounting Not
No. 1, hlm 1350. Become a Science Like Physics? Aba-
Marks, IM. 1969. Fears and Phobias. Aca- cus Vol. 17, No. 1, hlm 1327.
demic Press. London. Sterling, Robert. 1975. Toward a Science of
Mattessich, R. 2003. Accounting Represen- Accounting. Financial Analyst Journal,
tation and the Onion Model of Reality: A (September-October), hlm 2836.
Comparison with Baudrillards Orders Suyunus, Mohamad. 2011. Mengikuti Per-
of Simulacra and His Hyperreality. Ac- jalanan Pembawa Bendera Penyeba-
counting, Organizations and Society, ran Pemikiran Radikal Riset Akuntansi
Vol. 28, No. 5, hlm 44370. Multiparadigma. Jurnal Akuntansi
Melton, JG. 2014. New Age Movement: Reli- Multiparadigma, Vol. 2, No. 1, hlm 104
gious Movement. Diunduh Januari 14, 25.
2016 <http://www.britannica.com/ Tinker, T. and T. Puxty. 1979. Policing Ac-
topic/New-Age-movement)>. counting Knowledge: The Market Excus-
Molisa, P. 2010. Dont Look at My Finger; es Affair. Princeton New York: Markus
Look at the Moon. Critical Perspectives Wiener Publisher.
on Accounting, Vol. 21, No. 6, hlm 533 Triyuwono, I. 2010. Mata Ketiga: Se Laen,
35. Sang Pembebas Sistem Pendidikan
Morgan, G. 1988. Accounting as Reality Tinggi Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Construction: Towards a New Episte- Multiparadigma, Vol. 1, No. 1, hlm 123.
mology for Accounting Practice. Ac-

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai