Anda di halaman 1dari 6

Hakekat Pendidikan Agama Kristen

HAKEKAT PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Pertama kali seorang manusia menerima pendidikan adalah dalam lingkungan


keluarga, setelah bertambah usia pendidikan dilanjutkan di sekolah dalam pendidikan formal
secara berjenjang. Namun demikian proses belajar itu berlangsung sepanjang kehidupan
manusia. Selain di keluarga dan di sekolah pendidikan agama juga senantiasa diajarkan di
tempat ibadah atau dalam lembaga agama masing-masing. Dapat dikatakan bahwa proses
belajar pendidikan agama adalah proses belajar yang paling panjang dan rutin dilakukan oleh
sebagian besar orang. Bisa jadi seseorang berhenti belajar sebuah ilmu pengetahuan, namun
tidak dapat dipungkiri di akhir hidupnya banyak orang akan semakin tekun dalam
mempelajari agamanya sendiri.
Dalam Kekristenan pendidikan agama ini dikenal dengan nama Pendidikan Agama
Kristen (PAK). Istilah ini lebih baik digunakan dalam konteks pendidikan agama di Indonesia
mengingat di Indonesia memiliki keberagaman agama, sehingga jika hanya dipakai istilah
Pendidikan Agama saja hal ini masih kabur dan belum secara khusus mengarah ke Agama
Kristen. Istilah Pendidikan Agama Kristen diambil dari terjemahan bahasa Inggris yaitu
Christian Religius Education, yang dalam prakteknya adalah sebuah proses pembelajaran
bersumber dari kebenaran Firman Tuhan.
Banyak pendapat yang memberikan pengertian dan cakupan kajian Pendidikan
Agama Kristen. Menurut Tokoh Reformasi Martin Luter (1488-1548) PAK adalah pendidikan
yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa
mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu
PAK memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan
pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka
mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian
dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen. Selain itu menurut John Calvin PAK
adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat
dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus;
mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan Gereja, diperlengkapi untuk
memilih cara-cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus
dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi
kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.
Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah usaha yang bersifat pendidikan dan
pembelajaran kepada seluruh warga jemaat secara bertahap untuk mengenal Tuhan Yesus
sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi, yang dituliskan dalam Alkitab sebagai sumber utama
pembelajaran, dengan demikian setiap peserta didik memiliki pengenalan yang benar akan
anak Allah, kedewasaan penuh, dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai persoalan
yang terjadi dalam kehidupan setiap hari, sehingga dapat mengasihi sesama, dan
menunjukkan perananannya di tengah masyarakat luas. Dari definisi ini dapat dijelaskan
bahwa pengertian PAK adalah:
1. Usaha yang bersifat pendidikan dan pembelajaran.
2. Peserta didik adalah semua warga jemaat
3. Sumber utama materi dan kajian Pendidikan Agama Kristen adalah dari Alkitab.
4. PAK memiliki hasil yang jelas.

1. PAK adalah Usaha yang Bersifat Pendidikan dan Pembelajaran


Pendidikan jika ditinjau dari akar kataya berarti menuntun atau memimpin ke luar,
pengertian ini didasarkan dari bahasa Latin ducare. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sisdiknas, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
PAK bukanlah sekedar kegiatan biasa, akan tetapi sebuah bentuk usaha sadar dari
lembaga gereja, sekolah, dan berbagai lembaga lainnya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Mengacu pada pegertian pendidikan yang ada di atas dalam pelaksanaan PAK
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Pada saat menyelenggarakan PAK
diperlukan tujuan yang jelas, ada kurikulum, terdapat rencana pokok pembelajaran, memiliki
penjadwalan yang teratur, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran.
Sebagai sebuah usaha kegiatan pendidikan maka di dalamnya perlu terdapat unsur-
unsur utama dalam pembelajaran, yaitu guru, peserta didik, kurikulum, strategi dan metode
pembelajaran, materi, sarana dan prasarana, pembiayaan, serta evaluasi. Selain itu yang perlu
dipikirkan adalah bahwa PAK harus berkelanjutan mulai dari masa anak-anak, remaja,
pemuda, dewasa lanjut usia, dengan pemberian materi yang diatur dan direncanakan secara
baik dan matang.
Thomas H. Groome mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah proses yang memiliki
tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa mendatang. Hakekat kegiatan
pendidikan sebagai kegiatan politis bersama para peziarah dalam waktu, yang dengan sengaja
bersama orang-orang memperhatikan secara sengaja dimensi kehidupan yang transenden
yang melaluinya hubungan yang sadar dengan dasar keberadaan yang paling pokok
dipromosikan dan diekspresikan. (T.H. Grome, 2010:32). Dari pengertian ini dapat
dikatakan bahwa apa yang sudah diterima sebagai warisan pendidikan pada masa lalu,
dijadikan modal untuk melangsungkan atau meningkatkan pendidikan pada masa kini, sambil
terus belajar untuk mempersiapkan kehidupan dimasa yang akan datang. PAK perlu
diselenggarakan dalam pemikiran pendidikan yang terus berjalan, dan dapat menjawab
berbagai kebutuhan, terutama kebutuhan rohani orang-orang percaya di sepanjang zaman.

2. Peserta Didik adalah semua Warga Jemaat


PAK adalah kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan orang percaya,
sehingga dalam pelaksanaannya semua warga jemaat perlu terlibat secara aktif dalam
kegiatan PAK ini. Gereja perlu mengadakan PAK mulai dari kategori anak-anak sampai
dengan dewasa dan lanjut usia. Selain itu pada pendidikan formal di sekolah PAK juga
menjadi salah satu bidang studi wajib yang diajarkan. Seluruh warga jemaat adalah sasaran
kegiatan PAK di gereja, atau sekolah di sepanjang rentang kehidupannya.
Seorang anak yang sedang bertumbuh menjadi dewasa jika tidak dibimbing dalam
memahami dan melakukan iman kristennya akan menjadi generasi yang terhilang dan
tersesat. Atau kekristenannya dangkal karena tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat, dengan
demikian akan mudah tergoda oleh tipu daya dunia dan pada akhirnya meninggalkan iman
Kristen.
Kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari praktek PAK biasaya hanya terjadi pada
masa anak-anak melalui kegiatan sekolah minggu, kemudian dilanjutkan dengan katekisasi
pada usia remaja serta PAK di sekolah, setelah itu banyak gereja yang tidak memiliki
kegiatan PAK terencana dan berjalan dengan baik. dari hasil penelitian studi DGI PAK hanya
ditujukan pada anak-anak sampai kira-kira berusia 15 tahun saja yaitu melalui Katekisasi dan
PAK disekolah-sekolah umum. Hanya sebagian dari gereja-gereja mencantumkan rencana
tujuan-tujuan PAK mereka dan menyusun kurikulum dengan baik, akan tetapi sebagian besar
dari gereja di Indonesia tidak mempunyai kurikulum sama sekali. (Eli Tanya, 1999:151)
Para orang dewasa dan pemuda selepas katekisasi sudah tidak pernah lagi mendapat
PAK khusus, mereka menerima pengajaran Firman Tuhan hanya dalam kebaktian umum
setiap hari minggu. Hal ini adalah suatu kesalahan besar. Bagaimanapun sulitnya Gereja
harus sadar dan melaksanakan PAK kepada setiap tingkatan usia, golongan orang secara
terencana dengan administrasi dan kurikulum yang jelas.
Perlunya menyelenggarakan PAK Pemuda sampai dengan usia lanjut, adalah karena
pada usia ini justru berbagai persoalan dalam kehidupan semakin bertambah besar. Pada usia
ini jemaat juga diperhadapkan pada berbagai tantangan yang dapat merongrong keteguhan
iman percayanya. Kegiatan PAK yang berjalan dengan sebuah perencanaan akan membawa
kehidupan jemaat bukan saja memiliki pengetahuan tentang kebenaran Firman Tuhan, akan
tetapi Firman Tuhan yang diterima dalam PAK dapat menjawab berbagai persoalan hidup
yang sedang dihadapi.

3. Sumber Utama Materi PAK adalah dari Alkitab


Alkitab adalah sumber pengajaran iman Kristen yang tertulis, diwahyukan oleh Roh
Kudus dan mejadi dasar serta sumber utama materi Pendidikan Agama Kristen. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak terhadap
perkembangan Pendidikan Agama Kristen, permasalahannya adalah apakah Alkitab masih
tetap relevan sebagai sumber materi PAK, dan apakah Alkitab masih dapat menjadi jawaban
bagi berbagai persoalan di zaman modern ini?
Sekalipun banyak orang yang meragukannya, namun Alkitab telah membuktikan
dirinya sebagai dasar iman Kristen yang dapat menjawab berbagai persoalan yang terjadi
dalam kehidupan dewasa ini. Jika setiap orang mau jujur dan berpijak pada kebenaran yang
sesunggunya, mereka tanpa ragu-ragu dapat berkata bahwa Alkitab adalah sumber utama
PAK yang relevan pada masa kini, dan akan tetap relevan pada masa yang akan datang.
Alkitab memuat fakta dan kesaksian bahwa keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Peserta didik secara bertahap perlu diajar untuk mengerti dan mengenal secara
pribadi Tuhan Yesus Kristus, melalui Alkitab.
Mengingat perkembangan di berbagai bidang terutama dalam bidang teknologi
informasi, selain Alkitab sebagai sumber utama dan dasar dalam pembelajaran PAK, perlu
juga memberikan wawasan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik dengan
memakai berbagai sumber belajar yang relevan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah, setiap sumber belajar harus disesuaikan dengan kebenaran Firman Tuhan. Sumber
belajar dalam PAK tidak harus berbentuk teks atau buku, akan tetapi dapat berupa lingkungan
keluarga, lingkungan gereja, tokoh-tokoh dan pelayan dalam gereja, teman setingkat,
lingkungan masyarakat, internet, dan sumber belajar lainnya yang relevan.

4. PAK Memiliki Hasil yang Jelas


Kegiatan Pendidikan harus megarah pada tujuan yang diharapkan. Tujuan ini
mengarah kepada peserta didik, sebagai sasaran pelaksanaan PAK. Hasil pembelajaran
diarahkan kepada meningkatnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
Hasil yang diharapkan ini adalah sejumlah fakta perubahan pola pikir dan tingkah laku yang
terukur, terbukti serta dapat diamati. Misalnya setelah melalui serangkaian kegiatan PAK
pada jenjang atau kategori tertentu peserta didik memiliki iman dan kepercayaan kepada
kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat, memiliki
kualitas kehidupan rohani dewasa yang ditunjukkan dengan kesanggupannya untuk
mengatasi dan menyikapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan setiap hari. Hasil
belajar yang diharapkan perlu ditulis dan dirumuskan secara jelas dan terukur.
PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai Firman Allah dan
menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu
mendewasakan jemaat. Salah satu hasil yang perlu dipikirkan dalam praktek PAK di gereja
dan sekolah adalah seperti yang tertulis dalam Efesus 4:13, Sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan
lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.
PAK harus dilaksanakan sampai peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman
kebenaran tentang Anak Allah yang benar dan sehat. Melalui perencanaan dan proses
pembelajaran yang sistematis hal ini akan terwujud. Selain itu mengalami kedewasaan penuh
yang dibuktikan dalam perubahan tingkah laku setiap hari, bersikap dewasa, kuat, dalam
menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya, sesuai dengan kasih karunia yang
dianugrahkan oleh Tuhan Yesus.
Proses pengenalan akan Allah ini akan membawa peserta didik menuju kepada
pertumbuhan kerohanian yang dinamis. Hasilnya adalah peserta didik menjadi pribadi yang
kuat dan memiliki keteguhan iman sehingga tidak mudah di ombang-ambingkan oleh rupa-
rupa angin pengajaran. Setiap peserta didik diharapkan memiliki kekuatan sikap dan tidak
mudah terpengaruh oleh situasi dunia dengan berbagai pencobaan dan tantangannya.

Anda mungkin juga menyukai