TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Etiologi
Sebagian besar infeksi pelvis wanita disebabkan oleh bakteri yang hidup di
saluran reproduksi wanita. Dalam dekade terakhir terdapat laporan-laporan
streptokokus -hemolitik grup A menyebabkan sindrom seperti syok toksik dan
infeksi yang membahayakan nyawa. Ketuban pecah dini merupakan faktor risiko
utama (Cunningham dkk., 2013). Beberapa bakteri yang paling umum adalah
streptokokus, stafilokokus, Escherichia coli (E. Coli), Clostridium tetani,
Clostridium welchii, Chlamidia dan gonokokus (bakteri penyebab penyakit
menular seksual). Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan
antara beberapa macam bakteri. Bakteri tersebut dapat endogen atau eksogen
(WHO, 2008).
Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum tanpa menimbulkan
bahaya. Contoh bakteri streptokokus dan stafilokokus, E. Coli, Clostrisium
welchii. Bahkan bila teknik steril sudah digunakan saat persalinan, infeksi masih
dapat terjadi akibat dari bakteri endogen. Bakteri endogen juga dapat
membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:
o Bakteri masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui
instrumen pemeriksaan pelvik;
o Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/laserasi, atau jaringan
yang mati (setelah persalinan traumatik atau setelah persalinan macet);
o Bakteri yang masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban
yang lama (WHO, 2008).
Bakteri Eksogen
Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, Clostridium
tetani). Bakteri eksogen dapat masuk ke dalam vaginamelalui tangan yang tidak
bersih dan instrumen yang tidak steril, melalui substansi atau benda asing yang
masuk ke dalam vagina seperti ramuan/jamu, minyak, dan kain, dan melalui
aktivitas seksual (WHO, 2008).
Tetanus postpartum adalah infeksi pada ibu atau bayi yang disebabkan oleh
Clostridium tetani. Bakteri tetanus hidup di tanah yang basah terutama yang kaya
pupuk hewani. Bakteri tetanus dapat masuk ke tubuh ibu jika tangan yang tidak
bersih, kain, kotoran sapi, atau ramu-ramuan dimasukkan ke dalam vahina. Infeksi
tetanus yang berat dapat mengakibatkan kekakuan, spasme, kovulsi, dan
kematian. Tetanus dapat dicegah dengan memastikan bahwa setiap ibu hamil
mendapatkan imunisasi tetanus toksoid selama kehamilan. Imunisasi dapat
melindungi ibu dan bayi dari infeksi tetanus (WHO, 2008).
Di tempat-tempat di mana penyakit penular seksual (PMS) misalnya
gonorrhea dan klamidial merupakan kejadian yang biasa, penyakit tersebut
merupakan penyebab terbesar tejadinya infeksi uterus. Jika seorang ibu terkena
PMS selama kehamilan dan tidak diobati, bakteri penyebab PMS akan tetap
berada di vagina dan bisa menyebabkan infeksi uterus setelah persalinan. Infeksi
uterus yang disebabkan oleh PMS dapat dicegah dengan mendiagnosis dan
mengobati ibu yang terkena PMS selama kehamilan (WHO, 2008).
2.2.6 Patofisiologi