Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

1
KATA PENGANTAR
Atas anugrah dan berkat Tuhan-lah saya boleh menyelesaikan laporan
Field Lab individu ini. Laporan ini merupakan pelaporan tertulis dari kegiatan
kunjungan ke Posyandu Sari Rahayu IV Klopo Dampit, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Di mana laporan ini adalah salah satu
syarat akademik dalam pembelajaran Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran
universitas Sebelas Maret Surakarta.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat. Saya juga mau mengucapkan


permohonan maaf atas kekurangan dan kesalahan yang saya lakukan, baik sengaja
ataupun tidak disengaja. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan membaca
laporan ini.

Surakarta, 27 November 2012

Denata Sienviolincia

G0012055

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................1

KATA PENGANTAR ......................................................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................5


1.2 Tujuan Pembelajaran ........................................................................6

BAB II KEGIATAN

2.1 Hari Pertama .....................................................................................8

2.2 Hari Kedua .......................................................................................8

2.2.1 Perhitungan Umur Balita .....................................................8

2.2.2 Pengukuran Berat Badan Balita ...........................................9

2.2.3 Pengukuran Tinggi Badan Balita .........................................10

2.2.4 Pengukuran Panjang Badan Balita .......................................10

2.2.5 Pengukuran Lingkar Lengan Atas ........................................11

2.2.6 Pengisian KMS ....................................................................11

2.2.7 Penyuluhan ...........................................................................12

2.3 Hari Ketiga .......................................................................................14

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Hasil .................................................................................................16

3.1.1 Penilaian Status Gizi Balita .................................................16

3.1.2 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil ...........................................19

3.2 Kendala .............................................................................................20

3
3.3 Solusi ................................................................................................20

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan ...........................................................................................21

4.2 Saran .................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................22

LAMPIRAN ....................................................................................................23

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat. (Sururi, 2006). Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Rinkesdas) 2007, 21 provinsi dan 216 kabupaten/kota,
tingkat prevalensi gizi buruknya masih berada di atas rata-rata nasional yakni
5,4%. (Media Indonesia, 2008).

Pemerintah telah lama telah berusaha mengurangi angka kejadian gizi


buruk. Penatalaksanaan gizi buruk tidak cukup hanya dengan pemberian
makanan tambahan (PMT), karena banyak masalah lain yang memerlukan
pemecahan yang berbeda. Adanya penyakit penyerta perlu diatasi terlebih
dahulu, baru kemudian memperbaiki status gizi. Pola asuh yang salah juga
dapat menjadi salah satu faktor penyebab gizi buruk pada balita, sehingga
berbagai macam faktor tersebut harus ditelusuri lebih dalam sebelum
menentukan penatalaksanaan gizi buruk yang tepat sesuai dengan
penyebabnya.

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada wanita usia subur (WUS)
dan ibu hamil bertujuan untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi selama kehamilan, ibu hamil diharapkan
mendapatkan asupan pangan yang adekuat sesuai kebutuhan sehingga dapat
mencapai pertambahan berat badan yang optimal bagi tumbuh kembang
janin. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran LILA adalah
untuk menapis wanita yang berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah

5
(BBLR) karena risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada masa
kehamilan. (Tim Field Lab FK UNS).
Pembelajaran Field Lab merupakan salah satu cara membekali
mahasiswa, agar pada saatnya nanti mahasiswa telah siap berorientasi penuh
pada masyarakat. Mahasiswa memperoleh berbagai tambahan ilmu dengan
observasi langsung di lapangan, bukan hanya teoritis di dalam kuliah. Dengan
mengikuti pembelajaran Field Lab, mahasiswa dapat membekali diri dengan
dasar teori baik untuk pembelajaran formal dalam akademis maupun
keterampilan pemantauan status gizi masyarakat yang nantinya akan sangat
berguna pada saat terjun ke lapangan ditengah-tengah masyarakat.

1.2 Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu hamil di Puskesmas.

Mahasiswa mampu melakukan pemantauan status gizi balita


(screening status gizi balita):
1. Mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan
(TB)\ atau panjang badan (PB), dan umur (U) balita.
2. Mampu mengkategorikan hasil pengukuran BB, TB, atau PB
dan U dalam status gizi balitan menurut aturan WHO.
3. Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat Balita
(KMS-Balita).
4. Mampu melakukan tindakan berdasar keadaan balita pada
KMS-Balita.
Mahasiswa mampu melakukan pemantauan status gizi ibu hamil:
1. Mampu melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
pada wanita usia subur, khususnya ibu hamil.
2. Mampu mengkategorikan hasil pengukuran LILA sesuai
Pedoman Penggunaan Alat Ukur LILA.

6
3. Mampu melakukan tindak lanjut atas hasil pengukuran LILA
terhadap ibu hamil.

7
BAB II
KEGIATAN
2.1 Hari Pertama
Pertemuan pertama dimulai pada Selasa, 13 November 2012 mulai
pukul 08.00 dengan agenda kegiatan bimbingan dari instruktur mengenai
pemantauan status gizi balita dan ibu hamil di Puskesmas Ampel 1. Dengan
lokasi di Puskesmas Ampel 1, Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan berakhir pada pukul
12.00.
2.2 Hari Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 November 2012 pukul
08.00 dengan agenda mengunjungi Posyandu Sari Rahayu IV Klopo Dampit
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Adapun
kegiatan yang dilakukan antara lain menentukan umur balita, mengukur berat
badan (BB), mengukur tinggi badan (TB), mengukur panjang badan (PB),
mengukur lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil, mengisi KMS, dan
melakukan penyuluhan.
2.2.1 Menentukan Umur Balita
Penentuan umur balita sangat berpengaruh dalam
menentukan status gizi balita. Dalam menentukan umur kami
mengikuti pedoman dari CDC (Center of Diseases Control) tahun
2000. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari
hingga 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan sehingga dihitung
masuk ke bulan berikutnya. Bila kelebihan atau kekurangan hari
sebanyak 1 hari hingga15 hari, dibulatkan menjadi 0 bulan
sehingga bulan berikutya tidak dihitung, tetap bulan sebelumnya.
Contoh :
1. Tanggal Pemeriksaan : 20 11 12
Tanggal lahir : 03 10 11
Umur : 17 01 01

8
Jadi, umur balita adalah 1 tahun + 1 bulan + 17 hari = 14 bulan
2. Tanggal Pemeriksaan : 08 11 12
Tanggal lahir : 24 09 11
Umur : -16 02 01
Jadi, umur balita adalah 1 tahun + 2 bulan - 16 hari = 13 bulan

2.2.2 Menghitung Berat Badan (BB)


Dalam menghitung berat badan dilakukan dengan
menggunakan dacin, celana timbang, dan sarung timbang, serta
pemberat dapat berupa kantung berisi pasir ataupun batu.
1. Menggantung dacin pada tempat yang kokoh.
2. Mengatur posisi batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
3. Memeriksa ketepatan dacin, dengan menggeser bandul geser
tepat pada angka nol, jika jarum penunjuk tegak lurus, berarti
tidak perlu diseimbangkan lagi. Jika jarum belum tegak lurus,
maka dapat diseimbangkan dengan penambahan batu kecil
dalam plastik yang digantung di ujung batang dacin.
4. Memastikan bandul geser berada tepat pada angka nol, agar
batang dacin tidak mengenai penimbang maupun orang lain.
5. Menanyakan hasil pengukuran BB sebelumnya, sebagai
patokan agar penimbangan dapat berlangsung lebih cepat.
6. Memasukkan balita kedalam kantung timbang.
7. Mengatur bandul geser pada angka penimbangan
sebelumnya, lalu kemudian disesuaikan sedikit hingga jarum
penunjuk saling tegak lurus (telah seimbang).
8. Membaca hasil penimbangan dengan melihat angka yang
tertera di ujung bandul geser.
9. Mencatat hasil penimbangan.
10. Mengembalikan bandul geser pada angka nol.
11. Mengeluarkan balita dari kantung timbang.

9
2.2.3 Menghitung Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan dilakukan pada anak berusia
lebih dari 2 tahun, dengan posisi berdiri (antropometri).
Dikarenakan ada keterbatasan alat dan tidak adanya microtoise,
akhirnya kami menggunakan alat seadanya yaitu metline dan
mistar yang kami bawa. Jangan lupa untuk melepas aksesoris
kepala yang digunakan oleh balita. Berikut langkah-langkahnya :
1. Cari lokasi yang datar dan tegak lurus dengan tembok.
2. Posisikan balita dengan bagian tumit, betis, pantat,
punggung, dan kepala yag menenmpel pada tembok.
3. Bentangkan metline secara vertikal di samping balita.
4. Minta balita untuk menarik nafas dalam saat akan
diukur bila memungkinkan.
5. Letakan mistar tepat di vertex balita dengan posisi tegak
lurus.
6. Baca skala dan catat hasil pengukuran.
2.2.4 Menghitung Panjang badan (PB)
Pengukuran panjang badan dilakukan pada anak berusia
kurang dari 2 tahun, dengan posisi tidur. Dikarenakan ada
keterbatasan alat dan tidak adanya papan pengukur, akhirnya
kami menggunakan alat seadanya yaitu metline dan mistar yang
kami bawa. Fungsi mistar dianalogikan dengan fungsi papan
geser. Jangan lupa untuk melepas aksesoris kepala yang
digunakan oleh balita. Berikut langkah-langkahnya :
1. Cari tempat datar dan tegak lurus tembok.
2. Tidurkan balita dengan kepala menempel pada tembok
(tegak lurus tembok).
3. Bentangkan metline di samping balita secara horizontal.
4. Tempelkan mistar pada telapak kaki yang lurus ke atas.
5. Baca skala dan catat hasil pengukuran.

10
2.2.5 Mengukur Lingkar Lengan Atas
Prosedur pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil yag
telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut.
a. Mempersiapkan alat, pita LILA harus dalam keadaan baik,
dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata.
b. Mengukur lengan yang tidak banyak digunakan untuk bekerja.
Lengan dalam keadaan tidak tertutup kain atau pakaian.
c. Menentukan titik tengah lengan antara acromion (bahu) dan
olecranon (siku) pada posisi lengan fleksi 90.
d. Melingkarkan pita LILA pada titik tengah lengan atas, tidak
boleh terlalu ketat atau terlalu longgar. Lengan dalam keadaan lurus
dan rileks.
e. Melakukan pembacaan melalui lubang batas pada pita LILA.
2.2.6 Pengisian KMS

Terdapat beberapa prosedur dalam pengisian KMS. Apabila


balita datang baru pertama kali, maka prosedur yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran.

2) Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam


KMS balita:

Kolom posyandu diisi nama Posyandu tempat anak


didaftar.

Kolom tanggal pendaftaran diisi tanggal anak didaftar


pertama kali.

Kolom nama anak diisi nama jelas anak.

11
Kolom jenis kelamin diisi tanda ceklis (V) yang sesuai.

Kolom anak yang ke diisi nomor urut kelahiran anak


dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal).

Kolom tanggal lahir diisi bulan dan tahun lahir anak.

Kolom berat badan lahir diisi angka penimbangan berat


badan anak saat dilahirkan dalam satuan gram berat
badan lahir.

Kolom nama ayah dan nama ibu beserta pekerjaannya


diisi sesuai nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak
tersebut.

Kolom alamat diisi alamat anak menetap.

3) Mengisi kolom bulan lahir.

4) Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS balita.

5) Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.

6) Mengisi kolom pemberian imunisasi.

7) Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

8) Mengisi kolom periode pemberian ASI Ekslusif.

Sedangkan apabila balita datang untuk yang kedua kalinya,


maka prosedurnya adalah sebagai berikut :

12
1) Jika ibu tidak membawa KMS, maka harus menanyakan hasil
penimbangan 2 bulan sebelumnya agar dapat ditentukan status
pertumbuhannya.
2) Melakukan langkah 4, kemudian menghubungkan titik berat
badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus.
3) Melakukan langkah 5. Mencatat semua kejadian yang dialami
anak pada garis tegak sesuai bulan yang bersangkutan.
Apabila anak mendapat imunisasi melakukan langkah keenam.
4) Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari
dan Agustus) dan diberi kapsul vitamin A, melakukan langkah
7).
5) Apabila umur bayi masih dibawah 6 bulan, melakukan langkah
8).

2.2.7 Penyuluhan
Menasihati ibu tentang masalah pemberian makan, agar
ibu dapat menerapkan pada anaknya di rumah.

Jika pemberian makan anak tidak sesuai Anjuran


Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit :

Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur


anak.

Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan


konseling menyusui :

Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi


Muda). Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar. Jika
ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai.

Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu


formula atau makanan lain:

Anjurkan ibu untuk relaktasi. Bangkitkan rasa percaya diri


ibu bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan
anaknya. Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang
maupun malam. Secara bertahap mengurangi pemberian susu

13
formula atau makanan lain.

Jika bayi berumur lebih dari 6 bulan dan ibu


menggunakan botol untuk memberikan susu pada
anaknya

Minta ibu untuk mengganti botol dengan


cangkir/mangkuk/gelas. Peragakan cara memberi susu
dengan mangkuk/cangkir/gelas. Berikan Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur.

Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasehati ibu


untuk:

Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu


menyuapi anak. Memberi anak porsi makan yang cukup
dengan piring atau mangkuk tersendiri sesuai dengan
kelompok umur. Memberi makanan bergizi yang disukai
anak.

Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit:

Beritahu ibu tidak harus merubah pemberian makan selama


anak sakit. Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai
kelompok umur dan kondisi anak.

14
15
2.3 Hari Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 27 November 2012 pukul
08.00, dengan agenda persentasi dan penyerahan laporan.

16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dari hasil kunjungan ke Posyandu Sari Rahayu IV Klopo Dampit,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa tengah pada tanggal
20 November 2012 didapatkan hasil-hasil seperti status gizi balita dan ibu
hamil, baik berdasarkan BMI ataupun LILA.
3.1.1 Penilaian Status Gizi Balita
Dalam melakukan penilaian status gizi balita, penulis
menggunakan pedoman WHO-2005. Data hasil pengukuran yang
didapat kemudian dibandingkan dengan standar WHO-2005. Penentuan
status gizi balita dapat dilihat melalui BB/U, TB/U, dan BB/TB atau
BB/PB yang disesuaikan dengan jenis kelamin balita. Di bawah ini
tabel penggolongan status gizi berdasarkan z-score (WHO, 2005).
No Indeks yang dipakai Batas Kategori status gizi
pengelompokan
1. BB/U < - 3 SD Gizi buruk
Gizi kurang
- 3 hingga < - 2 SD
Gizi baik
- 2 hingga + 2 SD Gizi lebih
> + 2 SD
2. TB/U atau PB/U < - 3 SD Sangat pendek
Pendek
- 3 hingga < - 2 SD
Normal
- 2 hingga + 2 SD Tinggi
> + 2 SD
3. BB/TB atau BB/PB < - 3 SD Sangat kurus
Kurus
- 3 hingga < - 2 SD
Normal
- 2 hingga + 2 SD Gemuk
> + 2 SD
Tabel Hasil pengukuran TB, PB dan BB balita

No. Nama Balita L/P Tanggal Umur Nama Ibu Alamat TB BB

17
Lahir (bulan) atau (kg)
PB
(cm)
1 Afrizal Aris L 4/12/2010 31 Dalmini Gumuk Rejo - 12
2 Niken W P 7/27/2011 16 Jumiati Ngasem - 9,5
3 Dafa Septianto L 9/9/2012 2 Srisulistari Ngasem - 6,2
4 Tasya Oktaviana P 10/15/2011 13 Tri Purwanti Ngasem - 8
5 Alif Dika Pratama L 1/30/2012 10 Ika Fatimah Jambeyan 72 9,5
6 Reza Adi S. L 8/11/2008 51 Tentrem Klopo Dampit 99 15
7 Endra Dafa M L 2/28/2010 31 Istiarini Klopo Dampit 92 17,6
8 Tri Puji Hartanti P 4/5/2011 19 Famini Klopo Dampit 78 10,2
9 Winsa Ayu P 10/25/2011 13 Marliah Jambeyan - 10,5
10 Dianra Afrizal U. P 3/12/2010 32 Yanti Jambeyan - 13
11 Fadil Hajid L 4/8/2010 31 Ani Tegal Sari 89 14,4
12 Budi Laras C. P 5/7/2012 6 Tukini Klopo Dampit 59 7,5
13 Yoga Silva L 9/19/2011 14 Tina Ngasem - 9
14 T. Anggraini P 7/23/2008 52 Deni Ika H. Ngasem 98 14,6
15 Jafar Ramdani L 9/24/2008 50 Purwanti Ngasem 96 13,5
16 Arabel P 5/5/2012 6 Deni Ika H. Ngasem 61 6,8
17 Mirabel P 5/5/2012 6 Deni Ika H. Ngasem 63 8
18 Alenna Kholil R. P 3/2/2011 20 Septi Artanti Jambeyan - 11,1
19 Sofi Cinta M P 3/23/2012 8 Triningsih Jambeyan - 8,3
20 M. Nafan Fadian L 3/3/2009 45 Gemi Tegal Sari - 15
21 Agus Tora L 8/9/2011 15 Lamina Jambeyan - 10,9
22 Dimas Aditya W L 7/23/2010 28 khotijah Jambeyan - 13,3
23 Henti Nurom P 9/5/2009 38 Siti Romiah Ngasem - 10,5
24 Luthfi Nugroho L 7/12/2010 28 Karti Ngasem - 11,1
25 Diki Putra P. L 10/11/2011 13 Tri Windari Ngasem - 9,9
26 Galuh Perwita S. P 12/15/2011 11 Sriyanti Jambeyan 69 10,7
27 Ida Nur Hasanah P 3/12/2012 8 Asi Seliah Ngasem 62 7,5
28 Andika Faris D L 1/25/2009 46 Rustini Gumuk Rejo 100 15
29 Anisa Putri A. P 6/11/2011 17 Sri Partini Gumuk Rejo - 10,5
30 Raditya Dwi A. L 11/30/2011 12 Sri Pujiati Gumuk Rejo 75 9,9
31 Eka Nuryanto L 11/20/2009 36 Endah Gumuk Rejo 92 14
32 Eko Apiyanto L 4/19/2011 19 Sri Utami Gumuk Rejo - 10,3
33 Asyifa D.A.P. P 8/31/2010 27 Rahayu Ngasem - 11,4
34 Nauval Riski S. L 1/6/2011 22 Septi Jambeyan 75 10
35 F. Joko P. L 2/27/2012 9 Hartini Klopo Dampit 68 7,5
36 Nur Azizah P 7/13/2011 16 Tegal Sari 69 9,4
37 Mutia P 1/24/2008 58 Sri Wahyuni Ngasem 101 13,5

Menurut hasil penghitungan berat badan dan umur yang telah


dilukakan pada 37 balita di Posyandu Sari Rahayu IV Klopo Dampit,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa tengah,

18
diperoleh hasil 2 orang mengalami gizi lebih (5,4%), 2 orang
mengalami gizi kurang (5,4%), dan 33 orang mempunyai status gizi
baik (89,2%).

35 33
30
25
20
15
10
5 2
2
0
0

Bila dilihat dari indikator TB/U atau PB/U didapat bahwa


jumlah balita dengan kategori sangat pendek sebanyak 2 orang (10,5%),
pendek sebanyak 3 orang (15,8%), normal sebanyak 14 orang (73,4%),
dan kategori tinggi sebanyak 0 orang. Dari total 37 balita, yang
melakukan penimbangan tinggi atau panjang badan hanya 19 orang.
hSisanya, 18 orang tidak dilakukan penimbangan berat badan.
14
14
12
10
8
6
4 2 3
2
0

19
Hal ini dapat disebabkan balita yang menangis terus menerus sehingga
tidak memungkinkan untuk diukur, atau dapat juga karena ibu dan
balita telah meninggalkan posyandu sebelum dilakukan pengukuran.
Menurut hasil penghitungan berat badan dan tinggi badan yang
telah dilukakan pada 33 balita di Posyandu Sari Rahayu IV Klopo
Dampit, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa tengah,
diperoleh hasil 1 orang memiliki status gemuk (3%) dan 17 orang
memiliki status normal (51,5%) dan 15 anak tidak diketahui (45,5%)
statusnya dikarenakan oleh suatu kendala.
18 17
16
14
12
10
8
6
4
2 2
0
0 0

3.1.2 Penilaian status Gizi Ibu Hamil

20
Hasil pemantauan status gizi ibu hamil. Berikut data yang didapat
penulis setelah melakukan antropometri berupa pengukuran LILA pada
ibu hamil.

Nama Ibu Usia Kehamilan LILA BB


(minggu) (cm) (kg)
Asih Pratiwi 18 31 74
Sulastri 36 26,5 49
Rina W. 36 23,7 49
Tabel Hasil pengukuran LILA ibu hamil
Keterangan
a. LILA : Lingkar Lengan Atas (cm)
b. BB : Berat Badan (kg)
Dari hasil pengukuran ketiga ibu hamil, tidak didapatkan ibu
hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm. Jadi kesimpulannya ibu hamil
di lingkungan Posyandu Sari Rahayu IV Klopo Dampit, Kecamatan
Ampel,Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah tidak ada yang
beresiko KEK.

3.2 Kendala

Dalam melaksanakan Field Lab kami menemui beberapa kendala,


diantaranya ketidaktersediaan alat di posyandu. Sehingga kami mengalami
kesulitan dalam mengukur tinggi badan, dan panjang badan, dan hasilnya pun
mungkin kurang akurat. Kami juga mengalami kendala saat pengkuran karena
balita-balitanya menangis, sehingga kami sulit mengukurnya. Kendala yang
terakhir adalah tidak sedikit ibu-ibu yang lupa tanggal lahir anaknya dan tidak
membawa KMS, padahal penentuan umur merupakan salah satu komponen
penting.

3.3 Solusi

Untuk mengatasi kendala ketidaktersediaannya alat di Posyandu, kami


pun menggunakan alat seadanya yang kami bawa yaitu metline dan mistar.
Pada saar pengukuran panjang badan, fungsi mistar dianalogikan dengan

21
fungsi papan geser pada alat papan ukur, dan dianalogikan dengan fungsi
gagang microtoise pada pengukuran tinggi badan. Untuk mengatasi masalah
balita yang menangis, kami meminta bantuan ibu untuk menenangkan
anaknya, setelah itu baru diukur. Dan untuk kendala terakhir yaitu masalah
ibu-ibu yang lupa tanggal lahir anaknya, kami meminta bantuan pihak
Posyandu untuk melihat rekap data milik Posyandu.

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan status gizi balita dan ibu hamil di sekitar Posyandu
Sari Rahayu IV Klopo Dampit, Kecamatan Ampel, Kabupaten, Provinsi Jawa
Tengah sudah baik. Dalam penentuan status gizi digunakan baku rujukan dari
WHO-NCHS. Di mana indikatornya untuk status gizi balita menggunakan
tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), umur (U), dan nerat nadan (BB).
Sedangkan indikator untuk penentu status gizi ibu hamil kami menggunakan
lingkar lengan atas (LILA). Pengisian KMS merupakan salah satu hal yang
tidak boleh dilupakan, karena dari KMS kita bisa memantau pertumbuhan
ataupun abnormalitas balita.

4.2 Saran

Sebaiknya warga lebih meningkatkan keperdulian terhadap status gizi


balita maupun ibu hamil, karena hal itu menentukan kualitas generasi ke
depan.
Perlu dilakukan intervensi terhadap kasus gizi buruk berupa pemberian
makanan tambahan, perawatan di Puskesmas, konseling dan penyuluhan
gizi di Puskesmas sebagai media edukasi dan komunikasi tentang
kesehatan anak, serta bantuan pemberdayaan ekonomi keluarga (10
langkah tata laksana gizi buruk, mengobati penyakit penyerta, dan PMT
penuh)
Sebaiknya penyuluhan tentang status gizi lebih ditingkatkan, agar warga
bisa lebih menyadari betapa pentingnya gizi itu sendiri dan supaya tidak
ada lagi warga yang mengalami kurang gizi.

23

Anda mungkin juga menyukai