yang rutin dilakukan pada kasus emergency kepala adalah CT-scan dan MRI. Sebagai peraturan umum, CT-scan dilakukan untuk kasus neurologis yang akut, sedangkan MRI dilakukan pada kasus yang lebih kronis dan subakut.1 Oleh karena itu, jika gejala neurologis yang dikarenakan kelainan pada otak kurang dari 48 jam, maka pilihan utamanya adalah CT-scan kepala. CT-scan merupakan suatu alat imaging besar berbentuk bulat dengan lubang atau terowong pendek di dalamnya. Pasien cukup berbaring pada tempat tidur dan kemudian pasien akan terdorong ke dalam gantry CT-scan yang berbentuk seperti donat itu. Ketika masuk ke dalam terowongan (gantry itu), di sekeliling pasien adalah tube xray dan detector yang terletak saling hadap-hadapan. Gambaran CT scan (computerized tomography scan) atau CAT-scan (computerized axial scan) adalah gambar yang dihasilkan dari komputer berdasarkan paparan beberapa kali sinar X ray yang diambil sekitar orang yang diperiksa. Pada CT-scan, sinar xray bergerak dalam lingkaran di sekeliling badan. Hal ini membuat berbagai macam view dari organ atau struktur yang sama dari tubuh dapat divisualisasikan. Teori yang mendasari ditemukannya CT-scan ditemukan oleh A. McLeod Comack pada tahun 1963 dan kemudian teori ini direalisasikan dan dikomersilkan oleh Godfrey Hounsfield pada tahun 1971. CT scan pertama kali digunakan untuk studi otak oleh Hounsfield di laboratorium EMI (atau yang lebih dikenal sekarang sebagai CT-scan) di Inggris. Percobaan pertama dilakukan pada seorang wanita yang diduga mengalami tumor otak. Hounsfield dan Comack kemudian mendapat hadiah Nobel tahun 1979 atas jasanya menemukan teknologi pencitraan ini. Sebelum ditemukan CT- scan, teknologi pencitraan yang tersedia hanya xray konvensional. Kekurangnya adalah xray tidak bisa mencitra seluruh bagian tubuh terutama otak, organ retroperitoneal, dan mediastinum. Teknologi CT-scan ini menggunakan kompleks xray untuk menghasilkan potongan gambaran tubuh seperti ketika sebuah roti dipotong. Tiap slice foto dapat menunjukkan anatomi secara detil, termasuk untuk tulang, jaringan lunak, otak, organ-organ, dan pembuluh darah. Pembentukan sebuah foto CT-scan terdiri dari 3 fase berbeda yaitu fase scanning (memproduksi data, namun tidak memproduksi gambar), fase konversi digital ke analog (gambar abu-abu yang terlihat dan ditampilkan) dan fase rekonstruksi (pemrosesan terhadap data yang diterima dan kemudian membentuk gambar digital). Komputer menerima sinyal lewat bentuk analog dan mengubahnya menjadi angka binari menggunakan konvertor analog ke digital. Sinyal digital kemudian disimpan dan gambar direkonstruksi setelah proses scan berakhir.2 Gambaran CT-scan terdiri dari matriks ribuan kotak-kotak kecil yang disebut pixels, yang kemudian menentukan angka CT (Hounsfield Unit). Angka CT bervariasi berdasarkan densitas jaringan yang di scan dan merupakan ukuran seberapa banyak sinar xray diserap oleh jaringan.2 Koefisien atenuasi ini mempunyai skala antara -1000 (udara) HU sampai +1000 HU (tulang). Zat atau organ yang lebih padat mengabsorbsi lebih banyak sinar xray dan memiliki nilai CT yang tinggi, disebut memiliki atenuasi yang tinggi dan pada gambaran CT-scan terlihat lebih putih.2 Untuk mendeskripsikan gambar CT- scan yang pertama kali harus dinilai adalah densitasnya. Patokannya adalah densitas otak. Semua struktur yang densitasnya sama seperti otak disebut sebagai isodense (gambaran putih keabuan), stuktur yang densitasnya lebih tinggi dari otak disebut sebagai hiperdens. (contoh tulang tengkorak), dan stuktur yang densitasnya lebih rendah dari otak disebut hipodense (cairan cerebrospinal). Saat mendeskripsikan kelainan patologis yang terjadi, perlu disebutkan jenis densitas kelainan tersebut.
Sumber : how to interpret head ct-scan (Andrew
d.perron)
Pada CT-scan kepala, ada 3 macam potongan
penting yaitu potongan axial, sagittal, dan koronal. Potongan axial merupakan potongan transversal menjadi standar pada pencitraan kepala saat keadaan emergency. Potongan sagittal dan koronal diambil tegak lurus terhadap potongan axial. Pada potongan sagital dapat dibedakan potongan kanan dan kiri (lateral view), sedangkan potongan koronal akan memisahkan bagian depan dan belakang (frontal view). Bagaimana cara membedakan bagian mana yang kanan dan kiri pada gambar CT- scan? Yaitu seperti saat kita berhadapan dengan pasien. Sisi kiri pasien adalah sisi kanan pemeriksa dan sebaliknya. Ct-scan kepala dapat dilakukan dengan atau tanpa kontras. Untuk kasus emergency yang melibatkan kepala, pilihan pertama adalah CT-scan kepala tanpa kontras. Kontras dipakai hanya pada keadaan teretentu seperti kecurigaan infeksi meningeal atau intracranial, malformasi atriovenois (AVM), dan kecurigaan tumor, serta pada kecurigaan hematoma subdural yang isodens. Bagaimana 4
cara membedakan CT-scan kepala kontras dengan
non-kontras? Pada CT-scan kepala dengan kontras, circulus of Wilis dan struktur kortikal vascular lainnya secara nyata terlihat. Kita bisa mengidentifikasikan arteri cerebral anterior, arteri cerebral media, dan arteri cerebral posterior, serta area dengan arteri komunikans anterior dan posterior.5 Setelah injeksi bolus material kontras ke vena perifer yang besar, kadar agen kontras di darah meningkat secara cepat, menciptakan gradient sepanjang membran endotel kapiler. Pada area yang permeabilitas kapilernya baik, agen kontras akan bocor lewat dinding pembuluh darah dan mulai terjadi akumulasi zat kontras di cairan interstitial perivascular. Pada otak dan sumsum tulang, sawar darah otak yang baik akan mencegah bocornya materi kontras. Penyengatan interstitial berkaitan dengan gangguan permeabilitas sawar darah otak, sedangkan penyengatan intravascular berkaitan dengan peningkatan aliran atau volum darah. Pada CT- scan, penyengatan interstitial dan intravascular dapat terjadi secara bersamaan. Ketika gambaran CT-scan yang cepat dan dinamik diambil (seperti pada CT angiography), kebanyakan penyengatan yang dapat dilihat adalah penyengatan intravascular. Tetapi ketika, pengambilan gambar CT-scan ditunda 10-15 menit setelah infus cairan bolus, kebanyakan penyengatan bersifat interstitial. Pada waktu diantara kedua yang disebutkan di atas atau dengan infus materi kontras yang kontinyu, maka penyengatannya adalah kombinasi antara penyengatan intravascular dan interstitial. Gambaran perdarahan subarachnoid dapat terjadi walaupun tidak ada darah di ruang subarachnoid. Hati-hati membedakan antara kontras yang mengisi ruang subarachnoid dengan perdarahan subarachnoid sejati. Beberapa gambaran radiografi yang menyerupai perdarahan subarachnoid telah dilaporkan, antara lain leptomeningitis pyogenic, administrasi material kontras secara intratheal, dan bocornya medium kontras intravena dosis tinggi ke ruang subarachnoid. Bersama-sama, gambaran-gambaran ini disebut sebagai pseudo- subarachnoid hemorrhage.6
Windowing
CT-scan modern dapat membedakan melebihi
2000 HU, tetapi mata manusia hanya dapat membedakan 30 gradasi abu-abu. Karena susah membedakannya, maka ditemukan suatu sistem yang disebut windowing .Windowing dikontrol oleh 2 parameter penting yaitu window level (WL) dan window width (WW). Untuk CT-scan kepala, bone window dan brain window adalah 2 setting window yang penting. Tetapi pada setting trauma, ada 1 tambahan window setting yang penting yaitu blood window dan subdural window. Bone window penting untuk memvisualisasikan detil struktur tulang dan mengidentifikasi lesi tulang yang kecil sedangkan brain window dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan jaringan lunak, seperti otak, darah, pembuluh darah, struktur yang terisi udara dan cairan.7 Seperti brain window, blood window juga memberikan gambaran detil jaringan lunak. Pada perdarahan subdural yang kecil, tidak akan terdeteksi bila hanya diminta bone atau brain window. Perdarahan subdural yang kecil ini akan terkumpul di sisi dalam tulang tengkorak dan konturnya akan sama dan sulit dibedakan jika tidak menggunakan blood atau subdural window.
Artifak
Artifak sering ditemukan pada gambar
CT-scan dan dapat mengaburkan hasil pemeriksaan. Artifak merupakan segala ketidakcocokan antara angka CT-scan yang ditampilkan pada gambar dengan angka CT-scan yang diharapkan berdasarkan koefisien atenuasi linear. Berdasarkan tampilannya, artifak dibagi menjadi streaks, shading, bands, dan rings. Artifak bisa terjadi akibat faktor dari pasien sendiri atau karena peralatan dan teknik pengambilan gambar. Artifak yang disebabkan karena faktor fisika CT- Scan salah satunya adalah beam hardening. Beam hardening mengakibatkan artifak yaitu cupping artifact dan streaks and dark bands. Artifak-artifak ini terjadi akibat tersebarnya sinar xray dan sebagian terjadi akibat peningkatan kekuatan rata- rata sinar xray ketika melewati struktur yang relatif padat. Ketika sinar mengalami penguatan, foton berenergi tinggi mengalami atenuasi yang kurang dibandingkan foton berenergi rendah oleh jaringan. Sebagai akibatnya, foton berenergi tinggi ini akan melewati pasien dan mencapai detektor. Cupping artifacts terjadi karena penguatan sinar terutama terjadi di bagian tengah sehingga menyerupai gambaran mangkuk. Streak and dark bands dapat terlihat antara 2 objek padat pada sebuah gambar. Akan terlihat garis-garis hitam antara 2 benda padat dengan garis terang disekelilingnya. Artifak yang disebabkan oleh beam hardening ini terutama ditemukan pada fossa posterior cranium dan dengan implant metal.8 Volume averaging (partial volume artifact) terjadi ketika sebuah gambar CT-scan memiliki banyak tipe jaringan yang berbeda (contoh tulang dan otak), sehingga akan terjadi penggabungan dari densitas jaringan- jaringan yang berbeda itu yang kemudian dirata- ratakan. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak valid dan dapat membingungkan. Untuk mengatasinya, dapat digunakan potongan CT-scan yang lebih tipis dan algoritma komputer tertentu. Artifak yang disebabkan faktor dari pasien sendiri antara lain metal artifact dan artifak yang disebabkan gerakan tubuh pasien. Artifak yang disebabkan oleh gerakan organ-organ tubuh tertentu (gerakan volunter dari pasien sendiri, jantung, sistem respirasi, atau pencernaan) dapat menyebabkan gambar menjadi kabur dan ganda. Scanner yang lebih cepat dapat mengurangi artifak gerakan karena pasien memiliki waktu yang lebih singkat untuk bergerak pada tiap pengambilan gambar. Hal ini dapat dicapai dengan rotasi gantry yang lebih cepat atau lebih banyak sumber xray yang dipakai.8 Beam hardening (tu di petrous pyramid).
Motion artifact
Artifak akibat benda logam bisa terjadi akibat
prostesa tertentu (dental filling, braces), fragmen peluru, atau akibat pemasangan alat-alat eksternal tertentu yaitu drainage ventricular atau shunt, dll. Artifak akibat logam ini akan memberikan gambaran berupa garis-garis yang berasal dari obyek logam tersebut, tetapi akan terjadi penurunan resolusi gambar pada benda logam tersebut.
Metalartifacts
Radiasi CT-Scan kepala
Unit pengukuran dosis radiasi, secara umum
disebut sebagai dosis efektif adalah milisievert (msV).9 Karena jaringan tubuh dan organ-organ tubuh memiliki sensitivitas berbeda terhadap eksposure radiasi, maka efeknya bervariasi terhadap jaringan atau organ tubuh. Istilah dosis efektif radiasi digunakan untuk menyatakan resiko radiasi rata-rata pada seluruh tubuh.9 Sebagai prinsip umum, eksposure radiasi harus kurang dari 20 mSv/tahun pada pekerja dan kurang dari 1 mSv/tahun untuk masyarakat umum.10 Efek samping radiasi yang utama adalah kemungkinan peningkatan resiko terjadi kanker dan efek genetik. Iradiasi in-utero dapat mengakibatkan abnormalitas perkembangan janin (terutama usia kandungan 8-25 minggu) dan juga kanker yang kemudian dapat terekspresi pada usia anak-anak atau dewasa. Jika prosedur radiologi tidak urgen dilakukan, maka prosedur radiologi tidak boleh dilakukan antara usia kehamilan 8-17 minggu (periode organogenesis). Sebagai gambaran, kita dapat membandingkan bahwa eksposure dari 1 kali Xray dada sama seperti jumlah radiasi yang diterima orang ketika berada di lingkungan alami selama 10 hari.9 CT-scan memberikan dosis radiasi yang lebih tinggi lagi, yaitu contohnya 1 CT-scan dada memberikan radiasi 100 kali lebih banyak dibandingkan xray dada rutin. Tetapi resiko terjadinya kanker atau efek samping lainnya dengan CT-scan single slice atau bahkan CT-scan multislice sangat rendah. Menurut perkiraan baru- baru ini, rata-rata orang di Amerika mendapat dosis efektif radiasi sebanyak 3 mSv per tahun yang berasal dari radiasi latar (dari material yang memang memancarkan sinar radioaktif dan radiasi kosmik). Pada area yang lebih tinggi, seperti di Colorado, radiasi latar bisa mencapai 10 mSv per tahun, tapi tetap tidak ada peningkatan insiden kanker di area ini. Dosis efektif radiasi CT-scan dapat bervariasi antara 2-10 mSv. Untuk pemeriksaan yang memerlukan scan multipel, dosis efektif ini bisa mencapai 20-30 mSv, tapi tetap dosis ini dianggap beresiko rendah untuk kanker,11 terlebih lagi CT-scan kepala, yang eksposurenya sangat rendah, yaitu 1-2 mSv.