Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur tulang dan dislokasi belakang dan dislokasi adalah salah satu cedera
yang paling ditakuti baik oleh pasien dan dokter karena dapat menyebabkan gejala
mulai dari, mulai dari nyeri ringan sampai berat, kelumpuhan parah dan bahkan
kematian.1
Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas (44%),
kecelakaan olah raga (22%), terjatuh dari ketinggian (24%), kecelakaan kerja.2
Di Indonesia pada tahun 2013 terjadi 93.578 kasus kecelaakaan dengan jumlah
korban meninggal dunia sebanyak 23.385 jiwa, luka-luka berat sebanyak 27.054
orang dan luka-luka ringan sebanyak 104.976 orang, dengan kerugian materiil sekitar
Rp. 234 miliar. 3
Kecelakaan kerja di Indonesia tercatat masih tergolong tinggi, PT Jamsostek
menyatakan angka kecelakaan kerja lima tahun terakhir cenderung naik dimana pada
tahun 2011 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari.
Tahun sebelumnya pada tahun 2009 angka kecelakaan kerja yang terjadi sekitar
96.314 kasus dan pada tahun 2008 terdapat 94.736 kasus4.
Angka kejadian burst fracture mencapai lebih dari 17% dari keseluruhan
fraktur tulang belakang. Regio Thoracolumbal (T11 L2) adalah regio yang paling
sering terjadi burst fracture. 5
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi mengenai burst fracture untuk
PPDS 1 Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

1
BAB II

ISI

2.1 Sejarah
Pada tahun 1983, Denis mendefinisikan burst fracture melalui bahasan tiga-
kolom sebagai sebuah fraktur kompresi kolum vertebra anterior dan tengah, yang
menyebabkan retropulsi dari fragmen posterior tubuh vertebral ke kanal tulang
belakang, yang merupakan ciri radiografis dari burst fracture. 6

2.2 Definisi
Istilah "Burst Fracture" pertama kali didefinisikan oleh Holdsworth dan
Saifuddin et al. pada tahun 1963 sebagai fraktur yang disebabkan oleh beban aksial
yang menyebabkan herniasi nukleus pulposus dari tulang belakang menembus
endplate bagian atas, yang mengakibatkan disrupsi tulang belakang dari dalam. 7,8
Burst Fraktur adalah bentuk spesifik dari fraktur kompresi dari vertebral body
dimana terdapat sebuah fragmen yang mendesak dari arah posterosuperior vertebral
body, dimana fragmen ini mengalami displaced ke arah kanalis spinalis. Fragmen
yang mendesak ini dapat mengakibatkan cedera neurologis ke sumsum tulang
belakang, konus medularis, atau cauda equina. 9

2.3 Angka kejadian


Secara keseluruhan, fraktur meledak telah dilaporkan mencapai sekitar 15%
dari cedera tulang belakang.10
Sebuah tren yang signifikan dari waktu ke waktu telah diamati dalam
distribusi rasial orang dengan cedera tulang belakang. Sejak tahun 2015, 64% adalah
non-hispanik putih, 23% adalah non-hispanik hitam, 10% adalah Hispanik, dan 2,0%
adalah Asia. Laki-laki memiliki kemungkinan 4 kali lebih banyak dibandingkan
perempuan untuk terkena cedera tulang belakang. Secara keseluruhan, penderita laki-
laki memiliki prosentase sebesar untuk 80,7% dari keseluruhan kasus yang
dilaporkan.11

2
2.4 Anatomi dan fisiologi
2.4.1 Anatomi
Tulang belakang pada orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian
5 regio yaitu 7 cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal. 12
Setiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis di
belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang lamina, 2
pedikel, 1 prosesus spinosus, serta 2 prosesus transversus. Beberapa ruas tulang
belakang mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama yang disebut
atlas dan ruas servikal kedua yang disebut odontoid. Kanalis spinalis terbentuk antara
korpus di bagian depan dan arkus neuralis di bagian belakang. Kanalis spinalis ini di
daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar, sedangkan di daerah torakal berbentuk
bulat dan kecil. Bagian lain yang menyokong kekompakan ruas tulang belakang
adalah komponen jaringan lunak yaitu ligamentum longitudinal anterior, ligamentum
longitudinal posterior, ligamentum flavum, ligamentum interspinosus, dan
ligamentum supraspinosus.13
Dilihat dari sisi depan atau belakang (antero-posterior), bentuk normal tulang
belakang lurus vertikal. Bila dilihat dari sisi samping (lateral), bentuk tulang belakang
membentuk kurva, cembung ke anterior pada servikal, cekung ke posterior pada
thorakal, dan cembung ke anterior lagi pada lumbal dan melengkung ke posterior
pada daerah sakrococcygeal.3 Dari sisi lateral, besarnya sudut normal kyphotic
thoracal adalah sebesar 20- 40 sedangkan sudut normal lordotic lumbal adalah
sebesar 30-50.14
Susunan yang normal dari tulang belakang memungkinkan adanya fleksibilitas
gerakan dan kemampuan untuk menopang beban axial, selain itu juga dapat menjaga
kekakuan (stiffness) dan stabilitas dalam posisi berdiri tegak. 14

3
Gambar 1. Tulang belakang normal. Dilihat dari anterior dan lateral (didapatkan
kiphotic pada thoracal, lordotic pada lumbal). Sumber: Netter Concise Orthopaedic
Anatomy, 2nd Edition.

2.4.2 Fisiologi
Tulang belakang normal harus dikenali sebelum memahami perubahan yang
dihasilkan oleh trauma. Kurva perpindahan beban adalah cara standar untuk
mengukur sifat fisik dari segmen tulang belakang (Gambar. 1). Dari gambar ini
tampak jelas bahwa kurva perpindahan beban tampak nonlinear karena tulang
belakang, yang meregang pada beban rendah, menegang dengan meningkatnya beban.
Untuk menjelaskan mekanisme ini, terdapat dua parameter: rentang gerak (ROM) dan
zona netral (NZ). 15

4
Gambar 2. Respon nonlinier dari segmen tulang belakang dimuat di fleksi ( positif) dan ekstensi
( negatif). Rentang gerak (ROM) adalah total perpindahan beban diamati selama beban fisiologis. zona
netral (NZ) adalah komponen dari ROM sebelum perubahan kekakuan diamati. (B) Sebuah bola dalam
analogi mangkuk ditampilkan. Bola dapat bergerak dengan mudah di bawah mangkuk, tetapi
mengalami peningkatan resistensi pada batas-batas gerak. (Sumber: Fractures Of The Cervical,
Thoracic, And Lumbar Spine, Alexander A. Vaccaro)

Parameter gerak ini ada untuk masing-masing tiga


jenis gerak: fleksi / ekstensi, lateral bending, dan rotasi aksial. Namun penting untuk
diingat bahwa setiap daerah tulang belakang memiliki karakteristik yang berbeda.
Misalnya, regio thorakal adalah daerah paling tidak mobile dari tulang belakang,
karena distabilkan oleh artikulasi costovertebral dan tulang rusuk. Akibatnya, gerakan
normal telah ditetapkan untuk setiap regio tulang belakang manusia dan berfungsi
15
sebagai tolak ukur darimana perubahan karena traumatis dapat dipelajari.

5
2.5 Klasifikasi
Pada burst fracture biasanya terdapat pendesakan dinding kortikal posterior
verterbral body dengan beberapa derajat perambahan kanal tulang belakang dengan
kemungkinan kompromi elemen saraf. Burst fracture digolongkan sebagai "stabil"
atau "tidak stabil" tergantung pada apakah utuh atau tidaknya elemen posterior dari
vertebral body (Gambar. 1) dan apakah ada atau tidak ada defisit neurologis, terutama
pada syaraf tulang belakang, konus medularis, atau cauda equina. Burst fracture tidak
stabil diperkirakan lebih mungkin menyebabkan kyphosis dan memiliki risiko lebih
besar mengalami defisit neurologis memburuk dengan perawatan konservatif maupun
imobilisasi. 16

A B
Gambar 2 (A) Burst fracture stabil. Anterior dan tengah kolom terdapat pendesakan dengan
pembebanan aksial tapi kolom posterior utuh. (B) Burst fracture tidak stabil, di mana struktur ligamen
posterior terdapat kelainan di samping anterior dan kolom tengah. (Sumber: Rothman Simeone, The
Spine, 6th Edition)

2.6 Mekanisme Trauma


Pola cedera tulang belakang toracal dan lumbar biasanya diakibatkan oleh satu
atau dua resultan gaya. Gaya ini menyebabkan jenis cedera yang relatif konsisten
6
yang menjadi dasar untuk skema klasifikasi utama, yang dijelaskan kemudian.
kekuatan utama yang paling umum adalah kompresi aksial, kompresi lateral, fleksi,
ekstensi, ekstensi, distraksi, dan rotasi. Gaya yang paling umum dalah fleksi-rotasi
dan fleksi-distraksi. 17

Gambar 3 A Gaya kompresi aksial biasanya menghasilkan fraktur kompresi atau Burst Fracture, B.
Gaya Fleksi dapat mengakibatkan fraktur kompresi atau Burst Fraktur. C Gaya kompresi lateral
biasanya mengakibatkan patah tulang yang bersifat kompresi, asimetris dan Burst Fracture. D Gaya
Shear cenderung menghasilkan luka yang tidak stabil seperti fraktur-dislokasi. E Gaya Extension
biasanya menyebabkan lesi pada tulang belakang yang bersifat di ankylosed tapi kadang-kadang dapat
menyebabkan cedera pada pasien dengan anatomi tulang belakang normal. F Gaya Fleksi Distraksi
menyebabkan patah tulang kesempatan dan cedera varian Chance. G Gaya Fleksi-rotasi menyebabkan
berbagai pola fraktur yang melibatkan fraktur tubuh vertebral dan gangguan elemen posterior. (Sumber:
Rothman Simeone, The Spine, 6th Edition)

2.7 Penatalaksanaan

7
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi

untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, semuanya tergantung dari tipe

fraktur.

1. Braces & Orthotics


Ada tiga hal yang dilakukan yakni,
a. mempertahankan kesejajaran vertebra (alignment)
b. imobilisasi vertebra dalam masa penyembuhan
c. mengatasi rasa nyeri yang dirasakan dengan membatasi pergerakan.
Fraktur yang sifatnya stabil membutuhkan stabilisasi, sebagai contoh;

brace rigid collar untuk fraktur cervical, cervical-thoracic brace (Minerva)

untuk fraktur pada punggung bagian atas, thoracolumbar-sacral orthosis

(TLSO) untuk fraktur punggung bagian bawah, dengan pemakaian dalam

jangka waktu 8 sampai 12 minggu.18

Gambar 4 Pemasangan TLSO Brace untuk burst fracture kategori stabil. (Sumber: Roper S.
Spine Fracture. In: Dept. Neurosurgery Unversity of Florida.
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml)

Teknik pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak stabil diantaranya adalah

Fusion. Fusion adalah proses penggabungan dua vertebra dengan adanya bone graft

dibantu dengan alat-alat seperti plat, rods, hooks dan pedicle screws. Hasil dari bone

graft adalah penyatuan vertebra dibagian atas dan bawah dari bagian yang disambung.

Penyatuan ini memerlukan waktu beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk

menghasilkan penyatuan yang solid. 18

8
Gambar 5 Tekhnik Pembedahan Fusion untuk burst fracture tipe tidak stabil. (Sumber: Roper S. Spine
Fracture. In: Dept. Neurosurgery Unversity of Florida.
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml)

DAFTAR PUSTAKA

1. CassarPullicinoVN(2002)Spinalinjury:optimisingtheimagingoptions.EurJ
Radiol42:8591

2. Roper S. Spine Fracture. In: Dept. Neurosurgery Unversity of Florida. (Last


updated: 2003; Diakses terakhir: 14 Agutus 2016). Tersedia dari :
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
3. Irjen Pol. Drs. Pudji Hartanto, MM. Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu lintas
dan Budayakan Keselamatan sebagai Kebutuhan. Korlantas Mabes Polri, 2012.
Tersedia dari: http://library.umn.ac.id/eprints/990/2/bab1.pdf
4. Jamsostek (2012). Angka kecelakaan kerja lima tahun terakhir cenderung naik.
www.poskotanews.com /2012/06/01 angka-kecelakaan-kerja-lima-tahun-
terakhir-cenderung-naik
5. Denis F, Spine (Phila Pa 1976). 1983 NovDec; 8(8):81731.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2899715/
6.HoldsworthFW(1963)Fractures,dislocationsandfracturedislocationsofthe
spine.JBoneJointSurgBr45:620

7. Saifuddin A, Noordeen H, Taylor BA et al (1996) The role of imaging in the


diagnosis and management of thoracolumbar burst fractures: current concepts and
a review of the literature. Skeletal Radiol 25:603613

9
8. Bensch, V., et al. The incidence and distribution of burst fractures. 2005. Diakses
terakhir: 17 Agutus 2016). Tersedia
dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16374646

9.W.Atlas,S,etal.1985.TheRadiographicCharacterizationofBurstFracturesof
the Spine . Diakses terakhir: 17 Agutus 2016). Tersedia dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3488659

10. Wilcox RK, Boerger TO, Allen DJ et al (2003) A dynamic study of


thoracolumbarburstfractures.JBoneJointSurgAm85A(11):21842189.

11.NationalSpinalCordInjuryStatisticalCenter.2015.SpinalCordInjury(SCI)
FactsandFiguresataGlance2015
12. Moore keith, (2002), Essential Clinical Anatomy; Second Edition, lippincot
Williams and Wilkins: Baltimore.
13. Jong, W.D, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005; 870-874.

14.Schnuere, Anthony P. Gallego, Julio. Pathologies of The Spine, Core Curriculum


for Basic Spinal Training 2nd Ed. Medtronic Sofamor Danek; 2003; p 33-66

15. Vaccaro, R . A. Fracture of The Cervical, Thoracic, and Lumbar Spine. 2002.
Marcel Dekker, Inc. New York; 400.
16. Spine and Spinal Chord Trauma Evidence Based Management.2010 Thieme
New York. p 370

17. Eismont FJ, Garfin SR, Abitbol JJ:. Thoracic dan lumbar tulang belakang bagian
atas cedera Dalam Browner B, Jupiter J, Levine A, et al [eds]: Skeletal Trauma:
Basic Science, Manajemen, dan Rekonstruksi, 4th ed, St Louis , Elsevier, 2009.
18. Roper S. Spine Fracture. In: Dept. Neurosurgery Unversity of Florida. (Last
updated: 2003; accesed: 14 April 2012). Available from :
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml

10
11

Anda mungkin juga menyukai