Sed Klas
Sed Klas
LEMBAR DESKRIPSI
Komposisi :
Fragmen :-
Matriks : 90 %
Semen : 10 %
Porositas : intergranular 10 %
Kelimpahan Fragmen :
Mineral (%)
Kuarsa -
Feldspar -
Litik -
Fosil -
Petrogenesa:
Dilihat dari teksturnya yang memiliki ukuran butir < 1/256 mm, kebundaran
yang well rounded, kemas tertutup, sortasi very well sorted. Maka batuan ini
berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya, dan butiran dari batuan ini telah
tertransport sangat jauh dari tempat asalnya secara traksi. Kemudian mengalami
diagenesis berupa kompaksi, sementasi, dan autogenesis. Kemudian batuan ini
terkena gaya dan menghasilkan rekahan yang diisi oleh kuarsa
Komposisi :
Fragmen : 25 % ( Kuarsa Monokristalin, litik)
Matriks : 55%
Semen : 5 % (Karbonat)
Porositas : 15 %
Kelimpahan Fragmen :
Mineral (%) fragmen (%) kumulatif
Kuarsa 15 % 60 %
Feldspar - -
Litik 7% 30 %
Fosil 3% 10 %
Petrogenesa:
Dilihat dari teksturnya yang memiliki ukuran butir berupa pasir, kebundaran
yang angular, kemas terbuka, sortasi poorly sorted dan komposisi berupa litik.
Maka batuan ini berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya, dan butiran dari
batuan ini tertransport cukup dekat dari tempat asalnya secara traksi. Kemudian
mengalami diagenesis berupa kompaksi, sementasi, dan autigenesis
Pengamatan PadaBeberapa Medan Pandang:
PPL XPL
Komposisi :
Fragmen : 90 % (opaq, Feldspar, Kuarsa)
Matriks :5%
Semen : 5 % (karbonat)
Porositas : dissolution 15 %
Kelimpahan Fragmen :
Mineral (%) fragmen (%) kumulatif
Kuarsa 25% 25%
Feldspar 70% 70%
opaq 5% 5%
Petrogenesa:
Berdasarkan tekstur serta komposisi, batuan ini merupakan batuan sedimen.
Tekstur ukuran butir berupa pasir sedang (1/4-1/2 mm) serta kebundaran berupa
sub angular menuju sub rounded dapat mengindikasikan proses transport pada
batuan yang cukup jauh dari provenence, proses erosi cukup tinggi, serta tipe
transport traksi. Berikutnya tekstur kontak butir dapat mengindikasikan proses
kompaksi yang terjadi selama diagenesis. Dan intinya segala tekstur yang ada
serta komposisi batuan dapat mengindikasikan berbagai kejadian yang terjadi
selama proses diagenesis hingga dapat membantu dalam interpretasi provenence
Komposisi
Fragmen : 70% (Kuarsa polikristalin, Rock fragmen )
Matriks : 12 %
Semen : 18 % Karbonatan
Kelimpahan Fragmen :
Mineral (%) kumulatif
Kuarsa 30%
Rock Fragmen 40%
Petrogenesa :
Batuan ini terbentuk dari batuan sumber atau provenance yang tererosi
kemudian hasil erosinya tersebut tertransportasi oleh air. Hasil erosi dari batuan
sumber yang telah tertransport akhirnya terdeposisi di suatu tempat di mana
kekuatan media transportnya lebih kecil dari massa material lepas yang akan
ditransport sehingga mengalami deposisi. Kemudian material sedimen tersebut
terakumulasi dan mulai mengalami kompaksi sehingga jarak antar butirnya
semakin berdekatan. Kemudian proses diagenesis berlangsung dan terjadi fase
sementasi oleh semen karbonatan melingkupi sedimen tersebut dan mengikat
material sedimen yang telah terkompaksi. Selanjutnya batuan ini akan
mengalami proses lithifikasi sehingga batuan tersebut akan semakin kompak.
Foto sayatan :
Bila dilihat dari kandungan fragmennya yang terdiri dari mineral kuarsa
polikristalin, dapat disimpulkan jenis provenance atau batuan asal dari sayatan
ini berasal dari jenis batuan beku plutonik.
Bila dilihat dari tingkat kebundaraan sayatan ini yang termasuk subrounded
sampai rounded, dapat diperkirakan bahwa batuan ini sudah tertrasnport jauh dari
sumbernya dan tingkat abrasi serta erosi yang dialami batuan ini termasuk tinggi.
Semen pada batuan ini berupa karbonatan. Bila dilihat dari kandungan semennya
yang berupa unsur karbonatan, dapat diperkirakan bahwa tempat terbentuknya
batuan ini masih mendapatkan pengaruh unsur karbonatan. Lingkungan
pengendapan batuan ini diperkirakan berada pada lingkungan perairan yang
hangat, tenang, dan masih mendapatkan sinar matahari langsung.
Batuan ini terbentuk dari batuan sumber atau provenance yang tererosi
kemudian hasil erosinya tersebut tertransportasi oleh air. Hasil erosi dari batuan
sumber yang telah tertransport akhirnya terdeposisi di suatu tempat di mana
kekuatan media transportnya lebih kecil dari massa material lepas yang akan
ditransport sehingga mengalami deposisi. Kemudian material sedimen tersebut
terakumulasi dan mulai mengalami kompaksi sehingga jarak antar butirnya
semakin berdekatan. Kemudian proses diagenesis berlangsung dan terjadi fase
sementasi oleh semen karbonatan melingkupi sedimen tersebut dan mengikat
material sedimen yang telah terkompaksi. Selanjutnya batuan ini akan
mengalami proses lithifikasi sehingga batuan tersebut akan semakin kompak.
Berdasarkan komposisi matriks sebesar 12 %, mineral kuarsa 42.86 % dan rock
fragmentss 57.14 % dapat disimpulkan bahwa sayatan R 13.27 bernama Lithic Arenite
(Dott, 1964).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sayatan STA 81 ex Jambi terdiri atas mineral kuarsa monokristalin 15 %,
matriks 55 % dan semen karbonatan 5 %. Provenance dari sayatan ini berasal
dari batuan beku plutonik atau metamorf. Berdasarkan deskripsi tersebut,
batuan sayatan STA 81 ex Jambi bernama Lithic Arenite ( Dott, 1964).
Sayatan AMAL BMFK 04 terdiri dari matriks 90 % dan semen 10 %.
Berdasarkan deskripsi tersebut, batuan sayatan AMAL BMFK 04 bernama
Mudstone ( Dott, 1964).
Sayatan 16 A terdiri atas mineral kuarsa monokristalin 25 %, feldspar 70%,
matriks 5 % dan porositas 15 %. Provenance dari sayatan ini berasal dari batuan
beku vulkanik. Berdasarkan deskripsi tersebut, batuan sayatan 16 A bernama
Lithic Arenite (Dott,1964).
Sayatan R 13.27 terdiri atas mineral kuarsa polikristalin 30 %, rock fragmen
40%, matriks 12 % dan semen karbonatan 18 %. Provenance dari sayatan ini
berasal dari batuan beku vulkanik. Berdasarkan deskripsi tersebut, batuan
sayatan R 13.27 bernama Lithic Arenite ( Dott, 1964).
3.2 Saran
Saran dari praktikan untuk praktikum petrologi kedepannya agar jumlah
mikroskop ditambah agar waktu untuk pengamatan petrografis praktikan bias
lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Penerbit LPP dan Percetakan UNS :
Surakarta.