Nyeri Kepala Primer Lainnya
Nyeri Kepala Primer Lainnya
Nyeri Kepala Primer Lainnya
PENDAHULUAN
Nyeri kepala adalah salah satu keluhan umum pasien yang datang berkunjung
ke praktek sehari-hari. Namun karena seringnya didengar dan karena biasanya
dikemukakan secara samar-samar, maka keluhan ini justru termasuk keluhan yang
umumnya masih dianggap ringan dan tidak ditanggapi secara tepat. Setiap penderita
yang tersiksa oleh nyeri akan mencari pertolongan untuk dibebaskan dari
penderitaannya.
1
Berdasarkan hasil penelitian Sjahrir (2004) multisenter berbasis rumah sakit
pada beberapa rumah sakit besar di Indonesia (Medan, Bandung, Makasar, Denpasar)
didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut migren tanpa aura 10%,
migren dengan aura 1,8%, episodic tension type headache 31%, chronic tension type
headache 24%, nyeri kepala klaster 0,5%, mixed headache 14% (Sjahrir, 2008).
Sedangkan untuk jenis nyeri kepala primer lainnya belum banyak data ataupun
penelitiannya. Patofisiologinya pun belum jelas diketahui, diduga ada peran
hipothalamus terhadap patofisologi beberapa jenis nyeri ini. Jenis nyeri kepala primer
lainnya adalah primary stabbing headache, primary cough headache, sexual
headache, primary exertional headache, primary thunderclap headache, hypnic
headache, hemicracia continua, dan new daily persistent headache (PERDOSSI,
2005; Pascual, 2009).
2
BAB II
NYERI KEPALA
2.1 DEFINISI
Nyeri kepala adalah suatu istilah sinonim yang paling tepat bagi istilah
kedokteran sefalgia, dimana pada orang awam sering disebut sebagai istilah sakit
kepala, pening kepala dan lain-lainnya.
Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh
daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk) (Sjahrir, 2008).
2.2 KLASIFIKASI
Pada konsensus kelompok studi nyeri kepala PERDOSSI tahun 1999 yang
lalu telah dipublikasikan klasifikasi nyeri kepala yang diadaptasi dari klasifikasi
internasional nyeri kepala dari HIS (International Headache Society) edisi pertama
(ICHD I) pada tahun 1988. Kemudian pada tahun 2003 membuat klasifikasi nyeri
kepala edisi kedua dari IHS (ICHD II) yang melengkapi kriteria diagnostik masing-
masing jenis dan penambahan jenis diagnostik nyeri kepala. Baru pada tahun 2005
diterbitkan Konsensus Nasional Nyeri Kepala yang sudah direvisi (tabel 2.1) (Sjahrir,
2008).
Tabel. 2.1 Klasifikasi Nyeri Kepala, International Headache Society (IHS)-The
International Classification Of Headache Disorders 2nd Edition (Sjahrir, 2008)
1. Migren
1.1 Migren tanpa aura
1.2 Migren dengan aura
1.3 Sindrom periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren
1.4 Migren Retinal
1.5 Komplikasi migren
3
1.6 Probable migraine
4
6.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengann stroke iskemik atau TIA
6.2 Nyeri kepala yang berkaitan perdarahan intrakranial non traumatik
6.3 Nyeri kepala yang berkaitan unruptured vascular malformation
6.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan arteritis
6.5 Nyeri arteri karotis atau arteri vertebral
6.6 Nyeri kepala yang berkaitan thrombosis venosus serebral
6.7 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler intrakranial
8. Nyeri kepala yang berkaitan dengan suatu substansi atau proses withdrawal-
nya
8.1 Nyeri kepala akibat induksi penggunaan atau pemaparan substansi akut
8.2 Medication-OveruseHheadache (MOH) atau nyeri kepala akibat penggunaan
obat berlebihan
8.3 Nyeri kepala akibat reaksi tidak baik yang dapat dikaitkan dengan pemberian
obat-obatan kronik
8.4 Nyeri kepala akibat withdrawal dari ketergatungan substansi
5
10.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipertensi arteri
10.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan hipotiroidisme
10.5 Nyeri kepala yang berkaitan dengan puasa
10.6 Cardiac cephalalgia
10.7 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homoeostasis lainnya
11. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata,
telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur fasial atau kranial lainnya
11.1 Nyeri kepala yang berkaitan dengan tulang kranium
11.2 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan leher
11.3 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan mata
11.4 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan telinga
11.5 Nyeri kepala yang berkaitan dengan rhinosinusitis
11.6 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan gigi, rahang, dan struktur
sekitarnya
11.7 Nyeri kepala atau nyeri fasial yang berkaitan dengan kelainan artikulasi
temporomandibular
11.8 Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga,
hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur fasial dan servikal lainnya
C. Neuralgia Kranial, Nyeri Fasial Sentral dan Primer, dan Nyeri Kepala
lainnya
13. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial
13.1 Neuralgia Trigeminal
13.2 Neuralgia Glossopharyngeal
13.3 Neuralgia Nervus intermedius
13.4 Neuralgia Superior laryngeal
13.5 Neuralgia Nasociliary
13.6 Neuralgia Supraorbital
13.7 Neuralgia cabang terminal lainnya
13.8 Neuralgia Oksipital
13.9 Neck-tongue syndrome
13.10 Nyeri kepala kompresi eksternal
6
13.11 Nyeri kepala stimulus dingin
13.12 Nyeri konstan akibat kompresi, iritasi atau distorsi nervus kranial atau radiks
servikalis bagian atas oleh lesi struktural
13.13 Neuritis optika
13.14 Diabetik neuropati okuler
13.15 Nyeri di kepala atau fasial yang berkaitan dengan herpes zoster
13.16 Tolosa-Hunt syndrome
13.17 Migren oftalmoplegik
13.18 Kausa sentral nyeri fasial
13.19 Neuralgia kranial lainnya atau nyeri fasial sentral lainnya
14. Nyeri kepala, neuralgia kranial, nyeri fasial sentral atau primer lainnya
14.1 Nyeri kepala yang tidak dimasukkan pada klasifikasi tersebut di atas
14.2 Nyeri kepala yang tidak spesifik
2.3 PATOFISIOLOGI NYERI KEPALA
A. Struktur intrakranial
1. Sinus kranialis dan vena aferen (sinus venosus dan vena-vena yang
mensuplai sinus tersebut)
2. Arteri dari duramater
3. Arteri di basis kranii yang membentuk sirkulus Willisi dan cabang-
cabang besarnya
4. Sebagian dari duramater yang berdekatan dengan pembuluh darah
besar terutama terletak di basis fossa kranii anterior dan posterior
dan meningen
7
B. Struktur ekstrakranial
1. Scalp, otot, tendon dan fascia daerah kepala dan leher
2. Mukosa sinus paranasalis dan cavum nasi
3. Gigi geligi
4. Telinga luar dan tengah
5. Tulang tengkorak terutama di daerah supraorbita, temporal dan
oksipital bawah, rongga orbita beserta isinya.
6. Arteri ekstrakranial
C. Saraf
1. N. trigeminus, n. fasialis, n. gloosofaringeus, dan n. vagus
2. Saraf spinal servikalis 1,2,3
8
adanya hubungan ini jelas bahwa nyeri di leher dapat dirasakan atau diteruskan ke
arah kepala atau sebaliknya (Sjahrir, 2008).
Jaras sistem asending dan descending pain yang berperan dalam transmisi
dan modulasi nyeri terletak di batang otak. Descending pain modulating pathway
bermula dari periakuaduktus substansia grisea di midbrain dan bersinap di dalam
raphe magnus di medulla. Sistem ini kemudian berhubungan dengan traktus spinalis
dari n. trigeminal dan juga radiks dorsalis segmen servikal atas. Sistem ini memakai
adrenalin, serotonin dan opiate sebagai mediator dan ikut terlibat dalam proses
inhibisi transmisi nyeri dari pelbagai tempat di leher dan kepala. Batang otak
memegang peranan sebagai pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator
impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebagian besar berpusat di batang otak
(misalnya periaquaductal gray matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan
formasio retikularis), yang mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik
yang melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hpothalamus,
anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian
batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator sefalgia
9
BAB III
Nyeri kepala ini sebelumnya dikenal dengan istilah Ice Pick Pains (Ice Pick
Headache), Jabs and Jolts (Idiopathic Stabbing Headache) dan ophthalmodynia
periodica. Nyeri kepala seperti ditusuk pisau, timbul spontan, sepintas, terlokalisir
tanpa penyakit organik atau gangguan saraf otak. Nyeri predominan dirasakan di
daerah distribusi persarafan N.V1 yaitu daerah orbita, temporal dan parietal.
Kriteria diagnostik IHS untuk PSH yaitu (PERDOSSI, 2005; Pascual, 2009; Robert,
2010) :
A. Nyeri kepala timbul sebagai nyeri tusuk tunggal atau serial beberapa kali dalam
sehari memenuhi kriteria B dan C
B. Predominan dirasakan di daerah persarafan N.V1 ( daerah orbita, temporal, dan
area parietal)
C.Berlangsung beberapa detik dan berulang dengan frekuensi yang tidak teratur,
mulai dari satu sampai berkali-kali per hari
D. Tidak ada gejala yang menyertai
E. Tidak berkaitan dengan penyakit lainnya
10
Prevalensi PSH sulit untuk diperkirakan karena banyak individu hanya
mengalami beberapa kali nyeri sepanjang hidup mereka yang mudah dilupakan.
Dalam peneltian yang berbeda, prevalensi berkisar dari 1% sampai 35% dari populasi
umum. PSH lebih sering dijumpai pada penderita migren (sampai 40%) dan pada
penderita nyeri kepala klaster (sampai 30%). PSH lebih sering pada wanita (3:1) dan
biasanya terjadi setelah masa remaja. Nyeri kepala ini dicirikan oleh nyeri sepintas,
nyeri tusuk yang berat, yang terjadi sebagai episode tunggal atau berulang singkat.
Nyeri ini sering unilateral dan unifokal di daerah distribusi saraf trigeminal, biasanya
di daerah orbital, tapi multifokal, bahkan bilateral juga telah diuraikan. Nyeri kepala
memiliki durasi terpendek dari semua nyeri kepala yang dikenal, berlangsung 1
sampai 2 detik pada lebih dari dua pertiga kasus, jarang, nyeri berlangsung hingga 10
detik. Frekuensi serangan berkisar dari kurang dari sekali sampai lebih dari 50 kali
per hari. Pada sebagian besar pasien, tidak ada faktor-faktor pencetus, gejala otonom,
atau gejala seperti pada migren. Meskipun gambaran klinis memberi kesan bahwa
saraf trigeminal hipereksitasi, mekanisme nyeri kepala ini tidak diketahui (Pascual,
2009).
Nyeri kepala primer dengan nyeri yang tidak berlangsung lama seperti gejala
pada neuralgia trigeminal, SUNCT syndrome, dan hemikrania paroksismal kronis.
Neuralgia trigeminal melibatkan cabang pertama saraf trigeminal adalah
kemungkinan diagnosis bandingnya. Keberadaan hal pencetus dan respon terhadap
karbamazepin pada neuralgia trigeminal adalah petunjuk penting. Durasi yang sangat
pendek dan kurangnya gejala otonom membedakan nyeri kepala ini dari SUNCT
syndrome dan dari hemikrania paroksismal kronis (Pascual, 2009).
Penderita dewasa yang memiliki onset baru dengan PSH harus menjalani
evaluasi diagnostik untuk menyingkirkan penyebab sekunder, meskipun kebanyakan
kasus idiopatik. Nyeri tusuk ini pernah digambarkan dengan trauma okuler atau
kranial, dengan glaukoma akut, dan dengan lesi intrakranial seperti tumor hipofisis
11
atau meningioma pada awal penyakit serebrovaskuler atau herpes zoster (Pascual,
2009).
PCH adalah nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk atau mengedan, tanpa
adanya kelainan intrakranial. Rasmussen dan Olesen (seperti yang dikutip oleh
Pascual, 2009) menunjukkan bahwa prevalensi PCH adalah 1% (95% CI: 02).
Dalam 10 tahun terakhir, dari 6412 pasien yang datang ke bagian neurologi karena
nyeri kepala, 68 orang (1,1%) berkonsultasi karena cough headache.
Tiga penelitian baru-baru ini menunjukkan sekitar 0,4-1% pasien nyeri kepala
berkonsultasi ke klinik karena cough headache. Frekuensi pasien dengan secondary
cough headache lebih rendah di Asia daripada orang Barat (10,8% vs 58,8%). Karena
penyebab sekunder paling banyak adalah malformasi Chiari tipe 1 dan lesi fossa
posterior (Wang, 2010).
Cough headache dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu primer dan
sekunder. Adapun kriteria diagnostik untuk PCH adalah sebagai berikut (Boes, 2002;
PERDOSSI, 2005; Pascual, 2009; Robert, 2010):
12
C. Nyeri kepala dicetuskan oleh batuk,dapat pula oleh mengejan, atau valsava
manuver
Gambar 3.1 Patogenesis valsalva manuver menimbulkan nyeri kepala (Wang, 2010)
13
usia 67 tahun (kisaran 44-81 tahun). PCH adalah penyakit episodik, berkisar antara 2
bulan sampai 2 tahun. Rasa nyeri dimulai segera atau dalam beberapa detik setelah
ada pencetus. Pencetusnya termasuk batuk, bersin, mengedan, membuang ingus,
tertawa, menangis, bernyanyi, mengangkat beban, dan membungkuk. Latihan fisik
bukan merupakan faktor pencetus (Boes, et al, 2002). PCH adalah nyeri dengan
intensitas sedang sampai berat, dengan kualitas menusuk yang tajam, atau meledak-
ledak. Kebanyakan pasien mengalami nyeri kepala bilateral sepanjang waktu. Nyeri
biasanya terasa di daerah oksipital tetapi juga di daerah frontal atau temporal atau di
daerah verteks. Nyeri biasanya berlangsung beberapa detik atau beberapa menit. Pada
beberapa pasien, nyeri tumpul mengikuti serangan tiba-tiba selama beberapa jam.
PCH tidak terkait dengan manifestasi klinis lain, bahkan dengan mual dan muntah,
dan respon terhadap indometasin (Pascual, 2009; Wang, 2010).
14
Gambar. 3.2 Pra operasi (A) dan pasca operasi (B) T2 MRI sagital dari seorang
wanita 36 tahun dengan cough headache. (A) Lihat adanya penurunan tonsila (tanda
panah) dan pendataran fossa posterior (tanda bintang) dan tidak terlihatnya sisterna
magna. (B) Setelah rekonstruksi fossa posterior, perhatikan tampilan sisterna magna
dengan restitusi cairan cerebrospinal (tanda bintang) yang migrasi ke atas tonsila
(Pascual, 2009)
15
Gambar. 3.3 Contoh pasien konsultasi karena secondary cough headache yang tidak
didiagnosis dengan malformasi Chiari tipe 1. Perhatikan lokasi yang sama dari ketiga
tumor (Pascual, 2009)
Gambar. 3.4 MRI dengan kontras (panel kanan) dari wanita 33 tahun yang menderita
malformasi Chiari tipe 1 (panel kiri) mengeluh cough headache menunjukkan
terhambatnya sirkulasi cairan serebrospinalis baik anterior dan posterior di daerah
foramen magnum (panah) (Pascual, 2009)
Adanya malformasi Chiari tipe I atau lesi lain yang menyebabkan obstruksi
jalur cairan serebrospinal atau mendesak struktur serebral harus dieksklusi sebelum
cough headache ini dianggap benign. Cough headache menjadi manifestasi klinis
malformasi Chiari tipe I selama beberapa tahun pada sekitar seperlima pasien yang
bergejala. Pasien dengan cough headache yang simptomatik pada akhirnya timbul
gejala dan tanda fossa posterior, terutama pusing/vertigo, gangguan keseimbangan,
dan sinkope. Cough headache yang simptomatik dimulai, rata-rata, 3 dekade lebih
awal daripada PCH, tidak menunjukkan dominasi yang jelas pada laki-laki, dan tidak
merespon terhadap indometasin (Pascual, 2009).
Migren, nyeri kepala klaster, nyeri kepala pasca punksi lumbal, dan hipertensi
intrakranial idiopatik dapat diperburuk tetapi tidak ditimbulkan oleh batuk.
Mengingat diagnosis banding yang diuraikan sebelumnya, setiap pasien dengan
16
cough headache harus menjalani MRI serebral untuk menyingkirkan lesi di daerah
fossa posterior. Laporan lain menyebutkan unruptured aneurysm, stenosis karotid,
atau penyakit vertebrobasilar sebagai penyebab spesifik cough headache namun
belum ada latar belakang ilmiah yang cukup untuk mendukungnya. Oleh karena itu,
pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA) tidak diwajibkan pada pasien
ini (Pascual, 2009).
Pengobatan akut menjadi tidak praktis karena durasi pendek. PCH berespon
terhadap indometasin yang diberikan sebagai profilaksis dengan dosis berkisar 25-
150 mg per hari. Mekanisme obat ini tidak diketahui, tetapi dapat menurunkan
tekanan intrakranial yang menjelaskan manfaat yang tampak dengan pungsi lumbal
atau acetazolamide dengan maksimum dosis dari 1125 sampai 2000 mg per hari
(Wang, 2010). Sedangkan pada pasien dengan secondary cough headache sering
tidak merespon pengobatan farmakologis yang sudah dikenal (termasuk indometasin)
dan membutuhkan terapi bedah spesifik. Telah ditunjukkan bahwa kraniektomi
suboksipital mengurangi cough headache pada pasien malformasi Chiari tipe I
(Pascual, 2009).
17
pada beberapa kesempatan, nyeri kepala bisa berlangsung sampai 2 hari. Exertional
headache digambarkan sebagai nyeri kepala berdenyut dan memiliki banyak
karakteristik migren, terkait dengan mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. Mungkin
bilateral (sampai 60% kasus) atau unilateral.
18
Gambar. 3.5 Diagnosis banding nyeri kepala yang berhubungan dengan aktivitas
(Pascual, 2009)
Penyebab benign exertional headache dianggap berkaitan dengan
vasodilatasi serebral baik ekstrakranial maupun intrakranial. Pada pasien ini,
kecepatan aliran darah serebral meningkat dan indeks pulsatility menurun
dibandingkan dengan subyek kontrol. Dalam hal ini, exertional headache mungkin
menyerupai nyeri kepala yang dikaitkan dengan ketinggian dan demam.
19
exertional headache. Secara umum, obat preventif antimigren menunjukkan beberapa
manfaat. Untuk sebagian besar pasien, -blocker pada dosis biasa sebagai antimigren
tampaknya berguna. Ada kasus-kasus yang terdokumentasi dengan baik dimana
exertional headache tidak membaik atau -bloker tidak bisa ditoleransi. Beberapa
dari pasien ini menunjukkan perbaikan dengan indometasin dalam dosis yang
bervariasi 25-150 mg per hari. Tidak ada konsensus mengenai durasi pengobatan
dalam kasus ini. Primary exertional headache gambaran klinisnya sementara,
biasanya berlangsung kurang dari 3 bulan dan jarang lebih lama. dari 6 bulan. Oleh
karena itu, Pascual merekomendasikan menghentikan pengobatan preventif setelah 3
sampai 6 bulan untuk memeriksa munculnya kembali nyeri kepala. Terapi akut segera
sebelum latihan fisik secara teoritis bisa menjadi alternatif baik pada beberapa pasien.
Analgesik sederhana dan anti inflamasi non steroid tampaknya tidak mencegah
perkembangan exertional headache. Ergotamine tampaknya berguna. Triptans secara
teoritis bisa menjadi pengobatan alternatif tetapi tidak ada bukti ilmiah yang pasti
tentang nilai triptans pada terapi akut exertional headache (Pascual, 2009).
3.4 Nyeri Kepala Primer Sehubungan Dengan Aktivitas Seksual (Primary HSA)
Nyeri kepala ini sebelumnya disebut dengan benign sex headache, coital
cephalalgia, benign vascular sexual headache, sexual headache. ICHD II
menggunakan istilah primary HSA karena nyeri kepala ini tidak saja dicetuskan
selama berhubungan seksual atau orgasme, tapi juga nyeri kepala yang sama terjadi
saat masturbasi (PERDOSSI, 2005; Anand, 2009; Pascual, 2009). ICHD II
mengusulkan kriteria diagnostik untuk dua sub tipe HSA yaitu pre orgasmic
headache dan orgasmic headache. Adapun kriteria diagnostiknya adalah sebagai
berikut (PERDOSSI, 2005; Wang, 2010) :
20
3.4.1 Pre orgasmic headache
A. Nyeri tumpul dirasakan pada kepala dan leher sehubungan dengan
kontraksi otot leher dengan/atau otot rahang yang memenuhi kriteria B
B. Timbul saat melakukan aktivitas seksual dan akan bertambah nyeri seiring
dengan kenikmatan yang dirasakannya
C. Tidak berkaitan dengan penyakit lainnya
3.4.2 Orgasmic headache
A. Nyeri kepala hebat yang timbul mendadak seperti meledak, yang
memenuhi kriteria B
B. Terjadi pada saat orgasme
C. Tidak berkaitan dengan penyakit lainnya
21
(ergotamin/triptan), minum NSAID sebelum aktivitas seksual sebagai profilaksis
(misalnya indometasin 50 mg-75mg, satu atau dua jam sebelum aktivitas). Nyeri
kepala juga dapat diredakan dengan menghentikan aktivitas seksual sebelum orgasme
tercapai atau lebih bersifat pasif saat hubungan seksual (PERDOSSI, 2005; Wang,
2010).
Dari keempat jenis nyeri kepala primer lainnya yang telah disebutkan,
terdapat perbedaan umur puncak dari onset, tetapi sama-sama mirip dalam hal
patogenesis dan pengobatan, kecuali PSH mempunyai perbedaan karakteristik klinis
dibandingkan dengan yang lain., akan tetapi respon terhadap indometasin sama
dengan yang lain (lihat tabel 3.1) (Wang, 2010).
Tabel 3.1 Prevalensi dan karakteristik klinik primary cough, exertion, sex, and
idiopathic stabbing headache ( Wang, 2010)
Prevalence (%)
22
Primary Primary Primary
Primary sexual
cough exertional stabbing
headache
headache headache headache
Gender
Male Female Male Female
predominance
Preorgasmic:
dull pain
Mostly
Pulsating (59
Quality explosive or Stabbing
87%)
dull pain
Orgasmic:
explosive
Usually
Lateralization Bilateral Bilateral Bilateral
unilateral
Comorbidity with
46 1947 2583.8
migraine (%)
Hypnic headache adalah serangan nyeri kepala berulang, terkait dengan tidur,
dan merupakan kondisi nyeri kepala primer. Hypnic headache digambarkan oleh
23
Raskin (seperti dikutip Pascual, 2009) pada tahun 1988. Epidemiologinya tidak
diketahui, tetapi dalam praktek klinis, nyeri kepala ini jarang, kurang dari 1%.
Hypnic headache biasanya dimulai setelah usia 50 tahun (rata-rata usia 60 tahun,
kisaran 30-83 tahun) dan yang lebih dominan pada wanita (65%) dibandingkan pria.
Menurut definisi, serangan terjadi pada malam hari ketika tidur (atau selama tidur
pada 10% kasus), membangunkan pasien pada interval waktu yang konstan (alarm
clock headache). Nyeri kepala biasanya ringan sampai sedang, yang berat pada 20%
kasus, dan berlangsung 15-180 menit, tetapi serangan lebih lama hingga 10 jam juga
pernah dilaporkan. Lokasi nyeri tidak khas, bisa bilateral sekitar dua pertiga dari
kasus. Mengenai frekuensi, setengah dari pasien mengalami serangan harian (kisaran
satu kali per minggu sampai enam kali per malam). Nyeri biasanya terjadi antara
pukul 01.0003.00 (PERDOSSI, 2005). Pemicu atau fenomena otonom bukan bagian
dari gambaran klinis hypnic headache. Berlawanan dengan stabbing headache,
riwayat nyeri kepala primer yang paling umum tidak terkait dengan timbulnya hypnic
headache (Pascual, 2009; Robert, 2010).
Kriteria diagnostik untuk hypnic headache adalah sebagai berikut (PERDOSSI, 2005;
Pascual 2009; Robert, 2010) :
D. Tidak ada gejala otonom tetapi didapatkan satu dari gejala berikut : mual,
fotofobia atau fonofobia
24
E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain
25
Nyeri kepala ini adalah nyeri kepala hebat,onset mendadak, menyerupai kasus
suatu aneurisma otak yang pecah.
C. Dapat berulang secara tidak teratur dengan interval mingguan atau bulanan
26
panas, hiperventilasi, atau melalui hubungan seksual. Melalui definisi, tidak ada
gejala/tanda fokal dan neuroimaging (CT dan MRI) dan pemeriksaan serebrospinal
normal (Pascual, 2009).
27
biasanya sembuh sendiri sampai 3 bulan dan ditandai dengan nyeri kepala akut,
berulang dan berat yang perlu dibedakan dari perdarahan subarachnoid dan oleh
vasokonstriksi serebral multifokal reversibel (atau vasospasme). Pada beberapa
pasien, kondisi ini dipersulit sindrom leukoencephalopati posterior reversibel. Tidak
ada tes konfirmasi untuk diagnosis sindrom vasokontriksi serebral reversible. Pada
pasien dengan thunderclap headache, gejala yang biasanya ada pada kondisi ini,
fokus awal harus untuk menyingkirkan kondisi-kondisi lain dengan melakukan CT,
MRI, dan tes laboratorium termasuk skrining vaskulitis dan toksikologi. Transcranial
Doppler dapat menunjukkan peningkatan kecepatan darah secara difus, yang
biasanya normal selama hari sampai minggu. Karakteristik pola angiografik
penyempitan multifokal dan dilatasi dari arteri intraserebral paling baik terlihat
dengan angiografi konvensional atau MRA (Pascual 2009).
Tidak ada pengobatan yang pasti. Pemberian steroid dapat dibenarkan untuk
menutup vaskulitis serebral sambil menunggu hasil angiografi serial. Dalam artikel
baru-baru ini, nimodipine disarankan untuk mencegah serangan lebih lanjut dari
thunderclap headache pada kebanyakan pasien dan harus direkomendasikan untuk 2
sampai 3 bulan, juga penting untuk menghindari vasokonstriktor seperti triptans,
derivat ergot, atau kokain dan obat-obatan serupa (Pascual, 2009)..
28
1. Nyeri kepala unilateral (tanpa side-shift)
2. Dirasakan setiap hari dan terus menerus, tanpa masa bebas nyeri
C. Saat episode nyeri hebat timbul, pada sisi ipsilateral didapatkan salah satu
gejala otonom berikut ini :
1. Gejala migren:
3. Fonofobia
29
4. Fotofobia
NDPH telah diakui oleh klasifikasi IHS edisi kedua yang terpisah dari TTH
kronik. NDPH adalah harian dan tak henti-hentinya dari saat onset, biasanya pada
individu yang tidak memiliki riwayat nyeri kepala sebelumnya. Sebagaimana
dinyatakan oleh IHS, NDPH dapat mengambil salah satu dari dua bentuk yaitu self-
limiting, yang biasanya sembuh tanpa terapi dalam beberapa bulan, dan refractory,
tahan terhadap pengobatan agresif. Prevalensi chronic daily headache pada penelitian
berbasis populasi sekitar 4%- 5%. Prevalensi NDPH sekitar 0,1% dari populasi
umum. Di klinik khusus nyeri kepala sekitar 10% dari pasien chronic daily headache
memenuhi kriteria untuk NDPH.
30
NDPH predominan pada perempuan (2,5:1). Didiagnosis di segala usia,
biasanya NDPH dimulai pada dekade kedua dan ketiga pada wanita dan pada dekade
kelima pada pria. Khasnya, pasien dapat menentukan tanggal yang pasti nyeri kepala
mereka dimulai. Setidaknya pada setengah kasus, nyeri kepala mulai dalam kaitannya
dengan infeksi atau penyakit seperti flu atau hidup yang penuh stress. Nyeri
digambarkan cukup konstan dan sedang sampai berat. Lokasi heterogen dan tidak
khas, dan lebih dari separuh pasien mengeluh gejala terkait migren (mual,
fono/fotofobia, muntah) (Evans, 2007; Pascual, 2009).
Kriteria diagnostik NDPH adalah sebagai berikut (PERDOSSI, 2005; Evans, 2007;
Pascual 2009):
NDPH merupakan salah satu jenis chronic daily headache (CDH) selain
chronic migren (CM), chronic tension type headache (CTT) dan hemicrania continua.
Mungkin diperlukan suatu pendekatan klinis mendiagnosis suatu CDH (lihat gambar
3.7). Etiologi NDPH biasanya tidak diketahui, karena NDPH dimulai secara
bersamaan dengan viral like syndrome pada beberapa pasien, maka penyebab infeksi
dapat dipertimbangkan. Reaktivasi virus Epstein Barr atau agen infeksius lain
diyakini sebagai pemicu dari perkembangan suatu NDPH karena aktivasi respon
31
imun, yang merupakan suatu keadaan inflamasi neurogenik kontinyu. Hipotesa ini
jauh dari suatu pembuktian, terutama pada setengah lebih kasus NDPH.
Gambar. 3.5 Pendekatan klinis mendiagnosa Chronic Daily Headache (Bill, 2006)
32
Diagnosis NDPH dibuat setelah semua penyakit organik disingkirkan. Low
cerebrospinal fluid pressure headache yang disebabkan oleh kebocoran tekanan LCS
secara spontan, thrombosis vena serebral, dan nyeri kepala yang berhubungan dengan
infeksi (terutama virus), dan penyalahgunaan obat-obatan dapat menyerupai gejala
dan tanda NDPH dan harus disingkirkan melalui suatu penelusuran yang tepat.
NDPH sulit ditangani. Biasanya pasien mendapatkan obat untuk mencegah migren,
seperti beta bloker, topiramate, asam valproat atau gabapentin, dengan efikasi yang
sangat rendah. Trisiklik, SSRI (serotonin selective reuptake inhibitors) dan muscle
relaxant biasanya cukup manjur (Pascual, 2009).
33
BAB IV
RINGKASAN
Nyeri kepala timbul karena perangsangan dari struktur peka nyeri di daerah
kepala. Secara garis besar klasifikasi nyeri kepala berdasarkan HIS/.ICHC II dibagi
atas nyeri kepala primer, nyeri kepala sekunder, neuralgia cranial, sentral atau nyeri
fasial primer dan nyeri kepala lainnya. Dikatakan nyeri kepala primer karena tidak
ditemukan adanya penyakit yang mendasari, sedangkan sekunder jika ditemukan
adanya penyakit yang mendasari timbulnya nyeri kepala.
IHS memasukkan beberapa jenis nyeri kepala baru ke dalam bagian nyeri
kepala primer lainnya yang terdiri dari primary stabbing headache, primary cough
headache, sexual headache, primary exertional headache, primary thunderclap
headache, hypnic headache, hemicracia continua, dan new daily persistent headache.
Patogenesis semua jenis nyeri kepala primer lainnya tidak diketahui, dan
pengobatannya pun berdasarkan penelitian tanpa kontrol. Satu hal yang penting
diingat bahwa nyeri kepala ini mungkin muncul juga sebagai gejala pada lesi
struktural dan oleh karena itu memerlukan evaluasi lebih lanjut seperti pemeriksaan
neuroimaging.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anand, K.S., Dhikav, V. 2009. Primary Headache Associated with Sexual Activity.
Case report. Singapore Med J:50(5):e176
Anonim. Cough Headache. In: Severe Headache Expert. Available at:www.severe-
headache-expert.com/cough- headache.htm
Anonim. Sexual Benign Headache. In: National Headache Foundation. Available
at:www.headaches.org/education/Headache_Topic_Sheets/Sexual_Benign_headache.
Anonim. Thunderclap headache. Wikipedia.Available
at:http://en.wikipedia.org/wiki/Thunderclap_headache.
Bill. 2006. General Appproach and Classification of Headache. Durban: SA
Pharmaceutical Journal.
Boes, C.J., Matharu,M.S., Goadsby, P.J. 2002. In: Silberstein, S.D., editor. Clinical
summary (Preview). Available from:www.medlink.com/
Evans, R.W. 2007. Diagnostic Testing for Chronic Daily Headache. Current Pain and
Headache Report.; 11;47-52
Giovanni, G. 2000. Differential Diagnosis of Headache. London. Available from:
www.optometry.co,uk. Accesed December28th , 2010.
Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI). 2005. Konsensus Nasional II. Diagnostik & Penatalaksanaan Nyeri
Kepala. Editor:Sjahrir, H.
Mayo Clinic Staff. 2010. Cough Headache. Mayo foundation for Medical Education
and Research.
Nuartha. 1995. Nyeri Kepala dan Wajah. In: Kapita Selekta Neurologi. Editor
Harsono. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press
Pascual, J. 2009. Other Primary Headaches. Neurology Clinic 27: pp.557-571.
Robert, T. 2010. Hemicrania Continua The Basics. Health Central
MyMigraineConnection.com.
Robert, T. 2010. Hypnic Headache The Basics. Health Central
MyMigraineConnection.com.
Robert, T. 2010. Ice Pick Headache The Basics. Health Central
MyMigraineConnection.com.
35
Sjahrir, H. 2008. Nyeri kepala dan Vertigo, Spesifikasi, Terapi dan Pengobatannya.
Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press
Wang, S.J., Fuh, J.L. 2010. The Other Headaches: Primary Cough, Exertion,Sex,
and Primary Stabbing Headaches. Current Pain and Headache Report. Taiwan
36