Anda di halaman 1dari 4

14.

5 Recent Trends in Capital Structure which are best: book or


market value?

A. Pengertian Struktur modal

Menurut Weston dan Brigham (2003), struktur modal merupakan


kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan
neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan
dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan
pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan
mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) dengan modal sendiri.

Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga


saham, adalah struktur modal yang terbaik (Husnan). Menurut Sawir
(2005:10), struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari
utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai
buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor
atau surplus, modal dan akumulasi ditahan.Struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan.

Struktur modal perusahaan tidak ada yang murni atau tidak ada yang
hanya berasal dari satu sumber saja. Selalu merupakan kombinasi atau
bauran antara utang dengan ekuitas (debt and equity), baik itu ekuitas
yang terbentuk sendiri dalam perusahaan maupun yang timbul dari
penerbitan saham baru.

B. Struktur modal yang terbaik: nilai buku atau nilai pasar?

Struktur modal perusahaan tergantung pada beberapa factor yang


melekat di dalamnya. Jika sebuah perusahaan membiayai aktivitasnya
dengan menggunakan utang (debt), tentunya kreditur mengharapkan
bunga dan pokok pinjaman terbayar seperti yang sudah dijanjikan dan
disepakati sebelumnya. Gagal melaksanakan kesepakatan tersebut bisa
berbuntut hukum.
Gagal membayar pokok dan bunga yang jatuh tempo akan menciptakan
suatu kedaan yang disebut dengan financial distress, yaitu suatu
keadaan dimana persahaan terpaksa harus mengambil keputusan
dibawah tekanan untuk memenuhi kewajiban legalnya terhadap kreditur.
Tentu saja model keputusan seperti ini sangat tidak diharapkan oleh
manajemen perusahaan manapun.

Pada sisi lainnya, dengan pendanaan ekuitas (equity financing) praktis


tidak ada kewajiban legal yang memaksa. Meskipun perusahaan dapat
memilih untuk mendistribusikan dana kepada pemilik dalam bentuk
dividen tunai, tidak ada persyaratan hukum yang memaksa perusahaan
untk melakukan hal itu.

Salah satu alat untuk mengukur sejauh mana efektifitas utang digunakan
untuk membiayai perusahaan adalah debt ratio, yaitu rasio utang
terhadap ekuitas perusahaan. Debt ratio dapat dihitung dengan rumus
berikut:

1) Debt Ratio = Debt / Equity (atau Utang dibagi Ekuitas)

Debt ratio dinyatakan dalam persentase. Debt ratio merupakan ukuran


relatif utang terhadap ekuitas, dimana semakin besar rasio utang,
semakin besar penggunaan utang untuk operasi pembiayaan, relatif
terhadap pembiayaan ekuitas.

Model pengukuran lain yang dapat digunakan adalah Debt to Assets Ratio,
rasio ini dapat mengukur sejauh mana asset perusahaan yang dibiayai
dengan utang. Debt to Assets Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:

2) Debt-to-Assets Ratio = Debt / Total Asset (atau Utang dibagi


Total Aset)

Hal ini merupakan proporsi utang dalam struktur modal perusahaan,


diukur dengan menggunakan nilai buku atau nilai tercatat dari utang dan
aset. Ketika mengevaluasi struktur modal persahaan yang berfokus pada
modal jangka panjang perusahaan, selalu lebih baik jika dilakukan dengan
cara melihat perbandingan antara bunga utang (interest-bearing debt)
perusahaan dengan ekuitas perusahaan atau dengan modalnya.

Modal perusahaan adalah jumlah dari bunga utang dan ekuitas. Sehingga,
rasio utang (debt ratio) dapat dinyatakan kembali sebagai rasio utang
bunga dari perusahaan terhadap ekuitas (Debt-to-equity Ratio), dengan
persamaan sbb:

3) Debt-to-equity Ratio = Interest-bearing Debt / Equity (Utang


Bunga dibagi Ekuitas)

Kemudian utang terhadap asset dapat dinyatakan kembali sebagai


proporsi bunga utang modal perusahaan:

4) Debt-to-capital Ratio = Interest-bearing Debt / Total Capital


(Bunga Utang dibagi total modal)

Komponen ekuitas dari semua rasio-rasio ini sering dinyatakan dalam nilai
buku atau carrying value nya. Namun, ketika mengambil perspektif pasar
struktur modal perusahaan, membandingkan modal utang dengan nilai
pasar ekuitas, seringkali bermanfaat. Dalam formulasi di atas misalnya,
total modal perusahaan adalah jumlah utang bunga dan nilai pasar
ekuitas.

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah nilai pasar dari utang dan
ekuitas sangat berguna dalam pengambilan keputusan, tetapi kita tidak
dapat mengabaikan nilai buku, karena nilai buku tetap relevan dalam
pengambilan keputusan. Sebagai contoh, perjanjian obligasi seringkali
ditentukan dalam hal nilai buku atau rasio nilai buku. Contoh lainnya,
dividen dibedakan dari pengembalian modal berdasarkan ketersediaan
dari nilai buku laba ditahan. Oleh karena itu, meskipun fokusnya adalah
terutama pada nilai pasar modal, pengambil keputusan tetap harus
mempertimbangkan nilai buku utang dan ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai