Makalah Isbd 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

CONTOH KASUS TEKNOLOGI YANG BERKAITAN

DENGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


BUDAYA

TUGAS 1 ISBD

Nama: Adhiatmaka

NIM: B12.2009.01318

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIAN


NUSWANTORO SEMARANG 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat-Nyalah makalah ini
dapat terselesaikan. Pada zaman sekarang perkembangan teknologi sangat pesat.
Hal ini dikarenakan manusia ingin selalu menciptakan sesuatu hal yang baru
sehingga manusia tidak akan pernah puas. Saya hanya akan menyajikan salah satu
kasus mengenai teknologi dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
budaya ini. Tujuan utama saya ini ialah mengetahui dengan jelas hubungan
teknologi dengan manusia sebagai makhluk budaya.

Akhir kata semoga contoh kasus yang saya sajikan memberikan banyak efek
positif bagi kebanyakan masyarakat luas.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2 KASUS 2

BAB 3 ANALISIS KASUS 4

BAB 4 PENUTUP 5

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya kita semua sebagai manusia tentu kita mempunyai cipta, rasa,
dan karsa yang asalnya dari akal budi kita. Oleh sebab itu kita disebut sebagai
makhluk budaya. Manusia telah dianugerahi Tuhan YME akal untuk berpikir yakni
cipta, rasa, dan karsa. Oleh karena itu manusia bisa menciptakan banyak hal di
dunia ini dan salah satunya adalah teknologi yang mulai pada zaman revolusi
industry di Inggris perkembangan sangat pesat.

Di zaman sekarang, teknologi sangat berkembang pesat sehingga menimbulkan


dampak positif dan negatif yang sangat banyak di semua Negara pada umumnya
dan di Indonesia pada khususnya. Dari contoh kasus yang saya berikan ini bisa
mengupas banyak mengenai dampak positif dan negatif dari teknologi.

B. RUMUSAN MASALAH
Pengaruh apa saja yang diberikan oleh teknologi di masa krisis moral yang sedang
dialami oleh bangsa Indonesia?

C. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan permasalahan ini ialah mengetahui pengaruh teknologi ditengah bangsa
yang sedang mengalami krisis moral ini.
BAB 2
KASUS
Dagadu Diburu, Dagadu Dipalsu
Jalan Rotowijayan yang terletak di jantung kota Yogyakarta selalu macet. Apalagi saat
musim liburan. Becak dan andong (kereta kuda) lalu-lalang mengangkut wisatawan. Apa
yang mereka cari? Tak lain dan tak bukan adalah kaus Dagadu yang telah lama menjadi ciri
khas Yogyakarta, terutama bagi anak muda.

Di jalan yang tak jauh dari keraton Yogya tersebut, mata wisatawan memang segera
"ditodong" dengan berbagai atribut menarik berlogo Dagadu. Ada "Depot Dagadu", "Grosir
Dagadu", "Pusat Dagadu", dan lain-lain. Harga yang ditawarkan juga sangat murah. Satu
potong kaus oblong Dagadu bisa diperoleh dengan harga Rp 12.500-15 ribu.

Bagaimana bisa begitu murah? Ternyata, Dagadu yang dijual di Rotowijayan adalah Dagadu
jiplakan. Biasa. Kalau sebuah barang sudah punya nama, jiplakannya pun segera bermunculan.
Produk-produk berlogo Dagadu di Rotowijayan memang jauh lebih murah dibanding produk
yang dijajakan di gerai Dagadu di Malioboro Mall, Jalan Maliboro, dan di Jalan Pakuningratan.

Harga satu kaus oblong Dagadu di gerai Malioboro Mall atau di Jalan Pakuningratan
Rp 37.500-47.500. Itulah bedanya produk Dagadu "tembakan" dan Dagadu yang asli.
Dagadu asli yang diproduksi oleh PT Aseli Dagadu Djokdja yang berkantor pusat di
Jalan Pakuningratan No. 17, Yogyakarta, dan hanya memiliki satu-satunya gerai di
Malioboro Mall.

Dagadu mulai populer pada pertengahan 1990-an. Kata-kata plesetan nakal yang
menjadi ciri khasnya langsung menarik minat dan mata anak-anak muda yang
memang memenuhi Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Bahkan seperti penyakit
menular, anak-anak muda dari kota-kota lain pun menjadikan produk Dagadu
sebagai souvenir kalau jalan-jalan ke Yogya.

Popularitas Dagadu itu jauh dari bayangan para pendirinya yang hanya kumpulan
anak muda. Mereka adalah beberapa mahasiswa Jurusan Arsitektur UGM yang
sering ngumpul karena tugas-tugas di kampus. Itu terjadi pada 1994. Mereka juga
disatukan oleh hobi membuat desain. Kemudian, muncul ide untuk mengabadikan
ide-ide desain itu ke dalam bentuk barang yang bisa dijual, sekaligus untuk
menambah uang saku. Pilihan jatuh ke produk kaus oblong.

Pada awalnya memang kecil-kecilan. Produk yang mereka buat hanya dijual terbatas
kepada kawan-kawan. Namun, belakangan peminatnya bertambah. Mulailah mereka
berpikir untuk menciptakan merek dagang. Ini bukan persoalan mudah. Nama
Dagadu akhirnya dipilih. Dagadu, yang berarti 'matamu', adalah bahasa prokem
khas Yogya untuk sebuah umpatan. Itu sebabnya, logo Dagadu adalah mata yang
terbuka.

Belakangan produk Dagadu mulai diterima pasar. Masa keemasan Dagadu terjadi
sekitar 1996-1997. Di masa keemasan ini Dagadu bisa meraih omzet penjualan
2.000 potong kaus oblong dalam sehari.

Namun, kesuksesan itu akhirnya menimbulkan niat buruk bagi orang lain. Sejak saat
itu, produk-produk Dagadu bajakan mulai ikut membajiri pasar. Produk Dagadu
telah dipalsu secara besar-besaran, sedangkan para penggagas Dagadu yang asli tak
bisa berbuat banyak.

Upaya memerangi pembajakan produk Dagadu bukan tidak pernah dilakukan. Salah
satunya adalah mendaftarkan hak paten terhadap logo (gambar mata) serta merek
dagang "Dagadu Djokdja". Toh, pembajakan tetap tidak berhenti.

"Pernah ada yang memberi saran agar kami bertindak tegas untuk memerangi
pemalsuan, di antaranya dengan mengerahkan preman. Namun, kami tidak bisa
melakukannya. Kami tetap ingin menyikapi pembajakan produk Dagadu ini dengan
gaya khas Yogya. Mereka juga ingin cari makan, kok," kata Fuad Budhi, salah seorang
manajer PT Aseli Dagadu Djokdja.

Untuk menghasilkan produk yang berkategori smart dan smile ini, Dagadu memiliki
tim kreatif yang sudah teruji. Tim ini juga memikirkan bagaimana produk mereka
tak kehilangan aktualitas.

Biasanya tim kreatif Dagadu selalu memperhatikan event-event penting seperti


Piala Eropa (Europe 2004). Maka, muncullah produk kaus oblong dengan gambar
mulut menganga lebar yang siap menelan klepon (makanan khas Jawa yang terbuat
dari ketan dan di dalamnya ada gula merah). Di bawah gambar itu ada tulisan "Total
Foodball (plesetan dari football). Klepon, Heerlijk Meneer (lezat tuan)".

Ada juga produk kaus oblong dengan desain logo Piala Eropa yang diplesetkan
menjadi "Gurau 2004, Pasti Guer". Logo itu dikelilingi gambar para pemain bola yang
menggambarkan negara-negara peserta Piala Eropa 2004 di Portugal. Namun, para
pemain bola itu digambarkan dalam bentuk kartun dengan tingkah dan kostum yang
lucu. Ada yang sedang mengenakan blangkon, ada yang sedang menangis, dan
bahkan ada yang sedang mengencingi bola! heru cn

Penggunaan teknologi internet (e-commerce) dalam


melakukan transaksi perdagangan (studi kasus di PT.
Aseli Dagadu Djokdja)
Dengan percepatan teknologi dewasa ini membuat segala sesuatunya dapat
berjalan dengan mudah dan efisien, peranan manusia semakin dibantu dan
dipermudah, hal tersebut sangat berdampak sekali dengan semakin mudahnya
orang dalam melaksanakan tugasnya Teknologi informasi (Internet) yang ada
sekarang ini dapat dimanfaatkan oleh banyak kalangan, mulai dari
pelajar/mahasiswa sampai kepada tingkat perusahaan, bahkan para politisi serta
pemerintah telah menggunakan teknologi informasi tersebut. Intemet dewasa ini
sangatlah bermanfaat dan besar pengaruhnya terhadap kehidupan berinteraksi
antar sesama manusia, kita dapat melakukan interaksi kepada semua orang
diseluruh muka bumi ini tanpa harus melakukan perjalanan yang jauh dan
mengeluarkan banyak biaya perjalanan, hal inilah yang dapat membuat manusia
semakin dimudahkan dalam berinteraksi dengan menggunakan teknologi tersebut.
Teknologi ini semakin banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan
yang ingin agar usahanya untuk dapat dikenal diseluruh dunia, tanpa harus
melakukan ekspansi ke negara lain, dan yang pasti investasi yang dibutuhkan
untuk ekspansi itu sendiri juga sangatlah mahal, maka dari itu perusahaan cukup
dengan melakukan promosi lewat intemet maka perusahaan tersebut dapat
langsung dikenal luas. Penggunaan transaksi pembayaran yang dilakukan dapat
juga melalui Internet, yang kemudian konsep ini dikenal dengan E-Commerce,
yaitu melakukan transaksi perdagangan secara online. Dengan E-Commerce maka
rumitnya birokrasi administrasi dan pembayaran dapat dihapus. Konsep E-Commerce
itu sendiri menjadikan kegiatan bertransaksi dapat berjalan dengan
mudah dan cepat, serta yang terpenting adalah menumbuhkan kepercayaan
pembeli untuk dapat melakukan transaksi tersebut dengan jaminan keamanan
jaringan Intemet yang betul-betul aman, disamping masalah desain web serta
produk yang ditawarkan termasuk profil perusahaan, sehingga konsumen dapat
tertarik untuk masuk ke website perusahaan dan selanjutnya melakukan transaksi
online.
BAB 3
ANALISIS KASUS
Kasus di Dagadu Djogdja ini menggambarkan bahwa fungsi internet ternyata bagi
yang mendirikan sangat banyak yakni:

1. Para pendiri atau beberapa konsumen yang pertama melihat produk dari
para pendiri ini bisa saja mempromosikannya melalui internet.
2. Untuk para pendiri internet juga membantu mereka untuk
mengembangkan perusahaan Dagadu.

Yang saya sajikan di atas adalah dampak positif internet bagi para pendiri
perusahaan Dagadu. Selain itu, ada pula dampak negatifnya yakni:

 Jika promosi melalui internet bisa saja orang lain iseng memalsukan produk
Dagadu dan menjualnya dengan lebih murah. Hal ini tidak sesuai dengan
pengertian Manusia Sebagai Makhluk Budaya yakni Kodrati manusia
makhluk budaya memiliki cipta, rasa, dan karsa yang telah menjadi kunci
kehidupan (Suwardi Suryaningrat).
 Bagi para pendiri tentunya bisa saja mereka mengalami kerugian dengan
hal ini.

Teknologi merupakan kebutuhan manusia secara personal. Manusia sebagai


Makhluk Budaya merupakan pencipta dan pendukung dari kebudayaan termasuk
teknologi. Manusia adalah pencipta teknologi dan manusia menggunakan,
mengembangkan, dan melestarikan teknologi sebagaimana mestinya. Jika tidak
apa yang dikhawatirkan oleh para pendiri Dagadu tadi akan terjadi.
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi teknologi banyak memiliki dampak yang positif dan yang negatif. Sekarang
tinggal bergantung manusia bisa memakainya secara positif atau justru manusia
menggunakannya secara negatif.

B. SARAN
Alangkah lebih baik jika kita menggunakan teknologi secara baik dan positif saja
untuk menambah ilmu pengetahuan kita daripada digunakan untuk membuat hal-
hal yang bersifat negative baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id penulis, dosen Universitas Petra Surabaya

www.google.co.id penulis, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai