Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bobi Setiawan Gea

NIM : 160204018

Prodi : S1-Keperawatan

PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

Pengertian

Memberikan obat melalui mulut.

Tujuan

Menyedian obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran
gastrointestinal.
Menghidari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.
Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri.

Fokus perhatian

Alergi terhadap obat, kemampuna klien untuk menlan obat, adanya muntah dan diare yang
dapat mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi obat,kebutuha pembelajaran
mengenai obat yang diberikan.

Persiapan alat

Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada)
Kartu atua buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan)
Gelas pengukur (jika diperlukan )
Gelas dan air minum
Sedotan
Sendok
Pipet
Spuit sesui ukuran mulut anak-anak

Prosedur pelaksanaan

1. Sipkan peralatan dan cuci tangan .


2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual
atau muntah, adanya program NPO/tahan makan dan minum, akan dilakukan
pengisapan lmbung titak terdapatnya bunyi usus)
3. Periksa kembali order pengobatan(nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian), periksa tanggal kedaluwarsa obat ada keraguan pada order pengobatan,
laporkan pada perawata berwenagn atau dokter sesui dengan kebijakn masing-masing
institusi.
4. Ambil obat sesui keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau
lemari es sesui yang diperlukan).
5. Siapkan obat-obat yang akan diberikan . siapkan jumlah obat yang sesui dengna dosis
yang diperlukan tanpa mengotaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk menjaga
kebersihan obat).

Tablet atau kapsul

Tuangakn tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk
sekali pakai tanpa mententuh obat.
Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu) untuk membagi obat sesui dengna dosis
yang diperlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakna atau sesui dengna
kebijakan institusi masing-masing.
Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gurus obat menjadi bubuk dengan
menggunakna martil dan lumping penggerus. Setelah itu, campurkan dengna
meggunakan air atau makanan .

Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat. Beberapa obat tidak boleh digerus
karena mempengaruhi daya kerjanya.

Obat dalam bentuk cair

o Putar/bolek-balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan. Buang obat


jika telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
o Buka penutup botol dan letakkan menghadp ke atas.
Menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
o Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan
anda kemudian tungkan obat jauh dari label.mencegah label menjadi rusak
akibat tumpahn cairan obat sehingga label tidak dapat dibaca dengan tepat.
o Tuangkan obat dengan takaran sesai dengan takaran sesui kebutuhan ke dalam
mangkuk obat berskala.
o Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tisu.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mongering pada
tutup botol.
o Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml ), gunakan
spuit steril tanpa jarum untuk mengambilnya dari botol.

6. Berikan obat pada waktu dan dengna cara yang benar:

o Identifikasi klien dengna tepat.


o Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh klien.
o Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan , atur posisi lateral.
Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
o Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu):
Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian
obat penurun tensi, ukur frekuensi pernapasan sebelum pemberina
narkotik.
Jika hasilnya di atas atau di bawah normal, laporkan kepada dokter
yang bersangkutan.
o Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan
klien meletakkan obat di lidah bagian belakan kemudian anjurkan minum.
Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.
o Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu
sebelum minum obat atau beikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau
air gula.
o Jika klien mengatakan obat yang ada berikan berbeda dengan obat yang
dibeikan pada hari-hari sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih dahulu
sebelum anda mengecek ulang pada buku catatan obat\.
o Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.

7. Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan , dan
tanda tangan anda. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawatan yang sudah dilakukan sesui ketentuan institusi.

8. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar.

9. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian
obat).

Pemberian obat kepada bayi dan anak-anak

o pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada bayi dan
anak-anak. (mangkuk plastic sekali pakai, pipet tetes, sendok, spuit plastic
tanpa jarum, atau spuit tuberkulin).
o Cairkan obat oral dengan sedikit air.
Agar mudah ditelan. Jika menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak
untuk meminum seluruh obat yang dibeikan dan meminum hanya sebagian.
o Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengna zat lain yang
dapat mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanis buatan.
o Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan
Mencegah aspirasi.
o Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi.
Posisi ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan kembali obat yang
diberikan.
o Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua anak mengenai bagiamana
memberiakn obat yang paling baik pada anak yang bersangkutan.
o Jika anak tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-langkah
berikut.
Letakan anak di atas pangkuan anda dengna tangan kanan di belakang
tubuh anda.
Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda.
Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda.
o Setelah obat diminum, ikuti dengna memberikan minum air atau minuman lain
yang dapat menghilangkan rasa obat yang tersisa.
o Lakukan higinene oral setelah anak-anak minum obat disertai pemanis
Pemanis yang tersisa di mulut dapat menyebabkan anak berisiko tinggi mengalami
karies dentis.

Anda mungkin juga menyukai