Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DEWI SINTA UMACINA

NIM : 15 505 023


KELAS/PRODI : B/PENDIDIKAN FISIKA
SEMESTER : II (DUA)
MATA KULIAH : FILSAFAT IPA

ONTOLOGI
1. Pengertian Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata,
yaitu ta onta berarti yang berada, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang
keberadaan.
Ontologi sering diindetikan dengan metafisika yang juga disebut proto-
filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya
adalah hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab akibat, realita, atau
Tuhan dengan segala sifatnya. Dengan demikian, metafisika umum atau
ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau
dalam dari segala sesuatu yang ada.

2. Hubungan Ontologi dengan Filsafat Pendidikan


Ketika ontologi dikaitkan dengan filsafat pendidikan, maka akan
munculah suatu hubungan mengenai ontologi filsafat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Disini
bermakna bahwa adanya pendidikan bermaksud untuk mencapai tujuan,
maka dengan ini tujuan menjadi hal penting dalam penyelengaraan
pendidikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat
membawa anak menuju kepada kedewasaan, dewasa baik dari segi jasmani
maupun rohani.

3. Penerapan Ontologi Filsafat Pendidikan Menurut Beberapa Aliran


a. Pandangan Ontologi Progressivisme
Asal hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang
amat luas tidak terbatas, sebab kenyataan alam semesta adalah
kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci
pengertian manusia atau segala sesuatu,pengalaman manusia tentang
penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah
realita manusia hidup sampai mati. Pengalaman adalah suatu sumber
evolusi maju setapak demi setapak mulai dari yang mudah-mudah
menerobos kepada yang sulit-sulit (Proses perkembangan yang lama).
Pengalaman adalah perjuangan sebab hidup adalah tindakan dan
perubahan-perubahan. Manusia akan tetap hidup berkembang jika ia
mampu mengatasi perjuangan , perubahan dan berani bertindak.
Aplikasi pandangan ini terhadap pendidikan adalah pada saat proses
pembelajaran agar anak dapat memahami apa yang dipelajari, mereka
harus mengalami secara langsung. Untuk mendapatkan pengalaman
secara langsung anak dapat diajak untuk melakukan berbagai kegiatan
misalnya, eksperimen, pengamatan, diskusi kelompok, observasi,
wawancara, bermain peran dan lain-lain.

b. Pandangan Ontologi Essensialisme


Essensialisme adalah pendiddikan yang didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia.
Essensialisme memandang bahwa pendidikan berpijak pada nilai-nilai
yang memilikki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kesetabilan
dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Aplikasinya dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru diselipkan
nilai-nilai keagamaan antara lain saat sebelum dan sesudah pelajaran
berlangsung dilakukan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan
masing-masing.

c. Pandangan Ontologi Perennialisme


Ontologi perennialisme menyatakan segala yang ada di alam ini terdiri
dari materi dan bentuk atau badan dan jiwa yang disebut dengan
substansi, bila dihubungkan dengan manusia maka manusia itu adalah
potensialitas yang didalam hidupnya tidak jarang dikuasai oleh sifat
eksistensi keduniaan tidak jarang pula dimilikkinya akal, perasaan dan
kemauannya semua ini dapat diatasi. Maka dengan suasana ini manusia
dapat bergerak menuju tujuan (teologis) dalam hal ini untuk mendekatkan
diri pada supernatural (tuhan) yang merupakan pencipta manusia itu
sendiri dan merupakan tujuan akhir.

d. Pandangan Ontologi Rekontruksionisme


Aliran rekonstruksionalisme memandang bahwa realita itu bersifat
universal, yang mana realita itu ada dimana dan sama di setiap tempat.
Kaitan aliran ini dengan pendidikan adalah pendidikan itu tidak
diselenggrakan secara terpusat melainkan secara universal. Mengingat
situasi dan kondisi disetiap tempat berbeda-beda. Di sini setiap sekolah
berhak menentukan indicator sesuai dengan situasi, lingkungan, serta
kebutuhan peserta didik.

EPISTOMOLOGI

1. Pengertian Epistomologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau
tidaknya suatu pengetahuan. Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi
mempunyai banyak sekali pemaknaan atau pengertian yang kadang sulit
untuk dipahami. Dalam memberikan pemaknaan terhadap epistemologi, para
ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga memberikan
pemaknaan yang berbeda ketika mngungkapkannya.

2. Aliran-Aliran Epistomologi
Dalam teori epistemologi terdapat beberapa aliran. Aliran-aliran
tersebut mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan.
Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber
pengetahuan yaitu aliran:
Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber
pengetahuan manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.
Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan
manusia berasal dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui
dunia luar yang ditangkap oleh panca inderanya.
Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat
bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari
jiwa atau pikiran manusia sendiri.
Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia
inklusif di dalamnya aliran-aliran:
Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan
manusia adalah gambaran yang baik dan tepat tentang
kebenaran. Dalam pengetahuan yang baik tergambar
kebenaran seperti sesungguhnya.
Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan
hanyalah kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan
yang diketahui manusia semuanya terletak di luar dirinya.

AKSIOLOGI

Aksiologi membahas tentang masalah nilai. Istilah aksiologi berasal


dari kata axio dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan
logos artinya akal, teori, axiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai
kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai .
Aksiologi sebagai cabang filsafat ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan
kefilsafatan.
Nilai Intrinsik, contohnya pisau dikatakan baik karena mengandung
kualitas-kualitas pengirisan didalam dirinya, sedangkan nilai instrumentalnya
ialah pisau yang baik adalah pisau yang dapat digunakan untuk mengiris, jadi
dapat menyimpulkan bahwa nilai Instrinsik ialah nilai yang yang dikandung
pisau itu sendiri atau sesuatu itu sendiri, sedangkan Nilai Instrumental ialah
Nilai sesuatu yang bermanfaat atau dapat dikatakan Niai guna.
Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu:
Etika adalah bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan
perilaku orang. Semua prilaku mempunyai nilai dan tidak bebas dari
penilaian. Jadi, tidak benar suatu prilaku dikatakan tidak etis dan etis.
Lebih tepat, prilaku adalah beretika baik atau beretika tidak baik.

Estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang


memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. Indah dan jelek
adalah pasangan dikhotomis, dalam arti bahwa yang dipermasalahkan
secara esensial adalah pengindraan atau persepsi yang menimbulkan
rasa senang dan nyaman pada suatu pihak, rasa tidak senang dan tidak
nyaman pada pihak lainnya.

Aksiologi memberikan manfaat untuk mengantisipasi perkembangan


kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan
teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya
kerja aksiologi ialah :
1. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat
menemukan kebenaran yang hakiki, maka prilaku keilmuan perlu
dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada
kepentingan langsung.

2. Dalam pemilihan objek penelahaan dapat dilakukan secara etis


yang tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat
manusia, tidak mencampuri masalah kehidupan dan netral dari nilai-
nilai yang bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan
politik.

3. Pengembangan pengetahuan diarahkan untuk meningkatkan taraf


hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta
keseimbangan, kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-
temuan universal.

Sumber :
http://cahaya-fieraz.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ontologi-epistemologi-
dan.html
http://philosopherscommunity.blogspot.com

http://historia-rockgill.blogspot.co.id/2011/12/definisi-aksiologiontologi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai