Laboratorium
1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani dengan
hati-hati.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan dari
muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 %
dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari
bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang
tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan
penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban
PROTAB
No. Dokumen :
No. Revisi : -
Halaman :
Tanggal Terbit :
Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 n ke dalam tabung
pengencer hemometer Darah kapiler/vena dihisap sebanyak 20l dengan
pipet sahli,
2. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan
sampai darah dari dalam pipet berkurang.
3. Lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCl 0,1 N.
4. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai bersih, dan jangan
sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih itu ke dalam
pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam
pipet.
6. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam yang
berwarna coklat tua (dalam waktu 3-5 menit)
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia sampai warna sama dengan standart warna. Setiap
kali penambahan aquadest harus dikocok sampai homogen.
8. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
9. Nilai normal :
Pria : 14- 16 g/dl
Wanita : 12- 14 g/d
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI, 1991
Metode : Imunokromatografi
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urin.
Prinsip :
Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urin terdapat hormone HCG (human chorionic
gonodotropin).
1. Wadah
3. Urin
Prosedur Kerja :
2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urin sampai garis tanda panah.
3. Dibaca dalam waktu 5 menit dan bila terdapat 2 garis merah maka hasilnya adalah
positif.
Interpretasi :
Invalid : terdapat garis merah pada garis T sedangkanpada garis C tidak terdapat garis merah.
.Pemeriksaan Widal
1. Prinsip :
Adanya antibody Salmonella pada sampel serum akan bereaksi dengan antigen yang terdapat
pada reagen widal sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.
1. Dasar teori :
Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap
antigen kuman Salmonella typhi / paratyphi (reagen). Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya
dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan
vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik
(pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).
Hasil negatif palsu disebabkan antara lain : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan
adanya penyakit imunologik lain. Demam typhoid (Typhoid Fever) merupakan suatu
penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi maupun Salmonella
paratyphi A, B dan C yang masih dijumpai secara luas di negara berkembang yang terutama
terletak di daerah tropis dan subtropis.
2. Alat :
Slide test
Clinipette
Batang pengaduk
Tissue
2. Reagen :
antigen O
antigen H
antigen AH
Antigen BH
1. Cara Kerja :
PemeriksaanHitungTrombositmetodeAmoniumoxalat
Tujuan:
untukmenghitungjumlahtrombositdalamdarah
Prinsipkerja:
darahdiencerkandandicatdenganlarutanAmoniumoxalatlaludihitungjumlahtombositdalamvolume
pengencerantertentu
Yangmanaamoniumoxalatakanmelisiskanselselaintrombosit,jadipadasaatpemeriksaanyangterlihat
hanyalahtrombositsaja
Alat:
pipetthoma
kamarhitung(improvedneubaure)
dekglass/coverglass
countertally
mikroskop
Bahanpemeriksaan:
darahyangtelahdiberiantikoagulan/EDTA
Reagen:
larutanAmoniumoxalat
Carakerja:
hisaplahdarahdenganpipetthomaeritrositsampaitandagaristanda0,5tepat
hapuslahkelebihandarahyangmelekatpadabagianluarpipet
lauhisaplahlarutanAmoniumoxalatsamapaitanda101(hatihatijangansampaiterjadi
gelembungudara)
lalukeduaujungpipetditutupdenganmenggunakanjarilalukocoksampaidarahdan
larutanAmoniumoxalathomogen
letakkankamarhitung(improvedneubaure)dankacapenutungnya/coverglass(supayakaca
penutupmudahlengketpadabagiankeduatungguldibasahidengansedikitair)
laluambilpipetthomatadidankocokkembalai,lalubuangkirakira34tetes
tetesanselanjutnyadimasukkankedalamkamarhitung(improvedneubaure)dandiamkan
sebentar
kemudiantrombositdihitungdenganmikroskopdengancaramenghitungjumlahtrombositpada
seluruhlapanganpandangeritrositdanhasildikalikan2000
Nilainormal:
150.000400.000/mm3
Perhitungan:
=Trombosityangditemukanx2000
=.............../mm3
PemeriksaanHitungJumlahEritrosit
Tujuan:
Untukmenghitungjumlaheritrositdalamdarah
Prinsipkerja:
darahyangtelahdiencerkanlaludihitungjumlahleukositdalamvolumepengencerantertentudengan
caramengalikanterhadapfaktorperhitunganjumlaheritrositdandiperolehjumlaheritrositdalamsatuan
volumedarah
Alat:
pipetthomaleukosit
kamarhitung(improvedneubaure)
dekglass/coverglass
countertally
tissue
mikroskop
Bahanpemeriksaan:
darahyangtelahdiberiEDTA
Reagen:
larutanhayem
Carakerja:
hisaplahdarahdenganpipetthomaeritrositsampaitandagaristanda0,5tepat
hapuslahkelebihandarahyangmelekatpadabagianluarpipet
lauhisaplahlarutanhayemsamapaitanda101(hatihatijangansampaiterjadigelembungudara)
lalukeduaujungpipetditutupdenganmenggunakanjarilalukocoksampaidarahdanlarutan
hayemhomogen
letakkankamarhitung(improvedneubaure)dankacapenutungnya/coverglass(supayakaca
penutupmudahlengketpadabagiankeduatungguldibasahidengansedikitair)
laluambilpipetthomatadidankocokkembalai,lalubuangkirakira34tetes
tetesanselanjutnyadimasukkankedalamkamarhitung(improvedneubaure)dandiamkan
sebentar
kemudianleukositdihitungdalam5bidangbesardenganperbesaranlensaobjektif10xdan40x
untukmemperjelas
Nilainormal:
lakilaki:4,55,5juta/uldarah
wanita:45juta/uldarah
Perhitungan:
=10.000xJumlaheritrosityangditemukan=......../uldarah
Pengaduk
Darah Kapiler
2. Mendekatkan alat
8. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering
10. Meneteskan 1 tetes (50 ) anti-A, anti-B, anti-AB, pada objek glass
11. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antiserum dan menggoyang-goyangkan
Golongan Darah O : darah di anti serum A, B, dan AB tidak mengumpal. Tidak terjadi
aglutinasi karena golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan B tetapi
mempunyai antibodi A dan B
Sikap
1. Teliti
2. Sabar
3. Ramah
SOP / Cara Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Puasa & 2 Jam Post Puasa
Pengertian:
Pemeriksaan GDS adalah Suatu tindakan untuk mengetahui hasil atau nilai gula
darah pada pasien yang dilakukan sewaktu dan tanpa persiapan apapun.
Pemeriksaan gula darah puasa (GDP) adalah tindakan untuk mengetahui hasil
gula darah pasien setelah pasien melakukan puasa minimal 8 - 10 jam.
Pemeriksaan gula darah 2 jam post puasa (GD 2jam PP) adalah tindakan untuk
mengetahui hasil gula darah pasien 2 jam setelah pasien makan setelah
sebelumnya pasien puasa minimal 8-10 jam.
Tujuan Pemeriksaan GDS:
Kebijakan :
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) dilakukan oleh petugas laboratorium.
Pemeriksaan GDS juga boleh dilakukan oleh dokter dan perawat.
4. Alkohol swab
6. Papan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.
7. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
bergambar darah pada layar.
8. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis.
11.Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar, pastikan
darah keluar secukupnya.
12.Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.
Tahap Terminasi:
Unit Terkait:
1. Laboratorium
Cara Pemeriksaan
1. SGOT
Prinsip
Peralatan
Kuvet
Spektrofotometer
Reagensia
2-oxoglutarat 65 mmol
Dari ragen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1 ditambah 1
bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan dan stabilkan pada
suhu 2-8 oC.
Cara kerja
Blanko Pemeriksaan
Reagen
1000 l
Serum
100 l
1. SGPT
Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
Prinsip
Peralatan
Kuvet
Spektrofotometer
Reagensia
2-oxoglutarat 85 mmol
Dari ragen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1 ditambah 1
bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan dan stabilkan pada
suhu 2-8 oC.
Cara kerja
Blanko Pemeriksaan
Reagen 1000l
Serum
1. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm
dengan faktor 1745.
D. Nilai normal
1. SGOT
1. SGPT
E. Tinjauan Klinis
Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.
Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati
(toksisitas obat atau kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis
biliaris.
Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar
Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar
Hemolisis sampel
G. Kesimpulan
1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan
aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC ( Internasional
Federation of Clinical Chemistry )
2. Nilai normal kadar SGOT dalam serum untuk perempuan adalah < 31 U/L dan laki-
laki adalah < 35 U/L, sedangkan untuk SGPT pada perempuan adalah < 31 U/L dan
laki-laki adalah < 41 U/L.
3. Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.
4. Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati
dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,
sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka,
ginjal dan otak.