Anda di halaman 1dari 17

Standar Operasional Prosedur

Laboratorium

Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di


laboratorium (Depkes RI, 2002)

1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.

2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.

3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).

4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati.

5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani dengan
hati-hati.

6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.

7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.

8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang digunakan


untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.

9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan


mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.

10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.

11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan dari
muka sewaktu membuka.

12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 %
dengan cara merendam selama 20-30 menit.

13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.

14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari
bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang
tajam.

16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan
penutup yang tepat.

17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban

STANDARD OPERATING PROSEDUR ( S O P)

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb)

PROTAB
No. Dokumen :
No. Revisi : -
Halaman :

Tanggal Terbit :

Ditetapkan
Ketua STIKES NU Tuban

(H. Miftahul Munir, SKM. M.Kes)


NIP. 19710412 1997303 1 004
Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien untuk mengetahui kadar
Hb dalam darah. Hemoglobin oleh asam klorida diubah menjadi hematin
asam yang berwarna coklat tua. Penambahan aquadest sampai warnanya sama
dengan standart warna, kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darah.
2. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
Indikasi Pemeriksaan darah lengkap
Petugas Perawat
Persiapan alat1. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :
a. Gelas berwarna sebagai warna standard
b. Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22.
Skala merah untuk hematokrit.
c. Pengaduk dari gelas
d. Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul
e. Pipet pasteur.
f. Kertas saring/tissue/kain kassa kering
2. Reagen
a. Larutan HCL 0,1 N
b. Aquades
Prosedur A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Masukkan kira-kira 5 tetes (angka 2) HC1 0,1 n ke dalam tabung
pengencer hemometer Darah kapiler/vena dihisap sebanyak 20l dengan
pipet sahli,
2. Bersihkan ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan
sampai darah dari dalam pipet berkurang.
3. Lalu dimasukkan ke dalam tabung Hb yang telah berisi larutan HCl 0,1 N.
4. Darah dan HCl 0,1 N dicampur, dibilas pipet sampai bersih, dan jangan
sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap asam HC1 yang jernih itu ke dalam
pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam
pipet.
6. Isi tabung dikocok sampai homogen supaya terjadi hematin asam yang
berwarna coklat tua (dalam waktu 3-5 menit)
7. Aquadest ditambahkan setetes demi setetes diaduk dengan batang
pengaduk yang tersedia sampai warna sama dengan standart warna. Setiap
kali penambahan aquadest harus dikocok sampai homogen.
8. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl.
9. Nilai normal :
Pria : 14- 16 g/dl
Wanita : 12- 14 g/d
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen
Kesehatan RI, 1991

1. Plano Test (Tes Kehamilan)

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urin.

Prinsip :

Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urin terdapat hormone HCG (human chorionic
gonodotropin).

Alat dan Bahan :

1. Wadah

2. Strip Plano test.

3. Urin
Prosedur Kerja :

1. Siapkan sampel urin pada wadah yang telah disiapkan.

2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urin sampai garis tanda panah.

3. Dibaca dalam waktu 5 menit dan bila terdapat 2 garis merah maka hasilnya adalah
positif.

Interpretasi :

( + ) : terdapat garis merah pada C dan T.

( ) : terdapat garis merah pada garis C tapi tidak pada garis T.

Invalid : terdapat garis merah pada garis T sedangkanpada garis C tidak terdapat garis merah.

.Pemeriksaan Widal

Tujuan : Untuk membantu menegakkan pemeriksaan demam typhoid. Mengetahui adanya


antibody spesifik terhadap bakteri Salmonella.

1. Prinsip :

Adanya antibody Salmonella pada sampel serum akan bereaksi dengan antigen yang terdapat
pada reagen widal sehingga menyebabkan reaksi aglutinasi.

1. Dasar teori :

Pemeriksaan widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap
antigen kuman Salmonella typhi / paratyphi (reagen). Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya
dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi
jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin. Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.

Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan
vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik
(pernah sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF).

Hasil negatif palsu disebabkan antara lain : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan
adanya penyakit imunologik lain. Demam typhoid (Typhoid Fever) merupakan suatu
penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi maupun Salmonella
paratyphi A, B dan C yang masih dijumpai secara luas di negara berkembang yang terutama
terletak di daerah tropis dan subtropis.

1. Alat dan Bahan:

2. Alat :

Slide test

Clinipette

Batang pengaduk

Tissue

1. Bahan : sampel serum

2. Reagen :

antigen O

antigen H

antigen AH

Antigen BH

1. Cara Kerja :

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

3. Dipipet serum sebanyak 50 ul dan diletakkan pada slide test.

4. Ditambahkan 1 tetes antigen pada slide tersebut.

5. Kemudian goyangkan slide selama 1 menit.

6. Perhatikan adanya reaksi aglutinasi dalam 1 menit.


7. Reaksi positif bila terjadi aglutinasi.

8. Catat hasil pada buku register.

Pemeriksaan Hitung Trombosit metode Amonium oxalat


Diposkan oleh Surga Cinta on Sabtu, 18 Mei 2013 / Label: Hematologi

PemeriksaanHitungTrombositmetodeAmoniumoxalat

Tujuan:
untukmenghitungjumlahtrombositdalamdarah

Prinsipkerja:
darahdiencerkandandicatdenganlarutanAmoniumoxalatlaludihitungjumlahtombositdalamvolume
pengencerantertentu
Yangmanaamoniumoxalatakanmelisiskanselselaintrombosit,jadipadasaatpemeriksaanyangterlihat
hanyalahtrombositsaja

Alat:
pipetthoma
kamarhitung(improvedneubaure)
dekglass/coverglass
countertally
mikroskop

Bahanpemeriksaan:
darahyangtelahdiberiantikoagulan/EDTA

Reagen:
larutanAmoniumoxalat

Carakerja:

hisaplahdarahdenganpipetthomaeritrositsampaitandagaristanda0,5tepat
hapuslahkelebihandarahyangmelekatpadabagianluarpipet
lauhisaplahlarutanAmoniumoxalatsamapaitanda101(hatihatijangansampaiterjadi
gelembungudara)
lalukeduaujungpipetditutupdenganmenggunakanjarilalukocoksampaidarahdan
larutanAmoniumoxalathomogen
letakkankamarhitung(improvedneubaure)dankacapenutungnya/coverglass(supayakaca
penutupmudahlengketpadabagiankeduatungguldibasahidengansedikitair)
laluambilpipetthomatadidankocokkembalai,lalubuangkirakira34tetes
tetesanselanjutnyadimasukkankedalamkamarhitung(improvedneubaure)dandiamkan
sebentar
kemudiantrombositdihitungdenganmikroskopdengancaramenghitungjumlahtrombositpada
seluruhlapanganpandangeritrositdanhasildikalikan2000
Nilainormal:
150.000400.000/mm3
Perhitungan:

=Trombosityangditemukanx2000

=.............../mm3

PemeriksaanHitungJumlahEritrosit

Tujuan:
Untukmenghitungjumlaheritrositdalamdarah

Prinsipkerja:
darahyangtelahdiencerkanlaludihitungjumlahleukositdalamvolumepengencerantertentudengan
caramengalikanterhadapfaktorperhitunganjumlaheritrositdandiperolehjumlaheritrositdalamsatuan
volumedarah

Alat:
pipetthomaleukosit
kamarhitung(improvedneubaure)
dekglass/coverglass
countertally
tissue
mikroskop

Bahanpemeriksaan:
darahyangtelahdiberiEDTA

Reagen:
larutanhayem

Carakerja:

hisaplahdarahdenganpipetthomaeritrositsampaitandagaristanda0,5tepat

hapuslahkelebihandarahyangmelekatpadabagianluarpipet

lauhisaplahlarutanhayemsamapaitanda101(hatihatijangansampaiterjadigelembungudara)

lalukeduaujungpipetditutupdenganmenggunakanjarilalukocoksampaidarahdanlarutan
hayemhomogen
letakkankamarhitung(improvedneubaure)dankacapenutungnya/coverglass(supayakaca
penutupmudahlengketpadabagiankeduatungguldibasahidengansedikitair)

laluambilpipetthomatadidankocokkembalai,lalubuangkirakira34tetes

tetesanselanjutnyadimasukkankedalamkamarhitung(improvedneubaure)dandiamkan
sebentar

kemudianleukositdihitungdalam5bidangbesardenganperbesaranlensaobjektif10xdan40x
untukmemperjelas

Nilainormal:

lakilaki:4,55,5juta/uldarah

wanita:45juta/uldarah

Perhitungan:
=10.000xJumlaheritrosityangditemukan=......../uldarah

Standar Operasional Prosedur


Pemeriksaan Golongan Darah

Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang didasarkan


pada antigen yang terdapat di sel darah merah.
Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)

Metode Slide Test dengan Menggunakan Darah Kapiler

Tujuan : Sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui golongan darah


pendonor
Alat dan Bahan :
Handscound (sarung tangan)
Object Glass
Lancet

Pengaduk

Darah Kapiler

Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau

Serum anti-B biasanya berwarna kuning

Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna


Cara Kerja :

1. Mengatur posisi klien senyaman mungkin

2. Mendekatkan alat

3. Mencuci tangan dan mengeringkan

4. Memakai sarung tangan

5. Menyiapkan reagen disuhu kamar

6. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan desinfeksi


dengan alkohol 70%

7. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan blood lancet

8. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering

9. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass

10. Meneteskan 1 tetes (50 ) anti-A, anti-B, anti-AB, pada objek glass

11. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antiserum dan menggoyang-goyangkan

12. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis

Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing

Golongan Darah A : darah di anti serum A mengumpal, anti serum AB mengumpal


sedangkan di anti serum B tidak. Aglutinasi pada anti-A karena golongan darah A
mempunyai antigen A dan antibodi B

Golongan Darah B : darah di anti serum A tidak mengumpal, anti serum AB


mengumpal sedangkan di anti serum B mengumpal. Aglutinasi pada anti-B karena
golongan darah B mempunyai antigen B dan antibodi A
Golongan Darah AB : darah di anti serum A dan B mengumpal, anti serum AB
mengumpal. Aglutinasi pada anti-A dan anti-B karena golongan darah AB mempunyai
antigen A dan B tetapi tidak mempunyai antibodi

Golongan Darah O : darah di anti serum A, B, dan AB tidak mengumpal. Tidak terjadi
aglutinasi karena golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan B tetapi
mempunyai antibodi A dan B

13. Merapikan alat


14. Mencuci tangan
15. Melepaskan sarung tangan
16. Pendokumentasian

Sikap
1. Teliti
2. Sabar
3. Ramah

SOP / Cara Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Puasa & 2 Jam Post Puasa
Pengertian:
Pemeriksaan GDS adalah Suatu tindakan untuk mengetahui hasil atau nilai gula
darah pada pasien yang dilakukan sewaktu dan tanpa persiapan apapun.
Pemeriksaan gula darah puasa (GDP) adalah tindakan untuk mengetahui hasil
gula darah pasien setelah pasien melakukan puasa minimal 8 - 10 jam.
Pemeriksaan gula darah 2 jam post puasa (GD 2jam PP) adalah tindakan untuk
mengetahui hasil gula darah pasien 2 jam setelah pasien makan setelah
sebelumnya pasien puasa minimal 8-10 jam.
Tujuan Pemeriksaan GDS:

Pemeriksaan laboratorium harian

Acuan tidakan medis

Pengobatan yang tepat

Pemilihan diit yang tepat

Pencegahan resiko hiperglikemi

Kebijakan :
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) dilakukan oleh petugas laboratorium.
Pemeriksaan GDS juga boleh dilakukan oleh dokter dan perawat.

Alat dan bahan:

1. Mesin gluco test

2. Strip stick GDS

3. Jarum / lancet GDS

4. Alkohol swab

5. Perlak dan pengalas

Prosedure Tindakan Pemeriksaan GDS / GDP / GD 2 jam PP:

1. Cek order dokter.

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.

3. Lakukan kontrak / persetujuan dengan pasien.

4. Bawa alat ke dekat pasien.

5. Pasang sampiran atau privasi.

6. Papan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.

7. Nyalakan mesin Gluco Test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
bergambar darah pada layar.

8. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu: jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis.

9. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk.


10.Tusuk ujung jari pasien secara hati-hati.

11.Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar, pastikan
darah keluar secukupnya.

12.Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.

13.Setelah cukup tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada


layar.

14.Setelah hasil keluar catatlah pada lembar cetatan perawat / petugas


laboratorium,

Tahap Terminasi:

1. Cuci tangan dengan prinsip bersih.

2. Berpamitan dengan pasien.

3. Laporkan hasil pemeriksaan pada dokter yang meminta.

Unit Terkait:

1. Laboratorium

2. Instalasi Gawat Darurat

3. Ruang rawat biasa dan intensive

Cara Pemeriksaan

1. SGOT

Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)

Prinsip

Aminotransferasi ( AST ) mengkatalis transaminasi dari L aspartate dan a kataglutarate


membentuk L glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh
enzym malate oleh enzym malate dehydrogenase ( MDH ) dan niconamide adenine
dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi,
berbanding langsung dengan aktivitas AST dan diukur secara fotometrik dengan panjang
gelombang 340 nm.

Peralatan

Kuvet

Mikropipet 100l , 1000 l


Tip kuning dan tip biru

Spektrofotometer

Bahan : Serum atau plasma heparin

Reagensia

Reagen 1 : TRIS pH 7,65 110 mmol/L

L-aspartate 320 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase) 1200 U/L

MDH (Malate dehydrogenase) 800 U/L

Reagen 2 : NADH 1 mmol

2-oxoglutarat 65 mmol

Dari ragen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1 ditambah 1
bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan dan stabilkan pada
suhu 2-8 oC.

Cara kerja

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi

Blanko Pemeriksaan

Reagen
1000 l

Serum
100 l

1. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm


dengan faktor 1745.

2. Pembacaan dilakukan pada menit 1, 2 , dan 3

3. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGOT dengan rumus

A/min x faktor = aktivitas ASAT (U/L)

1. SGPT
Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)

Prinsip

Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L alanine dan a


kataglutarate membentuk l glutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi
menjadi laktat oleh enzym laktat dehidrogenase ( LDH ) dan nicotinamide adenine
dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil
penurunan serapan ( absobance ) berbanding langsung dengan aktivitas ALT dan diukur
secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.

Peralatan

Kuvet

Mikropipet 100l , 1000 l

Tip kuning dan tip biru

Spektrofotometer

Bahan : Serum atau plasma heparin

Reagensia

Reagen 1 : THS pH 7,15 140 mmol/L

L-alanine 700 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase) 2300 U/L

Reagen 2 : NADH 1 mmol

2-oxoglutarat 85 mmol

Dari ragen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1 ditambah 1
bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan dan stabilkan pada
suhu 2-8 oC.

Cara kerja

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi

Blanko Pemeriksaan
Reagen 1000l
Serum
1. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm
dengan faktor 1745.

2. Pembacaan dilakukan pada menit 1, 2 , dan 3

3. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGPT dengan rumus

A/min x faktor = aktivitas ALAT (U/L)

D. Nilai normal

1. SGOT

Perempuan : < 31 U/L

Laki-laki : < 35 U/L

1. SGPT

Perempuan : < 31 U/L

Laki-laki : < 41 U/L

E. Tinjauan Klinis

Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati
(toksisitas obat atau kimia)

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis
biliaris.

F. Hal-hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar

Hemolisis sampel

Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,


eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika
(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat
digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol
(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead dan heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

G. Kesimpulan

1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan
aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC ( Internasional
Federation of Clinical Chemistry )

2. Nilai normal kadar SGOT dalam serum untuk perempuan adalah < 31 U/L dan laki-
laki adalah < 35 U/L, sedangkan untuk SGPT pada perempuan adalah < 31 U/L dan
laki-laki adalah < 41 U/L.

3. Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.

4. Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati
dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,
sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka,
ginjal dan otak.

Anda mungkin juga menyukai