8. PENETAPAN KEKUATAN
GESER TANAH
Achmad Rachman dan S. Sutono
1. PENDAHULUAN
= c + n tan (1)
84 Rachman dan Sutono
S = a + b KE/ (2)
-1
dimana S adalah percikan partikel tanah (mg drop ); KE adalah energi
-1
kinetik (J drop ); adalah kekuatan geser tanah; dan a dan b adalah
konstanta. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa erosi percikan
ditentukan oleh kekuatan geser tanah.
3. PRINSIP ANALISIS
A Contah tanah A
100
80
Tekanan geser, kPa
60
40 y = 0.41x + 44
R2 = 0.95
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Tekanan normal, kPa
T
T
2
Y = 0,576 Fc/d (3)
dimana: F adalah gaya yang terjadi pada saat timbul retakan dari agregat
atau silinder, dan d adalah rata-rata diameter agregat atau silinder.
Untuk tanah yang bulat atau silinder, panjang sampelldan
diameter d berada menurut panjang di antara dua bidang rata yang
sejajar. Daya geser dari contoh tanah demikian dapat dihitung
menggunakan:
Y = 2 Fc (x)/*d*l (4)
dimana: f(x) = 1,00 untuk contoh tanah yang tidak membentuk dataran
rata, sedangkan persamaan (2) untuk agregat berbentuk silinder.
4. METODE
4.1. Peralatan
X1 X2
Fc = A * (X1 /X2)
2. Tempatkan contoh tanah di antara dua plat besi atas dan bawah, plat
bagian bawah berdiameter 0,2 m dan plat yang diatasnya
berdiameter lebih kecil.
3. Secara perlahan, tambahkan air ke dalam bak penampung (dalam
Richards apparatus), dan segera hentikan aliran air apabila contoh
tanah pecah, retak atau rusak.
4. Setelah contoh tanah pecah atau retak, ukur lebar (a) dan ketebalan
(y) contoh tanah.
5. Timbang dan catat bobot air yang terdapat di dalam bak penampung.
6. Keringkan contoh tanah pada butir 4 untuk ditetapkan kadar airnya
dengan cara dioven.
7. Tanah yang telah dikeringkan, diayak untuk membedakan kelas
diameter dari masing-masing agregat, yaitu dx, dy, dan dz ; dx untuk
kelas diameter paling besar, dy untuk kelas sedang, dan dz untuk
kelas diameter paling kecil. Tentukan nilai d dengan perhitungan
sebagai berikut:
5. PERHITUNGAN
-2
Gaya Fc adalah hasil dari percepatan gravitasi (9,8 m detik )
dengan hasil pembacaan (kg) dari timbangan digital atau bobot air di
dalam bak air Richards apparatus. Fc diperoleh dengan menghitung
bobot air (A) dikalikan X1/K2 (Gambar 3). Untuk contoh tanah berbentuk
silinder gunakan persamaan (3) dan (4), sedangkan untuk menghitung
agregat gunakan persamaan (5) dan (6).
Untuk contoh berbentuk silinder, keakuratan Fc berkisar + 10%,
sedangkan untuk f(x) lebih kecil lagi. Untuk agregat yang berukuran kecil,
akurasinya sangat berubah-ubah tergantung kepada Fc dan d, berkisar +
40% dari rata-rata hasil pengukuran.
Hasil pengukuran untuk contoh berbentuk silinder, selain Y perlu
ditambahkan data tentang kedalaman dan kadar air contoh tanah, jumlah
ulangan dan rata-rata hasil pengukuran. Untuk hasil pengukuran agregat,
selain gaya geser Y juga perlu dicantumkan kelas diameter d dari setiap
kelas a. Akan lebih baik lagi, jika mencantumkan tekstur dan kandungan
bahan organik tanah.
90 Rachman dan Sutono
6. DAFTAR PUSTAKA