Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA

DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 56

PONTIANAK BARAT

PROPOSAL

Oleh

NOFI REZKIANI

NIM F1081141025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA

DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 56

PONTIANAK BARAT

NOFI REZKIANI

NIM F1081141025

PROPOSAL

Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Penelitian Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

porposal yang berjudul Peningkatan Aktivitas Belajar Murid Menggunakan

Metode Eksperime pada Pembelajaran IPA di Kelas III Sekolah Dasar 56

Pontianak Barat. Proposal ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Penelitian

Pendidikan.

Dalam penyusunan proposal ini peneliti banyak mendapatkan dukungan,

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih banyak

yang terhormat:

1. Hamdani, selaku Dosen pengampuh mata kuliah Penelitian Pendidikan dikelas

5B Reguler yang telah memberikan materi perkuliahan.


2. Mahasiswa kelas 5B Reguler, selaku teman sejawat yang telah memberikan

masukan dan kritikan membangun dalam menulis proposal ini.


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
D. Manfaat Penelitian....................................................................
1. Manfaat Teoritis....................................................................
2. Manfaar Praktis....................................................................

BAB II KAJIAN TEORI


A. Aktivitas Belajar......................................................................
B. Pengertian Aktivitas Belajar....................................................
C. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar....................................................
D. Metode Eksperimen.................................................................
1. Pengertian Metode Eksperimen.........................................
2. Tujuan Metode Eksperimen...............................................
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Metode Eksperimen...........................................................
4. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen.................
E. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.........................................
1. Hakikat IPA........................................................................
2. Pengertian Ipa....................................................................
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar........................
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar..........
5. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA tentang
Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas..............................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Metode Penelitian......................................................................
B. Bentuk Penelitian......................................................................
C. Sifat Penelitian..........................................................................
D. Subjek Penelitian.......................................................................
E. Setting Penalitian......................................................................
F. Prosedur Penelitian....................................................................
G. Teknik dan Alat Pengumpul Data.............................................
H. Teknik Pengumpul Data............................................................
I. Alat Pengumpul Data................................................................
J. Teknik Analisis Data.................................................................
K. Indikator Kinerja.......................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas

dan kualitas pengajaran yang dilaksananakan dengan memikirkan dan membuat

perencanaan pembelajaran yang matang dalam meningkatkan kegiatan belajar

bagi murid serta memperbaiki kualitas dalam mengajar. Hal ini menuntut

perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode

mengajar, strategi mengajar, media yang digunakan, maupun sikap dan

karakteristik guru dalam mengelolah proses belajar dan pembelajaran.

Menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012: 16) mengemukakan

bahwa Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu, indikator

belajar ditunjukan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Guru berperan dalam mengatur proses pembelajaran, bertindak

sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar yang bermakna dan

menyenangkan, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan

kemampuan murid untuk aktif agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan

dengan baik.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperoleh hasil yang optimal.

Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun
mosional. Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan

dari pembelajaran itu bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri.

Pada kenyataannya disekolah-sekolah sering kali guru yang aktif

sehingga murid tidak diberikan kesempatan untuk aktif. Berkenaan dengan hal

tersebut,untuk meningkatkan aktivitas belajar yang menuntut keaktifan murid

dalam berinteraksi dengan berbagai sumber harus didukung oleh kecakapan dan

kreativitas guru dalam merencanakan pembelajaran khususnya mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu kearah

pemecahan masalah aktual yang dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari,

dimana pada usia Sekolah Dasar merupakan periode operasional konkrit dalam

perkembangan kognitifnya. Menurut Mulyani Sumantri dan Syaodih (2007: 1.15)

Di dalam periode operasional konkrit usia tujuh sampai sebelas tahun, muncul

kemampuan anak untuk berfikir logis. Mereka berfikir secara sistematis untuk

mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya

adalah permasalahan yang konkret. Hal ini memberikan petunjuk pada guru

pentingnya pembelajaran khususnya IPA dalam memecahkan permasalahan

sehari-hari dimana murid yang aktif dan guru sebagai pembimbing.

Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang dimaksud dalam

kurikulum KTSP tidaklah hanya sekedar murid memiliki pemahaman tentang

alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA murid juga diharapkan

memiliki kemampuan, (1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan


sehari-hari, (2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (3)

Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memilihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam. Oleh karena itu IPA merupakan salah satu mata

pelajaran yang penting bagi murid karena perannya sangat berguna dalam

kehidupan sehari-hari. (Sri Sulistyorini, 2007: 42).

Agar tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai, maka diperlukann

pemilihan metode yang tepat. Salah satu metode yang sesuai dan dapat menunjang

aktivitas belajar dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperiment. Kegiatan

pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa

untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya fikir

dan kreativitas. Penggunaan metode eksperiment dapat mengembangkan berbagai

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan hasil pengamatan di SD Negeri 56 Pontianak Barat tahun

2016/2017 kelas III, dalam pembelajaran IPA terutama pada materi sifat-sifat

benda padat, cair dan gas, murid mengalami kesulitan dalam memahami materi

pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Guru memberikan materi IPA dengan

metode ceramah, dimana konsep IPA disampaikan dengan ceramah. Guru

mendominasi kegiatan pembelajaran, sedangkan murid mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru. Sehingga murid lebih banyak berbicara yang tidak ada

kaitannya dengan pembelajaran, bosan, kurang memahami materi pelajaran dan

hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada akhirnya hasil
belajar murid kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat pada pembelajaran IPA

khususnya materi sifat-sifat benda padat, cair dan gas belum maksimal. Dari

jumlah siswa sebanyak 28 orang hanya 5 orang yang benar-benar tuntas hasil

belajarnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menyadari pentingnya

pembelajaran yang kreatif, untuk meningkatkan aktivitas belajar dan memiliki

keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran IPA. Penggunaan metode

eksperimen diyakini mampu meningkatkan aktivitas belajar murid dalam proses

pembelajaran IPA karena melalui metode eksperimen murid diajak untuk

melakukan berbagai percobaan (pengalaman nyata) yang berhubungan dengan

materi pembelajaran IPA. Melalui percobaan yang dilakukan, murid dapat

pengalaman secara langsung terhadap peristiwa dan gejala alam (Sains) yang ada

disekitarnya. Materi pembelajaran yang diberikan akan terasa menantang dan

menarik minat disamping memancing rasa ingin tahu murid sehingga proses

pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan khususnya pada

materi sifat-sifat benda padat, cair dan gas di kelas III SD Negeri 56 Pontianak

Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka yang

menjadi masalah umum dari penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan

aktivitas belajar murid pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

eksperiment di kelas III Sekolah Dasar Negeri 56 Pontianak Barat?


Adapun sub-sub masalah dari penelitian di atas dapat diurakan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan metode eksperimen yang dapat meningkatkan aktivitas

belajar murid pada pembelajaran IPA kelas III SD Negeri 56 Pontianak

Barat?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar murid dengan diterapkan metode

eksperimen pada pembelajaran IPA kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat?


3. Bagaimana dampak hasil belajar IPA dengan diterapkan metode

eksperimen?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan

penelitian ini secara umum adalah untuk mencari kejelasan tentang aktivitas

belajar murid pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di

kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat.


Secara lebih khusus tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh informasi yang jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan:


1. Metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar murid pada

pembelajaran IPA kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat.


2. Peningkatan aktivitas belajar murid dengan diterapkan metode eksperimen

pada pembelajaran IPA kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat.


3. Dampak hasil belajar IPA dengan diterapkan metode eksperimen.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masah dan rumusan tujuan

penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara

lain:
1. Manfaat teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi pengguna

metode pembelajaran disekolah dasar.


b. Dapat dijadikan referensi atau acuan untuk pengembangan penelitian

sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Dapat bermanfaat sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang

penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.


2) Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dalam

proses pembelajaran.
3) Menemukan metode yang tepat dalam meningkatkan aktivitas belajar

dan hasil belajar murid dalam pembelajaran IPA.


b. Bagi Murid
1) Pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
2) Murid merasa senang terlibat dalam proses pembelajaran.
3) Murid menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA
4) Menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir rasional dan ilmiah

murid dalam proses pembelajaran.


c. Bagi Guru
1) Melatih guru agar lebih tanggap dalam memperhatikan kesulitan

belajar murid.
2) Mengembangkan pengetahuan guru agar lebih terampil dan kreatif

dalam penyusunan skenario dalam pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas.
d. Bagi Sekolah
1) Melahirkan murid yang aktif dan kreatif dalam menghadapi

permasalahan lingkungan.
2) Dapat meningkatkan mutu pendidikan.
E. Definisi Operasional

Agar dapat tercapai kesesuaian penafsiran serta memperjelas definisi

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Peningkatan
Peningkatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan

kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan meningkatan

aktivitas belajar murid dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di

kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat.


2. Aktivitas Belajar
Sutrisno (2012: 84) menyatakan aktivitas atau kegiatan pembelajaran

merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran. Dalam

penelitian ini yang dimaksud aktivitas belajaran adalah kegiatan murid

dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di kelas

III SD Negeri 56 Pontianak Barat.

3. Metode Eksperimen
Nursyamsiar (2010: 51) menyatakan metode eksperimen adalahn prosedur

pembelajaran yang memungkinkan murid melakukan percobaan untuk

membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Dalam penelitian ini yang dimaksud metode eksperimen adalah suatu cara

untuk meningkatkan aktivitas belajar murid dengan menggunakan metode

eksperimen di kelas III SD Negeri 56 Pontianak Barat.


4. Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Kartono (2016: 2) Ilmu Pengetahuan

Alam adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan

teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri

yang dilanjutkan dengan proses pengamatan (empiris) secara terus menerus.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas belajar
Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalin (2009: 72) adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, segala

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan murid) dalam rangka

mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud disini pelaksaannya adalah

murid, sebab dengan adanya aktivitas murid dalam pembelajaran terciptalah

situasi belajar aktif. Menurut Sardiman A.M (2011: 96-97) bahwa aktivitas belajar

adalah kegiatan yang bersifat fisik dan mental atau psikis, dimana kegiatan yang

bersifat fisik berupa kegiatan membaca, mendengar, menulis, memperagakan dan

mengukur, sedangkan kegiatan yang bersifat mental misalnya berfikir atau

mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan belajar,

murid harus aktif berbuat, dengan kata lain dalam belajar sangat dibutuhkan

aktivitas, dalam proses pembelajaran tanpa aktivitas proses pembelajaran tidak

mungkin berjalan dengan baik. Dalam hal ini sesuai pendekatan Cara Belajar

Siswa Aktif (CBSA) yang dikemukakan olehh Raka Joni dalam (Soli Abimanyu,

2010: 4-3) mengatakan bahwa, Keaktifan murid dalam setiap pembelajaran

merupakan prasarat yang mutlak dengan kata tidak ada proses pembelajaran yang

tidak disertai keaktifan belajar di dalamnya.


Berdasarkan pendapat para ahli diatas diambil kesimpulan bahwa

aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara aktif yang

melibatkan aktivitas fisik, mental, emosional untuk belajar yang mencangkup


aspek tingkah laku berupa: pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, budi pekerti

dan sikap.
2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Paul B. Diedirch (dalam Sadirman, 2011:101) membuat suatu daftar

aktivitas/kegiatan murid sebagai berikut:

a. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,


memperhatikan gambar demonstrasi dan percobaab pekerjaan orang lain.
b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara dan diskusi.
c. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik dan pidato.
d. Writing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta dan
diagram.
e. Motor Activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat kontruksi,
bermain, berkebun dan berternak.
f. Mental Activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
g. Emotional Activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, berhairah, berani, tenang maupun gugup.

Menurut Soli Abimanyu, dkk (2010: 7-17) Dalam pembelajaran dengan

metode eksperimen terdapat beberapa aktivitas beajar yang dilakukan siswa yaitu

melakukan percobaan, mengamati percobaan, menganalisi, membuktikan dan

menarik kesimpulan dari percobaan.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti mengambil beberapa aktivitas yang

dilakukan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen

diantaranya:

a. Menyiapkan alat dan bahan percobaan


b. Membaca petunjuk percobaan
c. Melakukan percobaan, dengan kriteria ideal: semangat melakukan

percobaan, melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh, tenag saat


melakukan percobaan, terampil menggunakan alat dan kerjasam saat

melakukan percobaan
d. Mengamati percobaan, kriteia ideal: mengamati percobaan dari awal

sampai selesai, mengamati dengan sungguh-sunggu, dan menulis data

hasil percobaan dengan benar


e. Menganalisi percobaan, dengan kriteria ideal: menyelidiki percobaan,

menjabarkan hasil percobaan dengan sistematis, menemukan hasil

percobaan dengan tepat


f. Melakukan diskusi secara kelompok, bertanya dan mengeluarkan

pendapat
g. Membuat kesimpulan percobaan dengan benar
B. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Sagala (2006) dalam Soli Abimanyu, dkk (2010: 7-17) menyatakan

bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau

hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau

diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah

cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan

untuk membuktikan sendiri suatu peetanyaan atau hipotesis yang dipelajari.


Menurut Noehi Nasution, dkk (2007: 5.24) menyatakan bahwa metode

eksperimen adalah metode yang banyak digunakan dalam mempelajari Ilmu

Pengetahuan Alam. Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus

dilaksanankan dalam laboraturium tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar.


Menurut Roestiyah (2012: 80) menyatakan bahwa metode eksperimen

adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan

tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaan

tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
2. Tujuan Metode Eksperimen

Roestiyah (2012: 80) mengemukakan penggunaan metode eksperimen

mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan

percobaan sendiri. Juga murid dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah

(scientific thinking). Dengan eksperimen murid menemukan bukti kebenaran dari

teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Soli Abimanyu, dkk (2010:7-17) mengemukakan tujuan metode

eksperimen agar:

a. Murid mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang


diperoleh,
b. Murid mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaannya,
c. Murid mampu menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui
percobaan,
d. Murid mampu berfikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan
rapi.
3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode

Eksperimen
Soli Abimanyu (2010: 7-19) menjabarkan langkah-langkah pembelajaran

dengan metode eksperimen sebagai berikut:

a. Kegiatan Persiapan
1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
metode eksperimen.
2) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui
eksperimen.
3) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam
eksperimen.
4) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk
Lembar Kerja Siswa (LKS).

b. Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen


1) Kegiatan Pembukaan
a) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu
b) Memotivasi murid dengan mengemukakan cerita yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
c) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan
prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

2) Kegiatan Inti
a) Murid diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan
dipakai dalam eksperimen.
b) Murid melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS
yang telah disiapkan guru.
c) Guru memonitor dan membantu murid yang mengalami
kesulitan.
d) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.

3) Kegiatan Penutup
a) Guru meminta murid untuk merangkum hasil eksperimen.
b) Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.
c) Tindak lanjut, yaitu meminta murid yang belum menguasai
materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan
bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman.

4. Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen


Soli Abimanyu (2010: 7-18) mengemukakan kekuatan dan kelemahan

metode eksperimen sebagai berikut:


a. Kekuatan Metode Eksperimen
1) Membuat murid percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya
sendiri daripada menurut cerita orang atau buku.
2) Murid aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya.
3) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan
berpikir ilmiah.
4) Hasil belajar dikuasai murid dengan baik dan tahan lama dalam
ingatan.
5) Menghilangkan verbalisme.

b. Kelemahan Metode Eksperimen


1) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta
umumnya mahal.
2) Dapat menghambat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya
memerlukan waktu lama.
3) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan
kesimpulannya.
4) Belum tentu semua guru dan murid menguasai metode eksperimen.
c. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Soli Abimanyu (2010: 7-18) cara mengatasi kelemahan metode

eksperimen yaitu:
1) Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai
dengan eksperimen.
2) Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan
eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara
penggunaannya, variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu
dicatat selama eksperimen.
3) Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika murid
mengalami kesulitan.
4) Meminta setiap murid melaporkan proses dan hasil eksperimennya,
membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya, untuk
mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.

Bedasarkan pendapat diatas, agar penggunaan metode eksperimen efisien

dan efektif, maka guru juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus memilih materi yang dapat dieksperimenkan.


2. Jumlah alat dan bahan untuk kegiatan eksperimen harus lengkap.
3. Guru perlu memperhitungkan waktu untuk kegiatan eksperimen.
4. Guru memberikan petunjuk yang jelas pada LKS, agar murid tidak

bingung dalam melakukan eksperimen.


C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan alam (IPA) diidentikan dengan sains. Secara

etimologis sains disebut Scientia (bahasa Latin), yang artinya pengetahuan, yang

selanjutnya disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).


Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (1990: 767), dijelaskna bahwa,

sains memiliki dua pengertian yaitu: 1). Sains adalah ilmu yang teratur (sistimatik

yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya. 2). Sains, ilmu yang berdasarkan

kebenaran atau kenyataan semata (misalnya fisika, kima, dan biologi).


Dengan demikian, IPA merupakan usah manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta

menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang

sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulkan yang betul (truth). Jadi IPA
mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur

(pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan prodeuk (kesimpulannya

betul). (Leo Sutrisno, Hery Kresnadi & Kartono, 2008: 1-19).


1. Hakikat IPA

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 484) Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penugasan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi

qahana bagi murid untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar

untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan

kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Oleh karena itu pembelajaran IPA di

SD/Mi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

2. Pengertian IPA
Menurut Carin dan Sund (dalam Muslichand Asyari, 2006: 7)

mendefinisikan bahwa Ilmu pengetahuan alam adalah sistem untuk memahami

alam semesta melalui observasi atau eksperimen yang terkontrol. Samatowa

(2006: 2) menyatakan bahwa IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia/ Sedangkan Nash (dalam Samatowa, 2006: 2)

menyatakan IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam.
Secara umum petikan diatas memberikan pengertian bahwa IPA

merupakan sejumlah proses kegiatan manusia dalam memahami alam semesta

melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, dan melalui prosedur yang benar

secara sistematis, serta dijelaskan dengan penalaran yang sahih sehingga

dihasilkan kesimpulan yang benar.


3. Tujuan Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar
Adapun tujuan pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (2006: 484) SD/MI, agar murid memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran akan
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi
dan masyarakat.
d. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran akan
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi
dan masyarakat.
e. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
f. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
g. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.
h. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjtkan pendidikan ke SMP/MTS.

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar


Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 485) ruang lingkup

bahan kajian IPA untuk SD/MI secara umum meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.


b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.


d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-

benda langit lainnya.


5. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA tentang Sifat-Sifat Benda

Padat, Cair, dan Gas


Pembelajaran IPA berorientasi pada benda-benda alam yang berada

dilingkungan sekitr murid. Tingkat kandungan materi sangat bervariasi, yang

diantaranya perlu dibuktikan dengan eksperimen. Sehubungan dengan pokok

materi yang dibahas, yaitu sifat-sifat benda padat, cair, dan gas tentunya tidak

cukup dalam mengupayakan pemahaman murid tentang konsep kognitif hanya

dengan penjelasan, tetapi perlu pembuktian dengan percobaan/eksperimen.

Dengan metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan

ilmiah, murid belajar lebih aktif, serta murid dapat berfikir rasional dan ilmiah,

murid belajar lebih aktif, serta murid dapat menemukan/membuktikan secara

nyata bahwa sifat-sifat benda padat, cair dan gs sebagai berikut:


a. Sifat benda padat: bentuk benda padat, tetap dan bentuk benda padat

dapat diubah dengan perlakuan tertentu.


b. Sifat benda cair: bentuk benda cair berubah sesuai wada yang

ditempatinya, bentuk permukaan benda cair yang tenag selalu datar,

mengalir ketempat yang lebih rendah, menyerap celah-celah kecil,

menekan kesegala arah dan dapat melarutkan benda lain.


c. Sifat benda gas: bentuknya tidak tetap karena mengisi seluruh ruangan

yang ditempatinya, menekan kesegala arah dan dapat dimampatkan.


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi,

2015: 67).

Dalam bidang pendidikan, metode deskriptif ini tepat digunakan apabila

penelitian ditunjukan untuk menggambarkan kondisi faktual penyelenggaraan

pendidikan atau hal-hal yang berkenaan dengan dunia pendidikan tertentu

(Mahmud, 2011: 101)

Berdarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan sesuatu yang

berdasarkan dari hasil penelitian yang bersifat alami (empiris)

B. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Menurut Burns (1999) (dalam Kunandar, 2013: 44) Penelitian

tindakan kelas merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah

dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan

yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para

peneliti, praktisi, dan orang awam. Menurut Kunandar (2013: 44-45) menyatakan

bahwa Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian

tindakan (ction research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan


jalan merancang, melaksanankan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. PTK adalah penelitian tindakan

yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan oenyebab masalah, sehingga mutu

pembelajaran didalam kelas dapat ditingkatkan.


Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang

terjadi didalam kelas, yang kemudian dilakukan tindakan oleh guru untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran dikelas secara propesional.


C. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif artinya penelitian dengan mengumpulkan data

dari lembar pengamatan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu

penilaian aspek efektif dan psikomotor. Rochiati (2005) (dalam Kunandar,

2013: 46) Menyatakan Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif

meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana

uaraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan

instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan

produk.

D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini seluruh murid kelas III A yang berjumlah 28 orang.

Terdiri dari murid laki-laki 12 orang dan murid perempuan 16 orang.


E. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanankan di SD Negeri 56 Potianak Barat

untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III.


b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober semester I tahun ajaran

baru 2016/2017.
c. Aktivitas
Kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran IPA dengan metode eksperimen.


F. Prosedur Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, maka disusun tahap-tahap dalam

kegiatan penelitian ini. Adapun tahap penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:
1. Mengidentifikasi masalah yang dilakukan berdasarkan observasi penelitian

tahapan proses pembelajaran yang dilakukan.


2. Merumuskan masalah berdasarkan data observasi.
3. Menyusun rencan tindakan pembelajaran.
4. Melaksanakan tindakan dan observasi terhadap kegiatan pembelajaran

sesuai rencana.
5. Merefleksi tindakan (pelaksanaan pembelajaran) yang dilakukan, adanya

kelemahan yang tejadi pada saat proses pembelajaran dilakukan revisi

tindakan rencana. Refleksi dilakukan terhadap peneliti dan murid.


6. Menyusun rencana selanjutnya hingga hasil observasi dan refleksi tidak

menampakkan adanya kelemahan, maka kegiatan penelitian selesai.

Penelitian ini merupakan model yang dikemukanan oleh Suharsimi

Arikunto (2010: 137), adapun gambaran siklus penelitian sebagai berikut:

Identifikasi
Masalah

Perencanaan

Refleksi SIKLU Pelaksanaan


SI

Pengamatan
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Refleksi SIKLU Pelaksanaan


S II

Pengamatan

Dilanjutkan Ke Siklus Berikut?

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berdasarkan siklus rencana dan prosedur penelitian diatas, selanjutnya

dibuat dan disusun rencan tindakan dalam setiap siklus.

1. Tindakan Siklus I
a. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

menemukan permasalahan yang terjadi baik yang ditimbulkan oleh guru

maupun murd dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode

eksperimen.
b. Rencana Tindakan
Setelah menagadakan identifikasi masalah, selanjutnya memperbaiki

permasalahan yang ditemukan dikelas dalam pembelajaran IPA,

dilakukan perencanaan jadwal pelaksanaan tindakan. Pebeliti

mempersiapkan langkah-langkah perenacaan sebagai berikut:


1) Melakukan analisis kurikulum terutama kurikulum yang diterapkan

sekarang yang berdasarkan KTSP, disini peneliti memilih dan


menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sekaligus

menetukan materi yang akan disampaikan.


2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3) Membuat lembar observasi murid
4) Membuat lembar kegiatan siswa
5) Menyiapkan alat dan media yang diperlukan
6) Menyusun instrumen tes sesuai tujuan pembelajaran, indikator,

standar kompetensi, dan kompetensi dasar


7) Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan jadwal

pelajaran yang berlaku di SD tempat pelaksanaan tindakan


8) Mempersiapkan alat-alat dokumentasi
c. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan sesuai rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti melaksanakan

pembelajaran pada materi Benda Padat, Cair, dan Gas dengan

menggunakan metode eksperimen. Dalam pelaksanaan ini peneliti

melakukan pengamatan terhadap situai yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati, dicatat dalam lembar

observasi. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada siklus

pertama, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya.


d. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan

tindakan. Hasil observasi yang diperoleh berguna untuk menentukan

cara pemecahan masalah yang dihadapi sekaligus dijadikan bahan

pertimbangan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.


e. Refleksi
Dalam tahap ini peneliti akan menganalisi hasil observasi, apakah

tindakan yang dilakukan telah menacapai target yang telah ditentukan

atau belum, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan untuk rencana

pembelajaran berikutnya.
G. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

teknik observasi partisipatif dan teknik pengukuran serta studi dokumenter.

Menurut Kunandar (2013: 143) Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang

yang terlibat secara aktif dalm proses pelaksanaan tindakan. Teknik observasi

partisipatif yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan

yang sedang berjalan.


Kunandar (2013: 186) menyatakan Tes sebagai instrumen sangat lazim

digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Hal ini disebabkan dalam PTK pada

umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar murid dan hasil murid slah

satunya diukur dengan menggunakan instrumen tes. Teknik pengukuran yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan penilaian terhadap subjek yang diteliti. Teknik pengukuran ini dilakukan

dengan cara memberikan penilaian selama kegiatan proses belajar berlangsung

dan memberikan tes kepada murid pada akhir pertemuan.


Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Menurut Arikunto (2006: 158) bahwa didalam melaksanakan metode

dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalh,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Menurut Sukmadinata (2009: 221) studi dokumenter merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menhimpun dan menganalis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan

disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas

tersebut. Studi dokumenter yang digunakan penelitian dalam penelitian ini berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan gambar (photo) saat pelaksanaan

tindakan berlangsung.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan daya yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar observasi penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen
Lembar obeservasi ini untuk mengukur keberhasilan guru dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran IPA.


b. Lembar observasi aktivitas belajar murid
Lembar observasi ini berguna untuk mengukur tingkat aktivitas murid

dalam proses pembeljaran IPA.


c. Instrumen tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan murid dalam memahami

materi pembelajaran IPA yaitu sifat-sifat benda padat, cair dan gas.
d. Dokumentasi aktivitas dan hasil belajar
H. Teknik Analisi Data
Setelah data diperoleh dengan menggunakan tes maupun lembar

observasi, maka peneliti menemukan jawaban mengenai kelebihan dan kelemahan

pada saat melakukan tindakan penelitian. Dimana lembar observasi untuk murid

digunakan untuk melihat indikator-indikator yang diperoleh sebelum maupun

setelah melakukan tindakan, digunakan untuk mendukung tindakan yang

dilakukan guru pada proses pembelajaran. Setelah lembar observasi didapat

analisi data, maka peneliti bisa memutuskan untuk membuat perencanaan

selanjutnya terhadap tindakan yang dilakukan atau menghentikan tindakan

tersebut sesuai dengan jenis data yang diamati berdasarkan dari sub masalah.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Untuk jenis data pada sub masalah penelitian yang pertama yaitu mengenai

data penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dengan

menggunakan rumus Punaji Setyodari (2010: 212) sebagai berikut:


X
X N
Keterangan :
X = Rata-rata skor
X = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah aspek yang diamati
Kriteria penilaian : 1. Kurang 2. Cukup
3. Baik 4. Sangat Baik
2. Untuk jenis data sub masalah kedua yaitu mengenai aktivitas belajar

murid pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

ekspermen. Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan

perhitungan presentase menurut Muhammad Ali (2005: 177)

sebagai berikut:
jumlah aspek yang tampak
Presentase= 100
jumlah seluruh aspek yang diamati
Kriteria rentangan presentase sebagai berikut:
a. 75,01% 100% = Sangat Baik
b. 50,01% 75 % = Baik
c. 25,01% 50% = Cukup Baik
d. 0,00% 25% = Kurang Baik

3. Untuk sub masalah ketiga yaitu hasil belajar murid yang diperoleh

melalui lembar jawaban murid. Setelah data diperoleh, kemudia

dihitug dengan menggunakan rata-rata hitung sebagai berikut:


fx
X f

Keterangan :
X = Rata-rata hitung yang dicari
f = Jumlah frekuensi
fx = Jumlah frekuensi dikalikan dengan nilai murid
I. Indikator Kinerja
Tabel 3.1
Penerapan Pembelajaran IPA dengan Metode Eksperimen

N
o Aspek yang diamati Keterang
Penilaian
an
A. Persiapan
1. Merumuskan tujuan 1 2 3 4
pembelajaran IPA yang
ingin dicapai dengan
metode eksperimen
Menyiapkan materi
pembelajaran IPA yang
2. 1 2 3 4
diajarkan melalui
eksperimen
Mempersiapkan alat dan
3. bahan yang diperlukan 1 2 3 4
dalam kegiatan eksperimen
Menyiapkan panduan
4. prosedur pelaksanaan 1 2 3 4
eksperimen dan LKS
Rata-Rata ...........
B. Tahap Pelaksanaan Keterang
Penilaian
Pembukaan an
Memotivasi murid dengan
mengemukakan cerita
1. 1 2 3 4
yang ada kaitannya dengan
kegiatan eksperimen
Menginformasikan tujuan
2. pembelajaran dan prosedur 1 2 3 4
eksperimen
Rata-Rata ...........
Keterang
Inti Penilaian an
Meminta murid
1. menyiapkan alat dan bahan 1 2 3 4
eksperimen
Membagikan LKS kepada
2. murid yang akan digunakan 1 2 3 4
dalam eksperimen
membimbing murid dalam
3. 1 2 3 4
eksperimen
Memastikan murid
4. 1 2 3 4
melakukan pengamatan
Menagarahkan murid
5. 1 2 3 4
membuat kesimpulan
Menugaskan murid
mempresentasikan
6. 1 2 3 4
kesimpulan hasil
eksperimennya
Rata-Rata .............
Keterang
C. Penutup Penilaian an
1. Memberikan evaluasi 1 2 3 4
2. Merefleksi kegiatan 1 2 3 4
pembelajaran yang telah
dilaksanakan
3. Memberikan tindak lanjut 1 2 3 4
Rata-Rata .............
Skor Total A+B+C .............

Tabel 3.2

Indikator Kinerja Aktivitas Belajar

Jumla Present
N Kode Nama Aspek yang Diamati h ase %
o Murid
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
0.
Jumlah Keseluruan
Rata-Rata

Keterangan : Murid yang tidak tampak melakukan aspek yang diamati diberi

nilai 0 (nol)

Kriteria penilaian aspek yang diamati :

1. Menyiapkan alat dan bahan : nilai 1


2. Membaca petunjuk percobaan : nilai 1
3. Melakukuan percobaan : nilai 1 (main-main), 2 (tidak dapat bekerjasama),

3 (sungguh-sungguh)
4. Mengamati percobaan : nilai 1 (main-main), 2 (tidak mengikuti petunjuk),

3 (sungguh-sungguh)
5. Menulis data hasil percobaan : nilai 1 (salah), 2 (benar tetapi tidak

sistematis), 3 (benar dan sistematis)


6. Melakukan diskusi kelompok : nilai 1 (main-main), 2 (tidak dapat

bekerjasama), 3 (sungguh-sungguh)
7. Membuat kesimpulan percobaan : nilai 1 (salah), 2 (hampir benar), 3

(benar)
8. Bertanya : nilai 1
9. Menjawab pertanyaan dari guru atau temannya secara lisan : nilai 1

(salah), 2 (benar)

Tabel 3.3
Hasil Belajar Murid

No Nilai (x) Frekuensi (f) fx X%


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
Jumlah N: ..... Murid fx

Rata-Rata ( X ) = ....

Anda mungkin juga menyukai