Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS GURINDAM DUA

BELAS

Nama Kelompok :
1. Achmad Faishol MS.
2. Achmad Mahardika
3. Ardhina Tiara Savitri
4. Indah Amalia
5. Maulida Sulistiyaning R.
6. Nur Chamidah
7. Ristia Hanifah
8. Wildan Bachtiar J.
Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
Gurindam II
Ini gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
Gurindam III
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaian yang membawa rugi.
Gurindam IV
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hail kerajaan di daiam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur2.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
Gurindam V
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
Gurindam VII
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I'ika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syarik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
Gurindam IX
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
Gurindam X
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi
kafill.
Gurindam XI
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
Gurindam XII
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta

C.MAKNA SETIAP PASAL


Pasal Pertama (1) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama
Memberi nasihat tentang agama (religius)
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama
Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki
agama karena agama sangat penting bagi kehidupan
manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan
buta arah menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang marifat
Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani
hidup, manusia harus mengenal empat zat yang
menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah
syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak
akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki
identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah
SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat
manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling
sempurna. Manusia yang berorientasi pada
kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di
dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan
menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita
wafat setiap manusia akan dimintakan
pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Pasal Kedua (2) Gurindam 12


Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua
menceritakan tentang orang orang yang
meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji
beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang
agamanya pasti manusia tersebut akan takut dan
orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-
Nya dan wajib kita laksanakan
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah
yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan
pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan
kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak
akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak
diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya
senang apabila tidak memberikan sebagian harta
nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu)
tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang
Islam.

Pasal Ketiga (3) Gurindam 12


Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga
tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang
tidak perlu dan makan seperlunya
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan
sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah
swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk
gunjingan dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Orang yang menjaga omongannya akan
mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Jangan mengambil barang yang bukan hak kita
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tidak senonoh
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan
perbuatan yang dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hidup harus dijalani penuh semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal
yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan
yang benar dan di ridhoi

Pasal keempat (4) Gurindam 12


Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati
(nurani) dan akal pikiran (budi)
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh
agama
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka
karenanya
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah
kita
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun
dustanya, akan terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak
menyadari kesalahannya sendiri sampai harus
dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti
dengan menjadi dermawan justru harta kita akan
bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan
bersih.
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Jangan mengambil pekerjaan yang haram
Pasal Kelima (5) Gurindam 12
Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima
tentang pentingnya pendidikan dan memperluas
pergaulan dengan kaum terpelajar
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat
dari perilaku dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat
dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka
lihatlah sikapnya
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk
belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di
dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Orang yang berakal adalah orang yang teleh
mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka
lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam
tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari
sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang
dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
sahabat yang setia dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Carilah guru yang serba tahu dan tidak
menyembunyikan hal-hal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Carilah teman yang setia diasaat kita senang
maupun susah
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk
diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh
berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan
budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik
mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot
sendiri
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Orang yang banyak bicara memperbesar
kemungkinan berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan
kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak
seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya, karena
jika tidak semua akan berjalan tidak semestinya.
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan
menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa
akan membangkang orang tua, dan tentunya akan
merepotkan orangtuanya.
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Jangan suka menghina orang lain, karena itu tanda
iri.
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya
Jangan gunakan waktumu untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang
menyenangkan maka kita harus sabar dan
menerima dengan lapang dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang
lain
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar
orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Perkataan orang yang kasar membuat orang yang
berada didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau
dikambinghitamkan).

P asal Kedelapan (8) Gurindam 12


Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan
berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang
yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap
seseorang
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya
sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
jangan percaya terhadap orang yang suka
menganiyaya orang lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Jangan suka menyalahkan orang lain, dan
mengganggpa bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah
datangnya dari orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa
yang telah kita perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan,
begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita
perbuat
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka
Jangan membuka aib atau keburukan dari orang
lain, kesalahan diri sendiri harus disadar
Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12
Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan
berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita
dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan
antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap
orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan
yang di larang oleh allah swt, maka manusia
tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan
pimpinan setan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai
tergoda oleh rayuan setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Jika terdapat seorang lelaki dan seorang
perempuan maka disitu pulalah setan berada
untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-
nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah
swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.

Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12


Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh
berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu
kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka
Jangan durharka terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap
ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu
mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan
anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Bersikap adilah sesama teman

Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12


Adapun mengenai pemaknaan gurindam
tersebut, bait pertama
Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa

Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada


manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama,
sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali
untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya
dalam sebuah hadis, seorang muslim adalah saudara
bagi orang islam yang lain, yang tidak akan
menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun
menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa
menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka
Allah akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa
yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim
yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan
kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat.
Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang
muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya
pada Hari Kiamat. (HR. Muslim).
Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal
kesebelas
Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang
cela
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam
Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia.
Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan
jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah,
Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin
(kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan
menjauhi akhlak yang tercela, Kamu semua dalah
pemimpin, dan kamu semua akan ditanya
(bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam
adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin
terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang
pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin
pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya
dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya.
Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya
dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah
dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin
terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas
pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan
kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap
rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya,
pekerjaanya) (HR. Bukhari)

Kemudian bait yang ketiga

Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat


Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang
yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis,
Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang
mempercayakan diri padamu, dan janganlah
berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu (HR.
Turmudzi)

Untuk bait yang keempat

Hendak marah dahulukan hajat


Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan,
Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia
sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah
akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan
keimanan (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa
marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan
dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya
silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang
sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan
mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada manusia.

Bait yang kelima

Hendak dimulai jangan melalui

Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu


perlu awal untuk dimulai
Bait keenam
Hendak ramai, muliakan perangai
Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik.
Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu
ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh
Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan
memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), Tidak
ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan
pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi
pekerti (akhlak) yang baik (HR. Abu Daud)
Makna yang trkandung dalam Pasal sebelas
berisi nasihat kepada para pemimpin agar
menghindari tindakan yang tercela, berusaha
melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya,
serta tidak berkhianat
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan
setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita
bisa mengharumkan nama bangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap
tercela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat

Semoga bermanfaat, :D
UPDATE Gurindam 12 Pasal 12
Saya tidak tahu berapa banyak komentar yang
menanyakan mengenai pasal 12 nya yang hilang
namun tenang saja, kini sudah muncul pasal 12 nya,
walaupun ini hanya sementara..
Pasal ke Duabelas (12) Gurindam 12
Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Hubungan raja dengan menteri adalah saling
menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk
dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan
dihormati orang lain
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Hormatilah setiap manusia
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan
lebih berbakti pada Allah
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
. Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu
benar-benar ada.

http://www.huteri.com/2141/mengenal-makna-atau-
maksud-dari-gurindam-12

Anda mungkin juga menyukai