MIKRSKOPIK]
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
Identifikasi Amilum secara Kimiawi dan Mikroskopik untuk memenuhi tugas
mata kuliah Farmakonosi II.
Selama penyusunan laporan ini, banyak kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi. Namun, atas bantuan asisten dalam membimbing penulis,
sehingga hambatan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik.
Penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu senantiasa penulis mengharapkan kritikan
dan saran dari semua pihak yang dapat membantu guna menjadikan laporan ini
menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah swt. senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
PERCOBAAN I
4. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum yang umum
digunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik.
B. BAHAN
1. Klasifikasi
a. Beras (Oryza sativa) (Anonim, Analisis hasil penelitian arkeologi III, Hal: 86)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
b. Jagung (Zea mays) (Rochani, Bercocok Tanam Jagung. Hal : 8)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Maydeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
c. Kentang (Solanum tuberosum) (Setiadi, Budidaya Kentang. Hal : 31)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
d. Sagu (Metrixylon sago) (Erliza, Teknologi Bioenergi, Hal: 48)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metrixylen
Spesies : Metrixylon sago
C. DESKRIPSI TANAMAN
1. Amilum Oryzae (Pati Beras)
Rumput semusim, tingginya 50-130 cm. Akar berserabut, batang
tegak, tersusun dari deretan buku-buku dan ruas, jumlahnya tergantung
pada kultivar dan musim pertumbuhannya; masing-masing buku dengan
daun tunggal, kadang-kadang juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada
pangkal tanaman. Daun dalam 2 peringkat; pelepah saling menutupi satu
sama lain membentuk batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian
daun memita. Perbungaan malai, di ujung ranting, buliran tunggal,
melonjong sampai melanset, berisi bunga biseksual tunggal.Buah jali
bervariasi dalam ukuran, bentuk dan warna, membulat telur, menjorong atau
menyilinder, seringkali berwarna kuning keputihan atau coklat.
2. Amilum Maydis (Pati Jagung)
Rumput berumah satu, tegak, dengan sistem perakaran terdiri dari
akar serabut.Batang biasanya tunggal.Daun tumbuh berseling pada sisi
yang berlainan pada buku, dengan helaian daun yang bertumpang tindih,
aurikel diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan jantan dan
betina terpisah pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan
D. HASIL PENGAMATAN
1) Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
N Perubahan Warna
Perlakua
o Sebelum Setelah dipanaskan
n
. dipanaskan
1 Amylum
. solani +
I2
4. Amylum sagu
+ I2
Ungu Putih
Bahan
No. Gambar Mikroskop Keterangan
Uji
1. Amylum 1. Hilus
2. Lamella
solani 1
2. Amylum 1. Hilus
oryzae
1
3. Amylum Amilum
maydis berkelompok,
hilus dan
lamelanya
tidak terlalu
jelas.
4. Amylum 1. Hil us
2. Lamella
sagu
1
E. PEMBAHASAN
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau
karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup
seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan,
mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah
melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak akan bisa dilakukan
indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara
identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara
kimia dan fisika.
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam,
yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-
bijian. Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya
adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya
amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan
dengan ikatan 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-
glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar
dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80%
bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif.
Amylum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan
enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh
pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang terdapat
pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi.
Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah amilum - amilum
yang diamati yaitu amilum beras (Oryza sativa), amilum sagu (Metroxylon
sagu), amilum kentang (Solanum tuberosum) dan amilum jagung (Zea
mays).
titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika
diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam
memotong pada hilus.
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini disediakan 5 macam
larutan amilum, yaitu : pati jagung, pati beras, pati kentang, dan pati sagu.
Keempat larutan pati tersebut masing-masing diberi dengan satu tetes
larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan iodium adalah untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan tersebut yang
dapat diketahui dengan adanya perubahan warna. Kondisi larutan setelah
ditetesi iodium yaitu terdapat perubahan warna pada keempat sampel dari
sebelumnya yang tidak berwarna atau jernih. Pati jagung berubah menjadi
putih kecoklatan, setelah itu dipanaskan dan menghasilkan warna bening
dengan endapan putih dibawah. Pati beras berubah menjadi warna ungu
muda, dan setelah dipanaskan berubah warna menjadi bening dengan
endapan putih dibawah. Sedangkan, pada pati kentang berubah menjadi
abu-abu, dan setelah dipanaskan berubah warna mejadi seperti semula
yaitu bening dengan endapan hitam dibawah, pada amilum yang terakhir
yaitu pati sagu berubah warna menjadi ungu, setelah dipanaskan, pati
tersebut berubah warna menjadi putih. Hal ini menunjukkan bahwa masih
terdapat amilum dalam keempat larutan pati tersebut, namun amilum yang
terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak sehingga tidak
menunjukkan perubahan warna yang signifikan.
Pada industri farmasi amilum mempunyai banyak bermanfaat,
diantaranya amilum biasa digunakan sebagai bahan penyusun dalam
serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi
yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.
Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai
emolien dan sebagai basis untuk supositoria.
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Pramesti, H. A., Kusoro, S., dan Edy, C., Analisis Rasio Kadar
Amilosa/Amilopektin dalam Amilum dari Beberapa Jenis Umbi, Indonesia
Journal of Chemical Science Vol. 4(1).
Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A,. I G.N. Jemmy, dan Anton, P., 2011, Sifat Fisik
Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan Lactobacilus
acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi.
Suryani, N., M.Yanis, M., dan Afit, S., 2013, Penggunaan Amilum Umbi Suweg
(Amorphophallus campanulatus BI. Decne) Sebagai Pengikat Tablet
Ibuprofen Dengan Metode Granulasi Basah, Prosiding Seminar Nasional
Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013.