DAFTAR PUSTAKA
Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan
alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di
dalam proyek, terutama proyek- proyek konstruksi maupun pertambangan dan
kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat
tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya,
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu
yang efisien dan relatif lebih singkat ( Rochmanhadi, 1985 ).
Setiap perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitas / usahanya,
pasti dihadapkan pada teknologi yang akan mencerminkan kekuatan perusahaan
dalam mencapai tujuan. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba dalam
hal teknologi salah satunya penggunaan alat berat guna mencapai sasaran.
Menurut Ir. Susy Fatena Rostyanti Msc dalam bukunya Alat Berat
Untuk Proyek konstruksi (2008) menyebutkan bahwa bonafiditas suatu perusahaan
konstruksi tergantung dari aset-aset teknologi yang dimiliknya, salah satunya
adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi
akan sangat menguntungkan dalam memenangkan tender proyek konstruksi
secara otomatis hal tersebut akan mencerminkan kekuatan perusahaan tersebut.
Menurut ( Rohman, 2003 ) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti
menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang
diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 15 %
dari biaya proyek, Peralatan konstruksi yang dimaksud adalah alat/perlalatan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Artinya
pemanfaatan alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat memberikan insentif pada
efisiensi dan efektifitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai.
2.2.1 Excavator
Excavator atau sering disebut dengan Backhoe termasuk dalam alat penggali
hidrolis memiliki bucket yang dipasangkan di depannya. Alat penggeraknya traktor
dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke
arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan alat. Sebaliknya front shovel
bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah atas dan menjauhi badan alat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada di
bawah permukaan di mana alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali
material di permukaan dimana alat tersebut berada.
Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian saluran, terowongan, atau
basement. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan untuk penggalian,tetapi
lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya. Backhoe digunakan pada
pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras.
Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang rata.
Pemilihan kapasitas bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan.
Gambar 2. 1 Bachoe
Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat berputar, boom,
lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur bawah. Boom, lengan dan bucket
digerakkan oleh sistem hidrolis. Struktur bawah adalah penggerak utama yang dapat
berupa roda ban atau roda crawler. Ada enam gerakan dasar yang mencakup
gerakan 24 gerakan pada masing-masing bagian,
yaitu :
a) Gerakan boom : merupakan gerakan boom yang mengarahkan
bucket menuju tanah galian.
b) Gerakan bucket menggali : merupakan gerakan bucket saat
menggali material.
c) Gerakan bucket membongkar : adalah gerakan bucket yang
arahnya berlawanan dengan saat menggali.
d) Gerakan lengan : merupakan gerakan mengangkat lengan dengan
radius sampai 100.
e) Gerakan slewing ring : gerakan pada as yang bertujuan agar
bagian atas backhoe dapat berputar 360.
f) Gerakan struktur bawah : dipakai untuk perpindahan tempat jika
area telah selesai digali.
Namun, alat ini juga memiliki kekurangan dibanding alat lain karena truk
memerlukan alat lain untuk pemuatan. Dalam pemilihan ukuran dan konfigurasi truk
ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu material yang akan diangkut dan
excavator atau loader pemuat. Truk tidak hanya digunakan untuk pengangkutan tanah
tetapi juga material-material lain. Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak.
b) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel
pada permukaan bak.
c) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat.
Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti excavator
dan loader. Karena truk sangat tergantung pada alat lain, untuk
pengisian material tanah perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a) Excavator merupakan penentu utama jumlah truk, sehingga tentukan jumlah
truk agar excavator tidak idle.
b) Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari 2 unit.
c) lsi truk sampai kapasitas maksimumnya.
d) Untuk mengangkutan material beragam, material paling berat diletakkan di
bagian belakang (menghindari terjadinya kerusakan pada kendali hidrolis).
e) Ganjal ban saat pengisian.
Volume material yang diangkut harus sesuai dengan kapasitas truck. Jika
pengangkutan material oleh truk dilaksanakan melampaui batas kapasitasnya
maka hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti :
a) Konsumsi bahan bakar bertambah.
b) Umur ban berkurang.
c) Kerusakan pada Bak.
d) Mengurangi produktivitas.
Kapasitas dan ukuran truk sangat bervariasi. Oleh karena itu, pemilihan ukuran
truk sangat penting karena truk besar atau kecil akan memberikan beberapa
keuntungan dan kerugian.
1. Kelebihan truck kecil terhadap truk besar :
a) Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi.
b) Kerugian dalam produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truk tidak
dapat beroperasi.
c) Kemudahan dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat
pemuat.
2. Kerugian truck kecil terhadap truck besar :
a) Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material.
b) Jumlah truck yang banyak maka waktu antrean (ST) akan besar.
c) Memerlukan lebih banyak supir.
d) Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang banyak.
1
01
2.2.3 Wheel Loader
.
Gambar 2. 3 Wheel Loader
2.2.4 COMPACTOR
Compactor adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau material
agar dapat dicapai suatu nilai kepadatan yang diinginkan sesuai dengan beban atau
muatan serta frekuensi lintasan yang akan dilalui oleh material yang dipadatkan tadi.
Compactor yang dilengkapi dengan vibro atau getaran akan mampu lebih cepat
mencapai kepadatan material yang diinginkan. Smooth drum dipakai untuk
memadatkan material yang bersifat lepas dimana kandungan airnya (moisture content)
kecil atau untuk pemadatan/finishing. Sedangkan kelengkapan pad drum dipakai
untuk material atau tanah yang bersifat liat dengan kandungan air cukup
besar.dipadatkan semaksimal mungkin.
Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan
dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun
cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar
mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.
Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin
penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah:
1. Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus
ditarik traktor.
2. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (SteelWheel) dan
ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
3. Dilihat dari bentuk permukaan roda;ada yang punya permukaan halus(plain),
bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya.
4. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda
dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller.
5. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).
Gambar 2. 4 Compactor
1
21
makin besar pula tekanan pada tanah.
Pneumatic Tire Roller baik sekali digunakan pada penggilas lapisan hot mix
sebagai Penggilas Antara. Pada tire roller ini beratnya dapat ditingkatkan seperti juga
pada tandem roller, degan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin.
Klasifikasi Kriteria
Kerikil
Sulit 0,80 Onggokan batu hasil
peledakan,
Koefisien traksi adalah suatu faktor yang harus dikalikan pada berat total
kendaraan untuk mendapatkan tenaga maksimum yang boleh dikerahkan agar
roda tidak terjadi selip. Tenaga atau traksi yang boleh dikerahkan agar roda tidak selip
disebut traksi kritis , besarnya traksi tersebut adalah sebagai berikut :
Prestasi kerja suatu peralatan sangat tergantung pada kemampuan operator dalam
menggunakan alat dan mekanik sebagai teknisi yang berperan aktif dalam mengontrol
kondisi alat agar dapat bekerja secara optimal. Untuk klasifikasi operator dan mekanik
akan dibagi dalam 4 klasifikasi berdasarkan Curriculum Vitae (CV) yakni :
a) Terampil yakni pendidikan STM / sederajat, memiliki sertifikat
SIMP/SIPP (III) dan pengalaman kerja lebih dari 6000 jam
b) Baik yakni Pendidikan STM /sederajat / memiliki sertifikat SIMP/SIPP
(II) dan pengalaman kerja 4000-6000 jam.
c) Cukup yakni pendidikan STM/ sederajat, memiliki sertifikat SIMP/SIPP
(I) dan pengalaman kerja 2000 4000 jam.
d) Sedang yakni pendidikan STM/sederajat , pengalaman kerja kurang dari
3000 jam.
2
02
2.3.7 Job Faktor
Job faktor merupakan job efisiensi yang sebenarnya. Job efisiensi dapat
diartikan perbandingan antara besaran sumber daya yang dikerahkan dengan keluaran
sember daya yang nilainya baru dapat diketahui setelah pekerjaan selesai.
Sebagai penggantinya digunakan Job Faktor ( ETOT) yang artinya kombinasi dari
faktor-faktor yang telah diuraikan secara bersama-sama dan saling terikat
mempengaruhi produksi perlalatan. Besarnya nilai gabungan tersebut dapat
dinyatakan dengan :
Etotal = Eam + Eco + Em + EM (2.4)
dimana :
Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak, maka selain
tahanan gelinding terdapat gaya yang menahan alat tersebut. Gaya
tersebut dinamakan tahanan kelandaian. Yang dimaksud dengan kenaikan
permukaan sebanyak 1 % adalah kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak
horizontal. Untuk kenaikan 1 % diperlukan tahanan sebesar 10 kg untuk setiap
1 ton berat alat agar alat tersebut dapat bergerak naik.
Rumus :
GR = 10 Kg x 1% x Berat Kendaraan ( ton). (2.5)
Waktu siklus adalah waktu muat yang dibutuhkan alat untuk 1 kali produksi.
Perhitungan waktu siklus diberlakukan hanya untuk alat-alat yang tidak setiap saat
berproduksi secara terus menerus. Perhitungan waktu siklus berbeda untuk setiap jenis
alat menurut fungsinya, yakni sebagai berikut.
R= ( KedalamanGalian
Kemampuan Alat ) (2.8)
1. Waktu muat sangat mempengaruhi jenis material lunak atau keras dan
kondisi galian
Jadi dapat disimpulkan waktu siklus cukup rumit dan besarnya nilai waktu
siklus berbeda untuk alat yang berbeda merek walaupun kapasitas bucket sama. Oleh
karena itu diperlukan tabel waktu siklus dan tabel faktor R sebagai pegangan untuk
keperluan perhitungan dalam perancanaan yakni sebagai berikut :
0,25 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,20 1,50 1,70
90 0,20 0,20 0,23 0,23 0,23 0,26 0,26 0,26 0,26 0,28 0,30 0,31 0,33
180 0,25 0,25 0,28 0,28 0,28 0,31 0,31 0,31 0,31 0,33 0,35 0,36 0,38
- Galian dangkal
- Kedalaman sedang
a) Waktu muat
b) Waktu berangkat
c) Waktu kembali ( kosong )
d) Waktu pembongkaran
e) Waktu antri
(Sjachdirin M.et al,1998)
Jadi waktu siklus adalah :
Dimana :
Tb ( menit ) tt ( menit )
dimana :
n = jumlah unit peralatan perjenis (unit)
V = volume perjenis pekerjaan (m3)
We = waktu efektif hari kerja (hari)
S = standar jam kerja perhari sesuai peraturan ( jam/hari)
Q = produksi peralatan persatuan-satuan waktu (m3/jam)
Dimana :
N = Tenaga alat
S = kebutuhan spesifik bahan bakar
Untuk Mesin
BB. Om = [ (C/T) + ( S / E) ] N x Hbop ( Rp / jam ) (2.12)
Dimana :
C = 0,13 liter / HP
Dimana :
C = Kapasitas transfer sesuai spesifikasi alat, C = 0.223 liter /Hp
1 Excavator 2,875
Hasil kerja atau produksi peralatan adalah equivalen dengan jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam penggunaan peralatan. Maka dari itu harga hasil kerja per satu
satuan volume yang disebut Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ) alat adalah hasil bagi antara
biaya penggunaan alat dengan hasil kerja atau produksi alat.
Q = q x 60 x E (2.14) Ws
3 Agak Sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah 0,6 0,5
yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir,
tanah koloidal liat, tanah liat dengan kadar air
tinggi, yang telah di stockpile oleh excavator
lain. Sulit untuk mengisi bucket dengan material
tersebut.
4 Sulit Bongkahan, batuan besar dengan tak teratur 0,5 0,4
dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan,
batu bundar, pasir campur batu-batu bundar,
tanah berpasir tanah campur tanah liat, tanah liat
yang sulit dikeruk dengan bucket.
Sumber: Rochmanhadi (1985)
q x 60 x E
( )
Q = Cm (2.16)
7
C = n x ql x K (2.17)
Dimana:
P = produksi perjam (m3/jam)
C = produksi per siklus (m3)
q = produksi /siklus
E = effisiensi
Cm = waktu siklus
n = jumlah siklus dari excavator mengisi dump truck
ql = kapasitas bucket
K = faktor bucket
Q = q x 60 x E Cm
Dimana:
T = Cycle time (menit)
BC = Kapasitas bucket (m)
JM = Kondisi manajemen dan medan kerja
BF = Faktor pengisian bucket
Produksi per jam (1 truck)
8
q x 60 x E
( )
Q = Cm (2.20)
Dimana:
q1 = kapasitas munjung (m3/jam)
k = Faktor bucket
Waktu siklus
a) Pemuatan silang (cross loading)
D D Z
Cm
F R
b) Pemuatan bentuk V (V loading)
Cm 2D D Z F
R
c) Muat angkut (load and carry)
D 2
Cm Z F
Dimana:
D = kapasitas munjung (m3/jam)
k = Faktor bucket
n = V/ (We.S.Q) (2.19)
Dimana:
n = jumlah unit peralatan perjenis (unit)
V = volume perjenis pekerjaan (m3)
kegiatan adalah:
n1 = R x n (unit) (2.20)
9
n2 = R x n1 (unit) dst (2.21)
Dimana:
R = perbandingan produksi peralatan pada kegiatan seri 1 dengan
produksi peralatan pada kegiatan seri 2.
n, n1, n2, dst, adalah jumlah unitperjenis alat yang sesuai dengan jenis kegiatan. (Ir. Susy
Fatena Rostiyanti, 2002)
n = V/ (We.S.Q) (2.22)
Dimana:
n = jumlah unit peralatan perjenis (unit)
V = volume perjenis pekerjaan (m3)
S = standar jam kerja perhari sesuai peraturan ( jam/hari)
Q = produksi peralatan persatuan-satuan waktu (m3/jam)
Biaya operasional adalah merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar alat
dapat bekerja, berikut adalah biaya yang harus dikeluarkan :
Dimana :
N = Tenaga alat
produksi.
Dimana :
C = 0,14 liter / HP
- Untuk Transmisi
Untuk Transmisi, meliputi Tarque Converter, main cluth, stering cases,
differential, final drive.
BBOt = [(C/T) + ( S / E)] x N.Hbop ( Rp / jam ) (2.25)
Dimana :
C = Kapasitas transfer sesuai spesifikasi alat, C = 0.223 liter /Hp
T = interval waktu penggantian minyak pelumas = 1000 jam
S = Hilangnya penguapan atau rembesan pada seal = 0,0003 liter / Hp
E = faktor pengaruhi beban dan jam operasional, dimana nilainya
sama dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.
Dimana, C adalah Kapasitas tangki persediaan bahan hydraulic dengan nilai seperti
pada tabel berikut :
d. Biaya filter
Yang dimaksudkan disini biaya ban, selang, atau pipa - pipa Biaya bahan
pokok ditentukan sebagai berikut :
Dimana :
Untuk jenis alat Dump truck pada kondisi sedang dalam satuan T( jam)adalah
2500 jam.
Yang dimaksudkan disini biaya ban, selang, atau pipa - pipa Biaya bahan
pokok ditentukan sebagai berikut :
Dimana :
Untuk jenis alat Dump truck pada kondisi sedang dalam satuan T ( jam )adalah
2500 jam.
f. Biaya operator
f. Biaya pemeliharaan
1
2
Dimana :
Hasil kerja atau produksi peralatan adalah equivalen dengan jumlah biaya yang dikeluarkan
dalam penggunaan peralatan. Maka dari itu harga hasil kerja per satu satuan volume yang disebut
Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ) alat adalah hasil bagi antara biaya penggunaan alat dengan hasil
kerja atau produksi alat.
1
3
1
41