Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat PERTAMINA

Pada tahun 1871, di daerah Cibodas dekat Majalengka, Jawa Barat


dilakukan usaha pengeboran minyak pertama di Indonesia oleh seorang
pengusaha Belanda yang bernama Jan Reenik, tetapi usaha ini mengalami
kegagalan. Kemudian pada tanggal 15 Juni 1885, berhasil ditemukan sumur
minyak komersil pertama di Indonesia, yaitu di Telaga Tunggal dengan
kedalaman 121 m. Kemudian berturut-turut ditemukan sumur minyak bumi di
Kruka, Jawa Timur 1887, Ledok (Cepu) tahun 1901, pemusiman (Tarakan)
tahun 1905 dan Talang Akar tahun 1901.

Setelah minyak bumi ditemukan maka didirikan kilang-kilang


pengolahan minyak bumi, antara lain: di Wonokromo (1890), Pangkalan
Bradan (1891), Cepu (1894). Sungai Gerong dan Plaju (1920), selanjutnya
menyusul beberapa buah kilang lainnya di Indonesia. Usaha pengeboran ini
dilakukan oleh perusahaan pengeboran asing, seperti; Royal Dutch Company,
Shell, Stanvac, Caltex, dan lain-lain. Tetapi setelah kemerdekaan, dilaksanakan
usaha-usaha untuk mengambil alih kekuasaan di bidang industri perminyakan
dan gas bumi, diantaranya perusahaan PT. EMTSU menjadi PERTAMINA
berdasarkan perintah dari Kolonel Sutowo tanggal 10 Desember 1957, yang
kemudian pada tanggal tersebut dianggap sebagai hari jadi PERTAMINA.
Berdasarkan Undang-undang tahun 1960 yang disebut Undang-undang
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, dan pada tahun 1961 dibentuk tiga
perusahaan negara di sektor minyak dan gas bumi, yaitu :

Anggi Antonius
5
1315021008
PN. PERTAMIN berdasarkan PP No. 3 / 1961.
PN. PERMINA berdasarkan PP No. 196 / 1961.
PN. PERMIGAN berdasarkan PP No. 199 / 1961.

Operasi penyediaan dan pelayanan bahan bakar minyak dalam negeri


sejak tahun 1961 diusahakan oleh PN. PERMINA. Sedangkan pada tahun
1965 seluruh kekayaan PT. SHELL Indonesia termasuk kilang minyak dan gas
bumi Plaju, Balik Papan, dan Wonokromo dibeli oleh PN. PERMINA.
Sedangkan pada tahun 1965 PN. PERMIGAN dibubarkan dan pada tahun
1970, PN. PERTAMIN membeli kilang minyak PT. STANVAC Indonesia di
Sungai Gerong.

Dalam rangka mempertegas struktur dan prosedur kerja demi


melancarkan usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi, maka pada
tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP No. 27 / 1968 dibentuk perusahaan-
perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi nasional atau yang lebih
dikenal dengan nama PN. PERTAMINA, yang merupakan penggabungan dan
PN. PERTAMIN dan PERMINA.

Untuk landasan kerja baru bagi PERTAMINA lahirlah UU No. 8 / 1971


pada tanggal 15 September 1971. UU tersebut menyatakan bahwa PERTAMINA
sebagai pengelola tunggal di bidang Perusahaan Minyak dan Gas Bumi di
Indonesia, dengan Tri Tunggal Utama, yaitu:
a. Penghasil sumber energi terbesar.
b. Penghasil sumber devisa bagi negara.
c. Penyediaan lapangan kerja sekaligus pelaksana ahli teknologi dan ilmu
pengetahuan.

Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh


tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki tujuh buah unit
pengolahan yang tersebar di tujuh daerah di seluruh Indonesia, yang salah
satunya, yaitu Unit Pengolahan III yang berada di daerah Plaju dan Sungai Gerong

Anggi Antonius
6
1315021008
Sumatera Selatan, dimana daerah operasinya meliputi Kilang Plaju dan Kilang
Sungai Gerong.

Kilang Plaju yang terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah
barat Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda
dengan nama Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM). Tujuan dari
pembangunannya adalah untuk mengolah bahan mentah yang berasal dari
Prabumulih dan Jambi. Tahun 1957, kilang ini diteruskan pengelolaannya oleh PT.
SHELL Indonesia, yaitu perusahaan minyak Inggris. Dan pada tahun 1965
kilang ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Kapasitas dari kilang Plaju ini
adalah sebanyak 100 MBCD.

Kilang minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan


Sungai Komering dibangun oleh perusahaan minyak Amerika ESSO (STANVAC)
pada tahun 1920. Kilang ini baru dibeli oleh PERTAMINA pada tahun 1970,
dengan kapasitas produksi 70 MBCD, dan kapasitasnya 25 MBCD, sesuai
dengan unit yang ada.

Perkembangan selanjutnya adalah pada tahun 1972 dibangun Asphalt

Bowling Plant dengan kapasitas 45.000 ton per tahun dan sebagai bahan bakunya

didatangkan Bitumen Feed Stock dari Cilacap. Pada tahun 1973, mulai

dioperasikan Polypropylene Plant dengan kapasitas 20.000 ton pertahun, yang

mana Propylene Pellet sebagai bahan baku industri plastik.

Pada tahun 1973, dua kilang ini dioperasikan secara terpadu dengan tujuan
agar dapat dilakukan penerimaan feed atau produk antara dua kilang untuk
meningkatkan produksi, yang dinamakan Proyek Integrasi Kilang Plaju dan
Kilang Sungai Gerong.

Pada tahun 1982, dimulai pembangunan proyek Plaju Aromatic Centre


(PAC) yang merupakan pabrik Petro Kimia. Pendirian pabrik ini bertujuan untuk

Anggi Antonius
7
1315021008
memenuhi permintaan dalam negeri akan tepung untuk bahan baku serat polyster,
yaitu Purified Terephtalic Acid (PTA).

Perkembangan lain dari PERTAMINA RU III adalah dilaksanakannya


Proyek Kilang Musi I (PKM I) yang dimulai dari tahun 1982 secara bertahap.
Adapun sasaran PKM I adalah konservasi energi dan meminimumkan produksi
LSWR (Low Sulfur Wax Residu), dengan jalan meningkatkan efisiensi unit-unit
proses dengan membangun beberapa unit proses baru yang meliputi:
a. Mengganti Furnace beberapa peralatan Crude Distiller Plaju (CD II,
III, IV, dan V) untuk menurunkan pemakaian bahan bakar.
b. Repumping FCCU (Fluid Catalytic Unit) dan Light Ends di Sungai
Gerong.
c. Membangun HVU (High Vacum Unit) di kilang Sungai Gerong.
d. Melengkapi fasilitas transfer dari Plaju ke Sungai Gerong.
e. Mengganti isolasi Steam dan Vessel untuk memperkeci) Head Loss.

Pada tahun 1984, diadakan pembangunan kilang TA/PTA dan beroperasi


sejak tahun 1986 dengan kapasitas 150.000 ton/tahun. Sedangkan tahun 1987
didirikanlah proyek Energy Conservation Improvement (ECI), dan tahun 1985
dibangun Asphalt Drum Filling dengan kapasitas 75.000 ton pertahun, tahun 1988
didirikan proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (PUEK).

Tahun 1990, Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000


ton/tahun dan pada tahun 1991 diadakan PKM II yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas Polypropylene Plant dengan membangun satu Train satu
Utilities berupa gas turbin sebagai penggerak generator listrik.

2.2 Sejarah singkat Pertamina RU III-Plaju

PERTAMINA RU III merupakan salah satu unit proses operasi produksi


yaitu pengolahan yang terdapat di Sumatera Selatan. Kilang PERTAMINA RU III
(kilang minyak Plaju dan kilang minyak Sungai Gerong) meliputi :

Anggi Antonius
8
1315021008
a. Kilang BBM
Untuk kilang di daerah Plaju, unit Kilang BBM: Unit Primary Process
yang ada meliputi Crude Distillation II, III, IV, V, dan RDU I dan II
(modifikasi CDU VII). Selain itu, terdapat pula Unit Secondary Process yaitu
HAWS Treater, BB Treater, Caustic Treater, Doctor Treater SRMGC, DBMGC,
Stabilizer C/A B, Thermal Reforming I, BB Distiller, Polymary Zation dan
Alcilition.

Sedangkan untuk kilang di Sungai Gerong yang terletak di sebelah


timur Sungai Komering, yang masih beroperasi yaitu Crude Distiller VI,
Redistiller II dan IV (Primary Process) High Vacum Distiller Unit II, FCCU.

b. Kilang Non BBM/Petrokimia


Unit III mempunyai 2 unit Kilang Petrokimia, yaitu :
1. Kilang polypropylene
2. Kilang TA/PTA

2.3 Pengolahan Minyak Bumi Secara Umum

Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi sampai menjadi produk jadi


dibagi menjadi empat golongan :

2.3.1 Pengolahan Secara Fisis (Primary Process)

Primary prosess merupakan awal yang terdapat di dalam industri


minyak bumi. Ini merupakan proses utama di kilang minyak bumi. Tujuan
proses ini adalah untuk memisahkan campuran hidrokarbon yang terdapat di
dalam crude oil menjadi fraksi-fraksi yang diinginkan. Pada proses ini tidak
terjadi perubahan struktur dari minyak bumi. Yang temasuk dalam primary
process :
a. Pemisahan berdasarkan viskositas
b. Pemisahan berdasarkan kelarutan (Ekstraksi dan Absorbsi)
c. Pemisahan berdasarkan titik leleh

Anggi Antonius
9
1315021008
Pengolahan secara Konversi (Second Process)
Konversi yaitu suatu proses selain untuk menambah kualitas dan kuantitas
suatu produk, dengan konversi dapat dihasilkan produk lain yang lebih ekonomis.
Proses-proses yang termasuk dalam proses konversi adalah Cracking, Reforming,
Polymerisasi, dan Alkylasi.

Pemurnian (Treating)

Treating adalah proses pemurnian produk hasil pengolahan untuk


menghilangkan atau mengurangi senyawa-senyawa yang tidak diinginkan.
Misalnya sulfur , merkaptan, dan nitrogen Selain itu juga berfungsi untuk :
a. Mencampurkan campuran dengan aditif
b. Menyempurnakan warna
c. Menghilangkan Gum, Resin, Material Asphaltic

2.3.2 Pencampuran (Blending)

Blending adalah proses pencampuran beberapa produk lain yang


memenuhi spesifikasi.

2.4 Produk- Produk Yang Dihasilkan PERTAMINA RU III

Produk - produk yang dihasilkan PERTAMINA RU III meliputi dua


macam produk yaitu :
a. Produk BBM

1. Avigas (Aviation Gasoline), digunakan sebagai bahan bakar


pesawat terbang bermesin torak.
2. Avtur (Aviation Turbine Fuel), digunakan untuk bahan bakar
pesawat terbang bermesin turbo (pesawat jet).
3. Pertamax (pengganti dari Super 98), digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor.
4. Premium, digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bilangan oktan yang lebih rendah dari Pertamax.

Anggi Antonius
10
1315021008
5. Kerosine, digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah tangga.
6. ADO (Automotive Diesel Oil) atau solar, digunakan sebagai bahan
bakar mesin mobil diesel.

b. Produk Non BBM

1. LPG (Liguid Peroleum Gas), digunakan untuk bahan bakar


keperluan rumah tangga.
2. Pelarut (Solvent), seperti SBPX, HAWS, dan BGO. Digunakan
sebagai pelarut dalam industri.
3. Polytam Pellet, digunakan sebagai bahan baku plastik.
4. PTA (Purified Terepthalic Acid) Powder, digunakan sebagai bahan
baku Polyster.
5. Musi cool, digunakan sebagai refrigerant (pengganti freon).
6. Musi green, digunakan sebagai propellant.

2.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani


operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan
agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.

Anggi Antonius
11
1315021008
GM REFINERY
UNIT III

SMOM
SECRETARY

PRODUCTION REFINERY PLANNING & MAINTENANCE MAINTENANCE


MANAGER OPTIMIZATION PLANNING & SUPPORT EXECUTION
MANAGER MANAGER

ENGINEERING RELIABILITY PROCEDUREMENT HSE COORDINATOR GENERAL


& MANAGER MANAGER MANAGER OPI AFFAIRS
DEVELOPMENT MANAGER

Gambar 2.1 Organization Structure Refinery Unit III Plaju

Pertamina RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager (GM)


yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan Kepala Bagian sebagai berikut :

a. SMOM
b. Production Manager
c. Refinery Planning & Optimization Manager
d. Maintenance Planning & support Manager
e. Maintenance Execution Manager
f. Engineering & Development Manager
g. Reliability Manager
h. Procurement Manager
i. HSE Manager
j. Coordinator OPI
k. General Affairs Manager

Anggi Antonius
12
1315021008
Sistem pemeliharaan di kilang Pertamina RU III dilaksanakan oleh
Maintenance Excecution yang mempunyai tugas menunjang operasi Kilang.

Pertamina RU III, bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penyediaan


suku cadang, rancang bangun, engineering dan pemeliharaan alat-alat yang ada di
dalam suatu Kilang. Fungsi Maintenance Excecution adalah salah satu fungsi di
PERTAMINA RU III yang bertugas memelihara kilang baik itu kilang BBM
maupun kilang non BBM yang mempunyai luas area pemeliharaan sekitar 350 ha.
Fungsi Maintenance Excecution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri dari :
a. Fungsi Bengkel (Workshop) mempabrikasi, merekondisi, mengganti,
menginstall, suatu peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan di
lapangan atau lebih efektif dan efisien dila dilakukan di Workshop.

b. Fungsi Pemeliharaan I (Maintenace Area I) yang mempunyai tugas untuk


memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang CD & GP
Plaju.
c. Fungsi Pemeliharaan II (Maintenace Area II) yang mempunyai tugas
untuk memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Non
BBM Petrokimia Polypropilene, dan UTL.

d. Fungsi Pemeliharaan III (Maintenace Area III) yang mempunyai tugas


untuk memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang
Sungai Gerong.

e. Fungsi Fasum (General Maintenace) yang mempunyai tugas untuk


memelihara dan memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ad disekitar
kilang.

Dalam hal melaksanakan Kerja praktek serta penulisan laporan dari total
waktu kerja praktek yang dilakukan di PT. PERTAMINA RU III selama lebih
kurang 1 Bulan, penulis Berada di Workshop Section dalam melaksanakan Kerja
Praktek di laporan Ini.

Anggi Antonius
13
1315021008
2.6 Workshop Maintenance Excecution
Manager
Maintenance Execution

Workshop
Section Head

Elect & Ints Mechanical Calibr Maintenan HV Equip


Workshop Worrkshop Sertif & ce Shift & Ring
SR SR Tools Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor Workshop
Supervisor

Electrical Stationary
Maintenan HV Equip
W/S w/s
ce Shift &
Tecnician Tecnician Calibr
Tecnician Transport
Sertif
Main
Workshop
Tecnician
Instrument TECH
w/s RE W/S
Tecnician Tecnician Master Tool
& Front Rigging
Desk Scaff
Tecnician Tecnician

Gambar 2.2 Organization Structure Workshop-Maintenance Execution

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Workshop, tugas pokok dari bagian


ini adalah melakukan perbaikan terhadap alat yang tidak dapat diperbaiki di
lapangan dan akan lebih effektif apabila dikerjakan di Workshop. Dalam
melaksanakan tugas, Workshop berhubungan langsung dengan bagian yang lain
seperti Maintenance Area I, II dan III, Planing & Schedulling, Mainenance
Planning & Schedulling , dan Procurement.

Anggi Antonius
14
1315021008
Maintena Perbaika Ya Finish
nce Area n aa

Tidak

Workshop
MPS

QC Tidak
Plannig &
Sched
Procurem
ent
Ok

Maintenanc
e Area

Gambar 2.3 Prosedur Perbaikan Equipment

Prosedur perbaikan suatu alat/equipment yang rusak seperti terlihat pada


flow chart di bawah, misalnya suatu peralatan kilang (Heat Exchanger) rusak
maka pihak MA akan memperbaikinya di lapangan dan apabila peralatan yang
rusak tersebut tidak dapat diperbaiki di lapangan atau akan lebih efektif jika
dikerjakan di Workshop maka pihak MA akan membawanya ke Workshop dengan
catatan tidak dapat lagi ditanggulangi langsung di lapangan oleh bagian MA. Lalu
di Workshop, peralatan tersebut didaftarkan terlebih dahulu ke Front Desk untuk
mendapatkan registration card lalu dibawa ke area kerja Heat Exchanger. Di area
kerja Konstruksi, Heat Exchanger tersebut dibongkar dan kemudian diperiksa
kerusakannya bersama dengan bagian stationary equipment engineering MPS.

Anggi Antonius
15
1315021008
Fungsi dari rotating equipment engineering MPS dalam kegiatan pemeriksaan
kerusakan Heat Exchanger adalah untuk membuat rekomendasi perbaikan yang
harus dilakukan dan mencatat komponen Heat Exchanger yang rusak yang perlu
diganti. Kemudian Stationary equipment engineering MPS memberikan
rekomendasi komponen komponen yang harus diganti dengan yang baru kepada
bagian Planning schedulling agar dapat dibuatkan job plant nya. Lalu job plant
tersebut diproses oleh bagian Procurement untuk melakukan pembelian terhadap
komponen tersebut. Sambil menunggu barang datang, di bengkel, Heat
Exchanger tersebut dibersihkan . Setelah barang yang dibeli tiba di bagian
Procurement maka bagian stationary equipment engineering MPS melakukan
pemeriksaan terhadap barang tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
yang dipesan. Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk
kemudian dipasang di Heat Exchanger hingga selesai dan setelah selesai
diperbaiki maka akan diperiksa hasilnya kemudian oleh stationary engineering
MPS dan dilakukan test. Kemudian setelah selesai di inspeksi dan hasilnya bagus
maka peralatan tersebut dilaporkan ke Front Desk untuk dibuat rekaman mutunya
yang kemudian akan diserahkan kembali kepada bagian MA yang mengirimkan
peralatan tersebut untuk kemudian dipasang kembali.

2.7 Sarana Dan Fasilitas Workshop Maintenance Excecution

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di Bengkel didukung dengan

sarana dan fasilitas yang memadai. Sarana dan fasilitas yang ada di bengkel yaitu :

a. Mechanical Section
1. Rotating
yaitu terdiri dari Pompa dan Bubut pada Mesin-mesin bubut berupa
grinda, boring, balancing, sekrap CNC machine dan lain-lain.
2. Non Rotating
Terdapat Las Kontruksi dan Bundle juga berupa Mesin las, rolling,
grinda dan lain-lain. Fitting Mesin berupa Lapping, pneumatic
lapping dan lain-lain.

Anggi Antonius
16
1315021008
b. Listrik & Instrumentasi
1. Listrik : Rewinding & O/H, Motor, Trafo, Mesin-mesin Listrik dan
lain- lain.
2. Instrumentasi : Elektronika Pneumatic dan lain-lain.

c. Tool & Kalibrasi


a. Calibration Sertification
b. Master tools & Front Desk

d. Maintenance SS.
a. Shift Tech : Spesial Tool dan alat yang bersifat umum.

e. Heavy Equipment & Rigging


a. Heavy Equipment : Alat transportasi dan alat angkat.
b. Rigging : Scaff Holding, Alat keselamatan kerja.

Anggi Antonius
17
1315021008

Anda mungkin juga menyukai