Anda di halaman 1dari 2

Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang dapat memberi efek

menguntungkan terutama untuk kesehatan organisme inang tempatnya


menumpang. Probiotik mempunyai beberapa fungsi fisiologis seperti
menghambat patogen, membantu pencernaan, regulasi aktivitas imun dan
antitumor. Hal yang menarik dari peran probiotik dalam tubuh binatang dan
manusia adalah menurut penelitian yang bari-baru ini dilakukan, probiotik dapat
memberi efek menurunkan kadar lemak dalam tubuh (Zhang & Zhang, 2013).

Lactobacilli yang terkandung dalam susu fermentasi diduga dapat mereduksi


kolesterol. Adanya efek ini semakin deiperjelas dengan mekanisme dekonjugasi
garam empedu dan kemampuan Lactobacillus dalam mengasimilasi kolesterol.
Studi terbaru dari Lye et al menyatakan bahwa terdapat 5 mekanisme yang
mungkin dimiliki probiotik berkaitan dengan regulasi lemak adalah asimilasi
kolesterol ketika masa pertumbuhan, mengikat kolesterol ke permukaan sel
probiotik, gangguan pada jaringan adiposa, dekonjugasi garam empedu, dan
aktivitas hidrolase garam empedu. Studi yang dilakukan baru-baru ini oleh
Sridevi et al menyatakan bahwa Lactobacillus buchneri ATCC 4005 memberi efek
penurunan kolesterol paling besar karena produksi hidrolase garam empedu
yang optimal (Zhang & Zhang, 2013).

Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang mekanisme hidrolase garam


empedu. Empedu merupakan salah satu kelenjar (aksesoris) pencernaan yang
mengandung larutan berwarna hijau kekuningan. Kandungan larutan tersebut
meliputi asam empedu, kolesterol, pospolipid, dan pigmen biliverdin. Cairan
empedu mempunyai fungsi utama untuk mencerna lemak. Prosesnya meliputi
mengemulsi dan melarutkan lemak (Begley et al, 2006).

Gambar 1.1 (A) struktur asam empedu, (B) peristiwa dekonjugasi oleh aktivitas
enzim BSH, dan (C) deteksi aktivitas BSH (Begley et al, 2006)

Asam empedu primer disintesis dari kolesterol dalam hati dan terkonjugasi
dengan taurine atau glisin. ikatan amide menghubungkan grup karboksil pada
asam empedu dengan grup asam amino. enzim BSHs kemudian memotong
ikatan peptida asam empedu yang menyebabkan putusnya grup asam amino
dari inti steroid. Proses ini menghasilkan endapan dekonjugasi asam empedu
yang terjadi pada pH yang rendah (asam) (Begley et al, 2006). Menurut sebuah
penelitian, strain L. Acidophilus dan L. Casei mempunyai aktivitas BSH yang
tinggi sehingga mempunyai kemampuan dekonjugasi dengan sodium glikokolat
dan sodium taurokolat yang tinggi juga (Liong & Shah, 2005).

Asam empedu tersebut diekskresikan melalui saluran kanalikuli pada hati


menuju sistem empedu. Lebih dari 95% asam empedu disekresikan dalam
empedu dan direabsorbsi di dalam ileum dan kemudian kembali ke hati. Proses
ini disebut sirkulasi enteropatik yang terjadi sekitar 4 hingga 12 siklus setiap
hari. Fungsi utama asam empedu seperti yang telah disebutkan diatas adalah
membantu absorbsi lemak dan nutrien yang terlarut dalam lemak. Mereka
dikenali sebagai molekul sinyal melalui aktivasi reseptor seperti reseptor
Farnesoid X (FXR) atau reseptor pasangan protein G (TGR5) (Gerard, 2013).

Hidrolisis ikatan C24 N-acyl amide yang terkonjugasi pada asam empedu
dikatalisis oleh enzim hidrolase garam empedu (BSHs). Kebanyakan BSHs
menghidrolisis baik glisin maupun taurine yang terkonjugasi dengan asam
empedu. Gen BSH ini telah terdeteksi pada mikrobiota dalam usus dan telah
diisolasi dari bakteri Bacteroides fragilis, B. Vulgatus, Clostridium perfringens,
Listeria monocytogenes dan beberapa spesies Lactobacillus dan Bifdobacterium
(Gerard, 2013).

Aktivitas BSH ini memberikan efek penurunan kolesterol. Pemberian probiotik


secara oral telah terbukti mereduksi level kolesterol cukup signifikan mencapai
22 hingga 33% atau dapat juga mencegah peningkatan level kolesterol pada
mencit yang diberi asupan makanan dengan kadar lemak tinggi. Dekonjugasi
asam empedu dapat mengurangi efisiensi reabsorbsi lemak sehingga
meningkatkan ekskresi kolesterol bersama feces dan juga sisa asam empedu
bebas. Dekonjugasi asam empedu ini juga dapat mereduksi kelarutan dan
absorbsi kolesterol dalam lumen usus (Bagley et al, 2006).

Begley, Maire., Hill, Colin., Gahan, Cormac G. M. 2006. Bile Salt Hydrolase
Activity in Probiotics. Applied and Environmental Microbiology. 72 (3): 1729-
1738.

Gerard, Philippe. 2013. Metabolism of Cholesterol and Bile Acids by the Gut
Microbiota. Pathogens. 3: 14-24.

Liong, M. T. Shah, N. P. 2005. Bile Salt Deconjugation Ability, Bile Salt Hydrolase
Activity and Cholesterol Co-percipitation Ability of Lactobacilli Strains.
International Diary Journal. 15: 391-398.

Zhang, Yong., Zhang, Heping. 2013. The Effect of Probiotics on Lipid


Metabolism. InTech. Page 443-460.

Anda mungkin juga menyukai