Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. TUJUAN
Tujuan dari praktik ini adalah:
- Mahasiswa dapat mengerti cara pengukuran menggunakan leveling
- Mahasiswa dapat mengukur jarak dan beda tinggi antar titik pada suatu medan
dengan cara menempatkan alat ukur di titik pengukuran
- Mahasiswa dapat merencanakan pembuatan jalan
- Mahasiswa dapat menghitung volume galian untuk pembuatan jalan
B. LANDASAN TEORI
Pada pengukuran jalur lintas untuk jalan raya atau jalur pipa, misalnya, elevasi
diperlukan pada setiap station pada jarak 100 ft (atau 30-an), pada titik sudut (titik yang
menandai perubahan arah), pada perubahan-perubahan kemiringan permukaan tanah
dan pada titik-titik genting seperti jalan, jembatan, dan gorong-gorong. Bila digambar,
elevasi-elevasi ini menunjukan sebuah profil sebuah garis yang menggambarkan
elevasi tanah pada irisan vertikal sepanjangjalur pengukuran. Untuk kebanyakan
proyek rekayasa, profil-profl diambil sepanjang garis pusat yang dipancang pada
statiun-statiun 100-ft atau, bila perlu karena tanah bergelombang, dalam pertambahan
jarak 50 atau 25-ft (15 atau 10 m).
Sifat datar profil, seperti sifat datar memanjang, perlu penentuan titik-titik balik
pada mana baik bidikan plus maupun minus dibaca. Selain itu, sejumlah rambu depan-
antara (bidikan minus) ditetapkan pada titik-titik sepanjang jalur dari tiap titik
pemasangan instrumen seperti ditunjukan dalam gambar 1.
Seperti dinyatakan dalam catatan, bidikan plus diambil pada titik tetap duga dan
bidikan antara dibaca pada stasiun-stasiun, pada perubahan-perubahan permukaan
tanah, dan pada titik-titik kritis, sampai dicapai batas jarak bidikan teliti. Kemudian
dipilih titik balik, instrumen dipindahkan ke depan, dan proses diulang. Alat sipat datar
itu sendiri biasanya tidak dipasang pada garis pusat sehingga dapat diperoleh bidikan-
bidikan yang panjangnya lebih seragam. Titik-titik tetap duga yang ditempatkan agar
tak menghalangi konstruksi mendatang, ditetapkan sepanjang jalur pada garis panjang.
Terbukti bahwa bila dilaksanakan pengecekan halaman pada hitungan-
hitungan aritmetika, hanya bidikan-bidikan minus yang diambil pada titik-titik balik
dapat dipakai. Karena alasan ini, dan untuk memisahkan titik-titik yang akan digambar,
maka untuk bidikan-bidikan antara lebih baik diseiakan sebuah kolom terpisah.
Pembacaan pada permukaan yang diperkeras, seperti jalan beton, kaki lima,
pinggiran jalan, dapat diambil sampai 0,01 ft. Pembacaan lebih kecil dari 0,1 ft pada
permukaan berupa tanah tidaklah praktis. Sebuah pengukur elevasi yang dipakai di
jalan-jalan, adalah alat mekanis atau elektromekanis beroda yang ditarik oleh mobil
atau truk, mengukur lereng dan jarak kemudian secara otomatis dan terus-menerus
mengintegral dan mencatat hasilnya sebagai selisih-selisih elevasi. Sebuah profil
dengan kerelitian orde-keempat dapat diperolej pada kecepatan 30 mil/jam.
1. Profil memanjang
2. Profil melintang
1. Profil Memanjang
Profil memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan
raya, saluran air, pipa air minum, riool. Dengan jarak dan beda tinggi titik-titik di
atas permukaan bumi didapatlah irisan tegak lapangan yang dinamakan profil
memanjang pada sumbu proyek. Di lapangan dipasang pancang-pancang dari kayu
yang menyatakan sumbu proyek, dan pancang-pancang itu digunakan pada
pengukuran penyipat datar yang memanjang untuk mendapatkan profil
memanjang.
Tentukanlah lebih dahulu skala untuk jarak dan tinggi. Karena jarak jauh
lebih panjang daripada beda tinggi, maka untuk jarak dan untuk tinggi selalu
diambil skala yang tidak sama dan skala untuk jarak akan lebih kecil daripada
skala beda tinggi.
2. Profil Melintang
C. ALAT
- Yalon : 2 buah
- Levelling : 1 buah
- Three Foots : 1 buah
- Bak ukur : 1 buah
- Pita ukur : 1 buah
- Pen ukur : 11buah
- Tali : 1 gulung
- Alat tulis dan hitung
D. KESELAMATAN KERJA
E. LANGKAH KERJA
1. Pilihlah medan yang akan diukur guna rencana pembuatan jalan.
2. Tentukan titik-titik pusat (A, B, C, dst) secara memanjang yang akan diukur
guna mendapatkan data hasil pengukuran memanjang.
3. Tentukan juga titik-titik yang berada di samping (A 1, A2, B1, B2, dst) titik pusat
yang segaris dengan titik pusat yang akan diukur guna mendapatkan data hasil
pengukuran melintang.
4. Posisikan leveling di titik A lalu lakukkan pengukuran pada titik B, pengukuran
dilakukan dengan membaca skala bak ukur yang berimpit pada setiap benang
pada leveling.
5. Dari titik A juga dilakukan pengukuran ke titik A1 dan A2 dan didapat data
pengukuran melinntang di titik A.
6. Posisikan alat di titik B dan lakukan hal yang sama ketika pengukuran di titik
A.
F. GAMBAR KERJA
a. Profil Memanjang
b. Profil Melintang
H. ANALISIS DATA
T
i
t
i
k
52. A 77. A1 = (145,2 103. A2 = (100,3
53. -141,5)x100 97,1)x100
54. B 78. = 370 cm 104. = 290 cm
55. 79. B1 = (133,8- 105. B2 = (118,9
56. C 129,50)x100 114,35)x100
57. 80. = 430 cm 106. =455 cm
58. D 81. C1 = (162,4 107. C2 =(150,8
59. 158,4)x100 146,2)x100
60. E 82. = 400 cm 108. = 455 cm
61. 83. D1 = (250,2 109. D2 =(141
62. F 246)x100 136)x100
63. 84. = 420 cm 110. = 500 cm
64. G 85. E1 = (281 111. E2 =(75,2
65. 276)x100 68,8)x100
66. H 86. = 500 cm 112. = 640 cm
67. 87. F1 = (293,4 113. F2 = (113,5
68. I 289,2)x100 100,5)x100
69. 88. = 420 cm 114. = 1280 cm
70. J 89. G1 = (266 115. G2 =(136
71. 261,6)x100 130)x100
K 90. = 440 cm 116. = 600 cm
72. 91. H1 = (248,9 117. H2 =(108,5
73. 244,1)x100 102,9)x100
74. L 92. = 480 cm 118. = 560 cm
93. I1 = (220,1 119. I2 =(90,5
218,3)x100 83,7)x100
94. = 180 cm
75. 120. = 680 cm
76. M 95. J1 = (146,1 121. J2 =(36,9
141,1)x100
30,7)x100
96. = 480 cm 122. = 620 cm
123. K2 =(53,9
97. K1 = (146,5
142,5)x100 48,7)x100
98. = 400 cm 124. = 520 cm
99. L1 = (141,3 125. L2 =(42,6
137,7)x100
37,7)x100
100. =
360 cm 126. =490 cm
131.
203.
204. A. Profil A1 A A2
205. 19,9 Galia X1 370
cm n cm
290 X2 Timbu 24,3
cm nan cm
206.
210.
1. Galian
290 200
211. 19,9 = X1
214.
2. Timbunan
215.
370 200
216. 24,3 = X2 x2 = 13,13 cm
217.
218. Luas Timbunan = x 200 cm x 13,13 cm
219. = 1313 cm2
220.
221.
222. B. Profil B1 B B2
223.
229.
1. Galian
455 200
230. 11,2 = X1 X1 = 4,92 cm
2. Timbunan
232.
430 200
233. 3,8 = X2 x2 = 1,76 cm
234.
235. Luas Timbunan = x 200 cm x 1,76 cm
236. = 176 cm2
237.
= 607875 cm3
= 0,6078 m3
240.
1
241. Volume timbunan = [ 2 x (232 cm2 + 176 cm2) x 375 cm
= 76500 cm3
= 0,0765 m3
242.
243. C. Profil C1 C C2
244.
248.
1. Galian
455 200
249. 3,5 = X1
2. Timbunan
252.
400 200
253. 8,2 = X2 x2 = 4,1 cm
254.
255. Luas Timbunan = x 200 cm x 4,1 cm
256. = 410 cm2
= 135660 cm3
= 0,13566 m3
259.
1
260.
Volume timbunan = [ 2 x (176 cm2 + 410 cm2) x 420 cm
= 123060cm3
= 0, 12306 m3
261.
262. D. Profil D1 D D2
263.
267.
1. Galian
500 200
268. 23,5 = X1
2. Timbunan
271.
420 200
272. 86,1 = X2 x2 = 41 cm
273.
274. Luas Timbunan = x 200 cm x 41 cm
275. = 4100 cm2
276.
= 339140 cm3
= 0,33914 m3
279.
1
280.
Volume timbunan = [ 2 x (410 cm2 + 4100 cm2) x 620 cm
= 1398100cm3
= 1,3981m3
281.
282.
283. E. Profil E1 E E2
284.
288.
1. Galian
640 200
289. 30 = X1
2. Timbunan
292.
500 200
293. 153 = X2 x2 = 61,2 cm
294.
295. Luas Timbunan = x 200 cm x 61,2 cm
296. = 6120 cm2
297.
= 525700cm3
= 0,5257 m3
300.
1
301.
Volume timbunan = [ 2 x (4100 cm2 + 6120 cm2) x 560 cm
= 2861600cm3
= 2,8616 m3
302.
303.
304. F. Profil F1 F F2
305.
309.
1. Galian
1280 200
310. 56,1 = X1
2. Timbunan
314.
420 200
315. 128,3 = X2 x2 = 61,095 cm
316.
317. Luas Timbunan = x 200 cm x 61,095 cm
318. = 6109,5 cm2
= 507948cm3
= 0,507948 m3
321.
1
322.
Volume timbunan = [ 2 x (6120 cm2 + 6109,5 cm2 ) x 560
cm
= 3424260 cm3
= 3,424260 m3
323.
324. G. Profil G1 G G2
325.
1. Galian
600 200
329. 52 = X1
2. Timbunan
332.
440 200
333. 78.5 = X2 x2 = 35,68 cm
334.
335. Luas Timbunan = x 200 cm x 35,68 cm
336. = 3568 cm2
= 938496 cm3
= 0,938496m3
339.
1
340.
Volume timbunan = [ 2 x (6109,5 cm2 + 3568 cm2 ) x 520
cm
= 2516150 cm3
= 2,51615 m3
341.
342. H. Profil H1 H H2
343.
1. Galian
560 200
347. 114,3 = X1
2. Timbunan
350.
480 200
351. 26.5 = X2 x2 = 11,04 cm
352.
353. Luas Timbunan = x 200 cm x 11,04 cm
354. = 1104 cm2
= 1628200 cm3
= 1,6282m3
357.
1
358.
Volume timbunan = [ 2 x (3568 cm2 + 1104 cm2 ) x 560 cm
= 2636480 cm3
= 2,63648 m3
359.
360. I. Profil I1 I I2
361.
1. Galian
680 200
365. 128,9 = X1
2. Timbunan
368.
180 200
369. 3,2 = X2 x2 = 3,56 cm
370.
371. Luas Timbunan = x 200 cm x 3,56 cm
372. = 356 cm2
1
374. Volume galian = [ 2 x (4082 cm2 + 3791 cm2 )] x 560 cm
= 2204440 cm3
= 2,20444 m3
375.
1
376.
Volume timbunan = [ 2 x (1104 cm2 + 356 cm2 ) x 560 cm
= 408800 cm3
= 0,4088 m3
377.
378. J. Profil J1 J J2
379.
1. Galian
384. Luas Galian = (129,2 + 19,3) x 4 x
385. = 297,4 cm2
1
390. Volume galian I = [ 2 x (3791 cm2 + 193,9 cm2)] x 520 cm
392. = 1,036074 m3
1
393. Volume galian II = [ 2 x (356 cm2 + 84 cm2)] x 520 cm
394.
= 114400 cm3
395. = 0,1144 m3
396.
397. K. Profil K1 K K2
398.
1. Galian
403. Luas Galian = (179,7 + 86,5) x 4 x
404. = 532,4 cm2
1
405. Volume galian = [ 2 x (297,4 cm2 + 532,4 cm2)] x 600 cm
406.
= 248940 cm3
407.
= 0,24894 m3
408. L. Profil L1 L L2
409.
1. Galian
414. Luas Galian = (195,85 + 96,5) x 4 x
415. = 584,7 cm2
1
416. Volume galian = [ 2 x (584,7 cm2+ 532,4 cm2)] x 600
cm
417.
= 335130 cm3
418.
= 0,33513 m3
419.
420. M. Profil M1 M M2
421.
1
428. Volume galian = [ 2 x (584,7 cm2+ 374 cm2)] x 600 cm
429.
= 287610 cm3
430.
= 0,28761 m3
431.
I. PEMBAHASAN
432.
433. Dalam pembuatan jalan diperlukan adanya suatu perhitungan yang
akuran mengenai bentuk atau kontur jalan. Leveling memberikan angka yang angkurat
untuk beda tinggi antara dua titik. Di lapngan, kita tentukan medan yang akan kita ukur
beda tingginya yang akan kita jadikan sebagai jalan. Medan yang kita ukur beda
tingginya biasnya memiliki beda tinggi yang berbeda-beda, bahkan ada juga yang
ekstrim beda tinggi. Maka dari itu, perlu adanya suatu perencanaan khusus agar jalan
sesuai dengan keadaan medan. Biasanya jalan dirancang sedemikina rupa sehingga
jalan bisa dipakai dengan aman. Akan terdapat banyak galian dan timbunan pada saat
pembuatan jalan, timbunan dilakukan untuk jalan yang memiliki ketinggian lebih
rendah dari jalan utma yang kita rancang, sedangkan galian dilakukan pada medan
yang memiliki ketinggian lebih dari pada jalan yang kita rancang.
436. Untuk mendapatkan nilai galian dan timbunan diperlukan
perhitungan dan data yang akurat. Data yang akurat ini kita dapatkan dengan
pengukuran menggunakan leveling, meskipun leveling tidak sepopuler dulu lagi karena
sudah ada banyak alat yang lebih mutahir dan canggih tapi leveling masih bisa
diandalkan untuk mendapatkan data yang akurat untuk perhitungan, seperti
perhitungan volume bangun ruang yang ada, seperti rumus volume prisma, sebelum
itu, kita tuangkan data-data yang sudah kita dapatkan ke dalam skets, maka akan
tampak kumpulan bangun datar segitiga. Setelah itu barulah data yang ada diolah
sedemikian rupa sehingga kita dapatkan berapa timbunan atau galaian yang harus kita
lakukan untuk mendapatkan jalan yang ideal. Untuk menimbun atau menggali
usahakan jangan terlalu banyak, karena akan menambah anggaran dana pengeluaran,
usahakan seminimal mungkin sehingga hasil yang kita dapatkan hasil yang maksimal.
439.
440.
J. PENUTUP
441. Kesimpulan
442. Dari hasil praktek dilapangan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Untuk mendapatkna jalan yang ideal diperlukan timbunan atau galian terhadap
medan sehingga jalan yang kita buat menjadi lebih aman, nyaman dan lebih tahan
digunakan.
2. Untuk menghitung timbunan atau galian bisa kita manfaatkan rumus volume
bangun ruang yang ada, seperti prisma.
3. Jalan yang ideal usahakan tidak terlalu banyak bergelomabang, misalkan ada
gelombang jangan terlalu ekstrim.
4. Kelompok kami sudah siap menerima proyek perencanaan jalan.
443.
444. Saran
445. Kepada mahasiswa diharapkan agar melakukan hal berikut ini selama
melakukan pengamatan:
1. Setellah alat terlebih dahulu sampai alat siap digunakan, kemudian amati dengan
cermat angka yang ditunjukan oleh ketiga benang.
2. Perhatikan dan patuhilah keselamatan kerja yang ada.
3. Ketelitian dan konsentrasi sangat dibutuhkan dalam pengukuran
4. Saat pengukuran menggunakan pita ukur, sebaiknya pita ukur sudah dalam
keadaan tegang tanpa adanya gelombang sehingga didapatkan hasil yang akurat.
5. Dalam memegang bak ukur, bak ukur harus pada kondisi diam dan tegak agar
didapat hasil pengukuran yang tepat
6. Kaki statif (three foot) sebaiknya disesuaikan dengan tinggi pengamat, usahakan
juga selebar mungkin sehingga dapat berdiri kokoh.
446.
447.
K. LAMPIRAN
448.
449. Lampiran 1
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464. Lampiran 2
465. -Foto Lapangan
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
493. Percobaan 6
495.
496.
497.
498.
501.
502. KELOMPOK 4
503.
505.
506.
510. 2011