Gambar 2. Clitoris 3
Gambar 3.
Vestibulum3
Gambar 5. Hymen3
i. Ostium Vagina
Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada
gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan jika dibuka,
terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh himen.
7
Gambar 8. Perineum3
cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-
lipatan melintang disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak
(ujung) vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina
menjadi forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang), forniks dekstra
(kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen
yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan
proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1) Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu
haid dan sekret dari uterus.
2) Sebagai alat persetubuhan.
3) Sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b.Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di
dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di
depan.Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan.
Gambar 9. Uterus3
Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat
tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim
terdiri dari 3 lapisan :
1) Peritoneum
9
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi
tuba dan mencapai dinding abdomen (perut).
2) Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses
persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe
dan urat syaraf.
3) Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk
mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya
berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam
kehamilan endometrium berubah menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama
perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui
tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba
uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu
dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal
berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya
menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke
dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian
kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
Serviks adalah bagian khusus dari uterus yang terletak di bawah isthmus.
Pada sisi anterior, batas atas serviks, ostium interna letaknya kurang lebih setinggi
lipatan refleksi peritoneum antar uterus dan kandung kemih.
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena
serviks memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam
vagina. Sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi
10
cairan berlendir (mucus). Pada sekitar ovulasi, mucus ini menjadi banyak, elastis,
dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang
berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
Serviks adalah bagian dari rahim yang paling sempit, terhubung ke fundus
uteri oleh uterine isthmus. Serviks berasal dari bahasa latin yang berarti leher.
Bentuknya silinder atau lebih tepatnya kerucut. Batas atas serviks adalah ostium
interna. Serviks letaknya menonjol melalui dinding vagina anterior atas. Bagian
yang memproyeksikan ke dalam vagina disebut sebagai portio vaginalis. Rata-rata
ukurannya adalah 3 cm panjang dan 2,5 cm lebar portio vaginalis. Ukuran dan
bentuk serviks bervariasi sesuai usia, hormon, dan paritas. Sebelum melahirkan,
ostium eksternal masih sempit, hanya berbentuk lingkaran kecil di tengah serviks.
Bagian luar dari serviks menuju ostium eksternal disebut ektoserviks. Lorong
antara ostium eksterna ke rongga endometrium disebut sebagai kanalis
endoservikalis.
Pasokan darah dari sekviks berasal dari arteri iliaka internal, yang
membentuk uterine arteri. Serviks dan cabang arteri vagina dari uterus mensuplai
bagian vagina bagian atas.
Drainase sistem limfatik dari serviks sangat kompleks, yang meliputi
nodus iliaka internal dan eksternal, nodus obturatorius dan parametrial, dan
banyak lagi. Rute utama penyebaran sistem limfatik dari kanker serviks adalah
melalui limfatik pelvis. Maka radikal histrektomi yang dilakukan secara invasif
untuk mengobati kanker serviks meliputi penghapusan sebagian besar sistem
limfatik di daerah pelvis.
Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga
sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan
vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri dari portio vaginalis, yaitu
bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks
uteri kira-kira 2,5 3cm dan memiliki diameter 2 - 2,5cm. Pada bagian anterior
serviks berbatasan dengan kantung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi
oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac.
a) Saat lahir, seluruh serviks yang terpajan dilapisi oleh epitel skuamos.
b) Saat dewasa muda, terjadi pertumbuhan epitel silindris yang melapisi
endoserviks. Epitel ini tumbuh hingga ke bawah ektoserviks, sehingga epitel
silindris terpajan dan letak taut berada di bawah eksoserviks.
c) Saat dewasa, dalam perkembangannya terjadi regenerasi epitel skuamos dan
silindris. Sehingga epitel skuamos kembali melapisi seluruh ektoserviks dan
terpajan, dan letak taut kembali ke tempat awal.
2.2 Dispareunia
15
pembentukan jaringan parut (pasca episiotomi) dan tumor ovarium. Selain infeksi,
kelainan anatomis berupa caruncula hymenalis dapat pula menyebabkan
dispareunia.
Pada masa pasca menopause, defisiensi Estrogen merupakan penyebab
utama keluhan seksual, kekeringan vagina juga dapat terjadi pada masa laktasi.
Terapi radiasi yang diberikan pada penderita keganasan dalam panggul
menyebabkan atrofi dinding vagina sehingga mudah mengalami cedera.
Kekeringan vagina juga terlihat pada sindroma Sjogrens, suatu gangguan
autoimune yang ditandai dengan gangguan pada kelenjar eksokrin penghasil
saliva dan air mata.
Saat ini dispareunia diduga kuat merupakan gejala utama dari penyakit
yang dikenal dengan nama Sistitis Interstitialis. Pada keadaan ini, penderita
mengeluh adanya nyeri dan ketidak nyamanan pada daerah perut bagian bawah
pasca aktivitas seksual.
Pada pasien laki-laki dengan sistitis interstisialis, nyeri dapat terjadi saat
ejakulasi dan terasa di ujung penis. Pada wanita, nyeri terjadi pada hari berikutnya
berupa nyeri mengejang pada otot dasar panggul. Sistitis intersitisialis ini juga
dapat menyebabkan keluhan sering buang air kecil atau inkontinensia (ngompol).
2. Atrofi vulva atau vagina ( umumnya terjadi pada masa pasca menopause)
b) Pada situasi ini juga terjadi gangguan otot sekitar vaginae (m.sfingter
vaginae) berkaitan dengan nyeri vulva yang menahun tersebut
d) Faktor psikologis, penderita cemas akan terjadinya rasa nyeri sehingga terjadi
reflek kondisi spasmodik setiap kali gairah seksual muncul
Atrofi vaginal sering terjadi pada wanita pasca menopause, nyeri terjadi
saat penetrasi dan terasa di vagina bagian depan. Beberapa penderita bahkan juga
menyebutkan adanya nyeri profunda atau nyeri panggul saat penetrasi seksual
dilakukan. Defisiensi estrogen menyebabkan berkurangnya lubrikasi vagina
sehingga terjadi nyeri akibat gesekan antara vagina dengan penis saat terjadi
aktivitas seksual.6
d) Gunakan pakaian yang nyaman dan dari bahan yang tidak menyebabkan
iritasi kulit
2.2.6 Terapi
21
c) Menjelaskan secara rinci pada pasien apa yang terjadi termasuk menjelaskan
lokasi dan penyebab timbulnya rasa nyeri.
e) Berikan lubrikan yang larut air sebelum aktivitas seksual. Disarankan untuk
menggunakan cairan pelembab kulit sebagai bahan lubrikan sebanyak 2
sendok teh pada penis dan pintu masuk vagina.
Penetrasi vagina minimal terjadi bila pasien telentang dan kedua kaki
dalam keadaan lurus serta menempel pada tempat tidur, pasangan laki berada
diatas pasien dengan kedua kaki berjajar dengan kaki pasangan wanita.7
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan dispareunia adalah terjadinya ketidakpuasan
seksual.7