Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR
1. Definisi Distosia
Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh
kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan
abnormal sering terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara
bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia merupakan akibat dari
beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau kombinasi.
(Leveno, 2009)
Defenisi Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandi dengan
adanya hambatan kemajuan dalam persalinan (tim obstetric.FKUNPAD,
2005)
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi.(Bobak, 2004 : 784)
Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver
obstetric oleh karena dengan tarikan bisa kearah belakang pada kepala bayi
tidak berhasil untuk melahirkan bayi (Prawirohardjo, 2009).
Distosia adalah persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan
atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu
tertentu.
Distosia merupakan akibat dari 4 gangguan atau kombinasi antara:
a) Kelainan tenaga persalinan yaitu kekuatan his yang tidak memadai
atau tidak terkordinasi dengan baik agar dapat terjadi dilatasi dan
pendataran servik (uterine disfungtion) serta gangguan kontraksi otot
pada kala II.
b) Kelainan presentasi-posisi dan perkembangan janin.
c) Kelainan dari tulang panggul (panggul sempit).
d) Kelainan jaringan lunak dari saluran reproduksi yang menghalangi
desensus janin.
Secara sederhana kelainan di atas secara mekanis di kelompokkan kedalam
3 golongan:
a) Kelainan power : kontraksi uterus dan kemampuan ibu mengejan.
b) Kelainan passanger : keadaan janin.
c) Kelainan passage : keadaan panggul.

2. Etiologi Distosia
Distosia dapat disebabkan oleh:

6 | Page
KEPERAWATAN MATERNITAS I
a) Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif
atau akibat upaya mengejan ibu (kekuatan/power)
b) Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
c) Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi
besar, dan jumlah bayi (passengger)
d) Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung

3. Klasifikasi Distosia
A. Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga
menghambat kelancaran persalinan.
Jenis kelainan :
a) Inersia uteri
Insersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lama, singkat dan
jarang dibandingkan his normal.
Inersia uteri pimer
Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan
Inersia uteri sekunder
Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur
dalam waktu yang lama
b) Tetania uteri (hypertonic uterin contraction)
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada
relaksasi Rahim
c) Incoordinate uterin action
Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan
sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya

Faktor-faktor yang mempengaruhi his:


1. Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida
2. Herediter
3. Emosi dan kekuatan
4. Kelainan uterus
5. Kesalahan pemberian obat
6. Kesalahan pimpinan persalinan
7. Kehamilan kembar dan post matur
8. Letak lintang

B. Jenis kelainan jalan lahir


a) Kelainan bentuk panggul
1. Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uteri
Panggul naegele
Panggul Robert

7 | Page
KEPERAWATAN MATERNITAS I
Split pelvis
Panggul asimilasi
2. Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi
panggul
Rakhitis
Osteomalasia
Neoplasma
Atrofi, karies, nekrosis
Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea
3. Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
Kiposis
Skoliosis
Spondilolitesis
Perubahan bentuk karena penyakit kaki
b) Kelainan traktus genitalia
1. Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang
dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang atau perlukaan dan
infeksi
2. Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan
vagina atau beberapa tumor
3. Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/
karsinoma
4. Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan
seperti letak uterus abnormal
5. Pada ovarium terdapat beberapa tumor

C. Jenis Kelainan Janin


a.Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya
1. Letak sunsang
2. Letak lintang
b. Kelainan bentuk dan ukuran janin
diklasifikasikan :
1. Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma
koli (tumor dileher)
2. Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
3. Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
4. Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong
janin
5. Kembar siam

4. Patofisiologi Distosia

8 | Page
KEPERAWATAN MATERNITAS I
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang
kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya
dominasi kekuatan pada fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling
dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh
hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya 10 mmHg.
Incoordinate uterine action yaitu sifat His yang berubah. Tonus otot
uterus meningkat, juga di luar His dan kontraksinya tidak berlangsung
seperti biasa karena tidak ada sinkronasi kontraksi bagian-bagiannya.
Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah
menyebabkan His tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa
nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia
pada janin. His ini juga di sebut sebagai Incoordinate hypertonic uterine
contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang
sudah lama pecah, kelainan His ini menyebabkan spasmus sirkuler
setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini
dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis
lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan pada
batas antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi
tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau
pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam
kavum uteri.

5. Manifestasi Klinik Distosia


a) Gejala pada ibu :
Gelisah
Letih
Suhu tubuh meningkat
Nadi dan pernafasan cepat
Edem pada vulva dan serviks
Bisa jadi ketuban berbau janin
b) Gejala lain :
Dapat dilihat dan diraba,perut terasa membesar kesamping.
Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan.
Nyeri hebat dan janin sulit dikeluarkan.
Terjadi distensi berlebihan pada uterus.

9 | Page
KEPERAWATAN MATERNITAS I
Dada teraba seperti punggung ,belakang kepala terletak berlawanan
dengan letak dada, teraba bagian-bagian kecil dan denyut jantung
janin terdengar leih jelas pada dada.

6. Pemeriksaan Penunjang Distosia


a. Tes prenatal: dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau
gestasi mutipel.
b. Tes stress kontraksi/tes nonstres: mengkaji kesejahteraan janin.
c. Ultrasound atau pelvimetri sinar x: mengevaluasi arsitektur pelvis,
presentasi janin, posisi dan formasi.
d. Pengambilan sampel kulit kepala janin: mendeteksi atau
mengesampingkan asidosis.

7. Penatalaksanaan Distosia
a) Penanganan Umum
1. Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
2. Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
3. Kolaborasi dalam pemberian:
Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)
Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau
morvin 10 mg (IM)
4. Perbaiki keadaan umum
Dukungan emosional dan perubahan posisi
Berikan cairan
b) Penanganan Khusus
1. Kelainan His
TD diukur tiap 4 jam
DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
Pemeriksaan dalam :
Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
Berikan analgetik seperti petidin, morfin
Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
2. Kelainan janin
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan luar
MRI
Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun
sekunder pada akhir persalinan
3. Kelainan jalan lahir
Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium)
persalinan dengan SC

10 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
8. Komplikasi Distosia
a. Umum komplikasi distosia kematian janin.
b. Depresi pernapasan.
c. Hipoksia iskemik ensefalopati (HIE)
d. Kerusakan saraf brakialis.

B. Asuhan Keperawatan Distosia


1. Pengkajian
a. Identitas Klien: nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama,
suku/bangsa.
b. Keluhan utama: proses persalinan yang lama menyebabkan adanya
keluhan nyeri dan cemas.
c. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami
distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya
ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti :
Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi
presentasi dll.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan
darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
d) Pengkajian pola fungsional
Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan, kurang energi, letargi, penurunan
penampilan
Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima
magnesium sulfat untu hipertensi karena kehamilan
Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal
proses kehamilan,kontraksi jarang,dengan intensitas ingan

11 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
sampa sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau
sesudah persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang,
Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina
dapat menunjukkan janin dalam malposisi,penurunan janin
mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang
dari 2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada
kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal setelah getasi 34
minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong
menjadi presentasi kepala.

Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin
distensi berlebihan karena hidramnion,gestasi multipel.janin
besar atau grand multiparis.
e) Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
Thorak
Inpeksi pernafasan: Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan,
biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan,
biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal
atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak
kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya
blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus
dan kandung kemih.
Vulva dan Vagina
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum,
edem pada vulva/ servik, biasanya teraba promantorium,
ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan
plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
Panggul

12 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan
bentukpanggul dan kelainan tulang belakang

2. Diagnosa Keperawatan Distosia


a. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi
tidak efektif
b. Resiko tinggi cedera terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus
otot/poa kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin,
keletihan maternal.
c. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah,
pembatasan masukan cairan
d. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive
e. Cemas b/d persalinan lama

13 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
No Diagnosa Tujuan&KH Intervensi
1 Nyeri b/d tekanan kepala Tujuan: Kebutuhan rasa nyaman 1. Tentukan sifat, loka
pada servik, partus lama, terpenuhi/ nyeri berkurang durasi nyeri, kaji k
kontraksi tidak efektif Kriteria: uterus, hemiragic da
DS: a. Klien tidak merasakan nyeri tekan abdomen
2. Kaji intensitas nyer
Laporan secara verbal lagi
b. Klientampak rilek dengan skala nyeri
DO: c. Kontraksi uterus efektif 3. Kaji stress ps
Posisi untuk menahan d. Kemajuan persalinan baik pasangan dan
nyeri emosional terhadap ke
Tingkah laku berhati- 4. Berikan lingkungan
hati nyaman, tenang dan
Gangguan tidur (mata
untuk mengalihkan
sayu, tampak capek)
Bantu klien
menggunakan
relaksasi dan jelaskan p
5. Kuatkan dukungan
dukungan keluarga
6. Kolaborasi: Berikan
atau sedative sesuai
dokter
2 Resiko tinggi cedera Tujuan: mencegah adanya resiko 1. Tinjau ulang
terhadap maternal (ibu) b/d cedera pada ibu persalinan,awitan dan d
2. Catat waktu/jenis oba
penurunan tonus otot/poa
pemberian narkotik
kontraksi otot, obstruksi
anastesi blok epidural
mekanis pada penurunan
serviks dilatasi 4 cm
janin, keletihan maternal
3. Evaluasi tingkat k
yang menyertai,serta
dan istirahat,sebelum
persalinan
4. Kaji pola kontraksi
secara manual atau
elektronik
5. Catat kondisi servik
tanda amnionitis.

14 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
peningkatan suhu atau
sel darah putih; catat
rabas vagina
6. Catat penonjolan,posi
dan presentase janin
7. Anjurkan klien b
setiap1-2 jam.kaji
penuhan kandung kem
simfisis pubis
8. Tempatkan klien
posisirekumben later
anjurkan tirah barin
ambulasi sesuai toleran
9. Bantu dengan persiapa
sesaria sesuai indikas
malposisi, CPD, atau
bandl
10. Siapkan untuk me
dengan forsep,bila pe
2 Resiko tinggi cedera janin Tujuan: Cedera pada janin dapat 1. Melakukan manuver
b/d penekanan kepala pada dihindari untuk menentukan po
panggul, partus lama, CPD Kriteria: dan presentasi
2. Dapatkan data das
a. DJJ dalam batas normal
b. Kemajuan persalinan baik secara manual da
elektronik, pantau
sering perhatikan var
dan perubahan period
respon terhadap k
uterus
3. Catat kemajuan persali
4. Infeksi perineum ibu
kutil vagina, lesi her
rabas klamidial
5. Catat DJJ bila ketuba
setiap 15 menit
6. Posisi klien pada

15 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
punggung janin
3 Resiko tinggi kekurangan Tujuan: setelah di lakukan asuhan 1. Pantau masukan dan
cairan b/d keperawatan selama 2x24 jam cairan
2. Pantau tanda vital
hipermetabolisme, muntah, tidak terjadi defisit cairan tubuh
laporan pusing pada pe
pembatasan masukan Kriteria hasil :
posisi
cairan a. TTV di batas normal
3. Kaji elastisitas kulit
b. Kulit elastis
4. Kaji bibir dan m
c. CRT < 2 detik
d. Mukosa lembab mukosa oral dan deraja
e. DJJ 160- 180 x/menit 5. Perhatikan respon
jantung janin yang abn
6. Berikan masukan
adekuat melalui pe
minuman > 2500 liter
7. Berikan cairan
intravena
4 Risiko terjadi infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan teknik ase
2. Batasi pengunjung bila
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam
3. Cuci tangan setiap
tindakan kuretase pasien tidak mengalami
dan sesudah
Faktor-faktor risiko : infeksi dengan kriteria
keperawatan
a. Prosedur Infasif hasil: 4. Gunakan baju, sarung
b. Kerusakan jaringan dan
a. Klien bebas dari tanda dan sebagai alat pelindung
peningkatan paparan 5. Ganti letak IV peri
gejala infeksi
lingkungan b. Menunjukkan kemampuan dressing sesuai
c. Malnutrisi
untuk mencegah timbulnya petunjuk umum
d. Peningkatan paparan
6. Gunakan kateter in
infeksi
lingkungan patogen
c. Jumlah leukosit dalam batas untuk menurunkan
e. Imonusupresi
f. Tidak adekuat normal kandung kencing
d. Menunjukkan perilaku hidup 7. Tingkatkan intake nutr
pertahanan sekunder
8. Berikan terapi antibiot
sehat
(penurunan Hb, 9. Monitor tanda dan
e. Status imun, gastrointestinal,
Leukopenia, penekanan infeksi sistemik dan lo
genitourinaria dalam batas
10. Pertahankan teknik
respon inflamasi)
normal
g. Penyakit kronik k/p
h. Imunosupresi 11. Inspeksi kulit dan m
i. Pertahan primer tidak
mukosa terhadap kem
adekuat (kerusakan
panas, drainase
kulit, trauma jaringan, 12. Monitor adanya luka

16 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
gangguan peristaltik) 13. Dorong masukan cair
14. Dorong istirahat
15. Ajarkan pasien dan
tanda dan gejala infek
16. Kaji suhu badan pad
neutropenia setiap 4 j
5 Kecemasan berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan
dengan perubahan status Selama 3 x 24 jam klien menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas
kesehatan kecemasan teratasi dgn
terhadap perilaku pasie
DO/DS: kriteria hasil:
3. Jelaskan semua prose
a. Insomnia a.Klien mampu mengidentifikasi
apa yang dirasakan
b. Kontak mata kurang
dan mengungkapkan gejala
c. Kurang istirahat prosedur
d. Berfokus pada diri cemas 4. Temani pasien
b. Mengidentifikasi,
sendiri memberikan keaman
e. Iritabilitas mengungkapkan dan
mengurangi takut
f. Takut
menunjukkan tehnik untuk 5. Berikan informasi
g. Nyeri perut
h. Penurunan TD dan mengontol cemas mengenai diagnosis,
c.Vital sign dalam batas normal
denyut nadi prognosis
d. Postur tubuh, ekspresi
i. Diare, mual, kelelahan 6. Libatkan keluarga
j. Gangguan tidur wajah, bahasa tubuh dan
mendampingi klien
k. Gemetar
tingkat aktivitas menunjukkan 7. Instruksikan pada pasi
l. Anoreksia, mulut
berkurangnya kecemasan menggunakan tehnik re
kering
8. Dengarkan dengan
m. Peningkatan TD,
perhatian
denyut nadi, RR
9. Identifikasi tingkat kec
n. Kesulitan bernafas
10. Bantu pasien m
o. Bingung
p. Bloking dalam situasi yang meni
pembicaraan kecemasan
q. Sulit berkonsentrasi 11. Dorong pasien
mengungkapkan p
ketakutan, persepsi

17 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I
18 | P a g e
KEPERAWATAN MATERNITAS I

Anda mungkin juga menyukai