PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis kerja dan cara penegakan diagnosis pada pasien ini
sudah sesuai?
Diagnosis kerja pada pasien Ny. L adalah kista coklat dextra + infertilitas
sekunder riwayat SC 1x a/i IUFD. Diagnosa tersebut ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis,
didapatkan riwayat penyakit dengan nyeri perut bawah yang menjalar ke panggul,
paha dan lutut saat sebelum dan selama haid. Nyeri yang dirasakan seperti kram.
Keluhan seperti ini biasanya disebut dengan dismenorea. Dismenorea merupakan
keluhan nyeri selama menstruasi dan biasanya dirasakan sebagai nyeri yang
menekan ke bawah, pegal atau kram di daerah abdomen bawah serta panggul.
Dismenorea dibagi atas dismenorea primer yang tidak berhubungan
dengan kelainan ginekologi dan dismenorea sekunder yang berhubungan dengan
kelainan ginekologi. Pada pasien ini didapatkan keluhan dismenorea yang
semakin lama semakin hebat yang didukung oleh anamnesis bahwa pasien sampai
menungging kesakitan dan muntah-muntah saat haid datang sejak duduk dibangku
SMA (perkiraan usia 16 tahun keatas). Nyeri yang demikian tergolong ke dalam
dismenorea sekunder karena dismenorea muncul saat usia berapa pun setelah
menarhce. Gejala dismenorea meningkat saat pasien berusia 30-40 tahun atau
sejak penyakit dasar memberikan gejala. Pada dismenorea primer biasanya
muncul 6-12 bulan setelah menarche.3 Dismenorea sekunder dapat
dipertimbangkan jika dijumpai dispareunia, menoragia, intermenstrual bleeding
dan post coital bleeding.3 Pada pasien ini ditemukan gejala menoragia yang
didukung dengan anamnesis bahwa pasien mengganti pembalut yang penuh
dengan rembesan darah haid sebanyak 5 kali dalam sehari, setara dengan 100 cc.
Dismenorea sekunder saat sebelum dan selama haid yang semakin lama
semakin hebat biasanya ditemukan pada endometriosis dan adenomiosis.
Perdarahan berat saat menstruasi baik berupa peningkatan frekuensi haid maupun
bertambahnya darah haid merupakan gejala yang dapat ditemukan pada
endometriosis.3 Wanita dengan endometriosis biasanya mempunyai volum darah
haid yang lebih banyak (menoragea) dibandingkan wanita yang sehat sehingga
berisiko untuk mengalir kembali (regurgitasi) ke rongga peritoneal. 3,9 Pasien juga
mengeluhkan nyeri yang menjalar ke panggul, paha dan lutut. Nyeri yang
dirasakan di panggul (pelvic pain) hingga ke paha merupakan gejala yang sering
ditemukan pada endometriosis yang berlokasi di ovarium. 3 Nyeri tersebut muncul
karena ovarium yang tegantung di dalam cavitas pelvis meradang sehingga
menyebabkan iritasi pada ujung-ujung nervus obturatorius yang terletak di
dinding lateral pelvis.
Pasien diketahui berumur 39 tahun, belum mempunyai anak, sudah
menikah 4 tahun, senggama 4 kali dalam seminggu dan tidak pernah
menggunakan kontrasepsi. Kondisi demikian menunjukkan bahwa pasien
mengalami infertilitas. Pasien digolongkan ke dalam infertilitas sekunder karena
pernah hamil sebelumnya yaitu riwayat SC pada kehamilan pertama dan
keguguran pada kehamilan kedua, tidak terjadi kehamilan lagi walaupun sudah
bersenggama adekuat setelah sekurang-kurangnya 1 tahun tanpa kontrasepsi.
Endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang lebih muda dan
umumnya infertil sedangkan adenomiosis lebih sering ditemukan pada multipara
dalam masa premenopause. Ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan
infertilitas. Lebih dari 50% wanita dengan endometriosis menderita infertilitas.
Inflamasi pada endometriosis mungkin dapat merusak sperma atau telur atau
keduanya dalam perjalanan mencapai tuba fallopi dan uterus.3 Pada endometriosis
yang berat, mobilitas tuba fallopi mungkin terganggu karena adhesi yang
mengakibatkan perlengketan jaringan disekitarnya.3,6
Kesimpulan dari anamnesis didapatkan ada 4 hal penting yang ditemukan
pada pasien ini antara lain dismenorea, nyeri panggul, infertilitas dan pernah
didiagnosis menderita kista ovarium sebelumnya. Gejala demikian dapat
mendukung kecurigaan adanya endometriosis. Anamnesis yang baik dapat
membantu menegakkan diagnosis hingga 75%.
Hasil pemeriksaan fisik ginekologi seperti inspekulo dan VT bimanual
tidak tercantum dalam status pasien. Tidak adaanya keterangan hasil pemeriksaan
inspekulo dan VT bimanual bukan berarti pemeriksa tidak melakukan
pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk pasien yang
dicurigai endometriosis adalah pemeriksaan fisik abdomen dan pemeriksaan
dalam meliputi inspeksi vagina dengan spekulum, palpasi bimanual, palpasi
rektovaginal dan pemeriksaan kekuatan otot-otot pelvis. Walaupun pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil yang normal sedangkan gejala endometriosis
nyata ditemukan, hal tersebut perlu dicurigai sebagai endometriasis. Jika
pemerikaan dalam tidak dapat dilakukan, maka pemeriksaan penunjang seperti
laparoskopi (dengan histologi) dan transvaginal sonografi (TVS) sebaiknya
digunakan sebagai pemeriksaan pertama untuk membantu menegakkan diagnosis
endometriosis.4
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan ultrasound sonografi (USG) dan
TVS. Pada pemeriksaan USG didapatkan kesan kista endometrium. Pemeriksaan
TVS didapatkan kesan kista coklat pada ovarium dextra. Sekitar 17-40% wanita
dengan endometriosis adalah endometrioma atau kista coklat. 5 Transvaginal
sonografi merupakan teknik imaging yang akurat dalam mendukung diagnosis
endometrioma (kista coklat) pada wanita dengan massa adneksa yang dicurigai
sebagai endometriosis.4 Transvaginal sonografi dapat menegakkan diagnosis
endometrioma yang berukuran diameter lebih dari 2 cm.5
Sebenarnya gold standar dalam menegakkan diagnosis endometrioma
adalah laparoskopi dengan histologi. Laparoskopi tidak hanya membantu
menegakkan diagnosis endometrioma tetapi sekaligus dapat dilakukan untuk
terapi endometrioma. Histologi berguna untuk menyingkirkan kasus keganasan
yang langka.
Diagnosis kerja pada pasien ini sudah sesuai dengan anamnesis yang
mendukung dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang yang sesuai kebutuhan
namun cara penegakan diagnosis kerja pasien ini belum sesuai karena data
pemeriksaan fisik ginekologi belum tertera jelas dan tidak menggunakan
laparoskopi (dengan histologi) dalam menegakkan diagnosis pasti endometrioma.