Seminar HHD Setengah Lengkap
Seminar HHD Setengah Lengkap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organ - organ lain yang berhubungan dengan sistem - sistem tersebut. Misalnya
otak, jantung, ginjal, mata, aorta dan pembuluh darah tepi. Semakin tinggi
penyakit jantung hipertensi. Penyakit pada jantung ini bisa terjadi pada otot
jantung karena mengalami penebalan ( hipertropi ) dan juga dapat terjadi pada
terdapat kaitan erat dan sering terjadi secara bersama. HHD juga merupakan
1
jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%. Sedangkan data
kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor resiko utama penyakit
Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17 - 21%. Data secara
hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan
penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Hal ini merupakan beban yang besar baik untuk
memberikan perawatan yang intensif bagi pasien kardiovaskuler. Oleh karena itu,
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Memahami anatomi dan fisiologi jantung.
b. Memahami definisi HHD.
c. Memahami etiologi dari HHD.
d. Memahami patofisiologi dari penyakit HHD.
e. Memahami penatalaksanaan medis pada pasien HHD.
f. Melakukan pengkajian pada pasien dengan HHD.
g. Menentukan masalah keperawatan pada klien dengan HHD.
h. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan HHD.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan.
Heart Disease ), anatomi dan fisiologi jantung, asuhan keperawatan pada pasien
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Anatomi Jantung
Jantung merupakan pompa dari otot yang dibagi pada setiap sisi
dalam dua ruang yaitu atrium dan ventrikel. Masing masing dipisahkan oleh
4
a. Letak Jantung
dalam dada, batas kanannya tepat pada sternum kanan dan apeksnya pada
b. Ruang Jantung
1) Atrium Kanan
melalui : vena cava superior pada ujung atasnya, vena cava inferior
5
mengalirkan darah dari jantung sendiri ). Auricula dextra adalah
2) Ventrikel Kanan
trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Tepi bebas setiap daun katup
pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva
3) Atrium Kiri
pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah
sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada sisi
4) Ventrikel Kiri
6
Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri
1) Myocardium
serat serat otot jantung yang bersifat lurik dan saling berhubungan
2) Endocardium
jantung dan menutupi katup pada kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel
mengkilat.
3) Pericardium
bersentuhan dan saling meluncur satu sama lain dengan bantuan cairan
d. Siklus Jantung
Siklus ini terjadi dalam dua fase yaitu diastole dan sistole.
1) Diastole
Darah vena memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan
7
inferior. Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena
dalam ventrikel.
2) Sistole
baru dimulai.
8
e. Denyut Jantung
daerah kecil serat otot dan sel saraf yang terletak pada dinding jantung di
dekat tempat masuk vena cava superior. Pada awal sistole gelombang
kontraksi mulai pada nodus ini dan menyebar melalui dinding kedua
g. Curah Jantung
istirahat biasanya sekitar 70 kali per menit. Isi sekuncup yaitu jumlah
darah yang keluar dari ventrikel pada setiap denyut. Saat istirahat
125 ml.
9
Curah sekuncup dikontrol oleh perubahan panjang serat otot
yang diambil oleh paru per menit dan berbagai teknik dilusi dengan zat
h. Bunyi Jantung
terdengar bila telinga diletakkan pada dinding dada atau dengan bantuan
stetoskop.
1) Bunyi jantung I
2) Bunyi jantung II
paling baik terdengar pada orang usia muda. Hal ini diakibatkan oleh
Adalah suara rendah yang lembut dan terdengar setelah bunyi jantung
2) Bunyi jantung IV
Bunyi ini adalah suara yang rendah dan lembut yang mendahului
3. Fisiologi Jantung
pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing - masing memiliki
( http://www.sidenreng.com )
memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
11
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme ( karbondioksida ). Jantung
kava ) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah,
dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel
paru - paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam
atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan
memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk
12
ke dalam aorta ( arteri terbesar dalam tubuh ). Darah kaya oksigen ini
dihubungkan dengan usia. Tekanan darah normal adalah refleksi dari cardiac
output ( denyut jantung dan volume strock ) dan resensi peripheral ( Yasmin, Ni
( Basha, Adnil ).
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi,
Tubuh akan bereaksi yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan
tinggi ( http://ratnarespati.com ).
jantung kronis yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
C. Etiologi
13
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan retina, seperti
manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh
yaitu peningkatan urinasi pada malam hari dan azetoma yaitu peningkatan
nitrogen urea darah dan kreatinin. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
paralisis sementara pada satu sisi ( hemiplegia ) atau gangguan tajam penglihatan
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah, akibat
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba tiba, tengkuk
D. Patofisiologi
14
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor yang kuat,
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
15
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
Epinefrin
Ganglia simpatis
(saraf simpatis) Aktivitas vasokontriksi
16 Pelepasan renin
Merangsang sekresi
Volume intravaskuler
Na danIIIair
Angiotensin
Angiotensin
Retensi
aldosteron
Asetilkolin
Norepineprin
Kontriksi
pembuluh darah
HIPERTENS
HIPERTENS
II
curah Perubahan
jantung pemenuha
n nutrisi
Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.
2. Manifestasi Klinis
dan hepatomegali.
3. Komplikasi
a. Hipertensi enchepalopati
17
b. Gagal jantung kiri, ditandai dengan : dispnea, ortopnea, sesak malam hari,
mudah lelah edema pulmonal dengan tanda nadi lemah dan cepat.
c. Gagal jantung akan ditandai dengan : edema pitting, pembuluh limpe dan
hati, ikterik, masalah kogulasi, asites, efusi pleura, distensi vena jugularis,
d. Penyakit serebrovaskuler
e. Gagal ginjal
E. Penatalaksanaan Medis
mungkin.
2. Untuk mengurangi tekanan darah, dapat ditinjau tiga faktor fisiologis yaitu :
antisimpatis.
18
3. Golongan obat obat Anti Hipertensi
a. Diuretik
Guanabenz.
c. Vasodilator
F. Pengkajian Keperawatan
keperawatan melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat
19
Perawat juga harus memiliki berbagai pengetahuan, diantaranya
2. Keluhan Utama
a. Sakit kepala
b. Pucat
c. Mual, muntah
d. Vertigo
e.Takikardi
g. Sesak nafas
h. Nyeri dada
i. Batuk berdahak
j. Mudah lelah
3. Riwayat Kesehatan
20
2) Riwayat reumatik diakui oleh pasien
5) Pasien merokok
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
21
serebral ), sters multiple ( hubungan, keuangan, yang
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( seperti infeksi atau
diuretik.
f. Neurosensori
penglihatan kabur ).
22
Tanda : Perubahan keterjagaan, orientasi, pola atau isi bicara, efek,
h. Pernafasan
merokok.
i. Keamanan
G. Diagnosa Keperawatan
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
23
Untuk menyusun diagnosa keperawatan yang tepat dibutuhkan berbagai
H. Rencana Keperawatan
24
Tahap ini merupakan proses penyusunan berbagai intervensi
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan dari pasien, nilai dan kepercayaan
serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi
lainnya.
Adapun intervensi keperawatan yang dapat disusun pada pasien HHD yaitu :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
klien rileks, sianosis tidak ada, akral hangat, nyeri dada berkurang atau
hilang, denyut nadi teratur, kuat, nadi perifer teraba, krakles atau mengi
tidak ada.
25
Intervensi
a. Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal.
sampai 130 mmHg. Hipertensi sistolik juga merupakan factor resiko untuk
kronik.
d. Amati dan observasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian
kapiler.
vaskular.
26
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktifitas atau keributan
meningkatkan relaksasi.
rangsangan simpatis.
vasodilator.
k. Kolaborasi :
tekanan darah pada pasien dengan fungsi ginjal yang relative normal.
retensi cairan.
27
2) Berikan inhibitor simpatis sesuai indikasi misalnya propanolol.
prazosin.
28
Tujuan :
Kriteria Hasil :
BB klien ideal {( TB - 100 ) 10% ( TB - 100 )}, pola makan klien berubah,
Intervensi
kegemukan.
29
Rasional : Mengidentifikasikan kekuatan atau kelemahan dalam
untuk penyesuaian.
kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar
tergantung komitmen klien untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai
dengan rencana.
30
i. Timbang berat badan secara periodik dan lakukan pengukuran tubuh
dengan tepat.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Skala nyeri 0 - 3, klien tampak rileks, TTV dalam batas normal ( TD : 120/80
Intervensi
klien.
31
c. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
misalkan kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
kepala.
sakit kepala dan pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.
panjang, membungkuk.
f. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
menghentikan perdarahan.
mengganggu menelan.
32
4. Perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung berhubungan
Tujuan :
Kriteria Hasil:
Intevensi
a. Kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan tanda - tanda neurologis setiap
5 - 10 menit.
masalah vaskuler.
perpindahan cairan.
pembentukan edema.
33
Rasional : Membantu menurunkan tekanan darah meningkat.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
melakukan aktivitas ringan, tidak ada sesak, frekuensi jantung normal, TTV
Intervensi :
a. Kaji respon klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari
atau sesudah aktivitas, dipsneu atau nyeri dada, keletihan dan kelemahan
fisiologi terhadap sters aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari
34
Rasional : Dapat mengurangi penggunaan energi, juga membantu
mencegah kelemahan.
direncanakan.
oksigen tubuh.
h. Ubah posisi dengan sering tinggikan kaki bila duduk, lihat permukaan
35
Rasional : Pembentukan edema, sirkulasi melambat, gangguan
gejala edema paru dapat menunjukkan gagal jantung kiri, gagal pernafasan
pada jantung kanan ( dipsneu, ortopneu, batuk ) dapat timbul lambat tetapi
Tujuan :
efektif.
Kriteria Hasil :
Intervensi
36
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya
37
Rasional : Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik
kearah kesejahteraan.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi
38
b. Jelaskan batasan tekanan darah normal, jelaskan tentang hipertensi dan
Pemahaman bahwa tekanan darah tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah
merasa sehat.
dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien dalam batas yang
diinginkan.
miokardium.
39
f. Sarankan untuk menghindari mandi air panas, ruang penguapan dan
BAB III
40
PENUTUP
A. Kesimpulan
jantung kronis yang disebabkan tekana darah, baik secara langsung maupun tidak
Orang yang beresiko terkena hipertensi adalah pria berusia diatas 45 tahun
atau wanita diatas usia 55 tahun serta ada riwayat keturunan. Hal ini disebabkan
karena pria lebih suka merokok dan mengkonsumsi minuman alcohol. Faktor lain
Pengkajian pada pasien HHD meliputi : data biografi ( usia, jenis kelamin ),
keluhan utama ( sakit kepala, pucat, takikardi, denyut jantung cepat dan kuat,
mudah lelah ), riwayat kesehatan ( riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit
keluarga ) dan pengkajian data dasar ( aktivitas dan istirahat, sirkulasi, integritas
darah, catat dan observasi keberadaan, kualitas, denyutan sentral dan perifer,
auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas, anjurkan teknik relaksasi. Kolaborasi :
41
berikan diuretic sesuai indikasi ( tiazid atau klorotiazid ) dan berikan vasodilator
yaitu : kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
( daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan ), timbang berat badan
secara periodik dan lakukan pengukuran tubuh dengan tepat, dan kolaborasi
kelompok angkat yaitu : kaji skala, kualitas, karakteristik, lokasi, dan factor yang
misalkan kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, teknik relaksasi,
angkat yaitu : kaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan tanda - tanda neurologis
indikasi, ukur masukan dan pengeluaran urin, dan kolaborasi pemberian obat
antihipertensi.
42
Diagnosa kelima yaitu, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
Intervensi yang kelompok angkat yaitu : kaji respon klien terhadap aktivitas,
berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika
persepsi tidak realistic, metode koping tidak efektif. Intervensi yang kelompok
kognitif. Intervensi yang kelompok angkat yaitu : kaji kesiapan dan hambatan
dalam belajar, termasuk orang terdekat, jelaskan batasan tekanan darah normal,
tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak,
jantung kembali efektif, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam batas normal
( sesuai dengan kebutuhan klien ), rasa nyeri dan sakit kepala klien berkurang,
43
terhadap aktivitas, koping individu klien kembali efektif dan pengetahuan klien
B. Saran
kardiovaskuler.
2. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar tentang hipertensi heart
disease.
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang meliputi
44