PN MANAJEMEN PRASARANA m
K SUMBER DAYA AIR 2010
BAB III
BAB. III
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
TERPADU
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
dari suatu wilayah DAS yang utuh sebagai satu kesatuanekosistem yang
Kabupaten/Kota.
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK,
2016 III -2
BAHAN AJAR Kurikulu
PN MANAJEMEN PRASARANA m
K SUMBER DAYA AIR 2010
didalamnya.
B. PENYAJIAN MATERI
3.1. Ruang Lingkup Pengelolaan DAS
b) Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan
sumberdaya air dalamsatu atau lebih DAS dan atau satu atau lebih
dibawahnya.
d) Cekungan air bawah tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh
berlangsung.
pengelolaan DAS.
tata air.
kedudukan dan tanggung jawab yang harus diperankan. Hal lain yang
yang berkepentingan.
terpadu adalah :
DAS.
b) Terkendalinya hubungan timbal balik sumberdaya alam dan lingkungan
kesejahteraan masyarakat
kesejahteraan masyarakat.
c) Tertata dan berkembangnya kelembagaan formal dan informal
tanah.
d) Meningkatnya kesadaran dan partisipasi mayarakat dalam
nasional.
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK,
2016 III -9
BAHAN AJAR Kurikulu
PN MANAJEMEN PRASARANA m
K SUMBER DAYA AIR 2010
:
(i ) Kebijakan di bidang pemerintahan yangbersifat lintas kabupaten
mikro
sebagai berikut:
nasional.
d) DAS Lintas Negara: letaknya secara geografis melewati lebih dari
oleh lebih dari satu negara, dan/atau DAS yang secara potensial
berkepentingan.
pengelolaan DAS.
participation).
principle).
3.8. Erosi
bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik
tanah sebagai akibat pukulan air hujan yang mempunyai energi lebih
besar daripada daya tahan tanah. Pada saat hujan mengenai kulit bumi,
penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Hancuran agregat tanah
1. Pengelupasan (detachment);
2. Pengangkutan (transportation);
3. Pengendapan (sedimentation)
secara merata, dan gejala ini sulit dikenal sehingga baru diketahui dalam
waktu yang lama. Jika air yang mengalir pada permukaan terkumpul
dalam jumlah yang cukup banyak pada suatu tempat akan menyebabkan
tanah yang tererosi dari tempat terkumpulnya air tersebut lebih besar
selokan kecil (alur), dan gejala ini disebut Erosi Alur. Jika alur yang yang
Erosi Selokan. Perbedaan antara erosi alur dan erosi selokan terletak
agregat yang terjadi karena pukulan air hujan. Pukulan air hujan
menjadi :
atas yang sangat dangkal, atau terletak diatas lapisan tanah yang tidak
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK,
2016 III -22
BAHAN AJAR Kurikulu
PN MANAJEMEN PRASARANA m
K SUMBER DAYA AIR 2010
tembus air, dan juga pada teras yang baru dibangun. Proses ini oleh
Carson dan Utomo (1986) disebut erosi massa (mass wasting) untuk
ada bentuk khusus erosi yaitu tanah longsor (land slide) dan erosi yang
terjadi pada tebing sungai, danau atau laut (stream bank erosion)
(Utomo,1994 : 19-20).
Hudson (1976) melihat erosi dari dua segi yaitu faktor penyebab, yang
E = f { Erosivitas , Erodibilitas}
faktor tersebut. Oleh karena itu dapat dikemukakan pula bahwa erosi
adalah fungsi dari hujan (H), Tanah (T), Kemiringan (K), Vegetasi (V), dan
E = f {H,T,K,V,M}
Artinya erosi akan dipengaruhi oleh sifat hujan, tanah, derajat dan
panjang lereng, adanya penutup tanah yang berupa vegetasi dan aktivitas
untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan
Tabel 3.1.
(1995).
sedangkan pada metode MUSLE faktor energi curah hujan ini digantikan
berikut : A = Rw x K x L x S x C x P
Dimana :
alat pencatat hujan yaitu alat pencatatan hujan otomatis dan alat
kenaikan curah hujan dicatat sebagai fungsi waktu pada kertas grafik yang
curah hujan didapat dari membagi jumlah hujan dengan lamanya kejadian
hujan.
aliran yang cukup luas, selama erosi juga terjadi pengendapan dalam
permukaan (Rw).
Dimana:
Ro = R / Rn
Dengan :
berbeda terhadap erosi. Jadi tanah yang memiliki nilai erodibilitas (K) yang
tinggi dengan curah hujan yang sama, akan lebih mudah tererosi daripada
oleh bahan semen. Sedangkan tanah yang mudah tererosi adalah tanah
infiltrasi, permeabilitas tanah dan ruang pori tanah besar, maka tanah
terhadap berbagai jenis tanah ke tekstur tanah tertera pada tabel dibawah
ini :
Tabel 3.3. Tabel Nilai MS, b dan K pada berbagai macam tekstur
tanah
MS b K RD
Tekstur Tanah
% w/w Mg m-3 g j-1 m
Liat (clay) 45 1.1 0.02 *)
Lempung berliat 40 1.3 0.4
Liat berdebu 30 - -
Lempung berpasir 28 1.2 0.3
Lempung berdebu 25 1.3 -
Lempung 20 1.3 -
tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman pada sebidang
lahan terhadap tanah yang tererosi pada lahan yang sama tanpa ada
tumbuh pada suatu lahan dapat bervariasi sesuai dengan pola tata tanam
C MUSLE exp ln( 0.8) ln C MUSLE,mn exp 0.00115 rsd surf ln C MUSLE,mn
dengan :
C MUSLE, mn
= nilai minimum faktor pengelolaan tanaman
rsd surf
= jumlah residue (mulsa, sisa-sisa tanaman) di permukaan tanah
(kg/ha)
Nilai minimum faktor pengelolaan tanaman dapat dihitung dari nilai
Williams, 1995) :
dengan :
C MUSLE ,aa
= nilai rata-rata tahunan faktor C
erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (Suripin, 2002 : 80). Efektifitas
erosi tanah pada lahan yang miring, sampai 50% dibandingkan dengan
3.8. berikut :
3.8.8 Faktor Topografi Panjang lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)
2002 : 222)
dengan :
Lhill
= panjang lereng (m)
m = syarat eksponensial
hill
= sudut lereng
dengan :
tan hill
=
menekan laju erosi menjadi nol dari tanah-tanah yang diusahakan untuk
keseimbangan alam.
sifat dan stratum tanah, maka untuk tanah di Indonesia disarankan nilai
Nilai T
No
Sifat Tanah dan SubStratum (mm/th
.
)
lapisan bawah yang lebih kedap air atau terletak di atas substratum yang
belum melapuk, nilai T harus lebih kecil dari 2,5 mm per tahun (Arsyad
2000 : 239).
2000 : 274) :
3.11.
aliran air.
check dam direncanakan pada lokasi sebelah hilir dan daerah sumber
sedimen yang labil tersebut, yaitu pada alur sungai yang dalam, agar
sungai tersebut.
hilirnya.
penetuan titik dasar (basic point )check dam adalah sebagai berikut :
Titik dasar untuk perencanaan check dam adalah suatu titik batas
Dalam hal tertentu, jika salah satu dari keduanya lebih rusak maka
kerusakan dan alur sungai tertap terjaga dalam kondisi yang aman
dan stabil.
sedimen yang melewati suatu titik dasar adalah jumlah material yang
diijinkan.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
2. Mengkaji apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir pada bagian hilir
hulu dengan adanya penyebab sering terjadinya banjir pada bagian hilir.
3. Indikator Pencapaian
Kabupaten/Kota.
suatu sistem
D. DAFTAR PUSTAKA