Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, dan manusia
selama hidupnya selalu membutuhkan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Meskipun alam telah
menyediakan air dalam jumlah yang cukup, tetapi pertambahan penduduk dan
peningkatan aktifitas telah mengubah tatanan dan keseimbangan air di alam.
Sebagian besar air yang tersedia tidak lagi layak dikonsumsi secara langsung dan
memerlukan pengolahan supaya air dari alam layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Diperkirakan kebutuhan rata-rata air bersih setiap individu adalah sekitar 27
hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bisa berbeda-beda tergantung
keadaan geografis dan karakteristik individu yang bersangkutan.

Ditambah lagi baru-baru ini adanya keputusan Mahkamah Konstitusi


(MK) Nomor 85 Tahun 2013 yang membatalkan seluruh isi Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) patut kita simak, terutama
terkait penguasaan sumber daya air dan swastanisasi. Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) dianggap telah membuka peluang
privatisasi dan komersialisasi pengelolaan air yang merugikan rakyat. Masalah
pengelolaan air sendiri telah diatur dalam konstitusi yakni UUD 1945 pada Pasal
33 Ayat (3) yang berbunyi, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Dengan dibatalkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2004 tersebut, pemerintah kembali mengacu pada Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1974 tentang Pengairan.

Terdapat enam aspek yang diatur didalam pembatasan penguasahaan air


yaitu, pertama setiap perusahaan air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan
apalagi meniadakan hak rakyat atas air. Kedua negara harus memenuhi hak rakyat
atas air. Ketiga kelestarian lingkungan hidup. Keempat cabang produksi yang
I-1
I-2
penting dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara.
Kelima pengendalian dan penguasaan oleh negara bersifat mutlak, serta prioritas
utama penguasaan atas air diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Keenam apabila pembatasan tersebut
telah dipenuhi, dan ternyata masih ada ketersediaan air, pemerintah dimungkinkan
memberikan izin kepada swasta untuk melakukan peenguasahaan atas air dengan
syarat-syarat tertentu dan ketat.

Seiring dengan perkembangan zaman, baik kemajuan pembangunan dan


bertambahnya populasi penduduk, menyebabkan kebutuhan air bersih semakin
meningkat. Akan tetapi, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan air
bersih tidak dapat terpenuhi, seperti sumber air yang berkurang bahkan habis,
pencemaran terhadap air, dan lain-lain. Mungkin masih lekang dalam ingatan kita
mengenai kekeringan yang terjadi di 11 provinsi di Indonesia yang menyebabkan
sekitar 25.000 hektar lahan pertanian kering (BBC Indonesia, 2015). Hal tersebut
merupakan contoh nyata bahwa sumber air kita mulai berkurang dan bahkan
habis. Oleh sebab itu, penyediaan air minum merupakan suatu solusi yang harus
diterapkan pada saat ini.

Penyediaan air minum saat ini harus ada di setiap daerah, misalnya pada
wilayah perencanaan. wilayah perencanaan menjadi salah satu contoh untuk
pembuatan tugas besar penyediaan air minum hal tersebut dikarenakan di wilayah
perencanaan saat ini sering mengalami masalah tentang ketersediaan penyediaan
air minum, sehingga perlu di analisis lebih lanjut dari permasalahan tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari tugas Penyediaan Air Minum adalah sebagai penerapan dan
pengembangan dari Mata Kuliah Penyediaan Air Minum, meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman mengenai perencanaan Penyediaan Air Minum.

Tujuan dari tugas ini adalah untuk memperluas wawasan dan pola pikir
terhadap prospek yang akan datang dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan berbagai permasalahan pun muncul, sehingga bisa mencari
solusi yang terbaik bagi perencaan penyediaan air minum dan untuk menciptakan

Anggi Gunawan/143050037/Penyediaan Air Minum/2016-2017/Anna Ayudina


I-3
suatu kawasan dengan penyediaan air minum yang sehat dan bersih, serta
menjamin kesehatan lingkungannya. Tujuan lainnya adalah untuk melatih dan
membiaskan dalam penyusunan dan pembuatan laporan secara sistematis dengan
hasil yang baik dan benar.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam perencanaan jaringan penyediaan air minum ini
meliputi:

1) Merupakan penerapan dan pengembangan dari studi mata kuliah


Penyedian Air Minum (PAM).

2) Melakukan proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan


menggunakan tiga metode yang dianggap paling cocok digunakan untuk
wilayah perencanaan.

3) Melakukan studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan


mempertimbangkan pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan
perkembangan dimasa mendatang.

4) Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan


keadaan sosial, ekonomi, dan perkembangan kota di masa mendatang.

5) Melakukan proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan.

6) Melakukan perkiraan pemakaian air pada akhir periode perencanaan yang


meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak.

7) Data mengenai kependudukan kota tersebut.

8) Tinjauan secara umum mengenai ruang lingkup lokasi dimana


direncanakannya sistem penyediaan air minum.

9) Terdiri dari tiga problem set atau tiga bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, yaitu studi kebutuhan air minum, perencanaan
sistem transmisi, dan perencanaan sistem distribusi.

Anggi Gunawan/143050037/Penyediaan Air Minum/2016-2017/Anna Ayudina


I-4

1.4 Sumber Data


Sumber data untuk tugas Penyediaan Air Minum ini didapatkan dari lembar tugas
Penyediaan Air Minum, literatur-literatur dan standar-standar perencanaan
Penyediaan Air Minum serta website-website tentang Penyediaan Air Minum.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan Laporan Penyediaan Air Minum (PAM)
adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belanag, tujuan dan maksud, ruang lingkup, dan


sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Berisikan gambaran umum wilayah perencanaan, meliputi kondisi


fisik daerah perencanaan, sosial ekonomi, dan sarana prasarana.

BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR

Berisikan mengenai proyeksi penduduk dan perhitungan kebutuhan


air minum baik untuk keperluan domestik maupun non domestik.

BAB IV SISTEM TRANSMISI

Berisikan suatu perencanaan sistem transmisi, bangunan dan


perlengkapkan sistem transmisi, kriteria perencanaan dan
perencanaan jalur transmisi.

BAB V RESERVOAR

Berisikan mengenai kriteria desain reservoar dan perhitungan


kapasitas reservoar. Serta pengertian sistem distribusi dan faktor-
faktor dalam sistem distribusi, klasifikasi sistem distribusi, sistem
pengaliran distribusi dan melakukan pemodelan dalam dengan

Anggi Gunawan/143050037/Penyediaan Air Minum/2016-2017/Anna Ayudina


I-5
menggunakan software Epanet serta informasi cara
penggunaannya.

BAB VI SISTEM DISTRIBUSI

Membahas mengenai sistem distribusi yang umum digunakan,


kriteria perncanaan sistem distribusi, klasifikasi sistem perpipaan
distribusi, sistem pengaliran distribusi, perencanaan pipa distribusi,
kebutuhan air, perhitungan hidrolik perpipaan, serta analisa
pemilihan jalur alternatif distribusi.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anggi Gunawan/143050037/Penyediaan Air Minum/2016-2017/Anna Ayudina

Anda mungkin juga menyukai