Anda di halaman 1dari 7

Ditinjau dari perkembangan teori lokasi, maka teori lokasi dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu :


1. Teori lokasi yang beroreantasi kepada daerah lokasi
2. Teori lokasi yang beroreantasi kepada tempat lokasi
3. Teori lokasi yang beroreantasi kepada keseimbanngan spasial

Kita ketahui bahwa bapak teori lokasi adalah Van Thunen (1783-1850)
yang memaparkan teori lokasi dengan memperhatikan jarak tempuh antara
daerah produksi dan tempat pemasaran sebagai unsur utama, maka pola
tersebut memasukkan variabel-variabel seperti keawatan, berat dan harga
penawaran berbagai komoditi pertanian.

1. Penentuan Lokasi Perdagangan Yang Melayani Pelanggan

Untuk menentukan lokasi tempat perdagangan biasanya digunakan


perhitungan lokasi jarak rata-rata atau median contoh seperti tampak dalam
garis di bawah tersebut bahwa jarak yang dinyatakan dalam km, adalah
sepanjang 15 km dengan pelanggan A berdiam di kilometer ke nol, B ke
satu, C ke dua dan demikian seterusnya.

A B C D E F G

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Bila ujung A dipakai sebagai pangkal penghitungan, maka akan


diperoleh hitungan:
0+1+2+4+6+14+15=42 dan dibagi 7=6, jadi kalau menurut prinsi rata-rata
maka lokasi jarak rata-rata adalah enamdari A ke E.
Perbandingan jarak yang ditempuh dari E ke D dengan menggunakan
median:
Pelanggan Lokasi jarak rata-rata (E) Lokasi Median (D)
A 6 4
B 5 3
C 4 2
D 2 0
E 0 2
F 8 10
G 9 11
Jumlah Jarak 34 32

Tabel tersebut menunjukan bahwa lokasi rata-rata adalah (E), maka


jarak yang harus ditempuh untuk melayani pelanggan adalh 34, dan median
adalah 32.Jadi lokasi median lebih baik, sehinggan cenderung
mengakibatkan berkumpulnya berbgai jenis perusahaan.

2. Lokasi Perusahaan Satu Bahan Baku dan Satu Pasar

Alfred Weber adalah orang pertama yang mengembangkan teori lokasi yang
berkenaan dengan industri tersebut. Ia membuat tiga asumsi pasar yaitu,
bahan baku yang hanya diketemukan di tempat tertuntu, kedua bahwa daerah
pasar terletak didaerah lain dengan persaingan bebas, ketiga bahwa terdapat
beberapa lokasi yang tidak ada mobil dan tingkat upah tertentu menunjukan
penawaran yang tak terbatas.
Webber merumuska misal jarak tempat bahan baku B ke tempat pejualan P
sebagai gari lurus dengan jarak J, mka T-P adalah J-j. Biaya satuan angkut
bahan baku adalah rb dan untuk lampit adalh rp. Maka seluruh biaya
angkutan BT harus diminimumkan adalah :

BT = rbj + rp (J-j) atau dapt ditulis sebagai:


BT = ( rb - rp ) j+ rpJ

Jika rb < rp, maka(rb - rp) adalah negatif sebaliknya kalau rb > rp,
maka(rb - rp) adalah positif.

Maka persamaan diatas akan berubah menjadi sebagai berikut:


TA = (Wb Wp)j + WpJ
Wb adalah berat bahan mentah
Wp adalah berat hasi akhir yang diproduksikan
Industri semacam ini disebut industri yang bersifat footloose.

3. Lokasi Industri Dua Bahan Baku dan Satu Pasar

Lokasi industri yang bersangkutan diungkapkan juga oleh Weber dimana


lokasi industri dapat diketemukan dengan menggunakan rumus segitiga
lokasi M1 M2 P, dimana M1 dan M2 adalah lokasi sumber bahan mentah dan P
adalh Tempat penjualan hasil produksi. Seperti gambar dibawah ini dimana
tempat berhentinya ikatan pada benang adalah lokasi optimum yang dicari,
dan tiap sudut adalah tempat yang bersangkutan.

M2 P

M1
Menurut teori Laundhardtdibuat segitiga sebanyak empat unit dimana
M1 dibuat sepanjang sekian unit sesuai dengan berat bahan mentah yang
akan diangkut dari titik ter sebut, misal 2 unit. Begitu juga dengan sudut
M2.Cara melukis segitiganya yaitu dengan mengetahui ketiga sisinya
tersebut. Segitiga tersebut adalah M1M2P.Untuk menemukan titik lokasi
biaya angkutan minimum perlu dibuat lingkaran luar segitiga. Bila titik
sudut P dihubungkan dengan titik sudut P maka titik lokasi yang dicari
adalah T. Titik ini disebut Laundhardt Pool. Jika T terltak diluar segitiga
berat dan berdekatan dengan P, maka P-lah yang merupakan biaya angkutan
minimum.

P
T

M1

M2

Teori lokasi optimum diatas dapat terganggu oleh kosentrasi tenaga


murah (L). Sehingga pengusaha akan mempertimbangkan sejauh mana lebih
menguntunkan untuk pindah ke L. Untuk itu Weber mengintroduksikan
pengertian isodapan. Isodapan didefenisikan sebagai lingkaran berpusat di T
yang menunjukan biaya angkutan yang sama dari titik tersebut. Jarak
isodapan yang tertera pada gambar di bawah ini masing-masing satu, dua,
dan tiga satuan tertentu.Sistem isodapan digunakan untuk menelaah
pengaruh daerah kosentrasi tenaga murah L terhadap titik lokasi biaya
angkutan minimum T. Jika T bergeser mendekati L, maka biaya angkutan
akan naik, sebaliknya pengusaha akan mempergunakan tenaga murah dari L.
Weber memberikan catatan terhadap kemungkinan perpindahan daerah
kosentrasi tenaga murah ini. Ia berpendapat hali ini ditentukan terutama oleh
faktor produksi tenaga dalam proses produksi industri yang bersangkutan,
makin banyak tenaga yang diperlukan , makin besar kemungkinanya
ceteris paribus akan pindah ketempat kosentrasi tenaga murah.
Perpindahan lokasi industri dari T ke L mungkin sekali mendekati industri
yang bersangkutan dengan sumber bahan mentah M3 yang dapat
menggantikan salh satu bahan mentah yang dipegunakannya. Oleh karena
itu penentuan lokasi perlu ditinjau kembali dengan mebuat segitiga lokasi
(M2 M3 P).
M3
Isodapan
Isodapan kritis M2
L
Isodapan

T 1 2 3 4 5

M1

Uraian diatas menunjukan bahwa daerah kosentrasi tenaga murah


dapat menarik industri untuk dipilih sebagai tempat lokasi; hal yang sama
akan terjadi dengan gejala aglomerasi. Gejala ini menarik industri dari lokasi
biaya angkutan minimum, karena membawakan berbagai bentuk
penghematan ekstern yang disebut agglomeration economies.
Sejalan dengan Bertil Ohlin, Ishard membedakan tiga jenis
agglomeration economies :
1. large scale economies yaitu penghematan yang diperoleh suatu
industri di tempat tertentu karena besar skala produksinya.
2. localization economies dialami oleh sekelompok industri
memproduksi barang sejenis di tempat tertentu yang disebabkan
karena membesarnya kelompok industri yang bersangkutan.
3. urbanization economies yang dialami oleh semua kelompok industri
sebagai keseluruhan di tempat tertentu yang dibawakan oleh
membesarnya unsure perekonomian secara makro yang antara lain
menyangkut penduduk, pendapatan, produksi total dan/ atau
kemakmuran umum kota tertentu.

Alonso memperluas teori Weber, sehingga diperoleh metode untk


menentukan lokasi industri yang mempergunakan lebih dari dua bahan
mentah dengan tempat pertemuan yang berbeda dan menjual hasilnya
dilebih dari dua pasar pula. Peralatan yang digunakan adalah lingkaran
isotonim dan isodopan. Longkaran isotonim adalah tempat kedudukan titik-
titik yang menunjukan harga barang yang sama, sedangkan isodopan
menunjukan biaya angkutan yang sama. Alonso menggunakan isotonim
yang dibuat disekeliling kedua tempat bahan mentah dan pasar dan melalui
isodopan yang diperolehnya diketemukan tempat lokasi industri yang
bersangkutan. Dengan cara ini dapat dipecahkan masalah lokasi industri
yang mempergunakan berbgai bahan mentah dengan sumber yang
berbedadan melayani berbagai pasar.

4. Unsur Daerah Pasar Dalam Teori Lokasi

Teori Lokasi yang mengacu kepada daerah pasar pertama kali


dikembangkan oleh Tord Palander yang dibuat dalam bukunya yang berjudul
Beitrage zur Standortstheorie.

TEORI LOKASI
Ringkasan BAB V

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

Nama : Andri Oktriansyah


NPM : 06.07.0015
Jurusan : Survei dan Pemetaan

Anda mungkin juga menyukai