Anda di halaman 1dari 20

TUGAS METODE KONTRUKSI

ANALISA STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN


RUKO 4 LANTAI (SAP2000 VER.14)

Oleh :

MOHAMMAD THESSAR PRADANA


NPM : 1211004

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS


TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya laporan perhitungan struktur gedung

Ruko empat lantai dengan program SAP2000 ver.14 dapat selesai tepat
waktu.

Metode kontruksi. Kritik, saran, dorongan semangat dan motivasi yang

telah diberikan oleh berbagai pihak telah membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penuli berharap laporan ini dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan para

pembaca yang kelak dapat bermanfaat dalam kehidupannya.

Batam, Januari 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Deskripsi Umum ............................................................................... 1
1.3. Konsep Perencanaan Struktur ........................................................... 1
1.4. Peraturan dan Standar Perencanaan .................................................. 2
1.5. Material Bangunan ............................................................................ 2
1.6. Pembebanan ...................................................................................... 2

BAB II. DESAIN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR ......................................... 4


2.1. Desain Elemen Struktur Bangunan ................................................... 4
2.1.1. Perencanaan Dimensi Balok ................................................. 4
2.1.2. Estimasi Dimensi Kolom ...................................................... 5
2.2. Pembebanan ...................................................................................... 7
2.2.1. Beban Gempa ........................................................................ 7
2.3. Desain dan Analisa Plat Lantai ......................................................... 12
2.3.1. Data Pembebanan .................................................................. 12
2.3.2. Dimensi Plat .......................................................................... 12
2.3.3. Desain Tulangan Lapangan Arah X (Mlx) ........................... 13
2.3.4. Desain Tulangan Lapangan Arah Y (Mly) ........................... 14
2.3.5. Desain Tulangan Tumpuan Arah X (Mtx) ............................ 14
2.3.6. Desain Tulangan Tumpuan Arah Y (Mty) ............................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laporan ini menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi
perhitungan sistem rangka portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen pelat,
balok, kolom. Untuk perhitungan struktur atas, maka perencanaan sistem struktur
telah dilakukan menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program
SAP2000 ver.14.

1.2. Deskripsi Umum


Nama Proyek : Pembangunan Ruko
Lokasi : Jl. Jend. Suprapto muka kuning
Fungsi : Umum
Jumlah Lantai : 4 lantai + lantai atap dak
Ketinggian
Lantai 1 : 4.00 meter
Lantai 2 : 3.60 meter
Lantai 3 : 3.60 meter
Lantai 4 : 3.60 meter

1.3. Konsep Perencanaan Struktur


A. Sistem Struktur Bawah
Sistem struktur bawah menggunakan pondasi bored pile, dimana
masing-masing pondasi dihubungkan dengan sloof dan pilecap yang
digunakan untuk meratakan beban mati, beban hidup, maupun beban
angin yang masuk ke pondasi.

1
B. Sistem Struktur Atas
Sistem struktur atas menggunakan struktur beton bertulang

1.4. Peraturan dan Standar Perencanaan


Peraturan/Standar yang menjadi acuan dalam perencanaan :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPUIG) tahun 1983.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1987.
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan
Gedung (SNI 03-2847-2002).
4. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan non-Gedung (SNI 03-1726-2012).

1.5. Material Bangunan


Material utama untuk struktur gedung adalah beton bertulang. Pondasi
gedung berdasarkan hasil penyelidikan tanah adalah pondasi bored pile dengan
kedalaman 20 meter di bawah muka tanah asli. Mutu bahan yang digunakan :

Struktur Material Mutu Bahan

Beton K-300 Fc = 25 Mpa


Konstruksi Beton Besi tulangan D 10 mm BJTP-24 (Fy = 240 Mpa)
Besi tulangan D > 10 mm BJTP-40 (Fy = 360 Mpa)

Tegangan rencana untuk analisis kekuatan batas penampang baik untuk


beban tetap ataupun beban sementara sesuai dengan PBI 1971. Semua parameter
susut dan rangkat diperhitungkan baik menurut PBI 1971 ataupun standar
internasional lainnya jika diperlukan.

1.6. Pembebanan
A. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
jenis bahan bangunan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia
untuk Gedung tahun 1983 dan unsur-unsur yang diketahui seperti
tercantum pada denah arsitektur dan struktur.
Berat sendiri komponen struktur (beton bertulang dan plat lantai)
dihitung sendiri oleh program.
2
Dinding bata = 250 kg/m
2
Beban finishing lantai = 125 kg/m
2
Beban keramik = 24 kg/m
2
Beban plafon = 18 kg/m
2
Beban M & E = 25 kg/m

B. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan dalam perencanaan ini adalah :
2
Beban hidup lantai 1-4 = 250 kg/m
2
Beban hidup lantai atap = 100 kg/m
2
Beban air hujan = 20 kg/m
BAB II
DESAIN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR

2.1 Desain Elemen Struktur Bangunan


2.1.1 Perencanaan Dimensi Balok
Berikut adalah estimasi dimensi balok utama dan balok anak pada proyek
pembangunan gedung Kapita Plaza.

a. Dimensi Balok Utama

Bentang terpanjang adalah 7.500 mm, maka dimensi balok utama (B1)
diperhitungkan dengan persamaan dibawah ini.
1 1
h =
20
L ~ 12
..............................................................(2.1)

1
b= 2
............................................................................... (2.2)

Diketahui : L = 7500 mm
1
h= 2 L
1
= 2 x 7500
=625mm = 700mm

1
b= 2 h
1
= 2 x 650
=350mm

Maka, dimensi balok utama(B1) berukuran 350mm x 700mm.

4
b. Dimensi Balok Anak

Bentang untuk balok anak (B2) diambil setengah dari bentang


maksimum balok utama (B1) yaitu 3.750 mm, yang dihitung berdasarkan
persamaan (2.1) dan (2.2).
Diketahui : L = 3750 mm
1
h= 12 L
1
= 12 x 3750
=312,5mm = 400mm

1
b= 2 h
1
= 2 x 400
=200mm

Maka, dimensi balok anak (B2) berukuran 200mm x

400mm.

2.1.2 Estimasi Dimensi Kolom


Berikut adalah estimasi dimensi kolom pada proyek pembangunan gedung
Kapita Plaza.
- Mutu beton (fc) : 25 Mpa (K-300)
- Tebal plat lantai (tp) : 120 mm
2
- Beban finishing (wf) : 150 kg/m
2
- Beban hidup (wL) : 250 kg/m
- Luasan maksimum (Amax) yang diperoleh berdasarkan denah bangunan
2
sebesar 45 m (7,5 m x 6 m).

5
Beban gravitasi struktur yang diperhitungkan untuk perencanaan dimensi
kolom didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
(PPIUG) tahun 1983.
a. Beban Mati
- Plat lantai = 1,2 tp ybeton Amax .................. (2.3)
= (1,2) (0,2m) (2400kg/m) ( 45m)
= 15.552 kg

- Finishing = 1,2 wf Amax..................................(2.4)


= 1,2 150 2 45 2
= 8.100 kg

b. Beban Hidup
- Finishing = 1,2 wL Amax.................................(2.5)
= (1,6) (250kg/m) (45m)
= 18.100 kg

Beban aksial yang diperoleh untuk setiap lantai dihitung berdasarkan

jumlah beban mati dan beban hidup, pada persamaan dibawah ini.
Beban aksial = beban mati + beban hidup
= 15.552 + 8.100 + 18.000
= 41.652 kg/ lt
Sedangkan beban aksial total yang diperoleh untuk 4 lantai, dihitung pada
persamaan dibawah ini.
Beban aksial total = 4 x 41.652
= 166.608 kg
Estimasi dimensi kolom ditentukan dengan persamaan dibawah ini.

P
= x 3........................................................................(2.6)
A
166.608 kg
300 kg/cm = x3
A
A = 1666,08 cm
b=h= A
= 40,82 cm 408,2 mm

2.2 Pembebanan
2.2.1 Beban Gempa
Besarnya beban gempa sangat dipengaruhi oleh berat dari bangunan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perhitungan berat dari masing-masing lantai bangunan.
Berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang
bekerja di atasnya, yaitu berupa beban mati dan beban hidup.
Karena kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan beban hidup
yang bekerja penuh pada bangunan adalah kecil, maka besarnya beban hidup yang
bekerja dapat direduksi.
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan non-Gedung (SNI 03-1726-2002), kombinasi
pembebanan yang ditinjau bekerja pada setiap lantai bangunan adalah 100%
beban mati (DL) dan 30% beban hidup (LL), yang dinyatakan pada persamaan
dibawah ini.

W = 1,0 DL+ 0,3 LL ................................................................

(2.7)

Dalam perhitungan ini, dimasukkan juga beban merata dinding yang


bekerja pada lantai bangunan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan berat
bangunan.
1. Membuat model dan konfigurasi struktur tiap lantai bangunan dengan
software SAP2000 ver.14. Pemodelan perhitungan berat per lantai
banguan tersebut dibuat dengan menghilangkan kolom pada
bangunan, sehingga setiap lantai dapat dihitung sebagai struktur yang
terpisah satu dengan yang lainnya. Salah satu ujung dari lantai diberi
tumpuan jepit.
2. Mendefinisikan kasus beban dan kombinasi pembebanan yang
digunakan yaitu 1,0 DL + 0,3

LL

3. Hasil analisis akan diperoleh gaya vertikal (F3). Berdasarkan prinsip


kesetimbangan pada konstruksi statis tertentu, yaitu V = 0, maka
besar gaya vertikal yang terjadi pada tumpuan jepit (F3) sama dengan
berat lantai yang ditinjau.

Tabel 2.1. Berat per lantai gedung

(Sumber: Folder 1111006_Structure Weight per Floor)

Dari data tabel diatas, diperoleh berat total bangunan sebesar

Wt = F3 ......................................................................... (2.8)
= 19.152.741 N
Gaya gesar dasar nominal yang dinyatakan sebagai respons ragam yang
pertama terhadap pengaruh gempa rencana menurut persamaan dibawah
ini.

C1
V= Wt............................................................................................(2.9)
R
Dimana :
V : Gaya geser akibat gempa (N)
C : Koefisien gempa dasar
I : Faktor keutamaan struktur
R : Faktor reduksi
Wt : Berat total gedung (N)

Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur


Bangunan Gedung dan non-Gedung (SNI 03-1726-2002), diperoleh data
sebagai berikut.
- Lokasi proyek berada di Wilayah Gempa 1 dengan kondisi
tanah
lunak, sehingga diperoleh Ar sebesar 0,2 dan Tc sebesar 1 detik.

- Faktor keutamaan (I) untuk gedung perhotelan adalah 1,0.

- Struktur gedung diasumsikan daktail penuh, sehingga nilai faktor reduksi


gempa sebesar 8,5.

- Wilayah Gempa 1, koefisien adalah 0,2.

- Berat total gedung () diperoleh dari tabel hasil perhitungan total


berat per lantai, yaitu 19.152.741 N.

T = 0,2 x Jumlah lantai

= 0,2 x 4 = 0,8

Nilai T Tc , maka

C = Am

= Ar / Tc

= 0,2

C1
V= Wt
R
( 0,2 )( 1)
= 8,5 x 19.152.741
= 450.652,7 N

Berat beban gempa tiap lantai akan dihitung dengan menggunakan


persamaan berikut yang tercantum di dalam SNI 03-1762-2002 tentang gempa.

Wi zi
n
Fi = =1 wi zi V....................................................................................
i

(2.10)

Dimana :
Fi : Beban gempa lantai ke-1
Wi : Berat lantai ke-1, termasuk beban hidup yang sesuai (N)
Zi : Ketinggian lantai ke-i dari taraf penjepitan lateral (m)
V : Beban geser dasar nominal statistik ekivalen pada tingkat dasar (N)

1. Beban gempa Lantai ke-1


( 4895509,2 ) (4)
F1 = 19152741 x 450652,7

= 460753,6 N

2. Beban gempa Lantai ke-2


( 4895509,2 ) (8)
F2 = 19152741 x 450652,7

= 921507,6 N

3. Beban gempa Lantai ke-3


( 4895509,2 ) (12)
F3 = 19152741 x 450652,7

= 1382261,4 N

4. Beban gempa Lantai ke-4


( 4895509,2 ) (16)
F4 = 19152741 x 450652,7 = 1681397,9 N
Setelah dilakukan perhitungan beban gempa setiap lantai, maka selanjutnya
akan dilakukan perhitungan beban gempa tiap portal dengan menggunakan
persamaan yang tercantum di dalam SNI 03-1762-2002 tentang gempa, yaitu
- Arah x
Fix
Pix = ..............................................................................(2.11)
n
- Arah y
Fix
Piy = ..............................................................................(2.12)
n

1. Beban gempa Tiap Portal Lantai ke-1


460753,8
P1x = P1y = 39 = 11814,2 N

2. Beban gempa Tiap Portal Lantai ke-2


921507,6
P2x = P2y = 39 = 23628,4 N

3. Beban gempa Tiap Portal Lantai ke-3


1382261,48
P3x = P3y = 39 = 35442,6 N

4. Beban gempa Tiap Portal Lantai ke-4


1681397,9
P4x = P4y = 39 = 43112,8 N

2.3 Desain dan Analisa Plat Lantai


2.3.1 Data Pembebanan (t = 120 mm)
2
Berat Plat = 288,00 kg/m
Berat Finishing
2
- Berat plasteran (5 cm) = 90,00 kg/m
2
- Berat plafond = 11,00 kg/m
2
- Berat spesi = 72,00 kg/m
2
- Berat keramik = 24,00 kg/m
2
- B e ra t M & E = 25,00 kg/m
2
DL = 510,00 kg/m

2
Berat Hidup = 250,00 kg/m
2
LL = 250,00 kg/m

Beban Terfaktor (Qu)


Qu = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1012 kg/m

= 10,12 kn/m
2.3.2 Dimensi Plat (t = 120 mm)
Lx = 3,00 m
Ly = 3,75 m
Ly/Lx = 1,25 2 plat 2 arah

Koefisien momen di dalam plat persegi menerus atau terjepit elastis


Mlx = 48 (PBI 1971 tabel 13.3.2 hal. 202)
Mly = 38 (PBI 1971 tabel 13.3.2 hal. 202)
Mtx = 48 (PBI 1971 tabel 13.3.2 hal. 202)

Mty = 38 (PBI 1971 tabel 13.3.2 hal. 202)

b = 1000 mm
d = 90 mm
= 0,85

2.3.3 Desain tulangan lapangan arah X (lx) ( = 0,8)

Mtx = 0,001 Qu (lx) x

= (0,001) (10,12) (3) (48)

= 4,372 kNm

Mlx
1. Mnx = = 5,465 kNm
Mn
2. Rn = bd = 0,67 kNm
Fy 360
'
3. m = 0,85 f c = 0,85. 25 = 16,94

4. =
1
m [ 1
2. m . Rn
fy ] =0,0018
1,4
5. min = fy = 0,00389

0,85 f ' c
6. max = 0,75 ( fy )( 600+fy
600
) = 0,0235

min > , maka yang digunakan adalah 0,00389

7. As = b d = 350,1 mm

Dipakai tulangan 10mm Atul = 78,53 mm


Atul . b
S = As
78,53. 100
= 350,1

= 224,31 mm ...... jadi , digunakan besi 10 - 200 mm


2.3.4 Desain tulangan lapangan arah X (lx) ( = 0,8)

Mtx = 0,001 Qu (lx) x

= (0,001) (10,12) (3) (38)

= 3,461 kNm

Mly
1. Mny = = 4,326 kNm
Mn
2. Rn = bd = 0,53 kNm
Fy 360
'
3. m = 0,85 f c = 0,85. 25 = 16,94
4. =
1
m [ 1
2. m . Rn
fy ] =0,0015
1,4
5. min = fy = 0,00389

0,85 f ' c
6. max = 0,75 ( fy )( 600+fy
600
) = 0,0235

min > , maka yang digunakan adalah 0,00389

7. As = b d = 350,1 mm

Dipakai tulangan 10mm, maka Atul = 78,53 mm


Atul . b
S = As
78,53. 100
= 350,1

= 224,31 mm ...... jadi , digunakan besi 10 - 200 mm

2.3.5 Desain tulangan lapangan arah X (lx) ( = 0,8)

Mtx = 0,001 Qu (lx) x

= (0,001) (10,12) (3) (48)

= 4,372 kNm

Mly
1. Mnx = = 5,465 kNm
Mn
2. Rn = bd = 0,67 kNm
Fy 360
3. m = 0,85 f ' c = 0,85. 25 = 16,94

4. =
1
m [ 1
2. m . Rn
fy ] =0,0018
1,4
5. min = fy = 0,00389

0,85 f ' c
6. max = 0,75 ( fy )( 600+fy
600
) = 0,0235

min > , maka yang digunakan adalah 0,00389

7. As = b d = 350,1 mm

Dipakai tulangan 10mm, maka Atul = 78,53 mm


Atul . b
S = As
78,53. 100
= 350,1

= 224,31 mm ...... jadi , digunakan besi 10 - 200 mm

2.3.5 Desain tulangan lapangan arah X (lx) ( = 0,8)

Mty = 0,001 Qu (lx) x

= (0,001) (10,12) (3) (48)

= 3,461 kNm

Mly
1. Mnx = = 4,326 kNm
Mn
2. Rn = bd = 0,53 kNm
Fy 360
'
3. m = 0,85 f c = 0,85. 25 = 16,94

4. =
1
m [ 1
2. m . Rn
fy ] =0,0015
1,4
5. min = fy = 0,00389
'

6. max = 0,75 ( 0,85 f c


fy )( 600+fy
600
) = 0,0235

min > , maka yang digunakan adalah 0,00389


7. As = b d = 350,1 mm

Dipakai tulangan 10mm, maka Atul = 78,53 mm


Atul . b
S = As
78,53. 100
= 350,1

= 224,31 mm ...... jadi , digunakan besi 10 - 200 mm

Anda mungkin juga menyukai