Analisa Dan Perancangan PEmbangkit Listr
Analisa Dan Perancangan PEmbangkit Listr
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengembangan tenaga matahari. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Abstrak
ABSTRAK ...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain
itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house
gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita. Sistem sel surya
yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler
pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel
sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam
hubungan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang
sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu
menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang
terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan
rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila
tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya
sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung
pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari,
maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu
berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu
mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu.
Biasanya panel surya itu siletakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari
bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang
statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara
maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada
permukaan panel surya.
Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,sistem sel surya itu masih
harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah
permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga
sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini
dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini
tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat
lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk
menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus.
Karena itu, kontroller macam ini cukup mahal.
2.2. Photovoltaic
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel
surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS.
Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silicon single dan
poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan
pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan
dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk
elektrifikasiuntukpedesaan.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-
refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon)
untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam
tipis) untuk mengirim electron ke perabot listrik.Cara kerja sel surya sendiri
sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda. Ketika cahaya bersentuhan
dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron.
Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor
pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik
Spesisifikasi solar sel yang biasanaya dipakai seperti pada table 2.1 dibawah
ini :
Tabel 2.1
Model FL-P250w
Power Tolerance 5%
Modul Sel Surya (photovoltaics) cell surya atau sel photovoltaic merupakan
suatu alat yang dapat mengubah energi radiasi matahari secara langsung menjadi
energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut berjenis diode yang tersusun atas P N
junction. Sel surya photovoltaic yang dibuat dari bahan semi konduktor yang diproses
sedemikian rupa, yang dapat menghasilkan listrik arus searah (DC). Dalam
penggunaannya, sel-sel surya itu dihubungkan satu sama lain, sejajar atau seri,
tergantung dari penggunaannya, guna menghasilkan daya dengan kombinasi tegangan
dan arus yang dikehendaki.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan
bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit
pengorbit [bumi], kalkulator genggam, pompa air, dan lain-lain. Sel surya (dalam
bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka
berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
Sebuah panel surya terbuat dari banyak sel surya.
Sel tersambung secara elektrik untuk memberikan arus dan tegangan tertentu.
Masing-masing sel di enkapsulasi untuk mengisolasi dan melindungi dari kelembaban
dan korosi. Ada perbedaan tipe modul yang tersedia di pasaran, tergantung pada
kebutuhan daya yang dibutuhkan. Modul yang paling umum digunakan terbuat dari
32 atau 36 crystalline silicon sel surya. Sel-sel ini berukuran sama, tersambung secara
seri, dan terbungkus diantara bahan kaca dan plastik, menggunakan polymer resin
(EVA) sebagai insulator termal (thermal insulator). Bagian muka modul biasanya
antara 0,1 dan 0,5 m^2.
Panel surya biasanya memiliki dua kontak listrik, satu positif dan satu negatif.
Beberapa panel menyertakan kontak ekstra yang memungkinkan instalasi dioda
penyingkat atau bypass diode di antara masing-masing sel. Dioda ini melindungi
panel dari gejala yang dikenal sebagai hot-spots. Sebuah hot spot terjadi ketika
beberapa sel berada dalam bayangan sedangkan sisa panel berada di bawah matahari
penuh. Daripada menghasilkan daya, sel yang terteduh bertingkah laku sebagai beban
yang membuang daya.
Dalam situasi ini, sel yang terteduh dapat mengalami peningkatan suhu yang
luar biasa (sekitar 85 sampai 100 derajat Celsius.) Dioda penyingkat akan mencegah
hot spot di sel yang terteduh, tetapi mengurangi tegangan maksimum panel. Mereka
sebaiknya hanya digunakan kalau peneduhan tak dapat dielakkan. Adalah solusi yang
jauh lebih baik untuk menggelar seluruh panel di bawah matahari penuh sebisa
mungkin. Kinerja modul surya yang direpresentasikan oleh kurva karakteristik IV
atau IV characteristic curve, yang merepresentasikan arus yang disediakan
berdasarkan tegangan yang ditimbulkan oleh tingkat radiasi surya tertentu.Kurva
merepresentasikan semua nilai tegangan-arus yang mungkin. Kurva bergantung pada
dua faktor utama: suhu dan radiasi surya yang diterima oleh sel. Untuk sebuah area
sel surya, arus yang dihasilkan secara langsung sebanding dengan penyinaran surya
(G), sedangkan tegangan berkurang dengan kenaikan suhu. Sebuah pengatur yang
baik akan berusaha memaksimalkan jumlah daya yang disediakan oleh panel dengan
mengikuti titik yang menyediakan daya maksimum (V x I). Daya maksimum
berkaitan dengan lutut kurva IV.
2.4. Prinsip.Kerja.Solar.Cell
Secara sederhana prinsip kerja solar cell photovoltaic dapat dijelaskan dengan
memisalkan sebagai dioda. Diode ini terdiri dari semikonduktor tipe N dan
semikonduktor tipe P. Untuk membentuk semikonduktor silicon tipe N, yaitu
ditambahkan bahan yang bervalensi 5 yang biasa digunakan antara lain Foster dan
Arenakum.
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya /
solar cell di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada
gambar diatas menghubungkan kaki positif panel surya/solar cells satu dengan panel
surya / solar cell lainnya. Kaki / kutub negatif panel satu dan lainnya juga
dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya / solar cell dihubungkan ke kaki positif
charge controller, dan kaki negatif panel surya / solar cell dihubungkan ke kaki
negative charge controller . Tegangan panel surya / solar cell yang dihasilkan akan
digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai . Untuk menghidupkan beban
perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai
disupply oleh inverter.
Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik
biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah
penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel sel surya berhenti. Cara
deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere. Solar charge controller akan
mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan
drop, maka baterai akan diisi kembali.Solar Charge Controller terdiri dari : 1 input ( 2
terminal ) yang terhubung dengan output panel sel surya, 1 output ( 2 terminal ) yang
terhubung dengan baterai / aki dan 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan
beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke
panel sel surya karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus
listrik DC dari panel sel surya kebaterai,bukansebaliknya.Charge Controller bahkan
ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari
matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikro hidro. Di pasaran
sudah banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu mempunyai 2 input yang
berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat
ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan waktu yang tidak
bisa disuplai energi matahari secara full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila
kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih
besar dari energi matahari.
2.6. Baterai
Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat
periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai kadang-
kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik dalam
bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi surya adalah
baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-free lead-acid
batteries), yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA (klep pengatur asam
timbal atau valve regulated lead acid). Baterai terbentuk oleh sekelompok elemen
atau sel yang diletakan secara seri.
Baterai timbal-asam terdiri dari dua elektroda timbal yang berada dalam
larutan elektrolit air dan asam sulfat. Perbedaan potensial sekitar 2 volt terjadi di
antara elektroda, tergantung pada nilai seketika kondisi penyimpanan baterai. Baterai
yang paling umum dalam aplikasi surya fotovoltaik mempunyai tegangan nominal
sebanyak 12 atau 24 volt. Maka sebuah baterai 12 V berisi 6 sel secaras eri.Baterai
memenuhi dua tujuan penting dalam sistem fotovoltaik, yaitu untuk memberikan daya
listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh array panel-panel surya, dan
untuk menyimpan kelebihan daya yang ditimbulkan oleh panel-panel setiap kali daya
itu melebihi beban.
Baterai tersebut mengalami proses siklis menyimpan dan mengeluarkan,
tergantung pada ada atau tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari,
array panel menghasilkan daya listrik. Daya yang tidak digunakan dengan segera
dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak adanya matahari,
permintaan daya listrik disediakan oleh baterai, yang oleh karena itu akan
mengeluarkannya.Siklus menyimpan dan mengeluarkan ini terjadi setiap kali daya
yang dihasilkan oleh panel tidak sama dengan daya yang dibutuhkan untuk
mendukung beban. Kalau ada cukup matahari dan bebannya ringan, baterai akan
menyimpan daya. Tentunya, baterai akan mengeluarkan daya pada malam hari setiap
kali sejumlah daya diperlukan. Baterai juga akan mengeluarkan daya ketika
penyinaran tidak cukup untuk menutupi kebutuhan beban (karena variasi alami
kondisi keikliman,awan,debu,danlain-lain).
Jika baterai tidak menyimpan cukup daya untuk memenuhi permintaan selama
periode tidak adanya matahari, sistem akan kehabisan daya dan tidak siap memenuhi
konsumsi. Di sisi lainnya, memperbesar sistem (dengan menambahkan terlalu banyak
panel dan baterai) mahal dan tidak efisien. Ketika mendesain sistem yang mandiri,
kita perlu mengkompromikan antara biaya komponen dengan ketersediaan daya dari
sistem. Satu cara untuk melakukan ini adalah memperkirakan jumlah hari dimana
sistem beroperasi secara mandiri. Sebaliknya, jika sistem surya bertanggung jawab
atas daya yang menyediakan ke peralatan pelanggan anda mungkin dapat mengurangi
jumlah hari otonomi sampai dua atau tiga.
Di daerah dengan penyinaran yang rendah, nilai ini mungkin perlu ditambah
semakin banyak. Dalam kasus apapun, anda harus selalu menemukan keseimbangan
yang baik antara biaya dan kehandalan.Ada dua kondisi istimewa penyimpanan yang
dapat terjadi selama siklus penyimpanan dan pengeluaran daya dari baterai.
Keduanya sebaiknya dihindari guna memperpanjang umur kegunaan baterai
Penyimpanan yang berlebihan (Overcharge) Penyimpanan yang berlebihan atau
overcharge terjadi pada saat baterai berada pada kondisi keterbatasan kapasitasnya.
Jika daya yang dimasukan di luar batas titik penyimpanan maksimum, elektrolit
mulai hancur. Ini menghasilkan gelembung oksigen dan hidrogen, dalam proses yang
diketahui sebagai pembuatan gas atau gasification. Ini berakibat hilangnya air,
oksidasi di elektroda positif, dan dalam kasus ekstrim, terjadi bahaya ledakan.
Dengan cara yang sama dimana ada batas atas, ada juga batas bawah dari
kondisi penyimpanan baterai. Mengeluarkan melebihi batas itu akan menimbulkan
pengrusakan pada baterai. Ketika persediaan baterai yang efektif habis, pengatur
mencegah daya yang tersisa agar tidak diambil dari baterai. Kalau tegangan baterai
mencapai batas minimum 1,85 Volt setiap selnya di suhu 25 C, pengatur
memutuskan beban dari baterai.Jika pengeluaran baterai sangat mendalam dan baterai
tetap dalam kondisi pengeluaran untuk jangka waktu yang lama, akan terjadi tiga
efek: pembentukan sulfat yang terkristal pada pelat baterai, bahan aktif pada pelat
baterai akan lepas / berguguran, dan pelat baterai akan melengkung. Proses
membentuk kristal sulfat yang stabil dinamakan sulfasi keras. Ini benar-benar tidak
baik karena akan membentuk kristal besar yang tidak turut serta dalam reaksi kimia
dan dapat membuat baterai anda tidak dapat digunakan.
2.7. Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus
listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC
dari perangkat seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC. Penggunaan
inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat
yang menggunakan AC (Alternating Current). Ada beberapa jenis inverter antara lain:
.
Gambar I.5 Inverter
1. Square WaveGelombangKotak
Gelombang Kotak. Inverter jenis ini hanya bisa untuk lampu saja,
sedangkan untuk beban seperti TV, Komputer bisa merusak inverter dan
juga bisa merusak beban. Kelebihannya harganya lebih murah karena
difungsikan untuk membackup lampu saja. Seiring perkembangan zaman
maka inverter square wave ini jarang dijual dipasaran dikarenakan
keinginan dari pasar menginginkan untuk membackup selain lampu
BAB III
PERANCANGAN
a. Kantor,1 lampu
d.Toilet 1 lampu
e.Teras 1 lampu
Gambar 3.2.C adalah gambar rencana instalasi stop kontak Power house
mengunakan stop kontak 1phase 10 A ( type dinding ) dipasang :
Jadi rumah Power house terpasang 4 stop kontak. instalasi memakai kabel
NYM 3x2,5 mm2
a.Kamar 2 lampu.
c.Dapur 1 lampu
d.Toilet 1 lampu
a.Kamar 2.
b.Ruang tamu 1.
c.Dapur 1 lampu
d.Toilet 1 lampu
a.Kamar 2.
b.Ruang tamu 1.
Jadi 1 runah terpasang 3 stop kontak. instalasi memakai kabel NYM 3x2,5
mm2
a Jumlah Pemakaian
Dimana :
n = banyaknya beban/peralatan elektronik yg digunakan
Pbeban = daya yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan peralatan tsb.
Lama pemakaian = lama pemakaian peralatan per hari (dalam satuan jam).
b Jenis panel surya terdapat beberapa jenis dengan daya yang dihasilkan berbeda.
Namun, di Indonesia dipakai 120 Wp yaitu 120 Wh per hari dengan perkiraan selama
5 jam maksimum tenaga surya per hari.
Maka,
Jumlah panel ygdipakai =
c Jumlah baterai
(Imax) =
Dimana :
Rumah Tipe B
Rumah Tipe C
Power House
Power House merupakan tempat penyimpanan tegangan listrik tenaga surya
yang akan Terpasang instalasi penerangan sebanyak 8 lampu dan 4 stop kontak
dengan rincian sebagai berikut :
Penerangan Jalan
Kebutuhan jumlah listrik pada penerangan jalan untuk Desa tersebut adalah
sebanyak 20 lampu yang bisa mewakili penerangan jalan untuk menuju desa.
f Pentanahan Netral pada Ruang Panel Utama, dll 1 Lot 3,000,000 3,000,000.00
- Panel Box 1
- Panel Box 2
- Panel Box 3
- Kontrolel I
NYFGBY.2 x 4 mm 19 M' 18,500 351,500.00
- Kontrolel II
- Kontrolel III
- Baterai 1
- Baterai 3
- Inverter I
- Inverter II
- Inverter III
- LVMDP
- LVMDP
NYFGBY.2 x 6 mm 14 M' 25,000 350,000.00
- LVMDP
a. Dari LVMDP , ke :
- SDP - 1
b Dari SDP - 1
- SDP - 2
- KWH METER 1
- KWH METER 2
- KWH METER 3
- KWH METER 4
HARGA
VOLUME SATUAN JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN
PEK. PEK. (Rp)
(Rp)
- KWH METER 5
- KWH METER 6
- KWH METER 7
- KWH METER 8
- KWH METER 9
- KWH METER 10
NYFGBY.2 x 2.5 mm 34 M' 14,500 493,000.00
- KWH METER 11
- KWH METER 12
- KWH METER 13
- KWH METER 14
- KWH METER 15
Sub Total
1.D 3,219,000.00
- KWH METER 1
- KWH METER 3
- KWH METER 4
- KWH METER 5
- KWH METER 6
HARGA
VOLUM SATUA JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN
E PEK. N PEK. (Rp)
(Rp)
- KWH METER 7
- KWH METER 8
- KWH METER 9
- KWH METER 10
- KWH METER 11
- KWH METER 12
NYFGBY.2 x 2.5 mm 58 M' 14,500 841,000.00
- KWH METER 13
- KWH METER 14
- KWH METER 15
Sub Total
1.E 3,219,000.00
Sub Total
1.F 47,000,000.00
FIXTURES
- Instalasi Penerangan 7
- Saklar Tunggal 5
- Saklar Ganda 1
- Instalasi Penerangan 6
- Saklar Tunggal 5
- Saklar Ganda 1
- Instalasi Penerangan 8
- Saklar Tunggal 4
- Saklar Ganda 2
1,520,000.0
- Instalasi Penerangan 8 Titik
190,000 0
630,000.0
- Instalasi Stop Kontak Dinding, 1 Ph, 10 A 3 Titik
210,000 0
525,000.0
- 7 Buah 75,000
Lampu LED.3 Watt 0
112,500.0
- Stop Kontak Dinding, 1 Ph, 10 A 3 Buah 37,500
0
92,000.0
- Saklar Tunggal 4 Buah
23,000 0
68,00
Saklar Ganda
- 2 Buah 34,000 0
2,947,500.0
Sub Total 2.A.3 0
Sub Total
1.A+1.B+1.C+1.D 2,244,048,500.0
+1.E+1.F 0
Sub Total
2+2.A.1+2.A.2+2. 19,114,000.0
A.3 0
TOTAL
2,266,110,000.00
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 diatas adalah gambar diagram sistem Distribusi listrik merupakan
bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber listrik sampai ke konsumen melalui beberapa tahapan
1. Pertama Dari sumber Listrik yaitu Solar Cell 207 Unit dengan kapasitas 250
Wp dibagi 3 Jaringan ke Panel Box 3 unit
2. Kedua Panel Box disalurkan ke Charge Controller
3. Ketiga dari Charge Controller menyalurkan listrik mengisi Battery.
4. Keempat dari Battery ke Inverter yang mengubah dari DC ke AC diteruskan
ke LVMDP ( Low Voltage Main Distribution Panel )
5. Kelima dari LVMDP ke SDP -1 dari SDP -1 ke SDP -2 dan LP-PL ( Penel
Penerangan Luar )
6. Keenam dari SDP-1 & SDP-2 didistribusikan ke rumah-rumah
warga.memakai kabel tanah NYFGBY.2 x 2.5 mm2. SDP-1 melayani 15
rumah dan SDP-2 melayani 15 rumah.sedangkan LP-PL melayani penerangan
jalan.
Sesuai dengan Site pada bab sebelumnya Desa Kanding, Plana Kecamatan
Somagede dengan luas area + 14900 mm2.dengan 30 kk ini,lokasi yang direncakan
dibangun pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan kapasitas 15.000 Watt atau 18450
VA.karena daerah ini terletak di pegunungan yang belum terjangkau oleh PLN.
T = P x PL
Dimana :
T =Total
PL = Penerangan Jalan
T = P x PL
= 765. Watt
4.3.3 Total kebutuhan Listrik :
= 14.265 Watt
= 14.265 Watt
T=PxH
T = WP x H
T = P : ( WP x H )
Dimana :
T = Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
Wp = Watt Peak
Adalah:
T=P:V
Dimana :
T = Total
P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
V = Tegangan baterai
Untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah dan fasilitas umum maka baterai
yang dibutuhkan adalah 216 baterai dengan menggunakan pendekatan rumus sebagai
berikut :
T = P : V : Ah
Dimana :
T = Total
V = Tegangan baterai
Adalah:
Total kebutuhan listrik,14.250 Watt
256.500 : 12 : 200 = 106.87
Battery yang dibutuhkan 107 buah .12 V,200 Ah
107 x 2 = 216 Battery
Total pemakaian Battery adalah 216 Battery
Jumlah batterai 216 buah itu hanya dipakai 50 %,untuk menjaga ketahanan
baterai
I=P:V
Dimana :
256.500 : 12 = 31.375 A
KESIMPULAN