Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesejahteraan kesehatan yang baik adalah suatu kondisi

dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Pergeseran fokus dari

sehat ke sakit sangat berarti karena sehat dan sakit merupakan

kualitas yang relatif, yang mempunyai beberapa tingkat, maka

akan lebih mudah bila sehat dan sakit ditentukan sesuai dengan

titik tertentu pada skala atau kontinum sehat-sakit. Konsep sehat

dan sakit adalah konsep yang berkompleks dan berinterpretasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit.

Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami, yang

bersifat dinamis yang sifatnya terus menerus berubah. Menurut

WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik

fisik mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan

kelemahan. Sedangkan sakit adalah keadaan tidak normal atau

sehat, secara sederhana dapat disebut penyakit yang merupakan

suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal

(Asmadi, 2008).

Hipertensi menjadi salah satu masalah utama dalam ranah

kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Hipertensi

adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan

diukurpaling tidak tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum

seorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan


darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg.( Elizabeth J Corwin,

2009). Dan sering di jumpai gejala yang menyertai pada

penyakit hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan, tanda

gejala yang sering di temukan pada hipertensi di antaranya

megeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,

gelisah, mual, muntah, epitasis, dan kesadaran menurun

(Nurarif, 2012).

Diperkirakan, 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi

di negara berkembang pada tahun 2025, dari jumlah total 639

juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat

menjadi 1,2 miliar kasus ditahun 2025. Di Indonesia hipertensi

merupakan salah satu penyakit pembunuh nomor satu sampai

saat ini. Usia lanjut karna faktor degeneratif bahkan usia

produktif juga bisa terserang penyakit ini (Herlambang, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada

tahun 2014, prevalensi kejadian hipertensi menempati urutan

pertama dari sepuluh besar penyakit provinsi lampung tahun

2014 yaitu sekitar 814.017 (47,02 %) (Data Profil Dinkes. Provinsi

Lampung, 2014).

Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya gaya

hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, kurangnya

sarana prasarana penanggulangan hipertensi serta mahalnya

biaya untuk pengobatan (Kharisna, Dewi, dan Lestari, 2012).


Sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan

sesuatu gangguan atau gejala untuk itu hipertensi sering disebut

sebagai silent killer atau pembunuh siluman. Tanpa disadari

penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti

jantung,otak,ataupun ginjal. Di saat tekanan darah sudah

mencapai angka tertentu,gejala- gejala akibat hipertensi seperti

pusing ,gangguan penglihatan,dan sakit kepala,sering kali terjadi

pada saat hipertensi sudah lanjut (Triyanto, 2014).

Kejadian hipertensi yang meningkat setiap tahun

mengindikasikan bahwa hipertensi perlu dan harus segera

ditangani. Tujuan dari perilaku perawatan tersebut supaya

terciptanya status kesehatan penderita hipertensi yang muncul

karena kurangnya pengetahuan keluarga (Agustin,2015). Di

masyarakat hipertensi menjadi penyakit yang sangat umum

karena tidak ada gejala khusus yang timbul,tetapi gejala yang

sering muncul adalah nyeri kepala yang secara mendadak.

Hipertensi merupakan pemicu berbagai penyakit apabila tidak

titangani dengan baik hipertensi akan mempunyai resiko yang

besar karena dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskular

seperti stroke, jantung koroner, atau gagal ginjal

(Herlambang,2013).

Hipertensi akan timbul komplikasi kardiovaskuler karena

jantung mengalami arterosklerosis, yaitu keadaan yang


menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi dan akan

membahayakan arteri

koroner dan menyebabkan serangan jantung. Jika peristiwa

tersebut terjadi di otak dapat menyebabkan stroke. Hipertensi

dan gagal ginjal memiliki hubungan yang sangat erat, banyaknya

mengkonsumsi garam, obesitas, konstipasi, merokok, alkohol,

stres berkelanjutan dan diabetes menjadi pemicu timbulnya

hipertensi. gejala hipertensi yang tidak nyata membuat

penderita merasa segalanya normal tidak ada gangguan dalam

kesehatannya, gejala hipertensi akan timbul apabila sudah

terjadi komplikasi (Irianto,2014). Hipertensi membuat

penderitanya asimtomatik yang apabila penanganannya

terlambat dan mengalami komplikasi jangka panjang maka

membutuhkan banyak medikasi agar tekanan darah dapat

terkendali (Dona dan Mary, 2014).

Maka perlunya dilakukan suatu pelayanan melalui

proses keperawatan keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar

daerah setempat melalui proses keperawatan keluarga

dimana tenaga kesehatan memberikan pelayanan kepada

keluarga. Dimana definisi dari Keluarga adalah sekumpulan

dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan

perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing masing

mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari,


Mita Fatma dkk, 2007). Dimana definisi Keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala

keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dana tinggal

di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto,

2007)

sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami

dan dilakukan ,tugas keluarga tersebut antara lain fungsi

keperawatan yaitu mengetahui kemampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga

mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian faktor penyebab,tanda dan gejala serta yang

mempengaruhi keluarga terhadap masalah,kemampuan

keluarga dapat mengenal masalah,tindakan yang dilakukan

oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan

keperawatan.Untuk mengetahui kemempuan keluarga dalam

mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang

tepat.untuk mengetahui sejauhmana keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, mengetahui sejauhmana

kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang

mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang.

(Harmoko,2012)
Pengkajian yang penulis lakukan di Jl. Nyunyai Indah,

Gang Bungsu II Keluraharan Raja Basa Kecamatan Raja Basa

Bandar Lampung terhadap keluarga Ny. S Pada hari Rabu

tanggal 25 Januari 2017 Ny. S menyatakan bahwa Ny.S memiliki

penyakit darah tinggi/ hipertensi, Ny. S mengetahuinya setelah

periksa ke puskesmas dan diberi tahu oleh dokter jaga dan ia

tidak tahu pasti tentang penyebab tanda dan gejala hipertensi.

Ny.S mengatakan darah tingginya sering kambuh dan terasa

nyeri kepala terutama ketika Ny. S banyak pikiran dan kelelahan

atau terlalu banyak aktivitas, ketika darah tingginya kambuh Ny.S

mengeluh kepala terasa pusing dan berat secara tiba-tiba dan

menjalar hingga ke tengkuk leher bagian belakang, nyeri yang

dirasakan seperti ditusuk tusuk.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

menyusun laporan keperawatan komprehensif dengan judul

asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny.S. dengan

Hipertensi Di Jalan. Nyunyai Indah, Gang Bungsu II

Keluraharan Raja Basa Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung

Tahun 2017.

1.1 Tujuan Penulisan

1.1.1 Tujuan Umum


Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan

pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga Ny.S dengan hipertensi

1.1.2 Tujuan Khusus

1.1.2.1 Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan

keluarga secara komprehensif pada keluarga Ny.S

1.1.2.2 Dapat merumuskan dan mengidentifikasi

diagnosa keperawatan keluarga pada keluarga

Ny.S

1.1.2.3 Dapat menentukan perencanaan keperawatan

keluarga pada keluarga Ny.S

1.1.2.4 Dapat melaksanakan tindakan keperawatan

keluarga pada keluarga Ny.S

1.1.2.5 Dapat melakukan evaluasi terhadap

keberhasilan proses keperawatan keluarga pada

keluarga Ny.S

1.1.2.6 Dapat mendokumentasikan tentang asuhan

keperawatan keluarga pada keluarga Ny.S

Anda mungkin juga menyukai