DIABETES MELLITUS
OLEH :
KELOMPOK 2
FATMAWATY ( K111 10 33 )
SUCI ANDRIANI ( K111 14 086 )
WILIS MILAYANTI ( K111 14 329)
RAZIA LATUCONSINA ( K111 15 701 )
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah yang berjudul Penyakit Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak makas tantangan itu
bisa teratasi. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Kelompok 2
B. Saran...............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita
Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika
tidak ada tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes
mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465
miliar USD (IDF, 2011). International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa
mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada tahun 2006,
terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara
(IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun
(IDF, 2011).
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe
I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan
Diabetes Mellitus Tipe Lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling
banyak diderita adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2
(DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gulah darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Depkes,
2005).
Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal,
impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi
paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui tentang klasifikasi penyakit Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui tentang epidemiologi penyakit Diabetes Melitus di
Indonesia
A. Defenisi Penyakit DM
Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing
manis adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosadalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka
diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia & Lorrain,
2006).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone
insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih,
tetapi kurang efektif (Sarwono, 2006).
Klasifikasi
American Diabetes Assosiation (2005) dalam Aru Sudoyo (2006)
mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi :
1. Diabetes mellitus tipe 1 ( diabetes yang tergantung kepada insulin,
IDDM
Dibagi dalam 2 subtipe yaitu autoimun, akibat disfungsi autoimun
dengan kerusakan sel-sel beta dan idiopatik tanpa bukti autoimun
dan tidak diketahui sumbernya.
2. Diabetes mellitus tipe 2 ( diabetes yang tergantung kepada insulin,
NIDDM )
Bervariasi mulai yang predominan resisten insulin disertai defisinsi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resisten insulin.
3. Diabetes mellitus Gestasional ( GDM )
Dikenali pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4%
dari semua kehamilan. Faktor risiko terjadinya GDM adalah usia tua,
C. Fatofisiologi
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
adanya kekuranganinsulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi
insulin dapat terjadi melalui 3jalan, yaitu :
1. Rusaknya sel-sel pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat
kimiatertentu, dll).
2. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
pankreas.
3. Desensitasi/kerusakan reseptor insulin (down regulation) di
jaringan perifer(Manaf, 2009).
E. Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan dengan mengadakan pemeriksaan
kadarglukosa darah. Untuk penentuan Diagnosis DM, pemeriksaan
glukosa darah yangdianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara
enzimatik dengan bahan darahplasma vena. Penggunaan bahan darah
utuh (whole blood), vena ataupun kapilertetap dapat dipergunakan
dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostikyang berbeda
sesuai pembakuan WHO, sedangkan untuk pemantauan
hasilpengobatan dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
kapiler
Kriteria diagnosis DM menurut menurut ADA tahun 2007 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Kriteria Diagnosis DM
a. Gejala klasik DM + Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/ dl
(11.1mmol/L).Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu haritanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik
adalah: poliuria,polidipsia, polifagia, dan berat badan turun tanpa sebab.
b. Gejala klasik DM + Kadar glukosa darah puasa 126 mg/ dl (7.0
mmol/L).Puasa adalah pasien tak mendapat kalori sedikitnya 8 jam.
c. Kadar glukosa darah 2 jam PP 200 mg/ dl (11,1 mmol/L)TTGO dilakukan
dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr
glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
F. Pengobatan
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi
insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang
berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya
serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan
pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas
fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci
program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan
berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka
pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan
insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar
gula darah.
G. Pencegahan
b. Jenis Kelamin
c. Tempat
PEMBAHASAN
1. Menurut Orang
Pada negara berkembang, DM cenderung diderita oleh penduduk usia
45-64 tahun, sedangkan pada negara maju penderita DM cenderung
diderita oleh penduduk usia di atas 64 tahun. Penderita DM Tipe 1
biasanya berumur < 40 tahun dan penderita DM Tipe 2 biasanya berumur
40 tahun. Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang akan diderita
seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, pada
suatu saat dapat menimbulkan komplikasi.
Diabetes Mellitus (DM) biasanya berjalan lambat dengan gejala-gejala
yang ringan sampai berat, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat
baik komplikasi akut maupun kronis. Dengan demikian Diabetes bukan
lah suatu penyakit yang ringan. Menurut beberapa review, Retinopati
diabetika, sebagai penyebab kebutaan pada usia dewasa muda, kematian
akibat penyakit kardiovaskuler dan stroke sebesar 2-4 kali lebih besar ,
Nefropati diabetic sebagai penyebab utama gagal ginjal terminal, delapan
dari 10 penderita diabetes meninggal akibat kejadian kardiovaskuler dan
neuropati diabetik, penyebab utama amputasi non traumatic pada usia
dewasa muda.
Hasil penelitian Ditjen Yanmed Depkes RI pada tahun 2002, diperoleh
data bahwa DM berada di urutan keenam dengan PMR sebesar 3,6% dari
sepuluh penyakit utama yang ada di Rumah Sakit yang menjadi penyebab
utama kematian. Dan penelitian Ditjen Yanmed Depkes pada tahun 2005
menyatakan bahwa DM menjadi penyebab kematian tertinggi pada pasien
rawat inap akibat penyakit metabolik, yaitu sebanyak 42.000 kasus dengan
3.316 kematian (CFR 7,9%). Berdasarkan penelitian Junita L.R marpaung
di RSU Pematang Siantar tahun 2003- 2004 terdapat 143 orang (80,79 %)
pasien DM yang berusia 45 tahun dan 34 orang (19,21 %) yang berusia
< 45 tahun.26 Menurut penelitian Renova di RS. Santa Elisabeth tahun
3. Menurut Tempat
Di Negara berkembang, Diabetes mellitus sampai sat ini masih
merupakan faktor yang terkait sebagai penyebab kematian sebanyak 4- 5
kali lebih besar. Menurut estimasi data WHO maupun IDF, prevalensi
Diabetes di Indonesia pada tahun 2000 adalah sebesar 5,6 juta penduduk,
tetapi pada kenyataannya ternyata didapatkan sebesar 8,2 juta. Tentu saja
hal ini sangat mencengangkan para praktisi, sehingga perlu dilakukan
upaya pencegahan secara komprehensif di setiap sektor terkait.
Pada Tahun 2000, lima Negara dengan jumlah penderita Diabetes
mellitus terbanyak pada kelompok 20-79 tahun adalah India (31,7 juta),
Cina (20,8 juta), Amerika (17,7 juta), Indonesia (8,4 juta), dan Jepang (6,8
juta). Berdasarkan survei lokal, prevalensi DM di Pulau Bali pada tahun
2004, mencapai angka 7,2%. Pada tahun 2005, di DKI Jakarta telah
dilakukan survei, dan diperoleh prevalensi DM sebesar 12,8%.
Menurut laporan PERKENI tahun 2005 dari berbagai penelitian
epidemiologi di Indonesia, menunjukkan bahwa angka prevalensi DM
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka
diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati.
2. Penyakit diabetes mellitus terdiri dari Diabetes mellitus tipe 1
(IDDM), Diabetes mellitus tipe 2 (NIDDM ), Diabetes mellitus
Gestasional ( GDM ), dan Diabetes mellitus tipe lain.
3. Penyakit Diabetes Melitus cenderung diderita oleh penduduk usia 45-
64 tahun, sedangkan pada negara maju penderita Diabetes Melitus
cenderung diderita oleh penduduk usia di atas 64 tahun.
B. Saran
1. Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga
dan istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terlalu manis, karena itu dapat menyebabkan kadar
gula melonjak tinggi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29762/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33760/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21460/4/Chapter%20II.pdf
http://usupress.usu.ac.id/files/Penyakit-Penyakit%20yang%20Memengaruhi
%20Kehamilan%20dan%20Persalinan%20Edisi%20Kedua_Normal_bab
%201.pdf
https://pusparima.wordpress.com/2013/05/31/makalah-diabetes-melitus/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwit
uf2Ek_rLAhUDrJQKHQ6NB18QFggdMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin
%2Finfodatin%2Finfodatin-
diabetes.pdf&usg=AFQjCNEmZSftVhTQChqhgrqb8w2W6eTL2w&sig2=TJpkbs
AfwBHqkAxs-HFgBw&bvm=bv.118443451,d.dGo