Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
Semua inti bermuatan, dalam beberapa inti, muatan ini berpusing (ber-spin)
pada sumbu inti, dan pusingan muatan inti ini menghasilkan suatu dipol magnet
2010). Seperti halnya mainan gasingan anak-anak, tenaga diserap oleh proton karena
kenyataannya bahwa mereka mulai berputar miring dalam medan magnet yang
digunakan. Karena pengaruh medan gravitasi bumi, maka gasing mulai bergoyang
sekitar sumbunya. Hal tersebut terjadi pada inti yang berputar akibat pengaruh medan
magnet yang digunakan. Bila medan magnet diberikan, inti akan mulai presesi sekitar
sumbu putarnya sendiri dengan frekuensi anguler. Frekuensi saat proton presesi
adalah berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet yang digunakan. Jika medan
magnet yang digunakan adalah 14.100 Gauss, maka frekuensi presisi dari proton
adalah sekitar 60 MHz. Karena inti mempunyai muatan, maka presisi menghasilkan
getaran medan listrik dengan frekuensi yang sama. Jika gelombang frekuensi radio
dari frekuensi yang sama ini digunakan terhadap proton yang berputar, maka tenaga
dapat diserap. Bila frekuensi dari komponen medan listrik yang bergetar dari radiasi
yang datang tepat sama dengan frekuensi dari medan listrik yang dihasilkan oleh inti
1
2
yang berputar, dua medan dapat digabung dan tenaga dapat dipindahkan dari radiasi
yang datang ke inti, sehingga menyebabkan muatan berputar, keadaan ini disebut
Berdasarkan konsep spin elektron. Bilangan spin kuantum dari elektron adalah
+1/2 dan -1/2. Jumlah ini mengindikasikan bahwa elektron dapat memiliki satu dari
dua orientasi spin yang mungkin. Nilai sebenarnya dari kjumlah kuantim spin inti
bergantung pada nomer massa dan nomer atom. Karenanya, isotop unsur memiliki
bilangan kuantum spin. Namun, bilangan kuantum spin tidak dapat ditentukan
menggunakan bilangan proton dan neutron di dalam inti melainkan ada sebuah
generalisasi yang berguna diantara bilangan kuantum spin dari suatu unsur dan
bilangan proton dan neutron yang dirangkum sebagai berikut (Balci, 2005) :
a) Unsur genap-genap
Unsur yang memiliki nomer massa dan atom genap seperti halnya atom C
yang memiliki nomer massa 12 dan nomer atom 6. Artinya karbon tersebut memiliki
6 proton dan 6 neutron. Bilangan kuantum spin inti yang tergabung dalam grup ini
b) Unsur ganjil-ganjil
Unsur yang memiliki nomer massa dan nomer atom ganjil seperti halnya atom
hidrogen dengan 1 proton tanpa neutron. Atom fluor yang memiliki 9 proton dan 10
3
neutron
Unsur ini memiliki nomer massa ganjil dan nomer atom genap seperti
kuantum spin inti (I) pada grup ini adalah multiple dari 1/2 yang berarti bisa
sebagai standar primer. Tidak ada perisai pelindung dan mempunyai nilai = 0.
Karena ini adalah standar praktis, pergeseran biasanyadikutip terhadap proton dari
senyawa standar. Tetrametilsilan Si(CH3)4 atau disebut TMS dipilih sebagai senyawa
standar umum, karena proton dari gugus metil jauh lebih terlindungi bila
dibandingkan dengan senyawa yang lainnya. Maka dari itu, apabila kita mengukur
suatu senyawa, maka resonansi dari protonnya dicatat dalam pengertian berapa jauh
(Hz) mereka digeser dari proton-proton TMS. Dalam menyatakan pergeseran kimia,
biasanya digunakan skala delta (). Nilai dinyatakan positif jika sampel menyerap
ke frekuensi absorpsi referensi yang tinggi pada bidang konstan seperti didefenisikan
Faktor 106 merupakan nilai skala numerik dari ke ukuran yang lebih nyaman
4
dan dikutip dalam bagian per juta atau ppm. Dalam suatu molekul, proton-proton
dengan lingkungan yang sama akan menyerap tenaga yang berbeda pula. Proton
dengan lingkungan yang sama dikatakan ekuivalen. Jumlah sinyal dalam spektrum
NMR dapat menerangkan pada kita berapa banyak proton-proton yang ekuivalen
yang terkandung dalam suatu molekul. Sedangkan kedudukan sinyal akan membantu
menerangkan kepada kita jenis proton dalam suatu molekul, apakah aromatic, alifatik,
Sebagian besar molekul yang mempunyai atom hidrogen dan, inti pada atom
hidrogen memiliki resonansi yang paling kuat karena 1H NMR telah diaplikasikan
secara luas. Proton dalam setiap grup kimia memiliki konstanta perlindungan yang
berbeda, dan kondisi resonansi dinyatakan pada Vo. Semua ikatan CH adalah identik
dan perlindungan tiap intinya sama, hal ini seperti disebut sebagai ekivalennya. Dua
proton metilen berada pada bagian molekul yang berbeda, maka dari itu mempunyai
densitas elektron yang berbeda dan resonansi pada frekuensi yang berbeda. Dan
proton pada gugus hidroksi pun memiliki nilai pergeseran yang berbeda pula (Atkins,
1998).
12 13
Unsur karbon terdiri dari isotop yang stabil C dan C dengan kelimpahan
13
masing-masing 98,9% dan 1,1%. Hanya inti C yang memiliki momen magnet
sementara inti 12C yang merupakan isotop utama adalah non-magnetik. Maka dari itu,
13 13
magnet C lebih kecil dank arena itu, C juga sedikit sensitif untuk eksperimen
NMR dibandingkan proton. Selain itu, kelimpahan alam yang rendah menyebabkan
13
deteksinya yang lebih sulit dan untuk itu spektroskopi C NMR lebih sedikit
sebagai senyawa standar untuk sampel larut dalam pelarut organik, sedangkan jika
Perbandingan antara letak resonansi suatu proton atau karbon tertentu dengan letak
resonansi proton atau karbon standar dinamakan pergeseran kimia (Supratman, 2010).
Proses relaksasi meliputi beberapa transisi non-radiasi yang mana inti pada
keadaan yang lebih tinggi kembali ke keadaan spin rendah. Terdapat dua jenis proses
Relaksasi ini meliputi transfer energi dari satu inti ke inti yang lain. Tidak
ada energi yang hilang, tetapi energi terbesar diantara inti mengakibatkan hilangnya
Relaksasi ini meliputi transfer energi dari inti pada keadaan yang lebih tinggi
ke kisi-kisi molekul. Energi dipindahkan ke komponen dari sisa sistem sama. Proses
6
relaksasi yang efisien meliputi waktu yang pendek dan menghasilkan pita serapan
yang lebar. Semakin pendek waktu dari keadaan tereksitasi, lebih lebar garis yang
terbentuk. Mekanisme ini tidak efektif untuk padatan. Proses ini menjaga kelebihan
inti pada keadaan energi yang lebih rendah yang mana kondisi yang diperlukan untuk
magnet Bo di sinari pada jarak yang sempit. Pada awalnya, pada instrumen pertama
digunakan metoda ini, dikenal sebagai gelombang berkelanjutan, yang lebih lanjut
dikembangkan dengan pulsed Fourier transform (FT), Sensitivitas yang lebih besar
dicapai dengan eksitasi, dan kemudian pengumpulan signal dari semua inti (proton
atau karbon ) secara simultan tidak secara berurutan seperti pada CW (Supratman,
2010).
a). Magnet
e). Perekaman
Gambar 2.1 Sistematika Komponen Alat Resonansi Magnet Inti (Hariani, 2008)
Akurasi dan kualitas suatu alat NMR yang tergantung pada kekuatan
magnet permanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan frekuensi
oskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnit bersifat
elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHz
untuk proton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem
pengunci frekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada tipe
eksternal wadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel berada pada tempat
terpisah, sedang pada tipe internal senyawa pembanding larut bersama-sama sampel.
pada suatu range yang sempit, dengan memvariasikan arus searah melalui kumparan,
8
medan ini disinkronisasikan secara linier dengan perubahan waktu. Sumber frekuensi
terhadap jalar dan magnet. Detektor sinyal juga berfungsi sebagai penerima sinyal
frekuensi radio dan rekorder digunakan untuk mencatat sinyal NMR dan menentukan
Tempat sampel dan probe merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat
diisi cairan sampai 0,4 ml. probe sampel terdiri atas tempat kedudukan sampel,
sumber frekuensi penyapu dan kumparan detector dengan sel pembanding. Detektor
dan kumparan penerima diorientasikan pada 90o. Probe sampel mengelilingi tabung
sampel pada ratusan rpm dengan sumbu longitudinal Untuk NMR beresolusi tinggi,
sampel tidak boleh terlalu kental. Biasanya digunakan konsentrasi larutan 2 15%.
Pelarut yang baik untuk NMR tidak mengandung proton seperti CS 2, CCl4. Pelarut-
pelarut berdeuterium juga sering digunakan seperti CDCl3 atau C6D6 (Hariani, 2008).
Atom hidrogen dalam suatu senyawa organik selalu terikat dengan ikatan sigma
baik pada karbon, oksigen atau atom lain. Medan magnet luar akan mengakibatkan
molecular kecil yang melawan Bo. Proton yang terikat dengan ikatan sigma akan
terperisai (shielded), sehingga diperlukan medan yang kuat untuk mengalahkan efek
9
Gambar 2.2 Skema zona terperisai dan tak terperisai di sekitar cincin benzena
Seperti halnya pada molekul cincin benzena (Gambar 2.2), cincin pada benzen
menurunkan kekuatan medan magnet terluar di tengah bagian cincin (atas dan bawah)
dan meningkatkan kekuatan medan magnet diluar cincin. Alhasil, proton di dalam
bidang molekul dan diluar cincin dibawah pengaruh peningkatan momen magnet dan
proton di daerah atas dan bawah dibawh pengaruh penurunan medan magnet dan
terlindungi. Maka dari itu, resonansi dari proton muncul pada medan tertinggi. Cincin
benzen tidak memiliki proton di tengah cincin atau diatas dan dibawah cincin. Semua
proton benzen berlokasi di bidang molekular dan diluar cincin sehingga pergeseran
elektronegatifitas atom-atom lain terikat pada karbon itu. Suatu contoh yang spesifik
10
ikatan C-F dan CH3F bersifat polar, atom flour mengemban muatan negatif parsial
dan atom karbon mengemban muatan positif parsial. Karena karbon memiliki muatan
positif parsial, maka elektron-elektron dalam tiap ikatan sigma C-H akan tertarik ke
arah karbon dan menjauhi atom hidrogen. Dalam pembahasan mengenai stabilitas
efek induktif. Geseran suatu unsur yang elektronegatif ini, merupakan suatu contoh
lain mengenai efek induktif. Dalam hal ini, akibat efek penarikan elektron oleh F
ialah bahwa disekitar F rapatan elektron membesar dan di sekitar tiap atom hidogen
rapatan elektron mengecil. Proton CH3F menjadi tak terperisasi dan menyerap di
2010).
H i
Unsur X F O Cl Br I H Si
Medan magnet yang diimbas oleh elektron bersifat berarah yang berarti tak-
pengukuran dikatakan sebagai anisotropik. Efek ini kontras dengan efek induktif,
11
yang bersifat simetris di sekitar proton. Efek anisotropik yang terjadi sebagai
tambahan pada medan-medan molekular yang selalu ada, yang diimbas oleh elektron-
elektron ikatan sigma. Dengan demikian diperlukan medan yang lemah (down field)
untuk terjadinya resonansi sehingga akan besar. Efek anisotropi ini umumnya
terjadi pada suatu senyawa yang mengandung ikatan seperti, alkena, senyawa
Jika proton-proton terikat pada atom yang berbeda dan memungkinkan untuk
bekerja gaya Van der Waals maka akan menyebabkan proton menjadi tak terlindungi.
Karena itu proton H pada sistem kursi sikloheksana berbentuk kaku akan melakukan
paramagnetik yang disebabkan oleh gaya Van der Waals biasanya pada orde 1 ppm
efektif inti hidrogen menurun pada efek distorsi asimetrik awak elektron. Dengan
beberapa ppm. Efek medan yang disebabkan oleh momen dipol dan anisotropi dari
gugus kimia merupakan hal yang sangat penting dalam penetapan besar kecilnya
daerah pergeseran, dengan besar dan arahnya tergantung dari jarak dan sudut yang
magnet elektron yang mengelilingi inti yang bervariasi. Pergeseran kimia juga bisa
dipengaruhi oleh anisotropi magnetik dari gugus fungsi yang berbeda. Dengan
melihat faktor tersebut, poin utama dari bagaimana penjajaran (parallel atau
antiparalel) momen magnet proton (Hb) di dalam medan magnet eksternal dapat
mempengaruhi pergeseran kimia proton tetangganya Hb. Penjajaran yang berbeda dari
momen magnet proton Hb akan menyebabkan pemecahan di dalam sinyal proton Ha.
informasi lebih banyak dari spektrum untuk bahan interpretasi. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, interpretasi spektrum yang terdiri dari garis tunggal (singlet)
adalah sulit. Singlet muncul dari proton-proton yang setara (equal) yang tidak
memiliki proton tetangga. Resonansi garis tunggal dapat muncul dari metil (CH 3),
metilen (CH2), dan proton metin (CH). Pada penerapannya, berikut ditampilkan
tersebut mengandung dua gugus metil yang berbeda, pergeseran kimianya berbeda
pula. Satu metil terikat secara langsung dengan gugus karbonil dan metilen lain.
Gugus metil yang terikat pada gugus karbonil beresonansi sebagai singlet pada 2.00
ppm sedangkan gugus metil lainnya beresonansi pada 1.3 ppm sebagai triplet (tiga
puncak).
Gugus metil yang terikat pada karbon karbonil tidak memiliki proton
tetangga, namun, grup metil lainnya memiliki dua proton tetangga. Dari interpretasi
pemecahan sinyal dari grup metil. Lebih jauh lagi, proton metilen beresonansi pada
4.1 ppm sebagai quartet (empat puncak). Bukti ini menunjukkan bahwa proton metil
bertanggungjawab dalam pemecahan sinyal resonansi proton metilen (-CH 2-) (Balci,
14
2005).
kimia. Di dalam spektroskopi 13C-NMR, inti karbon yang berpasangan dengan proton
13
juga dengan inti karbon lain, inilah yang disebut dengan kopling. Kopling C-13C
13
dapat muncul dalam molekul yang mempunyai dua inti C yang berdekatan.
Kemungkinan untuk memiliki inti karbon 13 yang berdekatan adalah sekitar 0,01%.
Biasanya kopling karbon hilang di bagian noise. Untuk itu kopling yang digunakan
adalah kopling yang heteronuklir artinya antara inti karbon 13 dan hidrogen.
pembacaan spektra. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk memahami preparasi sampel.
Sampel yang ingin diuji telah dilarutkan ke dalam pelarut yang sesuai. Sekitar 30-50
mg sampel untuk H-NMR, namun bergantung dengan ukuran molekul sampel dalam
0.5 ml pelarut. Namun untuk spektrum NMR medan tinggi, 1 mg sampel dalam 0.5
silinder dan dibuat dari glass khusus yang berukuran 18 cm (panjang) dan diameter 5
mm (Gambar 2.2)
16