Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Dan Hubungan Berbagai Tingkat Kepekatan

Medium Terhadap Toleransi Osmotik Eritrosit Pada


Hewan Poikilotermik Dan Homoitermik
Dita Paramytha A
140210103068/B
Fisiologi Hewan Kelas B
e-mail : ditaparamytha@gmail.com

ABSTRAK

Toleransi setiap organisme berbeda-beda. Toleransi in berkaitan dengan kemampuan suatu


organsime dapat bertahan ketika dilingkungannya terjadi yang namanya perubahan. Untuk kedua
jenis hewan yang ada baik poikilotermik dan homoitermik memiliki batas toleransi osmotik pada
sel eritrositnya. Sel eritrosit hewan poikilotermik memiliki toleransi larutan sebesar 0,7% lebih
pekat dari lautan NaCl. Dan untuk hewan homoitermik memiliki toleransi laruta 0,9% lebih pekat
dari larutan NaCl.

Kata kunci : homoitermik , osmotik, poikilotermik

ABSTRACT

Tolerance of each organism is different. Tolerance in regard to the ability of a organsime can
survive when their environment changes occur. For both types of animals that exist both
poikiloterm and homoiterm have tolerance limits on the cell osmotic eritrosit. Poikiloterm animal
erythrocytes have a tolerance of 0.7% solution is more concentrated than sea NaCl. And for
animals homoiterm tolerance solution 0.9% more dense than NaCl.

Keywords: homoitherm , osmotic, poikilotherm,

Pendahuluan perairan dalam menghasilkan energi (Lantu,


2010) [1].
Pada praktikum kali ini mengenai
toleransi osmotik eritrosit hewan
Kemampuan hewan untuk
poikilotermik dan homoitermik terhadap
mengadakan osmoregulasi membuat hewan
berbagai tingkat kepekatan medium.
tersebut mampu bertahan hidup, misalnya di
Toleransi osmotik ini berkaitan dengan
dalam air, air tawar dimana osmolaritas
osmoregulasi pada hewan. Osmoregulasi
terlalu rendah hanya untuk mendukung
merupakan upaya hewan air untuk
osmokonformer,di laut,darat, dimana air
mengontrol keseimbangan air dan ion-ion
umunya tersedia dalam jumlah sangat
yang terdapat di dalam tubuhnya dengan
terbatas. Semua hewan air tawar dan hewan
lingkungan melalui sel permeabel.
laut osmoregulator. Manusia dan hewan
Pengaturan osmoregulasi ini sangat
darat lainnya yang osmoregulator harusnya
mempengaruhi metabolisme tubuh hewan
mengkompensasi adanya kehilangan air.
Osmoregulasi secara energetik sangat mahal berada diluar eritrosit, dan mempunyai
(Campbell, 2008) [2]. batas-batas fisiologi terhadap tekanan dari
luar eritrosit. Tekanan membran eritrosit
dikenal dengan tonisitas yang berhubungan
Hewan memiliki tingkat toleransi
dengan tekanan osmosis membran itu
osmotik yang berbeda-beda, apabila keadaan
sendiri. Untuk mengetahui kekuatan
osmotik tidak seimbang dapat beresiko
membrane eritrosit dapat dilakukan dengan
terhadap kelangsungan hidup hewan
uji kerapuhan atau tes fragilitas dengan cara
tersebut. Cairan antara lingkungan dan luar
memasukkan eritrosit (sel darah merah ke
sel dapat saling bertukar untuk menjaga
dalam seri larutan yang mempunyai tekanan
keseimbangan osmotik dengan cara
isotonis sampai hipotonis). Larutan yang
pertukaran zat melalui proses fisika yaitu
digunakan adalah NaCl dengan kadar 0,3%
difusi dan osmosis atau melalui proses
sampai 0,9%. Saat mulai terjadinya pecah
biologis seperti transport aktif.
eritrosit (hemolisis) disebut sebagai
hemolisis awal (initial haemolysis),
Difusi dan osmosis itu sendiri menggambarkan titik fragilitas eritrosit,
merupakan bagian dari transpor pasif .Difusi sedangkan apabila eritrosit mengalami
zat melintasi membran biologis disebut hemolisis semuanya disebut total haemolysis
transpor pasif (passive transport) karena (Siswanto, dkk, 2014) [4].
sel tidak harus mengeluarkan energi agar hal
ini terjadi. Gradien konsentrasi sendiri
Maka dari itu pemberian tingkatan
mempresentasikan energi potensial dan
kepekatan medium akan memberi pengaruh
menggerakkan difusi. Difusi air melintasi
terhadap ketahanan dan toleransi sel eritrosit
membran permeabel selektif dari konsentrasi
itu sendiri.
tinggi ke konsentrasi rendah disebut osmosis
(Campbell, 2008 : 143) [2].
Metodologi Penelitian
Cairan yang digunakan dalam
praktikum ini yakni adalah darah atau sel Alat dan Bahan
eritrosit dari hewan baik poikilotermik atau
Alat yang digunakan dalam
homoitermik. Darah merupakan salah satu
praktikum ini terdiri dari mikroskop, set alat
parameter dari status kesehatan hewan
bedah, papan seksio, kaca arloji, pipet tetes,
karena darah merupakan komponen yang
kaca benda dan kaca penutup, pinset,
mempunyai fungsi penting dalam
gunting bedah, jarum pentul dan tissue.
pengaturan fisiologis tubuh. Fungsi darah
secara umum berkaitan dengan transportasi
komponen di dalam tubuh seperti nutrisi, Bahan yang digunakan antara lain
oksigen, karbondioksida, metabolisme, hewan mencit (Mus musculus) dan hewan
hormon dan kelenjar endokrin, panas dan kadal (Mabouya multifasciata), larutan NaCl
imun tubuh. berbagai konsetrasi( 0,3% - 3% ), aquades,
kloroform dan zat anti koagulan EDTA.
Sel darah yang sangat memiliki peran
fisiologis penting yakni eritrosit. Menurut Cara Kerja
(Soewolo, 2000: 85) [3]. eritrosit mamalia
Cara kerja dalam praktikum kali ini
umumnya berbentuk cakram bikonkaf,
adalah untuk hewan poikilotermik, pertama-
berwarna merah dari eritroblas yang berasal
tama kadal diberi larutan kloroform di dalam
dari hemositoblas. Sel darah merah
toples. Jika kadal sudah pingsan, lalu ditaruh
(eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling
ke atas papan seksio. Kemudian tubuh kadal
banyak dan berfungsi membawa oksigen ke
dibedah dengan perlahan hingga nampak
jaringan-jaringan tubuh melalui darah.
jantung dan pembuluh darahnya. Tusuk
salah satu pembuluh darah sehingga darah
Sel darah merah/eritrosit mempunyai dapat keluar. Mengambil darah yang keluar
membran sel yang bersifat semi permiabel dengan menggunakan pipet tetes dan
terhadap lingkungan sekelilingnya yang diletakkan pada kaca benda. Perlakuan yang
dilakukan adalah, satu kaca benda sebagai es
kontrol, kaca benda kedua ditetesi aquades, Dari hasil sembilan perlakuan yang
sedangkan kaca benda ketiga, keempat dan diberikan ke masing masing sel darah merah
kelima ditetesi secara berturut-turut dengan baik mencit maupun kadal, yaitu dengan
larutan NaCl 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, 0,9% memberikan larutan NaCl berbeda
dan 1%, 2% dan 3%. Kemudian diamati di konsentrasi diantaranya 0,1% ; 0,3% ; 0,5% ;
bawah mikroskop dari perbesaran lemah ke 0,7% ; 0,9% ; 1% ; 2% ; 3% dan aquades
kuat. sebagai control hemolysis. Cairan eritrosit
Untuk hewan homoitermik (mencit), kadal yang diberi larutan NaCl dengan
matikan mencit dengan disinglepit. konsentrasi 0,3% ; 0,3% ; 0,5% ; dan 2%
Kemudian membedah tubuh mencit dengan mengalami pengembangan hampir lisis.
perlahan hingga nampak jantung dan Sedangkan pada konsentrasi 0,7% ; 0,9% ;
pembuluh darahnya. Tusuk salah satu bagian 1% ; 2% dan 3% selnya mengalami krenasi.
pembuluh darah sehingga darah dapat Dan sel mengalami lisis saat diletakkan pada
keluar. Mengambil darah yang keluar 0,1% dan 0,5%. Pada mencit didapati hasil
dengan pipet tetes dan diletakkan pada kaca eritrosit yang diberi larutan NaCl dengan
benda. Perlakuan yang dilakukan adalah, konsentrasi 0,1% dan 0,5% mengalami lisis.
satu kaca benda sebagai kontrol, kaca benda Pada yang diberi konsentrasi 0,3% dan 0,7%
kedua ditetesi aquades, sedangkan kaca mengalami pengembangan hampir lisis
benda ketiga, keempat dan kelima ditetesi selnya (menggembung), pada konsentrasi
secara berturut-turut dengan larutan NaCl 0,9% sel dalam keadaan normal. Dan pada
0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, 0,9% , 1%, 2% dan konsentrasi 1%,2%,3% sel mulai megalami
3%. Kemudian diamati di bawah mikroskop pengerutan menuju krenasi. Untuk aquades
dari peresaran lemah ke perbesaran kuat. pada sel kedua hewan tersebut dalam
Setelah itu bandingkan hasil yang didapat keadaan normal.
pada setiap perlakuan.
Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami
Tabel pengamatan melakukan percobaan mengenai toleransi
osmotik sel eritrosit hewan poikilotermik
No Perlak Mencit Kadal
dan hewan homoitermik terhadap berbagai
uan tingkat kepekatan medium. Tujuannya ialah
1. NaCl Lisis Lisis mengetahui besar nilai toleransi dari sel
eritrosit kedua hewan tersebut.
0,1%
2. NaCl Gembung(h -Krenasi
0,3% ampir lisis) -lisis Kondisi lingkungan yang dihadapi
3. NaCl Lisis Lisis hewan tidaklah selalu konstan. Adakalanya
perubahan-perubahan itu bisa terjadi mulai
0,5% dari suhu, ketersediaan air ataupun gradien
4. NaCl Gembung Normal konsentrasi dalam dan luar sel. Dengan
perubahan ini kiranya sel pada hewan dapat
0,7%
mempetahankan kondisi awal dan
5. NaCl Normal Krenasi
melakukan penyesuian. Ada regulasi
0,9% tersendiri untuk melakukan hal tersebut yang
6. NaCl Krenasi Krenasi dinamakan proses homeostasis. Homeostasis
yang berarti kondisi tetap atau
1%
keseimbangan internal [2]. Jadi dengan
7. NaCl Krenasi Krenasi kemampuan ini hewan dapat tetap bertahan
2% hidup.
8. NaCl Krenasi Krenasi Toleransi osmotik ini dilakukan
melalui proses pertukaran zat berupa difusi
3% dan osmosis. Sehingga akan menimbulkan
9. Aquad Normal Normal efek yang namanya lisis dan krenasi.
Setelah kami melakukan prosedur (krenasi). Namun jika disesuaikan dengan
praktikum yang ada, didapatkan hasil literatur maka sel eritrosit pada tingkat
keadaan sel eritrosit setelah pemberian tersebut akan megalami lisis. Penemuan
larutan dengan kepekatan berbeda. Untuk bahwa sel eritrosit mengalami krenasi
hewan homoitermik diwakilkan oleh mencit mungkin disebabkan oleh kekurangtelitian
(Mus musculus). Darah yang diambil dari praktikan dalam membedakan mana sel
hewan ini lalu diberi berbagai macam krenasi dan sel yang lisis. Atau bisa saja
medium dalam hal ini larutan NaCl. dengan penyebab hal tersebut didiga dikarenakan
konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5% jumlah EDTA (Ethylene Diamine Tetra
penampakan sel eritrositnya dalam keadaan Aceticacid) yang berlebihan. Pada dasarnya
lisis sedngkan pada konsentrasi 0,7% selnya EDTA tersebut bersifat isotonis
mengalami penggembungan hampir lisis. dengankonsentrasi 3,8 % dan 3,2 %, yang
Untuk larutan 0,9% sel eritrosit mencit mana cara kerjanya mencegah pembekuan
keadaanya normal seperti sel aslinya. Dan darah dengan mengikat ion Ca++ melalui
untuk 1%, 2% serta 3% sel telah menglami gugus karboksilat dari senyawa lini
krenasi. Hal ini sesuai dengan literatur kami, membentuk ikatan kompleks khelasi larut
bahwa sel akan mengalami yang namanya [6].
lisis, yakni peristiwa menggelembung dan
pecahnya sel akibat masuknya air ke dalam
Sedangkan untuk larutan yang
sel. Lisis pada sel eritrosit disebut hemolisis.
konsentrasinya lebih pekat dari 0,7% maka
Hemolisis itu terjadi disebabkan oleh
sel eritrosit mengalami krenasi. Hal ini
perbedaan tekanan osmotik isi sel dengan
sesuai dengan yang saya kutip dari Soewolo
mediumnya. Hemolisis akan terjadi ketika
(2000), krenasi akan terjadi untuk hewan
eritrosit dimasukkan ke dalam medium yang
poikilotermik ketika dimasukkan ke dalam
hipotonis terhadap isi sel eritrosit.
larutan NaCl yang lebih pekat dari 0,7%.
Berdasarkan penelitian sel eritrosit hewan
homoitermik isotonis terhadap lautan 0,9%
NaCl. oleh karena itu hemolisis akan terjadi Hasil tersebut menunjukkan bahwa
apabila eritrosit hewan homoitermik baik eritrosit kadal dan mencit mempunyai
dimasukkan ke dalam larutan NaCl dnegan rentang toleransi osmotik yang berbeda-
konsentrasi dibawah 0,9%. (Soewolo, 2000: beda. Toleransi osmotik eritrosit disebabkan
89) [3]. oleh kemampuan setiap membran eritrosit
untuk menahan tekanan osmosis itu sendiri,
yang mana kekuatan maksimum membran
Selain peristiwa hemolisis, sel
eritrosit untuk menahan tekanan dari luar
eritrosit mencit mengalami juga yang
sampai terjadinya peristiwa hemolisis
namanya krenasi. Peristiwa krenasi ini dapat
disebut dengan kerapuhan atau fragilitas [4].
terjadi ketika sel-sel eritrosit pada hewan
homoitermik dimasukkan ke dalam larutan
yang lebih pekat dari 0,9% NaCl [3]. Hal Perbedaan toleransinya ialah untuk
yang sama juga dilakukan terhadap sel pada hewan poikilotermik mmepunyai
eritrosit hewan poikilotermik yang mana larutan isotoni sebesar 0,7% dan hewan
diwakilkan oleh kadal (Mabouya homoitermik sebesar 0,9%. Lebih pekat dari
multifasciata). Dan hasil yang didapatkan, kedua nilai tersebut maka sel akan
untuk konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5% sel mengalami krenasi. Dan apabila larutan
eritrositnya mengalami lisis lebih tepatnya lebih encer maka sel akan mengalami
dikenal dengan hemolisis. Hemolisis adalah penggelembungan dan pecah (lisis).
pemecahan sel-sel merah demikian rupa
sehingga hemoglobin terlepas ke dalam
Pada hewan poikilotermik dan
plasma. Hal ini dapat disebabkan oleh
homoiternik terdapat perbedaan toleransi
toksin, bisa ular, larutan hipertonik
osmotik. Pada hewan poikilotermik lebih
(Frandson, 1992 [5]. Namun terdapat
toleran terhadap larutan yang lebih encer
perbedaan hasil yang ditemukan oleh
dari garam fisiologi. Sedangkan hewan yang
kelompok dengan konsentrasi 0,3% yakni
lebih toleran terhadap larutan yang lebih
ada yang mengatakan sel nya lisis dan ada
pekat dari garam fisiologi adalah hewan
yang menemukan bahwa selnya mengkerut
homoitermik. Hal ini dapat dilihat dari
[6] Liswati, Yane. 2014. Gambaran Laju Endap Darah
kisaran isotonis kedua hewan tersebut. Pada
(Metode Sedimat) Menggunakan Natrium Sitrat 3,8%
hewan poikilotermik kisaran isotonisnya dan EDTA yang di Tambah NaCl 0,85%. Jurnal
adalah pada larutan NaCl 0,7%. Sedangkan Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 (1)
pada homoitermik kisaran isotonis nya
adalah pada larutan NaCl 0,9%.

Kesimpulan dan Saran

Setiap hewan memiliki batas


toleransi osmotik eritrosit yang berbeda-
beda terhadap kepekatan medium
(fragiditas) yang mana hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah
status nutrisi, shu lingkungan dan genetik.
Hewan poikilotermik memiliki toleransi
osmotik sebesar 0,7% dan hewan
homoitermik memiliki besar toleransi yakni
0,9% .

Daftar Pustaka
[1] Lantu,Sartje. 2010. Osmoregulasi pada hewan
akuatik. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Volume 4 (1).

[2]Campbell, Neil A. 2008. BIOLOGI Edisi Kelima


Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

[3]Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan.


Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

[4] Siswanto., et al. 2014. Kerapuhan Sel Darah Merah


Sapi Bali. Jurnal Veteriner Maret Vol. 15(1): 64-67
[5]Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Yogyakarta : Gadjah Mada Universuity Press.

Anda mungkin juga menyukai