Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Defenisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tau, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007, hal 143).
2.1.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
2. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan
banyak tantangan. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh.
3. Umur
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak
pengetahuan yang di dapat (Mubarak, 2006, hal 114)
4. Sumber informasi
Data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata apa air, apa alam, apa manusia
dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005, hal 3).
2.3 Anak
Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun kecuali
berdasarkan UU yang berlaku bagi anak yang ditentukan bahwa usia
dewasa dicapai lebih awal (Konvesi Hak Anak PBB).
2.4 Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis
menjadi terbuka. Tindakan ini murupakan tindakan bedah minor yang paling
banyak dikerjakan di seluruh dunia, baik dikerjakan oleh dokter, paramedis,
ataupun oleh dukun sunat ( Purnomo, 2003, hal 240).Di Indonesia, sirkumsisi
sebagian besar di lakukan oleh agama. Sirkumsisi merupakan tuntunan syariat
Islam yang sangat mulia dan disyariatkan baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Di Indonesia orang-orang Yahudi dan Nasranipun sekarang juga banyak yang
menjalaninya karena terbukti memberikan manfaat terhadap banyak masalah
kesehatan ( Hana,tahun 2008).
Secara medis tidak ada batasan umur berapa yang boleh di
sirkumsisi.Usia sirkumsisi pun dipengaruhi oleh adat istiadat setempat. Di Arab
Saudi anak disirkumsisi pada usia 3-7 tahun, di Mesir antara 5 dan 6 tahun, di
Bisa dilihat dari tabel 2.1 Indonesia hanya 10,2 juta (12%) lebih rendah
daripada negara lain. Padahal Indonesia merupakan Negara islam terbesar dan
sirkumsisi memilki banyak manfaat (WHO,tahun 2007).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sirkumsisi memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan mulai dari mencegah penyakit mematikan seperti AIDS
hingga kanker seviks (WHO,tahun 2007) .
Menurut Richard Bailey (2006, dua penelitian terakhir malah berhenti
lebih awal, karena menunjukkan keefektifan yang tinggi tentang khitan dibanding
kelompok kontrol yang menolak disirkumsisi) ( Hana,tahun 2008).
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan
terutama di bidang kesehatan, metode sirkumsisi pun semakin berkembang. Saat
ini telah diciptakan banyak peralatan dan obat-obatan untuk membantu
melaksanakan sirkumsisi, sehingga sirkumsisi menjadi proses yang lebih aman
dan lebih tidak menyakitkan. Selain itu, banyak pula metode yang mulai
dikembangkan dalam pelaksanaan sirkumsisi sehingga proses sirkumsisi menjadi
2.6 Indikasi
2.6.1 Agama
Sirkumsisi merupakan tuntunan syariat Islam yang sangat mulia dan
disyariatkan baik untuk laki-laki maupun perempuan. Orang-orang Yahudi dan
Nasrani-pun dan sekarang juga banyak yang melakukannya ( Hana,tahun 2008).
2.6.2 Medis
1. Fimosis
Fimosis adalah keadaan di mana prepusium tidak dapat di tarik ke belakang
(proksimal)/membuka.Kadang-kadang lubang pada prepusium hanya sebesar
ujung jarum, sehingga sulit untuk keluar ( Purnomo, tahun 2003). Pada 95%
bayi, kulub masih melekat pada glans penis sehingga tidak dapat di tarik ke
belakang dan hal ini tidak dikatakan fimosis.Pada umur 3 tahun anak yang
fimosis sebanyak 10% (Ikatan dokter Anak Indoneisa,tahun 2008) .
2.7 Kontraindikasi
2.7.1 Kontraindikasi mutlak
1. Hipospadi
Kelainan ini merupakan kelainan muara uretra eksterna.pada hipospadi berada
di ventral penis mulai dari glans penis sampai perineum.hipospadi terjadi
karena kegagalan atau kelambatan penyatuan lipatan uretra digaris tengah.
Insiden dari hipospadi 1 per 300 anak.(Ikatan Dokter Anak Indonesia,tahun
2008)