Anda di halaman 1dari 10

Juni 2015

ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING (PMA)


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1983-2012)
Siti Rizka Amalia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: sitirizkaamalia@gmail.com

Dosen Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si

ABSTRACT

This research starts from a background of Foreign Direct Investment (FDI) and
Growth Domestic Product (GDP) indicates as economic growth. This research is aimed
to analyze the effect of FDI to economic growth during the year 1983 to 2012, the
effect of FDI in the previous year to economic growth in Indonesia. This research uses
time series data consist of FDI and GDP in Indonesia during the year 2010-2012. The
independent variable in this research is Foreign Direct Investment and economic
growth as the dependent variable. Analytical methods to be used in this study is the
econometric model with cointegration approach and a dynamic model approach to
ECM (Error Correction Model). Use of this model aims to analyze theoretically and
empirically whether the resulting model is consistent with the theory or not.

The results of this research indicate FDI in the previous year significant effect on
economic growth. Regression results show that we can know the Foreign Direct
Investment (FDI) influence on the economic growth in Indonesia using an estimated
ECM. In the short term if the variable Foreign Direct Investment increased by 1%,
ceteris paribus, it will increase the value of economic growth in Indonesia at 3%.

Keywords: Foreign Direct Investment, FDI, Economic Growth, GDP.

1
Juni 2015

I. PENDAHULUAN dengan masuknya dana ke dalam sistem

Pertumbuhan ekonomi sebagai ekonomi suatu negara.

indikator utama terhadap baik tidaknya Indonesia sebagai negara yang baru
perekonomian suatu negara, menjadi hal merdeka, dengan keadaan yang masih jauh
yang penting dalam suatu pembangunan tertinggal, namun dengan yakin menjalin
negara itu pula. Pertumbuhan ekonomi hubungan dengan luar negeri yaitu dengan
berarti perkembangan kegiatan yang penanaman modal asing. Penanaman
menyebabkan barang dan jasa yang modal asing tersebut juga berdampak
diproduksikan dalam masyarakat terhadap perekonomian dan pertumbuhan
bertambah dan kemakmuran masyarakat ekonomi yang meningkat. Pada tahun
meningkat (Sadono Sukirno, 2002). 1967 menjadi tahun bahwa sudah mulai
Perekonomian negara berkembang sering masuk perusahaan asing yang masuk
kali mengalami kesulitan untuk tumbuh Indonesia, yaitu PT. Freeport. Bahkan
karena kekurangan modal. Untuk lepas Indonesia pernah memiliki suatu kondisi
dari persoalan itu, suatu negara harus perekonomian yang cukup menjanjikan
mampu melakukan akumulasi kapital pada awal dekade 1980-an sampai
melalui tabungan masyarakat, sehingga pertengahan dekade 1990-an. Hal ini
dapat dipergunakan untuk mendorong ditunjukkan dengan angka inflasi yang
pertumbuhan ekonomi pada tahap stabil, jumlah pengangguran yang cukup
berikutnya. Akan tetapi, karena rendah seiring dengan kondusifnya iklim
masyarakat yang belum cukup mapan ini investasi yang ditandai dengan kesempatan
tidak memiliki tabungan yang cukup, maka kerja yang terus meningkat, angka
akumutasi kapital tidak terjadi. Salah satu kemiskinan yang cukup berhasil ditekan,
alternatif yang ditawarkan para ahli dan sebagainya. Namun perekonomian
pembangunan untuk mengatasi masalah ini Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan
adalah pemanfaatan dana pinjaman dari krisis ekonomi yang melanda secara global
luar negeri, dengan cara ini kebutuhan di seluruh dunia pada tahun 1997. Hal ini
investasi dapat dijembatani. Pertumbuhan menyebabkan tingginya angka inflasi, nilai
ekonomi merupakan proses kenaikan kurs Rupiah yang terus melemah,
output per kapita dalam jangka panjang tingginya angka pengangguran seiring
dan merupakan ukuran keberhasilan dengan kecilnya kesempatan kerja, dan
pembangunan. Kondisi ini, ditunjukkan ditambah lagi dengan semakin
membesarnya jumlah utang luar negeri

2
Juni 2015

Indonesia akibat kurs Rupiah yang Tahun GDP harga konstan (Rp) PMA (Rp)

semakin melemah karena utang luar negeri 1983 95.900.000.000 7.430.000.000


1984 103.000.000.000 2.100.000.000
Indonesia semuanya dalam bentuk US 1985 106.000.000.000 3.750.000.000
1986 113.000.000.000 4.420.000.000
Dollar. 1987 119.000.000.000 1.030.000.000
1988 126.000.000.000 14.900.000.000
1989 138.000.000.000 19.600.000.000
Pada tahun 1967 menjadi tahun bahwa 1990 150.000.000.000 56.500.000.000
1991 163.000.000.000 41.100.000.000
sudah mulai masuk perusahaan asing yang 1992 175.000.000.000 29.500.000.000
1993 188.000.000.000 39.500.000.000
masuk Indonesia, yaitu PT. Freeport. 1994 202.000.000.000 53.300.000.000
1995 219.000.000.000 69.900.000.000
Bahkan Indonesia pernah memiliki suatu 1996 236.000.000.000 101.000.000.000
1997 247.000.000.000 120.000.000.000
kondisi perekonomian yang cukup 1998 215.000.000.000 60.700.000.000
1999 216.000.000.000 55.600.000.000
menjanjikan pada awal dekade 1980-an 2000 227.000.000.000 88.200.000.000
2001 235.000.000.000 58.600.000.000
sampai pertengahan dekade 1990-an. Hal 2002 246.000.000.000 25.300.000.000
2003 258.000.000.000 48.500.000.000
ini ditunjukkan dengan angka inflasi yang 2004 270.000.000.000 36.700.000.000
2005 286.000.000.000 50.600.000.000
stabil, jumlah pengangguran yang cukup 2006 302.000.000.000 163.000.000.000
2007 321.000.000.000 189.000.000.000
rendah seiring dengan kondusifnya iklim 2008 340.000.000.000 20.400.000.000
2009 356.000.000.000 37.800.000.000
investasi yang ditandai dengan kesempatan 2010 378.000.000.000 49.000.000.000
2011 402.000.000.000 58.700.000.000
kerja yang terus meningkat, angka 2012 427.000.000.000 65.600.000.000

kemiskinan yang cukup berhasil ditekan, Sumber : Badan Pusat Statistik


Berdasarkan tabel diatas, pada lima
dan sebagainya. Namun perekonomian
tahun terakhir yaitu tahun 2008-2012,
Indonesia akhirnya runtuh oleh terjangan
GDP Indonesia mengalami peningkatan
krisis ekonomi yang melanda secara global
walau tidak banyak namun merambat naik,
di seluruh dunia pada tahun 1997. Hal ini
seiring dengan kenaikan PMA pula. Pada
menyebabkan tingginya angka inflasi, nilai
tahun 2007 PMA lebih kecil daripada
kurs Rupiah yang terus melemah,
tingginya angka pengangguran seiring tahun 2008 , namun pertumbuhan ekonomi
tetap semakin meningkat. Ini terjadi karena
dengan kecilnya kesempatan kerja, dan
ditambah lagi dengan semakin saat tersebut Amerika sedang mengalami
krisis sehingga berimbas pada penanaman
membesarnya jumlah utang luar negeri
Indonesia akibat kurs Rupiah yang modal, namun GDP Indonesia tetap
meningkat, ini menggambarkan bahwa
semakin melemah karena utang luar negeri
Indonesia semuanya dalam bentuk US Indonesia dapat bertahan walau krisis dan

Dollar. penanaman modal asing terhadap


indonesia menurun. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, salah satu faktor GDP

3
Juni 2015

Indonesia besar karena tingkat konsumsi sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
masyarakat yang tinggi. Oleh karena itu suatu perekonomian yang diwujudkan
GDP kita tetap meningkat, karena dalam bentuk kenaikan pendapatan
kekokohan fundamental ekonomi nasional. Menurut teori Harrod-Domar,
Indonesia yang kuat. untuk menumbuhkan suatu perekonomian
diperlukan pembentukan modal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA
tambahan stok modal (M. Todaro, 2000).
II.1. Pertumbuhan Ekonomi Harrod dan Domar memberikan peranan
kunci kepada investasi di dalam proses
Menurut teori pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi. Pembentukan
ekonomi Neo Klasik Solow-Swan dalam
modal tersebut dipandang sebagai
Sukirno (2006), faktor-faktor yang
pengeluaran yang akan menambah
berperan dalam mendorong pertumbuhan
kesanggupan suatu perekonomian untuk
ekonomi yaitu tenaga kerja, akumulasi
menghasilkan barang-barang maupun
modal serta tingkat kemajuan teknologi.
sebagai pengeluaran yang akan menambah
Menurut Mankiw (2006), pengeluaran
permintaan efektif seluruh masyarakat
pemerintah untuk pembelian barang dan
(Sadono Sukirno, 2002).
jasa bagi pemenuhan pelayanan publik
merupakan salah satu komponen II.2. Penanaman Modal Asing (PMA)
pembentuk GDP yang akan menyebabkan
Teori Robock dan Simond(1989),
adanya pertukaran output barang dan jasa
menyatakan bahwa penanaman modal
dalam perekonomian. Dengan begitu,
asingdijelaskan melalui pendekatan global,
perkembangan infrastruktur dapat
pendekatan pasar yang tidak sempurna,
digunakan sebagai indikator pertumbuhan
pendekatan internalisasi, model
ekonomi suatu daerah yang baik yang
siklus produk, produksi internasional,
dilihat dari variabel GDP.
model imperialisasi Maxis. Penanaman
Menurut Sukirno (2000) modal sering juga disebut sebagai investasi
pertumbuhan ekonomi berarti asing. Investasi dapat diartikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam pengeluaran penanaman modal atau
perekonomian yang menyebabkan barang perusahaan untuk membeli barang-barang
dan jasa yang diproduksikan dalam modal dan perlengkapan-perlengkapan
masyarakat bertambah dan kemakmuran produksi untuk menambah kemampuan
masyarakat meningkat. Sehingga memproduksi barang-barang dan jasa-jasa
pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga yang tersedia dalam perekonomian
4
Juni 2015

(Sukirno, 2012). Di Indonesia penanaman II.4. Hipotesis


modal asing (PMA) didasarkan pada
Hipotesis adalah pendapat sementara
ketentuan UU No. 1 tahun 1967. Investasi
dari suatu penelitian serta pedoman dalam
asing langung sangat penting peranannya
penelitian yang disusun berdasarkan pada
bagi perekonomian Indonesia. Selain
teori terkait dimana suatu hipotesis selalu
sebagai salah satu sumber untuk
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
meningkatkan devisa, investasi langsung
menghubungkan dua variabel atau lebih.
juga berfungsi sebagai transfer teknologi,
Pada penelitian ini, terdapat hipotesa yang
dan menmbah lapangan pekerjaan baru.
dapat dianalisis mengenai pengaruh
Selain sebagai pendanaan pembangunan,
penanaman modal asing terhadap
penanaman modal asing akan membawa
pertumbuhan ekonomi. Hipotesis dalam
pengaruh positif terhadap sektor moneter.
penelitian ini adalah
Meningkatnya investasi maka akan
mendorong peningkatan cadangan devisa H0 ; = 0
negara. Dengan cadangan devisa yang H1 ; 0
cukup maka nilai tukar rupiah diharapkan Ket:
akan stabil dan tidak terjadi inflasi yang
H0 = Tidak terdapat hubungan antara
disebabkan oleh melemahnya nilai tukar
Penanaman Modal Asing terhadap
uang.
Pertumbuhan Ekonomi dalam jangka
II.3. Kerangka Pemikiran panjang

Kerangka pemikiran merupakan H1 = Terdapat hubungan antara Penanaman


sebuah pemahaman yang melandasi Modal Asing terhadap Pertumbuhan
pemahaman- pemahaman yang lainnya, Ekonomi dalam jangka panjang
sebuah pemahaman yang paling mendasar
III. METODOLOGI PENELITIAN
dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran
selanjutnya. Kerangka berpikir penelitian III.1. Jenis Data
yang sedang dipahami pada Analisis Penelitian ini menggunakan data
Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) sekunder berupa data kuantitatif yaitu
terhadap Pertumbuhan Ekonomi adalah Gross Domestic Product (GDP) dan
sebagai berikut: Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia tahun 1983-2012
Penanaman Modal Pertumbuhan
Asing (PMA) Ekonomi

5
Juni 2015

Sementara hubungan jangka pendek


III.2. Pengumpulan Data dinyatakan dengan persamaan sebagai
Metode pengumpulan data yang berikut :
digunakan pada penelitian ini adalah
DLnGDPPt =0 +1DLnPMAt + 2
metode kepustakaan dan dokumentasi
ECTt-1 +t
yang didapat dari beberapa sumber, yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS) .
Keterangan :
IIII.3. Teknik Analisis Data
0 = konstanta
Teknik analisis data yang
LnGDP = first difference dari logaritma
digunakan dalam penelitian ini adalah
Gross Domestic Product (GDP)
model ekonometrik dengan pendekataan
LnPMA = first difference dari logaritma
kointegrasi dan model dinamis dengan
Penanaman Modal Asing (PMA)
pendekatan ECM (Error Correction
ECTt-1 = Error-corection term lagged one
Model). Metode ECM ini mempunyai
period
beberapa kelebihan sebagai analisis
1,2 = koefisien regresi
pendekatan dinamis sehingga model ini
= error term
dapat diterapkan sebagai alat analisis
t = menunjukkan waktu
ekonomi. Persamaan ECM (Error
Corection Model) jangka panjang sebagai Dalam perekonomian keter-
berikut : gantungan variabel dependen dengan
variabel independen jarang terjadi dalam
LnGDPt = 0 +1LnPMAt +2ECT
waktu yang singkat atau seketika, tetapi
membutuhkan kelambanan waktu atau
Keterangan:
time lag. Kemampuan ECM dalam
0 = konstanta
meliputi banyak variabel dalam analisis
1, 2, = koefisien regresi
fenomena ekonomi jangka pendek dan
LnGDPt = logaritma nilai GDP pada
jangka panjang. ECM adalah salah satu
periode t
model autoregresif, mengikut sertakan
LnPMAt = logaritma penanaman modal
pengaruh pertimbangan lag dalam
asing pada periode t
anlisisnya sehingga model ini sesuai
ECT = Error Correction Term
diterapkan dalam penelitian menggunakan
data yang berbentuk time series. Alat
pengolah data dalam penelitian ini

6
Juni 2015

menggunakan Software Microsoft Excel


dan Eviews 8.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Error Correction Model (ECM)
Pada pengujian kointegrasi yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa data
dalam penelitian ini tidak memiliki
hubungan keseimbangan jangka panjang
antara variabel independen dengan
variabel dependen. Walaupun tidak
terdapat keseimbangan jangka panjang,
dalam jangka pendek mungkin saja terjadi
keseimbangan. Untuk menguji apakah
Untuk menyatakan apakah model yang
variabel-variabel memiliki pengaruh dalam
digunakan benar atau tidak, maka
jangka pendek, maka dilakukan analisis
koefisien Error Correction Term harus
dengan pendekatan Error Correction
signifikan. Nilai koefisien ECT pada tabel
Model. Hasil Adjusted R2 pada ECM
dapat dilihat pada nilai resid01(-1) sebesar
dalam jangka pendek menunjukkan nilai
0,060146 yang berarti bahwa
0,24 yang artinya variabel penanaman
ketidaksesuaian pertumbuhan GDP aktual
modal asing dapat dijelaskan dalam model
dengan GDP potensial akan dieliminasi
ini sebesar 24%, sisanya dapat dijelaskan
atau dihilangkan dalam suatu periode
oleh variabel-variabel lainnya. Secara
penelitian sebesar 6%. Dapat dilihat bahwa
simultan semua variabel berhubungan
nilai t-Statistic cukup tinggi yakni
signifikan positif. Hasil regresi ECM
2.538219 yang lebih tinggi dari 2 dan nilai
dalam jangka pendek ialah sebagai
probabilitas ECT sebesar 0.0175 yang
berikut:
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ECT
DLnGDPt=1.17E+10+0.030246*DLPMA
sudah signifikan pada tingkat kepercayaan
t
-0.060146*ECT = 5% dan menunjukkan bahwa model
dari pengujian ECM ini sudah valid.
Keterangan:
Penelitian ini bertujuan untuk
DLnGDPt = Perubahan PDB periode t
menganalisis pengaruh Penanaman Modal
DLPMA = Total Dana Penanaman Modal
Asing (jangka pendek) Asing terhadap pertumbuhan ekonomi di
ECT = Error Correction Term
Indonesia tahun 1983-2012.

7
Juni 2015

V. KESIMPULAN Qaiser Abbas, et.al. Impact of


Foreign Direct Investment on Gross
Setelah melakukan analisis dan
Domestic Product. Volume 11 Issue 8
pembahasan terhadap hasil penelitian Version 1.0. G l o b a l J o u r n a l
o f M a n a g e m e n t an d
sebagaimana diuraikan dalam bab - bab
B u si n ess R e searc h.
sebelumnya, maka dapat diambil August, 2011. The University of Lahore,
Pakistan.
kesimpulan pertama, bahwa tidak terdapat
Suryawati. Peranan Investasi
kointegrasi (hubungan) pada variabel PMA Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Negara-Negara Asia Timur.
dengan variabel GDP dalam jangka
Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian
panjang. Kedua, terdapat hubungan PMA Ekonomi Negara Berkembang, Vol. 5 No.
2, 2000, hal 101-113, Faculty of
terhadap pertumbuhan ekonomi yang
Economics, Universitas Islam Indonesia,
berpengaruh positif dan signifikan sebesar Yogyakarta.
Elvany Noor Afia. Pengaruh
3%, berarti setiap kenaikan PMA 1% akan
PMA, PMDN, dan Belanja Modal
meningkat pula pertumbuhan ekonomis Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah.
Semarang. 2010. Universitas Diponegoro.
sebesar 3% pada jangka pendek. Ketiga,
M. Khairin Majid. Analisis
keterkaitan variable PMA yang Pengaruh Utang Luar Negeri (ULN),
Penanaman Modal Asing (PMA) Terhadap
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun
Indonesia yang signifikan dalam jangka 1986-2011. Malang. 2013. Universitas
Brawijaya.
pendek.
http// www.bps.go.id
DAFTAR PUSTAKA
http://statistikceria.blogspot.com/2
Boediono. Teori Pertumbuhan 014/02/error-correction-mechanism-
Ekonomi. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ecm.html
Ekonomi Edisi 1. Cetakan Ke 5. BPFE: http://wajibstat.blogspot.com/2013/
Jogyakarta. 1992. 05/prosedur-analisis-error-correction.html
Mankiw, N. Gregory. Ekonomi
Makro Edisi 6. Salemba Empat : Jakarta.
2012.

8
Juni 2015

LAMPIRAN
Uji Unit Root / Stasioneritas
GDP
Null Hypothesis: D(GDP_HARGA_KONSTAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.100587 0.0380


Test critical values: 1% level -3.689194
5% level -2.971853
10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

PMA
Null Hypothesis: D(PMA,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 8 (Automatic - based on SIC, maxlag=12)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.976279 0.0001


Test critical values: 1% level -3.831511
5% level -3.029970
10% level -2.655194

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Uji Kointegrasi : Johansen


Date: 06/20/15 Time: 22:05
Sample (adjusted): 6 30
Included observations: 25 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend
Series: GDP_HARGA_KONSTAN PMA
Lags interval (in first differences): 1 to 4

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05


No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None 0.377686 14.52095 15.49471 0.0697


At most 1 0.101049 2.663163 3.841466 0.1027

Trace test indicates no cointegration at the 0.05 level


* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

9
Juni 2015

Uji Regresi
Dependent Variable: GDP_HARGA_KONSTAN
Method: Least Squares
Date: 06/20/15 Time: 11:16
Sample: 1983 2012
Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.77E+11 2.37E+10 7.455245 0.0000


PMA 0.994155 0.347318 2.862374 0.0079

R-squared 0.226374 Mean dependent var 2.29E+11


Adjusted R-squared 0.198744 S.D. dependent var 9.28E+10
S.E. of regression 8.30E+10 Akaike info criterion 53.18750
Sum squared resid 1.93E+23 Schwarz criterion 53.28091
Log likelihood -795.8125 Hannan-Quinn criter. 53.21738
F-statistic 8.193187 Durbin-Watson stat 0.272220
Prob(F-statistic) 0.007873

Uji ECM
Dependent Variable: D(GDP_HARGA_KONSTAN)
Method: Least Squares
Date: 06/20/15 Time: 11:27
Sample (adjusted): 1984 2012
Included observations: 29 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.17E+10 1.71E+09 6.871217 0.0000


D(PMA) 0.030246 0.040659 0.743888 0.4636
RESID01(-1) 0.060146 0.023696 2.538219 0.0175

R-squared 0.242829 Mean dependent var 1.14E+10


Adjusted R-squared 0.184586 S.D. dependent var 1.01E+10
S.E. of regression 9.15E+09 Akaike info criterion 48.80866
Sum squared resid 2.17E+21 Schwarz criterion 48.95011
Log likelihood -704.7256 Hannan-Quinn criter. 48.85296
F-statistic 4.169182 Durbin-Watson stat 1.534084
Prob(F-statistic) 0.026886

10

Anda mungkin juga menyukai