189 594 1 PB PDF
189 594 1 PB PDF
SARI
1. Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya air tanah pada saat ini untuk menunjang
kegiatan pembangunan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat,
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan pembangunan. Sumber
daya airtanah telah menjadi komoditi ekonomi yang mempunyai peran penting
dalam menunjang masyarakat dalam segala aktivitas yang dilakukanya terutama
sebagai pasokan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari penduduk,
proses industri, irigasi dan di berbagai daerah perananya bahkan dapat
digolongkan strategis.
Dampaknya semakin pentingnya peranan air tanah sebagai sumber
pasokan untuk berbagai keperluan tersebut, diperlukan tindakan nyata dalam
pengelolaan sumber daya air tanah yang berwawasan lingkungan, yakni segala
upaya yang mencakup inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perizinan,
pembinaan, pembinaan, dan pengendalian serta pengawasan dalam
konservasinya. Pengelolaan air tanah tersebut perlu dilakukan secara bijaksana
dgn bertumpu pada asas fungsi sosial dan nilai ekonomi, kemanfaatan umum,
keseimbangan, dan kelestarian.
Kecamatan Bruno merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Purworejo, yang dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan berbagai sektor pembangunan di daerah tersebut berimplikasi
terhadap bertambahnya kebutuhan akan air bersih sebagai salah satu faktor
penunjangnya.
Pemanfaatan airtanah secara tidak tepat, dapat mengakibatkan
degradasi i kualitas dan kuantitas terhadap airtanah itu sendiri, juga akan
berdampak terhadap integritas ekologi di sepanjang daerah aliran dan luahan.
Oleh karena itu sangat penting untuk memahami keberadaan airtanah (lokasi,
kedalaman, dan arah aliran) serta potensi airtanah (kualitas dan kuantitas).
2. Metode Penelitian
Iklim
Sebagaimana umumnya daerah lain di Indonesia, wilayah Kabupaten
Purworejo, khususnya Kecamatan Bruno mempunyai dua musim, yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November hingga
Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober.
Curah hujan rata-rata pertahun di daerah telitian berkisar antara 3.472,6370 mm
(milimeter) dan hari hujan berkisar antara 115,8640 HH (hari hujan).
Geomorfologi
Berdasarkan pembagian fisiografi Jawa Tengah menurut Van Bemmelen
(1949), wilayah Kabupaten Purworejo sebagian terletak di Zona Depresi Tengah
Jawa Tengah, sebagaian berada di Pegunungan Serayu Selatan, dan sebagian
lagi menempati Pegunungan Progo (Pegunungan Menoreh).
Berdasarkan kenampakan di lapangan daerah telitian seluruhnya
termasuk dalam satuan geomorfologi perbukitanyang dibangun oleh sekumpulan
bukit dan lembah, yang mempunyai ketinggian berkisar antara 100 1.053 meter
di atas permukaan laut.
Satuan geomorfologi daerah telitian merupakan bagian dari jalur
Pegunungan Menoreh yang memanjang dengan arah Utara-selatan. Secara
dominan tersusun oleh batuan yang relatif resisten yaitu, breksi lava, batuan
beku terobosan, batugamping dan batupasir sehingga menimbulkan topografi
yang relatif menonjol.
Geologi
Batuan yang menyusun wilayah Kabupaten Purworejo mengikuti tata
stratigrafi yang ada di Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Menoreh.
Kecamatan Bruno yang berada di bagian timur banyak dipengaruhi oleh
stratigrafi Pegunungan Menoreh, yang terdiri dari Formasi Andesit Tua (Van
Bemmelen, 1949), Formasi Jonggrangan, Formasi Sentolo, Endapan Alluvium.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, litologi yang tersingkap di daerah
telitian berupa andesit, batugamping, dan breksi yang termasuk dalam Satuan
Formasi Andesit Tua. Struktur geologi banyak di dominasi oleh gaya yang di
hasilkan oleh intrusi andesit. Serta gaya tektonik dari utara selatan yang
merupakan zona subduksi di bagaian selatan daerah telitian.
Analisa Kimia
Analisa kimia dilakukan terhadap sampel airtanah yang telah diambil di
daerah kecamatan Bruno. Hasil analisa kimia airtanah yang didasarkan
konsentrasi kandungan kimia dapat dilihat pada table.
Kriteria mutu air berdasarkan kandungan unsur kimia utama (Fe, Mn, Cl, NO3 ,
NO2 , SO4,, pH, TDS), dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
BeratUnsur
R
No.Massa
ElektronVa lensi
Misal : perhitungan pada sampel airtanah Singolopo Bruno
Misal : Berat Unsur Ca = 2,4 mg/l
Valensi Ca =2
No. Massa Ca = 40
2,4
Maka, R =
40/2
R = 0,120
Harga Ratio meq-nya sebesar 0,120 meq
Menghitung A% (% pencemaran)
A%
rK rA 100%
rK rA
apabila : A% > 5 termasuk tercemar.
A% < 5 termasuk tidak tercemar.
Keterangan : rK = jumlah r kation (mg/L)
rA = jumlah r anion (mg/L)
Misalkan pada perhitungan sampel Singolopo Kec Bruno
rK = 2,2046
rA = 2,0532
2,2046 - 2,0532
A% = x 100% = 3,55%
2,2046 + 2,0532
maka termasuk dalam airtanah dengan Bahaya Na/Alkali tidak ada atau sedikit
(Suharyadi, 1982). Ini menunjukkan bahwa airtanah bisa dimanfaatkan untuk
+
kepentingan irigasi. Dengan kadar Na yang sangat sedikit maka air tidak akan
membahayakan.
RSC CO3 HCO3 Ca Mg unsur dalam meq/epj
Misalkan pada perhitungan sampel Singolopo Kec Bruno
CO3 = 0,484
HCO3 = 1,3082
Ca = 0,12
Mg = 1,8167
RSC = (0,484 + 1,3082) - (0,12 + 1,8167) = - 0,1948
Maka termasuk dalam klasifikasi airtanah yang aman dipakai untuk kepentingan
irigasi karena mengandung banyak residu (endapan) karbonat yang
membahayakan (Suharyadi, 1982).
Tabel Klasifikasi air untuk irigasi berdasarkan nilai RSC (Suharyadi, 1982)
RSC Keterangan
< 1,25 Aman untuk dipakai
1,25 2,5 Kurang aman dipakai
> 2,5 Tidak aman dipakai
Air Hujan
Akuifer Bruno
Akuifer Bruno disusun oleh batuan resisten, yang terdiri dari dua
kelompok yaitu :
1. Batupasir tufan, batupasir konglomerat, tufa, breksi, lempung, batugamping,
napal dan batupasir napalan.
2. Seri dari campuran endapan vulkanik (breksi, tufa dan lava) dengan endapan
sedimen marin (batupasir, konglomerat, serpih dan napal).
5
{ x 3625,8351 mm} x 7,36 = 1334,3073 liter
100
35
{ x 3625,8351 mm} x 7,36 = 9340,1512 liter
100
Berdasarkan kriteria mutu dan jumlahnya, pada setiap akuifer dapat
dibedakan menjadi empat wilayah potensi air bawah tanah yaitu potensi tinggi,
potensi sedang, potensi rendah, dan potensi nihil. Kecamatan Bruno termasuk
wilayah potensi tinggi sampai sedang dengan mutu air baik dengan debit 0.02 -
9 liter/detik (BAPEDA Kabupaten Purworejo dan LPPM UPNVY, 2003),
Kesimpulan
Daftar Pustaka