A. Dynamic Compaction
Secara garis besar, pengertian DC adalah suatu metoda peningkatan kondisi tanah
yang dapat diterapkan pada tanah yang kering, basah/lembab dan jenuh (saturated).
Metoda ini bisa juga diterapkan pada tanah jenuh dengan kandungan butiran halus
mencapai hingga 30%. Target DC dicapai dengan menjatuhkan beban (pounder) dari
suatu ketinggian tertentu ke atas permukaan tanah yang akan dipadatkan. Proses
pemadatan ini berlangsung pada sekian banyak jatuhan pada lahan yang dituju.
tidak jenuh, efek benturan yang muncul adalah seperti halnya kita melakukan Proctor
Compaction Test di laboratorium mekanika tanah.
Sedangkan jika kondisi tanah jenuh, akan terjadi berbagai bentuk gelombang benturan
yang berpusat pada pusat jatuhan beban. Gambar dibawah ini akan bisa memberikan
gambaran tentang gelombang benturan yang dimaksud.
P wave atau gelombang tekan akan merombak struktur partikel tanah akibat
Push-Pull Motion dan meningkatkan tekanan pori. Sedangkan S wave atau gelombang
geser memainkan peran menyusun ulang kepadatan partikel meskipun kecepatan
gelombang cukup pelan. Adapun Rayleigh wave adalah ringkasan dari gelombang geser
dan gelombang permukaan yang tersebar dekat dengan permukaan tanah. Sehingga
akibat adanya berbagai macam gelombang yang tercipta oleh karena beban benturan
pounder, akan menghasilkan tekanan tarik dibawah tanah, berujung pada retak tarik
dalam bentuk radial (seperti gambar diatas) pada pusat beban benturan. Retak tarik ini
VIONA PRADYA M (1400445) | TEKNIK SIPIL S1 2
DYNAMIC COMPACTION | 2016
membuat jalur aliran yang berguna untuk mengeluarkan tekanan pori yang berlebihan
dan membuang air pori dalam tanah jenuh. Hal inilah yang berujung pada peningkatan
kapasitas daya dukung tanah.
- Pekerjaan terapan yang cepat dengan tahapan sederhana, penghematan biaya dan
sangat dimungkinkan pelaksanaannya dengan pekerjaan lain pada saat yang sama.
- Meskipun tergantung dari jenis tanah, kelangsungan pekerjaan lain diatas tanah
setelah peningkatan terjadi sangatlah diijinkan.
- Dapat diterapkan pada berbagai jenis tanah termasuk jenis tanah hasil
bongkaran/pembuangan, pasir tanah kepasiran (dredging soil), tanah halus,
lumpur buangan maupun hasil pengeboran atau bentonit.
3. Prosedur
Gambar 4. Prosedur
4. Contoh Perhitungan
Perlu disadari bahwa pekerjaan DC ini juga menimbulkan efek samping yaitu
suara dan getaran. Untuk itu perlu diadakan antisipasi sebaik mungkin untuk
meminimalisasikan dampaknya. Terutama jika DC dilaksanakan pada daerah dimana
sudah terdapat suatu struktur yang sudah berdiri. Berdasarkan pengalaman
lapangan/best practice dan teoritis, dampak samping yang ditimbulkan bisa diredam
sekecil mungkin.
VIONA PRADYA M (1400445) | TEKNIK SIPIL S1 5
DYNAMIC COMPACTION | 2016
Jika ternyata jarak aman 27 m belum terpenuhi dibeberapa titik tamping, maka
pembuatan galian/trench disekeliling pekerjaan dapat secara signifikan mengurangi
efek getaran dengan memutus kecepatan rambat permukaan. Sehingga jarak titik
tamping terhadap struktur yang sudah ada dapat lebih dekat lagi. Dimensi galian,
berdasarkan best practice untuk energi 300 t.m, tersebut adalah berkedalaman 1,5
2,5 m.
Berikut adalah contoh alat pengujian dan tabel efek getaran dibeberapa negara serta
tabel suara peralatan:
1. Definisi
Metode ini meliputi penentuan kepadatan di tempat dari tanah yang dipadatkan atau
firmlybonded menggunakan alat karet balon. Aparat dijelaskan insection 3, bagaimanapun,
tidak cocok untuk tanah yang sangat lunak yang akan merusak di bawah slightpressure atau di
mana volume lubang tidak dapat dipertahankan pada nilai konstan.
2. Peralatan
Pengeringan Aparatur - Sebuah kompor, oven, atau peralatan lain yang terbukti
cocok untuk pengeringan soilor sampel air.
Macam-macam Alat - pick Kecil, pahat, atau sendok untuk menggali lubang uji;
kantong plastik, ember dengan tutup, atau kontainer logam lain yang cocok yang
dapat closedfor mempertahankan tanah yang diambil dari lubang uji; termometer
untuk determining temperature air; kuas cat kecil.
3. Prosedur
- Posisi pelat kepadatan pada permukaan yang datar dan mengatur pengukuran
volume (A) aparatur dalam lubang tersembunyi di piring kepadatan
- Menampung peralatan dengan kuat dalam posisi, membuka katup kontrol, pompa
balloondown dengan bola karet sampai tingkat air dalam silinder lulus telah
mencapai posisi itslowest, dan merekam buku ini yang merupakan pembacaan
awal.
- Pompa balon kembali ke dalam silinder dengan membalik bola karet, dan tutup
katup the control.
- Tempatkan piring kepadatan di posisi level pada material yang akan diuji,
menggali about4 tes lubang di. Diameter dan 4 di. Mendalam, mempertahankan
VIONA PRADYA M (1400445) | TEKNIK SIPIL S1 10
DYNAMIC COMPACTION | 2016
semua materi yang dihapus dari lubang, kemudian mengukur dan mencatat massa
digali tanah.
- Mengatur aparat di reses di piring kepadatan, terus ke bawah dengan kuat,
membuka controlvalve itu, pompa balon ke dalam lubang, dan mencatat titik
terendah dicapai oleh incylinder air yang merupakan pembacaan akhir.
- Membalikkan bola tekanan-vakum dan pompa balon kembali ke dalam silinder.
- Kurangi pembacaan awal dari pembacaan akhir dan mendapatkan volume lubang
kaki incubic.
- Campur bahan secara menyeluruh dan mengamankan sampel yang representatif
dari tidak kurang dari 100 penentuan kelembaban gmfor.
- Membuat perhitungan kepadatan berdasarkan volume lubang uji dan berat kering
atau basah (asrequired) bahan dihapus.
4. Perhitungan
Hitung kadar air, w (dinyatakan sebagai persentase dari berat tanah kering), tanah
sebagai berikut:
Menghitung volume, kepadatan basah dan kering dari tanah sebagai berikut
V = V2 - V1
DW = W / V
dimana:
VIONA PRADYA M (1400445) | TEKNIK SIPIL S1 11
DYNAMIC COMPACTION | 2016
DW = kepadatan Basah, g / cc
D = kepadatan kering, g / cc
w = Kadar air dari sampel dinyatakan sebagai persentase dari berat tanah kering.
Metode karet balon seakurat metode kerucut pasir, tapi volumeter yang mudah
dioperasikan dan dapat volume dapat diukur lebih cepat daripada dalam metode kerucut pasir.
Hal ini juga cocok untuk berbagai jenis tanah, kecuali orang-orang dengan jumlah besar
kerikil berat
banyak metode yang digunakan, tetapi yang paling sering dipakai adalah metode Pasir
Kerucut (Sand Cone Method).
1. Peralatan
- Peralatan utama terdiri dari botol kaca, kerucut logam yang dilengkapi dengan
katup serta landasan.
- Pasir uji pasir yang bersih, kering, bisa mengalir bebas dengan ukuran lolos
saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan saringan No. 200 (0,075 mm). Sering juga
disebut dengan pasir Ottawa.
- Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 gram dan kapasitas 500 gram
dengan katelitian 0,1 gram.
- Alat pengering kompor atau oven atau alat lain yang dapat dipergunakan untuk
memeriksa kadar air.
- Alat-alat lain pahat, cetok atau sendok yang dapat dipergunakan untuk membuat
lubang di tanah, kantong plastik untuk tempat tanah hasil galian. Container untuk
memeriksa kadar air tanah, dll.
2. Prosedur Pemeriksaan
a) Pemeriksaan Berat Volume Pasir Uji (A)
- Buka katup pada kerucut kemudian isi alat uji dengan pasir uji sampai penuh dan
pasir melewati katup. Tutup katup dan buang kelebihan pasir uji kemudian
timbang alat uji berisi pasir uji (B).
- Kosongkan pasir uji kemudian isi alat uji dengan air sampai melalui katup dan
buang kelebihan air kemudian timbang alt uji berisi air (C).
3
2 (50 mm) 2832 1000 m
- Timbang alat penguji berisi pasir uji (D). Kemudian letakkan alat uji di atas
lubang yang telah dibuat sehingga kerucut terletak pada lubang dari landasan.
- Buka katup sehingga pasir uji dalam botol mengalir memasuki lubang dan tutup
katup setelah tidak terlihat lagi ada aliran pasir uji memasuki lubang. Timbang
berat alat uji berisi sisa pasir uji.
- Ambil kembali pasir uji yang ada dalam lubang dan masukkan kembali ke dalam
botol. Hati-hati jangan sampai tercampur dengan tanah.
3. Perhitungan
Dengan:
Dengan:
Dengan:
VIONA PRADYA M (1400445) | TEKNIK SIPIL S1 15
DYNAMIC COMPACTION | 2016
bahan pasir yang tidak bagus (tidak memenuhi syarat gradasi, kurang kering sehingga
sulit mengalir melalui corong, tercampur dengan material yang mempunyai daya lekat
[mis : lempung, lumpur, dsb])
berat isi pasir yang digunakan untuk pengujian tidak terkalibrasi dengan baik (selalu
lakukan kalibrasi berat isi pasir setiap akan melakukan pengujian, hitung rata-rata dari
minimal 3 kali kalibrasi berat isi pasir)
volume pasir dalam botol kurang untuk mengisi penuh lubang dan corong (gunakan
botol yang lebih besar jika volume botol kurang)
adanya getaran yang mempengaruhi pemadatan pasir yang diisikan ke dalam lubang
uji
sample tanah atau material lapis dasar pondasi yang tidak dimasukkan dalam wadah
tertutup atau terkena suhu panas sehingga kehilangan kelembaban yang
mengakibatkan pemeriksaan kadar air tidak akurat
permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang diuji tidak rata (jika perlu, pastikan
dengan mistar waterpass untuk kerataan permukaan)
pengujian pada lebih dari 1 jenis lapisan (untuk menguji lapis yang sudah tertutup
lapis lainnya, pastikan bahwa lapis di atasnya sudah dikupas habis seluruhnya dan
permukaan uji merupakan permukaan lapisan yang diinginkan untuk diuji -- jangan
menggali pada perbatasan antar lapisan tanah atau perbatasan antar lapis material
dasar pondasi)
ukuran lubang plat dudukan corong dan diameter corong tidak sama, sehingga ada
sisa pasir pada plat dudukan corong yang tidak terhitung pada waktu menghitung isi
corong (usahakan diameter lubang plat dudukan corong sama dengan diameter
corong)
penggalian menghasilkan lubang yang lebih besar dari diameter lubang plat dudukan
corong sehingga ada celah di bawah plat dudukan yang tidak terisi pasir uji
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRLL (Transport and Road
Research Laboratory), Crowthorne, Inggris, dan mulai diperkenalkan di Indonesia
sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR
(California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan.
Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman 70 cm di
bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini
dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang tertentu dimensi dan sudutnya,
kedalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat dan tinggi jauh
tertentu pula.
2. Langkah Kerja
- Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Biasanya dilakukan secara
zig zag pada arah dan jarak tertentu.
- Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus terhadap
permukaan tanah. Bila terjadi penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan
kesalahan pengukuran yang relatif besar.
- Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 dan caat dalam centimeter.
- Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalu lepaskan
sehingga palu jatuh secara bebas menumbuk anvil atau landasan pemumbuk
sambil menjaga agar posisi alat tidak menjadi miring. Tumbukan ini akan
menyebabkan konus menembus lapisan yang akan diuji.
- Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya ke dalam formulir/ blanko
percobaan.
- Hentikan pengujian jika jumlah pukulan telah mencapai 40 kali atau kedalaman
penetrasi antara 70 s.d 90 cm.
- Cabut batang dan konus yang telah masuk kedalam tanah dengan cara
menumbukkan palu geser keatas hingga menyentuh plat alas pemegang alat.
4. Keselamatan Kerja
- Jaga posisi alat saat melakukan tumbukan agar selalu tetap pada posisi vertikal
tegak lurus terhadap permukaan tanah.
- Pastikan posisi tangan tidak berada didekat anvil/landasan penumbuk
5. Perawatan
- Bersihkan peralatan (terutama pada batang baja dan konus) setiap kali selesai
digunakan.
- Masukkan kembali peralatan kedalam kantongnya setelah selesai digunakan agar
terhindar dari air dan cuaca yang dapat menyebabkan karat.
DAFTAR PUSTAKA
Madona, Aris. 2012. Perbaikan Daya Dukung Tanah dengan Metode Dynamic Compaction
& Dynamic Replacement (Bagian 2). [online]
(http://itp-civilengineering.blogspot.co.id/2012/05/perbaikan-daya-dukung-tanah-
dengan_31.html) diakses tanggal 29 Oktober 2016.
Septian, Rudi. _____. Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Sand Cone. [online]
(https://aboutsoil.wordpress.com/test-project/sondir/sand-cone-test/) diakses tanggal
29 Oktober 2016.
Yanuar, Thomas. 2011. Perbaikan Daya Dukung Tanah dengan Metode Dynamic
Compaction & Dynamic Replacement. [online]
(https://civilandstructure.wordpress.com/2011/03/31/perbaikan-daya-dukung-tanah-
dengan-metoda-dynamic-compaction-dynamic-replacement-bagian-1/) diakses
tanggal 29 Oktober 2016.