Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia

Semarang, 8-9 Oktober 2015

OPTIMASI SUHU DAN pH CRUDE ENZIM AMILASE


YANG DIHASILKAN OLEH Aspergillus
PADA MEDIA KULIT PISANG KEPOK (Musa parasidiaca var formatypica)

Amelia Juwana1), Tricia Suryahendra2), Lindayani 3), Laksmi Hartayanie3)


1)
Mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
UNIKA Soegijapranata
2)
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
UNIKA Soegijapranata
3)
Dosen Program Magister Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
UNIKA Soegijapranata

ABSTRAK
Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang berperan penting dalam industri pangan, yang dapat
dihasilkan oleh beberapa mikroorganisme diantaranya Aspergillus oryzae. Untuk menghasilkan
amilase, Aspergillus oryzae memerlukan media yang mengandung pati. Pada umumnya, kulit pisang
kepok hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau limbah, padahal kandungan karbohidratnya
sekitar 40,74% dan berpotensi mengandung pati (12,95%). Maka kulit pisang kepok dapat digunakan
sebagai media yang mengandung pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH dan suhu optimum
dari crude amilase yang diproduksi oleh Aspergillus oryzae pada media kulit pisang kepok. Kulit
pisang kepok sebagai substrat untuk penelitian ini berbentuk potongan kecil yang telah dikeringkan
(kadar air sekitar 10%). Substrat direhidrasi menggunakan larutan nutrisi, dengan perbandingan 1:8
(substrat: larutan nutrisi). Fermentasi dilakukan selama 7 hari dan aktivitas amilase diamati setiap 24
jam selama proses fermentasi. Penentuan kondisi optimum aktivitas crude amilase didasarkan pada
suhu dan pH inkubasi yang dapat menghasilkan aktivitas amilase tertinggi. Suhu yang digunakan dalam
penelitian adalah 35C, 40C dan 45C, sedangkan pH yang digunakan 4, 5, dan 6. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa suhu 35C dan pH 5 merupakan suhu dan pH inkubasi terbaik (aktivitas
enzim amilase 283,866 unit).

Kata kunci : amilase, Aspergillus oryzae, kulit pisang kepok


Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

1. PENDAHULUAN selebihnya hanya akan menjadi limbah


(Hardiman, 1982).
Amilase merupakan salah satu enzim yang
sangat dibutuhkan industri pangan maupun Berdasarkan pada bagian pisang yang tidak
nonpangan, terutama karena enzim ini termasuk termanfaatkan (sekitar 44,2%), maka terdapat
dalam enzim amilolitik yaitu enzim yang dapat peluang memanfaatkan kulit pisang kepok
mengurai pati menjadi molekul-molekul sebagai media tumbuh Aspergillus niger dan
penyusunnya (Sumbali & Mehrotra, 2009). Aspergillus oryzae untuk menghasilkan crude
Enzim amilase pada umumnya diproduksi oleh enzim amilase (Gambar 1). Pemanfaatan kulit
mikroorganisme, tumbuhan dan hewan. pisang kepok tersebut memberi pengaruh
Mikroorganisme memiliki kelebihan adanya peluang bagi industri pangan dalam
dibandingkan dengan sumber enzim yang lain memenuhi kebutuhan akan enzim amilase yang
sehingga industri memilih mikroorganisme terus meningkat, juga mejadi alternatif
sebagai sumber enzim (Uhlig, 1998). pemerintah dalam menanggulangi masalah
edible portion dari hasil pertanian yang semakin
Mikroorganisme yang dipilih untuk meningkat jumlahnya.
memproduksi amilase secara masal berasal dari
kelompok bakteri dan kapang. Kapang memiliki Kandungan nutrisi yang banyak dalam kulit
kemampuan yang lebih baik dalam mengurai pisang kepok membuat edible portion tersebut
karbohirat kompleks dibandingkan dengan memiliki potensi yang besar untuk dijadikan
mikroorganisme yang lain (Ray, 2008). media tumbuh bagi mikroorganisme. Pada 100g
Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae kulit pisang kepok mengandung 4,82% abu,
merupakan kapang yang sering digunakan 16,47 % lemak, 5,92% protein, 20,96 % serat
sebagai penghasil amilase. Enzim yang kasar dan 40,74% karbohidrat (Murphi, 1994).
dihasilkan oleh Aspergillus niger maupun Berdasarkan uji pendahuluan, kandungan pati
Aspergillus oryzae dikategorikan dalam dalam kulit pisang kering yang digunakan
Generally Regarded As Safe (GRAS) oleh FDA dalam penelitian ini sebesar 12,95 % dengan
sehingga aman diaplikasikan pada produk kadar air 10.9 % (dry basis). Adapun tujuan dari
pangan (Coleman et.al, 2002; Gregg, 2002). penelitian ini adalah untuk mengetahui pH dan
suhu optimum dari crude enzim amilase yang
Salah satu bahan yang berpotensi untuk diproduksi oleh Aspergillus pada media kulit
dijadikan media bagi mikroorganisme pisang kepok.
menghasilkan enzim amilase adalah kulit
pisang. Di Indonesia, pisang memiliki prospek 2. MATERI DAN METODA
yang sangat baik, rata-rata produksinya MATERI
meningkat sekitar 3.3% setiap tahunnya (BPS, Oven, neraca analitik, autoclave, penangas air,
2012). Pisang Kepok merupakan jenis yang inkubator, cawan petri, mikroscop binocular,
paling banyak dikonsumsi. Sekitar 55,8% pipet, tabung reaksi, rotary shaker,
bagian buah pisang kepok dapat dikonsumsi, cheesechloth, centrifuge, spektrofotometer, pH-
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

meter, water bath, dan stopwatch., kulit pisang dengan melarutkan (NH4)2SO4 1,4g; urea 0,3g;
kepok yang diambil dari pedagang pisang ZnSO4.7H2O 0,0014g; FeSO4.7H2O 0,005g;
goreng di jalan Veteran Semarang, inokulum MnSO4 0,0016g CoCl2 0,002g, CaCl2 0,002g
Aspergillus niger, dan Aspergillus oryzae dari dan Tween-80 2,0 ml ke dalam 1 l aquades.
Laboratorium Mikrobiologi Pangan UNIKA Larutan nutrisi diatur tingkat keasamannya pada
Soegijapranata Semarang, Bovine Serum pH 5 dengan penambahan NaOH/HCl 0,1N
Albumin (BSA), reagen Bradford, glukosa, (Raza et al., 2011). Perbandingan antara substrat
aquades, reagen dinitrosalisilat (DNS), reagen dan larutan nutrisi adalah 1:8. Media kemudian
iodine, buffer phosphat 0,1 M pH 4, buffer disterilkan pada suhu 121C selama 15 menit.
phosphat 0,1 M pH 5, buffer phosphat 0,1 M pH
6, Potato Dextro Agar (PDA), (NH4)2SO4, urea, 4. Fermentasi
ZnSO4.7H2O, FeSO4.7H2O, MnSO4, CoCl2, Spora biakan kapang berumur 5 hari
CaCl2, Tween-80, ethanol 95%, NaOH 0.1N, disuspensikan dalam aquades steril dan diukur
HCl, dan starch (Merck 1.01252.0250). kerapatannya dengan spektrofotometri (107
sel/ml setara dengan absorbansi 0,1 pada
METODA panjang gelombang 416 nm). Suspensi kapang
1. Pembuatan Substrat sebanyak 1 ml diinokulasikan dalam media
Kulit pisang kepok dicuci hingga bersih yang telah disiapkan. Fermentasi dilakukan
kemudian di potong kecil-kecil melintang. selama 7 hari pada suhu 35C. Selama
Potongan kulit pisang kemudian dikukus fermentasi aktivitas amilase dianalisa setiap 24
(blancing) selama 15 menit. Selanjutnya kulit jam (Sivaramakrishnan et al., 2007).
pisang di keringkan pada suhu 60C sampai
beratnya konstan (kadar air sekitar 10%, waktu 5. Ekstraksi enzim amilase
yang dibutuhkan waktu sekitar 24 jam) (Gambar Enzim amilase diekstrak dengan cara
2). menambahkan 50 ml larutan aquades ke dalam
media yang telah ditumbuhi kapang. Kemudian
2. Pembuatan inokulum media digoyang dengan pengocok pada
Media PDA sebanyak 5 ml dituang kedalam kecepatan 100 rpm selama 2 jam dan di saring
tabung reaksi kemudian disterilisasi dengan dengan cheesecloth. Pengocokan dan
autoclave pada suhu 121C selama 15 menit, penyaringan diulang sebanyak dua kali,
lalu dimiringkan dan didiamkan sampai media sehingga di proleh filtrat sebanyak 100 ml.
agar terbentuk. Inokulum digoreskan secara zig- Selanjutnya filtrat di sentrifugasi pada
zag pada media yang telah siap menggunakan kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit. Larutan
ose secara aseptik. Kemudian diinkubasi pada yang didapat merupakan crude enzim amilase
suhu 30C selama 5 x 24 jam. yang diteliti (Parbat & Singhal, 2011).

3. Pembuatan media 6. Pengujian aktivitas crude enzim amilase


Media dibuat dengan merehidrasi substrat a. Pembuatan kurva standar glukosa
dengan larutan nutrisi. Larutan nutrisi dibuat
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

Kurva standar glukosa berasal dari stok enzim dengan 500 l substrat ( pati 1%
larutan glukosa 2 M. Konsentrasi yang (w/v) dalam 0,1 M buffer phospat pH 4, 5
digunakan antara lain 0,002; 0,004; 0,006; dan 6). Setelah itu divortex untuk
0,008; dan 0,01 M. Variasi konsentrasi menghomogenkan larutan dan diinkubasi
tersebut dibuat dari larutan stok glukosa pada suhu 35C, 40C dan 45C selama
100, 200, 300, 400, dan 500 l, kemudian 20 menit. Selanjutnya ke dalam sampel
diencerkan dengan aquades sampai dan kontrol (1 ml) ditambahkan 1 ml
volume 10 ml. Selanjutnya larutan diambil pereaksi asam 3,5 dinitrosalisilat (DNS).
sebanyak 1 ml dan diencerkan sampai Campuran diaduk menggunakan vortex
volume 10 ml untuk masing-masing dan dipanaskan pada 80C selama 10
konsentrasi. Sampel larutan glukosa menit. Setelah 10 menit larutan
sebanyak 1 ml pada berbagai konsentrasi didinginkan dengan air mengalir.
direaksikan dengan 1 ml reagen DNS dan Kemudian larutan ditambahkan aquades
diinkubasi pada 80C selama 10 menit, hingga volumenya 12 ml dan diukur
Setelah 10 menit larutan didinginkan absorbansinya pada panjang gelombang
dengan air mengalir. Kemudian larutan () 540 nm (Kumar et.al., 2010). Aktivitas
ditambahkan aquades hingga volumenya enzim amilase dinyatakan dalam satuan
12 ml dan diukur absorbansinya pada Unit, dimana satu unit menggambarkan
panjang gelombang () 540 nm. banyaknya enzim amilase yang dapat
mengkatalis pembentukan satu mikro mol
b. Uji aktivitas crude enzim amilase secara glukosa per menit dibawah kondisi
kuantitatif ditentukan dengan metode penelitian (Wrolstad et al., 2005).
DNS pada pengukuran 540. Sampel
disiapkan dengan mereaksikan 500 l
ml kemudian diencerkan dengan aquades
7. Penentuan kandungan protein sampai 10 ml. Larutan BSA sebanyak 7
a. Pembuatan Kurva Standar Protein ml pada berbagai konsentrasi direaksikan
Kurva standar BSA dibuat dengan larutan dengan 3 ml reagen Bradford dan
stok BSA 2000 ppm (di buat dari 100 mg diinkubasi pada suhu ruang selama 10
Bovine Serum Albumin (BSA) yang menit. Selanjutnya, sampel diukur
dilarutkan dalam 25 ml aquades dan absorbansinya pada 595 nm dan kurva
diaduk perlahan-lahan, kemudian dibuat antara konsentrasi larutan BSA (C)
diencerkan kembali sampai 50 ml). terhadap absorbansi (A). Persamaan garis
Konsentrasi standar BSA yang digunakan yang diperoleh digunakan pada
untuk menentukan konsentrasi protein perhitungan kandungan protein enzim
adalah 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, amilase
dan 800 ppm. Larutan dengan berbagai
konsentrasi diambil dari larutan stok
sebanyak 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ; 3; 3,5; dan 4
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

b. Penentuan Kandungan Protein pada persamaan garis dari kurva standar


Kandungan protein ditentukan dengan BSA yang telah dibuat sehingga
metode Bradford (1976) dan digunakan diperoleh kandungan protein enzim
Bovine Serum Albumin (BSA) sebagai amilase (Putra et al, 2010).
protein standar. Enzim diambil sebanyak
1 ml lalu diencerkan dengan aquades 8. Penentuan aktivitas spesifik crude enzim
sampai volume 10 ml. Enzim hasil amilase
pengenceran diambil sebanyak 7 ml dan Aktivitas spesifik crude enzim amilase
ditambahkan 3 ml reagen Bradford lalu diperoleh dengan cara membandingkan
dihomogenkan menggunakan vortex. antara aktivitas crude enzim amilase dengan
Kemudian diinkubasi selama 5 menit. kadar protein enzim amilase, dengan rumus :
Larutan diukur absorbansinya dengan Aktivitas spesifik enzim (unit/mg protein) =
spectrophotometer pada 595 nm. Data aktivitas amilase
absorbansi yang diperoleh dikonversikan kadar protein
(Rehm & Reed, 1995).
3. HASIL PENELITIAN nutrisi = 1:8). Aktivitas crude enzim amilase
1. Aktivitas Crude Enzim Amilase dinyatakan dalam unit, satu unit menyatakan
Crude enzim amilase yang dialisa merupakan banyaknya enzim amilase yang dapat
crude enzim amilase yang dihasilkan oleh melepaskan 1 mol glukosa per menit dalam
Aspergillus oryzae pada media kulit pisang kondisi penelitian.
kepok (perbandingan kulit pisang : larutan

Tabel 1. Aktivitas crude enzim amilase yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae pada media kulit
pisang kepok (kulit pisang kepok : larutan nutrisi = 1:8)

T (C) pH Aktivitas Crude Enzim Amilase Selama Fermentasi setiap 24 jam (Unit)
0 24 48 72 96 120 144 168
35 4 104,71 132,01 269,09 67,255 130,51 108,86 124,68 97,467
5 4 6 9 3 0
5 84,613 133,83 283,86 86,228 119,724 149,90 89,558 59,090
7 6 5
6 53,180 107,45 273,99 72,421 63,003 136,61 94,954 56,131
1 1 3

40 4 66,064 147,98 281,76 71,085 104,59 94,212 96,847 84,376


4 9 3
5 88,633 190,42 268,13 97,363 123,61 159,31 97,794 64,649
7 5 7 7
6 19,006 132,10 226,35 125,51 75,569 164,94 105,55 52,634
1 9 2 4 7
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

45 4 50,713 153,01 282,55 149,92 127,15 150,87 103,66 119,973


8 5 0 7 6 4
5 85,709 132,36 281,50 159,54 134,67 183,96 120,42 159,067
1 7 0 8 2 0
6 100,87 141,99 267,52 143,59 87,072 143,114 117,770 155,660
7 5 3 5

Selama proses fermentasi aktivitas crude enzim seluruh perlakuan baik perlakuan suhu maupun
amilase meningkat cukup tajam hingga perlakuan tingkat keasaman, maka waktu 48
fermentasi 48 jam. Selanjutnya aktifitas crude jam merupakan waktu terbaik bagi Aspergillus
enzim amilase menurun sampai pada fermentasi oryzae untuk menghasilkan crude enzim
72 jam kemudian cenderung stabil sampai akhir amilase.
fermentasi (168 jam). Trend serupa terlihat pada
fermentasi 48 jam, pada pH 5 dan suhu 35C
Pada inkubasi suhu 35C aktivitas crude enzim (Tabel 1).
amilase tertinggi dicapai pada pH 5 (283,866
unit pada jam ke-48). Sedangkan inkubasi suhu 2. Kandungan Protein
40C, pH 4 menunjukan aktivitas crude amilase Larutan yang dinalisa merupakan larutan crude
terbaik (281,769 unit pada jam ke-48). Inkubasi enzim amilase yang dilasilkan oleh Aspergillus
pada suhu 45C, aktivitas crude enzim amilase oryzae pada media kulit pisang kepok dengn
tertinggi dicapai pada pH 4 (282,555 unit pada perbandingan kulit pisang dan larutan nutrisi =
jam ke-48). Maka aktivitas crude enzim amilase 1:8. Kandungan protein dinyatakan dalam mg,
tertinggi didapatkan dengan menginkubasi mengartikan banyaknya protein yang
crude enzim amilase yang dihasilkan setelah terkandung dalam 1 ml larutan crude enzim
amilase.
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

Gambar 3. Kandungan protein yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae pada media kulit pisang
kepok (kulit pisang kepok : larutan nutrisi = 1:8) selama waktu fermentasi 0 sampai 168 jam

Kandungan protein tertinggi didapatkan pada Aktivitas spesifik crude enzim amilase
saat fermentasi 48 jam (2,070 mg) (Gambar 3). merupakan hasil perhitungan dari aktivitas
Kandungan protein pada larutan crude enzim crude enzim amilase dibagi dengan kandungan
meningkat tajam sampai waktu fermentasi 48 protein dinyatakan dalam Unit/mg. Aktivitas
jam, kemudian cenderung stabil selama sisa crude enzim amilase tertinggi dicapai ketika
waktu fermentasi. Dari hasil kandungan protein, crude amilase diinkubasi pada suhu 35C dan
waktu terbaik untuk fermentasi adalah selama pH 5 (Tabel 1 dan Gambar 3), maka data
48 jam. aktivitas crude enzim amilase pada suhu 35C
3. Aktivitas Spesifik Crude Enzim Amilase dan pH 5 digunakan dalam perhitungan
aktivitas spesifik crude enzim amilase.

Gambar 4. Aktivitas spesifik enzim amilase pada inkubasi pH 5 suhu 35 C yang dihasilkan
oleh Aspergillus oryzae pada media kulit pisang kepok (kulit pisang kepok : larutan
nutrisi, 1:8) selama waktu fermentasi 0 sampai 168 jam

Aktivitas spesifik crude enzim amilase Enzim amilase merupakan enzim yang sering
(inkubasi pada pH 5 suhu 35C) tertinggi digunakan dalam industri pangan.
dicapai saat sebelum fermentasi (207,275 Mikroorganisme terutama kapang, dipilih
U/mg) (Gambar 4). Berdasarkan pengamatan sebagai penghasil enzim amilase. Kapang yang
secara keseluruhan, terlihat penurunan aktivitas banyak digunakan antara lain Aspergillus niger
spesifik crude enzim amilase selama proses (A. niger) dan Aspergillus oryzae (A. oryzae)
fermentasi. (Ray, 2008). Sumber dan lingkungan di mana
enzim diproduksi sangat mempengaruhi
4. PEMBAHASAN karakteristik enzim amylase. Jika berada pada
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

suhu dan pH optimumnya, maka enzim amilase tertinggi (283,866 unit) (Tabel 1). Hal ini
dapat memberikan aktivitas yang tinggi. dikarenakan pH 5 dan suhu 35C merupakan
kondisi lingkungan A. oryzae memfermentasi
1. Aktivitas Crude Enzim Amilase kulit pisang kepok. Hal ini sesuai dengan fungsi
Aktivitas enzim amilase menggambarkan utama enzim yaitu sebagai katalis pendukung
seberapa besar kemampuan enzim amilase pertumbuhan dan metabolism mikroorganisme
dalam memecah pati menjadi komponen di lingkungannya (Sumbali & Mehrotra, 2009).
penyusunnya per menit dalam kondisi
penelitian (Wrolstad et al., 2005). Pada Aktivitas crude enzim amilase tertinggi yang
penelitian ini, aktivitas crude enzim amilase dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 283,866
dianalisa berdasarkan glukosa yang terbentuk unit (suhu 35C, pH 5). Hal ini berarti bahwa 1 ml
selama crude enzim amilase diinkubasi dalam crude enzim amilase dapat mengurai pati menjadi
larutan yang mengandung pati. glukosa sebanyak 283,866 mol per menit pada
suhu 35oC dan pH 5 (Wrolstad et al., 2005).
Aktivitas crude enzim amilase yang dihasilkan
Produksi enzim oleh A. oryzae mengikuti pola pada penelitian ini lebih kecil apabila
pertumbuhannya, pada 48 jam pertama A. dibandingakan dengan aktivitas enzim amilase
oryzae berada pada fase lag. Pada fase ini, A. yang dihasilkan pada penelitian Parbat &
oryzae akan mengeluarkan enzim untuk Singhal (2011) ( 330 U), Zambare (2010)
mengurai nutrisi pada media guna mendukung (1.602 U) dan Sivaramakrishnan et al. (2007)
pertumbuhan dan metabolismenya (Sumbali & (9065 U).
Mehrotra, 2009). Setelah 48 jam,
mikroorganisme memasuki fase log, pada masa 2. Kandungan Protein
ini mikroorganisme lebih berfokus pada Pada Gambar 3, terlihat bahwa kandungan
perbanyakan sel, sehingga produksi enzim protein mengalami peningkatan yang nyata dari
menurun. awal fermentasi (0,409 mg) sampai puncaknya
pada fermentasi jam ke 48 (2,070 mg).
Tingkat keasaman (pH) dan suhu memiliki Selanjutnya kandungan protein menurun
peran penting dalam aktivitas enzim amilase. kembali pada fermentasi ke 72 jam (0,732 mg)
Tingkat keasaman 4 merupakan tingkat dan cenderung stabil sampai akhir fermentasi
keasaman yang optimum apabila crude enzim (168 jam). Hal ini dikarenakan sampai pada
amilase diinkubasi pada suhu suhu 40C dan fermentasi ke 48 jam mikroorganisme berada
45C (281,769 unit dan 282,555 0,283 unit). pada fase lag. Pada fase ini mikroorganisme
Namun demikian, pada pH 5 dan suhu 35C mengoptimalkan pembentukan DNA dan
dapat menghasilkan aktivitas amilase yang sintesis enzim, termasuk enzim amilase (Funke
et al., 1995).

3. Aktivitas Spesifik Crude Enzim Amilase Aktivitas spesifik crude enzim amilase
merupakan ukuran tingkat kemurnian suatu
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

larutan enzim. Semakin tinggi aktivitas spesifik Biro Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah-
crude enzim amilase, maka semakin tinggi pula buahan di Indonesia. Biro Pusat Statistik,
kemurnian larutan crude enzim yang diteliti. Jakarta
Aktivitas spesifik crude enzim amilase dihitung
Coleman, N.D., E. Schuster, J.C. Frisvad,
dengan membagi aktivitas crude enzim amilase P.W.M. van Dijck. 2002. On the Safety Of
dengan kandungan protein, sehingga dinyatakan Aspergillus niger. Appl Microbiol Biotechnol
dengan satuan unit per milligram protein enzim Vol 59: 426-435
(Rehm & Reed, 1995).
Funke, B.R., C. L. Case, G. J. Tortora. 1995.
Secara keseluruhan aktivitas spesifik crude Microbiology: an Introduction. Cummings Inc.
Canada.
enzim amilase mengalami penurunan selama
Gregg, L. 2002. A Glucose Oxidase Preparation
proses fermentasi (Gambar 9). Hal ini Produced by Aspergillus oryzae Expressing the
dikarenakan A. oryzae memproduksi enzim Gene Encoding a Glucose Oxidase from
selain enzim amilase untuk mengurai nutrisi Aspergillus niger.
yang terdapat pada kulit pisang kepok. Enzim http://www.accessdata.fda.gof/scripts/fcn/gras_
yang dihasilkan oleh A. oryzae antara lain notices/grn000106.pdf. 30 November 2013
lipase, protease dan selulase (Uhliq,1998). Hardiman. 1982. Tepung Pisang Ciri Jenis
Cara Pembuatan Resep Penggunaan. Gajah
Enzim-enzim ini diproduksi untuk mengurai
Mada University Press. Yogyakarta
lemak, protein dan serat yang terkandung dalam
kulit pisang kepok (Murphi, 1994). Kumar,N, R. K.Singh, S. K. Mishra. 2010.
Optimization of -amylase production on
Aktivitas spesifik crude enzim amilase tertinggi agriculture byproduct by Bacillus cereus
yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar MTCC 1305 using solid state fermentation
207,275 U/mg (Gambar 4). Hal ini berarti http://www.rjpbcs.com/pdf/2010_1(4)/[92].pdf.
setiap 1 mg protein mengandung enzim amilase Murphi, H. 1994. Manfaat Kulit Buah Pisang
yang dapat merombak pati dan menghasilkan untuk Produksi Enzim Selulase oleh
207,275 mol glukosa per menit. Tricoderma viride, Aspergillus niger dan
Aspergillus oryzae.Institut Pertanian Bogor
5. KESIMPULAN (Skripsi)
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa Aspergillus oryzae mampu Parbat, R. dan B. Singhal. 2011. Production of
Glucoamylase by Aspergillus oryzae Under
menghasilkan crude enzim terbaik pada media
Solid State Fermentation Using Agro Industrial
kulit pisang kepok dengan perbandingan 1:8 Products. International Jurnal of
(kulit pisang kepok : larutan nutrisi). Crude Microbiologycal Research2 Vol 3: 204-207
enzim ini optimal pada suhu optimal pada suhu
35C dan pH 5. Putra, S.R, Sarah, H. S.Putro. 2010. Isolasi -
Amilase Termostabil dari Bakteri Termofilik
6. DAFTAR PUSTAKA Bacillus stearothermophilus.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia
Semarang, 8-9 Oktober 2015

Undergraduate-13304-Paper.pdf. 14 Desember Jurnal of Scientific & Industrial Research. Vol


2011 66:621-626.

Ray, B. 2008. Fundamental Food Microbiology Sumbali, G. and R.S. Mehrotra. 2009. Principle
4th Edition. CRC Press, New York of Microbiology. Tata McGraw-hill Education
Private Limited. New Delhi
Raza, F., N. A. Raza, U. Hamed, Ikram-ul-Haq,
I. Mariam. 2011. Solid State Fermentation for Uhlig, H. 1998. Industrial Enzymes and Their
the Production Of -Glucosidase by Co- Application. Jhon Wiley & Sons, Inc. USA.
Culture of Aspergillus niger and A. Oryzae.
Pak. J. Bot., Vol 43 (1): 75-83. Wrolstad, R.E., T. E. Acree, E. A. Decker, M.
H. Penner, D. S. Reid, S. J. Schwarts, C.
Rehm, H.J and G. Reed.1995. Biotechnology F.Shoemaker, D. M.Smith, P. Sporns. 2005.
Volume 9 Enzymes, biomass, food and feed. Handbook of Food Analytical Chemistry. John
VCH. New York. Wiley & Son. New Jersy.

Sivaramakrishnan, S., D. Gangadharan, K. M. Zambare, V. 2010. Solid State Fermentation of


Nampoothiri, C. R. Soccol, A. Pandey. 2007. Aspergillus oryzae for Glucoamylase
Alpha Amylase Production by Aspergillus Production on Agro Residues. International
oryzae Employing Solid-State Fermentation. Journal of Life Sciences. Vol 4: 16-25
LAMPIRAN

(a) (b)

Gambar 1. Kulit pisang kepok (sekitar 44,2% bagian yang tidak dapat dikonsumsi) (a)
dan buah pisang kepok (55,8% bagian yang dapat dikonsumsi) (b)

a b

Kulit pisang kepok dicuci bersih (a)


Kulit pisang kepok dipotong melintang kecil-kecil (b)

Setelah dipotong kecil-kecil, kulit pisang kepok


dikukus (blancing) selama 15 menit

Kulit pisang kepok kering


Dikeringkan pada suhu 60C sampai beratnya konstan
(kadar air sekitar 10%, dibutuhkan waktu sekitar 24 jam)
Gambar 2. Diagram alir pembuatan substrat kulit pisang kepok

Anda mungkin juga menyukai